Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI DALAM

KELOMPOK

DISUSUN OLEH :

ARUM ARDILA
ASYFAH
BALQIS ARIFIN
NETTY NURHAYATI
OVI ANDINI
YUNI RATNA SARI

VIVID ELYNA
ZAHRATUL AINI
ZURIYANI

PRODI DIPLOMA IV KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RIAU
T.A 2016/2017
KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK

DEFENISI

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005)

Sedangkan pengertian Komunikasi Kelompok adalah komunikasi yang berlangsung


antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan,
konferensi dan sebagainya. Sifat – sifat komunikasi kelompok adalah sebagai berikut :

 Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka


 Kelompok memiliki partisipan
 Kelompok bekerja dibawah arahan pemimpin
 Kelompok membagi tujuan atau sasarab bersama
 Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain

2 Tanda kelompok secara psikologis yaitu :

 Anggota- anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok atau sense of belonging
yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota dari kelompok tersebut
 Nasib anggota kelompok saling bergantung

Prinsip- prinsip kelompok yaitu :

 Interaksi
 Waktu
 Ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok
 Tujuan

Adapun pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi yaitu :

1. Konformitas

Adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat
tekanan kelompok yang nyata atau dibayangkan.

2. Fasilitas Sosial

Kelompok mempengaruhi pekerjaan, orang, dsb. Contohnya, seorang anak sekolah ketika
berada dirumah akan terlihat baik perilakunya. Akan tetapi, ketika anak ini berada ditengah-
tengah kelompoknya maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif.
3. Polarisasi

Polarisasi adalah proses mengkutub, baik kea rah mendukung atau positif atau pro
maupun kea rah menolak atau negative atau kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.

Anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan yaitu :

 Melaksanakan tugas kelompok


 Memelihara moral anggota- anggotanya

Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok atau prestasi (performance). Tujuan
kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk
saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari
berapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat
memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor situasional atau
karakteristik kelompok dan faktor personal atau karakteristik para anggota kelompok. Faktor
situasional meliputi ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, dan
kepemimpinan. Sedangkan faktor personal meliputi kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi,
dan peranan.

1. Ukuran Kelompok

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok atau performance
bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok.

2. Jaringan Komunikasi

Jenis/model komunikasi Penjelasan

Komunikasi Roda Seseorang menjadi focus perhatian. Ia dapat berhubungan


dengan semua anggota kelompok, tetapi semua anggota
kelompok hanya bisa berhubungan dengan pemimpinnya
Komunikasi Rantai A dapat berkomunikasi dengan B, B dapat berkomunikasi
dengan C, C dapat berkomunikasi dengan D. dan begitu
seterusnya
Komunikasi Lingkaran Setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang
Komunikasi Bintang Disebut juga jaringan komunikasi semua saluran. Setiap
anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota
kelompok
3. Kohesi Kelompok (solid)

Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal
yang akrab, kesetiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok merupakan
kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan
mencegahnya untuk meninggalkan suatu kelompok.

4. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk


bergerak kea rah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan
keefektivan komunikasi kelompok. Ada 3 gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokratis, dan
laissez faire.

Bentuk- bentuk komunikasi kelompok ada 3, yaitu :

1. Kelompok primer dan sekunder

Carles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan
bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota- anggotanya berhubungan akrab,
personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder
adalah kelompok yang anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita.

2. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota- anggotanya secara


administrative dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah
kelompok yang digunakan sebagai alat ukur atau standard untuk menilai diri sendiri atau untuk
membentuk sikap.

3. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses


pembentukannya secara alamiah. Sedangkan kelompok preskriptif mengacu pada langkah-
langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan
Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu diskusi meja bundar,
simposium, diskusi panel, forum, kolokim, dan prosedur parlementer.
DIALOG KOMUNIKASI
KELOMPOK
Judul : Pernikahan Muda??

Ratna : “Eh aku mau nanya dong, gimana pendapat kalian tentang menikah pada
umur yang masih muda???”

Asyfah : “Kalo aku sih ga setuju. Kan menikah harus ada kesiapan dan
kematangan baik umur maupun mental”

Arum : “tapi bagaimana jika mereka menginginkan menikah muda?”

Yani : “Kalo menurut aku, disini peran orang tua harus ada, orang tua harus
memberikan arahan bahwa pernikahan itu bukan hanya untuk menjalankan sunah
rasul saja, tetapi juga untuk kehidupan kedepannya, kita menikah di usia muda saat
ini hanya merasakan bahagia yang sesaat, jika blm siap bagaimana menaggapi
masalah yang akan timbul di keluarga nantinya?”

Ovi : “bagaimana jika sudah terjadi MBA?”

Balqis : “Kalau itu sih mau gamau harus dinikahin. Daripada orangtua harus
menanggung malu nya kan?”

Netty : “iyaa bener. Aku setuju sama balqis. Kalau ceritanya sudah hamil diluar
nikah mah ribet. Mau gamau harus dinikahin.”

Zahra : “hahahah kok jadi berubah gini topiknya? Lanjutin topik utama ajadeeh”

Ratna : “Bagaimana menurut kalian? Apa pendapat kalian tentang menikah


muda?”

Vivid : “Aku sih setuju aja soalnya zaman sekarang kan udah bebas hahahaha”

Asyfah : “Bebas apanya? Tetap aja kalau menikah itu harus ada batasan umur.
Kalau bisa sih jangan sampe dibawah 20tahun.”
Vivid : “Umur kan tidak menjamin kedewasaan seseorang syifa”

Asyfah : “itu jika mereka sudah berpikir secara dewasa, bagaimana dengan
pemikiran yang belum dewasa?”

Vivid : “Yaa itu tergantung individunya. Banyak kok pasangan muda tapi hidup
mereka bahagia dan awet. selain itu pada saat kita masih muda kita bisa mengurus
suami, anak , dan pekerjaan dengan penuh semangat”

Yani : “Sudah sudah, Aku pernah baca buku dan katanya kalau lelaki sudah
mampu menafkahi di umur yang masih muda, tidak masalah jika ia ingin menikahi
seseorang. Tapi dalam tanda kutip harus sudah mampu lahir dan batin. Karna
alqur’an tidak menetapkan umur tertentu untuk perkawinan.”

Zahra : “Aku setuju dengan pendapat yani”

Ovi : “Hmm, lumayan masuk akal sih”

Netty : “Yani tumben bijak ya hahaha”

Asyfah : “Masuk akal sih apa yang dibilang yani, itu kalo menurut agama. Tp
pemikiran orang kan berbeda. Aku masih belum bisa setuju sepenuhnya”

Arum : “Aku ngerti apa yang dimaksud syifa. Aku tadi sempat berpikiran sama
dengan dia tp kalau sudah menyangkut agama siapa yg bisa membantahnya?
Iyakan?”

Asyfah : “Iyaa rum.”

Balqis : “Yasudah, kita harus saling menghargai pendapat masing-masing yaa


teman”

Ovi : “Iyaaa balqis”

Anda mungkin juga menyukai