Komunikasi Dalam Kelompok
Komunikasi Dalam Kelompok
KELOMPOK
DISUSUN OLEH :
ARUM ARDILA
ASYFAH
BALQIS ARIFIN
NETTY NURHAYATI
OVI ANDINI
YUNI RATNA SARI
VIVID ELYNA
ZAHRATUL AINI
ZURIYANI
DEFENISI
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005)
Anggota- anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok atau sense of belonging
yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota dari kelompok tersebut
Nasib anggota kelompok saling bergantung
Interaksi
Waktu
Ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok
Tujuan
1. Konformitas
Adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat
tekanan kelompok yang nyata atau dibayangkan.
2. Fasilitas Sosial
Kelompok mempengaruhi pekerjaan, orang, dsb. Contohnya, seorang anak sekolah ketika
berada dirumah akan terlihat baik perilakunya. Akan tetapi, ketika anak ini berada ditengah-
tengah kelompoknya maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif.
3. Polarisasi
Polarisasi adalah proses mengkutub, baik kea rah mendukung atau positif atau pro
maupun kea rah menolak atau negative atau kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok atau prestasi (performance). Tujuan
kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk
saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari
berapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat
memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor situasional atau
karakteristik kelompok dan faktor personal atau karakteristik para anggota kelompok. Faktor
situasional meliputi ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, dan
kepemimpinan. Sedangkan faktor personal meliputi kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi,
dan peranan.
1. Ukuran Kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok atau performance
bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok.
2. Jaringan Komunikasi
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal
yang akrab, kesetiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok merupakan
kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan
mencegahnya untuk meninggalkan suatu kelompok.
4. Kepemimpinan
Carles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan
bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota- anggotanya berhubungan akrab,
personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder
adalah kelompok yang anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita.
Ratna : “Eh aku mau nanya dong, gimana pendapat kalian tentang menikah pada
umur yang masih muda???”
Asyfah : “Kalo aku sih ga setuju. Kan menikah harus ada kesiapan dan
kematangan baik umur maupun mental”
Yani : “Kalo menurut aku, disini peran orang tua harus ada, orang tua harus
memberikan arahan bahwa pernikahan itu bukan hanya untuk menjalankan sunah
rasul saja, tetapi juga untuk kehidupan kedepannya, kita menikah di usia muda saat
ini hanya merasakan bahagia yang sesaat, jika blm siap bagaimana menaggapi
masalah yang akan timbul di keluarga nantinya?”
Balqis : “Kalau itu sih mau gamau harus dinikahin. Daripada orangtua harus
menanggung malu nya kan?”
Netty : “iyaa bener. Aku setuju sama balqis. Kalau ceritanya sudah hamil diluar
nikah mah ribet. Mau gamau harus dinikahin.”
Zahra : “hahahah kok jadi berubah gini topiknya? Lanjutin topik utama ajadeeh”
Vivid : “Aku sih setuju aja soalnya zaman sekarang kan udah bebas hahahaha”
Asyfah : “Bebas apanya? Tetap aja kalau menikah itu harus ada batasan umur.
Kalau bisa sih jangan sampe dibawah 20tahun.”
Vivid : “Umur kan tidak menjamin kedewasaan seseorang syifa”
Asyfah : “itu jika mereka sudah berpikir secara dewasa, bagaimana dengan
pemikiran yang belum dewasa?”
Vivid : “Yaa itu tergantung individunya. Banyak kok pasangan muda tapi hidup
mereka bahagia dan awet. selain itu pada saat kita masih muda kita bisa mengurus
suami, anak , dan pekerjaan dengan penuh semangat”
Yani : “Sudah sudah, Aku pernah baca buku dan katanya kalau lelaki sudah
mampu menafkahi di umur yang masih muda, tidak masalah jika ia ingin menikahi
seseorang. Tapi dalam tanda kutip harus sudah mampu lahir dan batin. Karna
alqur’an tidak menetapkan umur tertentu untuk perkawinan.”
Asyfah : “Masuk akal sih apa yang dibilang yani, itu kalo menurut agama. Tp
pemikiran orang kan berbeda. Aku masih belum bisa setuju sepenuhnya”
Arum : “Aku ngerti apa yang dimaksud syifa. Aku tadi sempat berpikiran sama
dengan dia tp kalau sudah menyangkut agama siapa yg bisa membantahnya?
Iyakan?”