BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keunggulan Antropometri :
1) Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampel yang besar.Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli,
tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam
waktu singkat dapat melakukan anthropometri.
2) Alatnya murah,mudah dibawa,tahan lama. Metode ini tepat dan
akurat , karena dapat dibakukan.
3) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa
lampau.
4) Umumnya dapat mengidentikikasi status gizi sedang,kurang
dan gizi buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.
5) Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi
pada periode tertentu,atau dari satu generasi ke generasi
berikutnya (Supariasa,2002).
Kelemahan Antropometri :
1) Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendektesi status gizi dalam
waktu singkat serta tidak dapat membedakan kekurangan zat
gizi tertentu seperti fe dan zink.
2) Faktor diluar gizi (penyakit,genetik,dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas
pengukuran anthropometri.
3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi keajegan,akurasi,dan validasi pengukuran
anthropometri gizi.
4) Kesalahan ini terjadi karena: pengukuran ,perubahan hasil
pengukuran,baik fisik maupun komposisi jaringan dan analisis
serta asumsi yang keliru.
5) Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:latihan
petugas yang tidak cukup,kesalahan alat,kesulitan pengukuran
(Supariasa,2002).
9
Indeks Antropometri :
Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai
status gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB).Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan
termasuk air, lemak, tulang dan otot.Indeks tinggi badan menurut
umur adalah pertumbuhan linier dan LLA adalah pengukuran
terhadap otot,lemak, dan tulang pada area yang diukur
(Supariasa,2002).
1) Indikator BB/U
Indikator BB/U lebih menggambarkan status gizi
seseorang saat ini.
Kelebihan Indeks BB/U :
a) Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
b) Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis.
c) Berat badan dapat berfluktuasi.
d) Sangat sensitif terhadap perubahan perubahan kecil.
e) Dapat mendektesi kegemukan.
Kelemahan Indeks BB/U :
a) Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru
bila terdapat oedema maupun asites.
b) Didaerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional,
umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan
umur yang belum baik.
c) Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak
dibawah usia lima tahun.
d) Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran,seperti
pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat menimbang.
e) Secara operasioanal sering mengalami hambatan karena
masalah social budaya setempat.Dalam hal ini orang tua
10
Tinggi >2 SD
Gemuk >2 SD
Pendidikan
Konsumsi
Infeksi Bahan Makanan
- Hewani
- Nabati
Status Gizi :
- Indeks BB/U
- Indeks TB/U
- Indeks BB/TB
,
Faktor Sosial Keluarga
2.5 Hipotesis
1. Ada hubungan pendidikan kepala keluarga dengan hasil pengukuran
antropometri BB/U, TB/U, BB/TB balita di wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang ,Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
2. Ada hubungan pendidikan ibu dengan hasil pengukuran
antropometri BB/U, TB/U, BB/TB balita di wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang , Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
3. Ada hubungan besar keluarga dengan hasil pengukuran antropometri
BB/U,TB/U,BB/TB balita diwilayah kerja Puskesmas
Karangmalang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang..
4. Ada hubungan konsumsi bahan makanan hewani dengan hasil
pengukuran antropometri BB/U,TB/U,BB/TB balita di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.