1 Keaslian Penelitian
No Peneliti (th) Judul Ran cob Variabel Hasil
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat larutan biji kelor
(Moringa Oleifera) 1% sebagai adsorben untuk menurunkan BOD pada
limbah cair pembuatan tahu.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang konsentrasi larutan biji
kelor (Moringa Oleifera) 1% yang paling efektif dalam menurunkan BOD
pada limbah cair pembuatan tahu.
2. Manfaat Metodologis
Dapat dijadikan pengembangan ilmu di bidang kesehatan masyarakat kususnya
dalam pengolahan limbah cair pembuatan tahu.
E. Bidang Ilmu
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat
khususnya bidang kesehatan lingkungan tentang pengolahan limbah cair
pembuatan tahu.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas konsentrasi larutan biji kelor 1% terhadap penurunan
kadar BOD pada limbah cair pembuatan tahu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur kadar BOD limbah cair pembuatan tahu tanpa perlakuan.
b. Mengukur kadar BOD limbah cair pembuatan tahu setelah perlakuan
penambahan larutan biji kelor konsentrasi 1% sebanyak 10 ml, 12 ml, 15
ml .
c. Menganalisis pengaruh variasi larutan biji kelor 1% terhadap penurunan
BOD pada limbah cair tahu.
d. Mengetahui efektifitas larutan biji kelor 1% terhadap penurunan kadar
BOD pada limbah cair pembuatan tahu.
D. Manfaat Penelitian
limbah semakin besar. Konsumsi oksigen yang tinggi ditunjukkan dengan
semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, dengan demikian kehidupan dalam air akan
mati6.
Dari hasil pemeriksaan di laboratorium BBTPPI Semarang terhadap kadar
BOD pada limbah cair pembuatan tahu di Desa Gebangan sebagai pemeriksaan
awal, nilai BOD pada limbah cair pembuatan tahu sebesar 332,2 mg/L7. Angka itu
melebihi nilai ambang batas sesuai keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP
51/MENLH/10/1995 batasan kandungan BOD air limbah industri yang
diperkenankan dibuang keperairan adalah 50-150 mg/L8. Karena itu, di desa
Gebangan perlu adanya pengolahan limbah cair tahu.
Salah satu cara pengolahan limbah cair pembuatan tahu adalah pengolahan
dengan cara menghilangkan zat-zat organik terlarut. Untuk mengurangi zat-zat
organik terlarut pada limbah cair tahu dapat digunakan metode adsorpsi
(menempel). Adsorpsi adalah proses penyerapan sustansi terlarut yang ada di
dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap, adapun zat penyerap alami
yang digunakan sebagai adsorben adalah ekstrak biji kelor (Moringa Oleifera). Biji
buah kelor mengandung zat aktif rhamnosy-loxy-benzilisothiocyante, yang mampu
mengadsorpsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang
terkandung dalam limbah cair. Biji kelor diketahui mengandung polielektrolit
kationik dan flokulan alamiah dengan komposisi kimia berbasis polipeptida yang
mempunyai berat molekul 6.000-16.000 dalton, mengandung asam amino
sehingga dapat mengkoagulasi dan flokuasi kekeruhan
air9.
Hasil penelitian tentang kemampuan adsorpsi ekstrak serbuk biji kelor
(Moringa Oleifera) terhadap penuruan kesadahan air sumur artesis,
menyimpulkan bahwa variasi terbaik yang memberikan prosentase penurunan
terbesar 74,3504% adalah penambahan ekstrak serbuk biji kelor 1% sebanyak 15
ml10.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di sektor industri, perhotelan, rumah sakit, dan sektor lainnya
akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Berdasarkan data industri kecil dan agro
industri Jawa Tengah tahun 2010, jumlah industri dengan kategori industri pangan
telah mencapai 4439 buah1. Perkembangan industri ini memberikan dampak positif
antara lain berupa kenaikan devisa negara, transfer teknologi, dan penyerapan
tenaga kerja2. Salah satu industri kecil yang potensial berkembang adalah pabrik
pembuatan tahu yang mencapai 1375 buah1. Tahu tidak hanya dikonsumsi oleh
masyarakat kelas bawah dan menengah saja, tetapi juga kelas atas, ini terlihat telah
masuknya produk tahu di pasar swalayan. Selain itu tahu termasuk lauk yang
bergizi tinggi dan rendah kolesterol3.
Selain menghasilkan produk utama berupa tahu, pabrik pengolahan tahu juga
menghasilkan bahan ikutan berupa limbah. Limbah tahu dibedakan menjadi dua
macam, yaitu limbah padat dan limbah cair3. Limbah cair yang tidak diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke badan air atau permukaan tanah dapat merubah tatanan
lingkungan terutama badan air dan permukaan tanah serta mengganggu estetika.
Hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik dari limbah cair pembuatan tahu.
Karakteristik limbah cair tahu antara lain : warna keruh, suhu tinggi, dan zat
tersuspensi tinggi (sifat fisik), zat organik tinggi, kadar BOD (Biochemical Oxygen
Demand) tinggi, dan pH rendah (sifat kimia) serta adanya mikroorganisme yang
hidup dalam limbah cair tersebut (sifat biologi)4 .