NIM : P27838115013
1. PERBANDINGAN KELAYAKAN
Sebagai tahapan akhir dari kegiatan perencanaan usaha adalah
menganalisis kelayakan ekonomi dari usaha yang akan didirikan. Bekal
pengetahuan dasar sebelumnya akan dapat menunjang dalam
melakukan analisis kelayakan ekonomi kegiatan usaha. Untuk
menganalisis kelayakan ekonomi dari suatu usaha diperlukan perkiraan
(estimasi) pendapatan dan pengeluaran biaya yang terjadi seandainya
usaha tersebut jadi dilaksanakan.
Secara umum kelayakan ekonomi suatu usaha didasarkan atas beberapa kriteria
kelayakan, antara lain :
a. Nilai sekarang bersih dari keuntungan (Net Present Value)
b. Perbandingan antara nilai sekarang pendapatan hasil usaha dengan nilai sekarang
biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha selama kurun waktu investasi
tertentu (Benefit Cost Ratio).
c. Nilai suku bunga yang dihasilkan oleh suatu usaha yang dilakukan
dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku saat ini (Internal Rate of
Return).
2. ANALISIS DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan
penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap
pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat
terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang
berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi
ketentuan berikut:
- Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal
property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang
sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang
dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
- Tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.
1. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.
2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai
asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset
yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.
3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan
jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi,
sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.
Break Even Point (BEP) adalah keadaan di mana perusahaan di dalam operasinya
tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan
itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan
dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan
memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap
yang harus di keluarkan.
Syarat-syarat Analisi Break Even Point:
1. Harga jual tidak berubah-ubah.
2. Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
3. Biaya variabel bersifat proposional.
4. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang dijual
tidak berubah-ubah.
Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas). Biaya yang dikeluarkan
perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam
pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume
penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya
ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga.
Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap,
yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini
misalnya: Sales expense.
4. ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui apa yang
akan terjadi dengan hasil analisa proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam
dasar dasar perhitungan biaya atau benefit.
Dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari
perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisifikasi sebelumnya.
Contoh :
· Perubahan biaya proyek dapat mempengaruhi tingkat kelayakan. Alasan dilakukannya
analisis sentivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :
1. Adanya cost overrn, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan
baku, produksi, dsb.
2. Penurunan produktivitas
3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
SUMBER :
https://blogtiara.wordpress.com/2011/03/28/depresiasi/
https://www.slideshare.net/AnisaFourthPearLs/analisa-titik-impas?from_action=save
http://uthyns.blogspot.co.id/2016/04/analisis-titik-impas-bep-dan-analisis.html
http://irfan-abet.blogspot.co.id/2012/05/analisis-sensitivitas-dan-analisis.html
https://www.scribd.com/doc/137389635/Analisis-Sensitivitas
http://studyingzone.blogspot.co.id/2011/07/analisis-penggantian.html