Anda di halaman 1dari 33

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gerakan KB bermula dari kepeloporan beberapa tokoh di dalam dan di luar negri
pada awal 19 di inggris upaya KB timbul atas prakarsa sekelompok orang yang menaruh
perhatian terhadap masalah kesehatan pada masalah kesehatan ibu antara lain maria stopes
pada tahun 1880 – 1950 yang mengatur kehamilan kaum buruh di inggris. Margaret
sanger. Tahun 1883 – 1966 merupakan pelopor KB modern di AS yang telah
mengembangkan tentang program birth control, bermula pada tahun 1q917 m endirikan
nasional birth control atau NBC pada tahun 1921 di adakan amerika NBC konfrensi I.
hasil konfrensi tersebut yaitu didirikannya amerika birth control league dan Margaret
sanger sebagai ketuanya.
Pada tahun 1952 di resmikan berdirinya internasional plannen parenthood
federation atau IPPF, dan sejak saat itu berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB di
seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pelopor KB di Indonesia yaitu Dr Sulianti Saroso
pada tahun 1952 menganjurkan para ibu untuk membatasi kelahiran , karena AKB sangat
tinggi. Sedangkan di DKI Jakarta mulai di rintis di bagian kebidanan dan kandungan FKUI
atau RSCM oleh Prof. Sarwono prawirohardjo. Pada tanggal 23 desember 1957 PKBI di
resmikan oleh Dr. R. Soeharto sebagai ketua, beliau memperjuangkan terwujudnya
keluarga sejahtra melalui 3 macam usaha yaitu :
1. Mengatur / menjarangkan kehamilan
2. Mengobati kemandulan
3. Member nasehat perkawinan

Pada vebruari 1967 telah di laksanakan kongres perta PKBI yang mengharapkan
agar program KB di canangkan sebagai program pemerintah. Dengan demikian maka pada
November 1968 berdirilah lembaga keluarga berencana nasional (LKBN) yang di awasi
dan di bimbing oleh mentri Negara kesejahtraan rakyat, merupakan kristalisasi dan
kesungguhan pemerintah dalam kebijaksanaan. Untuk selanjutnya pada tahun 1970
pengelolaan program KB di kelola oleh suatu badan independent, yaitu badan koordinasi

1
keluarga berencana nasional (BKKBN) menggantikan LKBN, yang bertanggung jawabnya
langsung kepada presiden RI.

Memasuki awal tahun pertama pembangunan jangka panjang tahap II.


Pembangunan Gerakan Keluarga Berencana Nasional ditujukan terutama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keluarga sebagai kelompok sumber daya
manusia terkecil yang mempunyai ikatan batiniah dan lahiriah. Dimana merupakan
pengembangan sasaran dalam mengupayakan terwujudnya visi Keluarga Berencana
Nasional yang kini telah diubah visinya menjadi “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”
keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak – hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas
keluarga. (Sarwono, 2003).

Program keluarga berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya


meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi program keluarga berencana Nasional
tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making Pregnancy Safer (MPS). Salah
satu pesan kunci dari MPS di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan
merupakan kehamilan yang direncanakan atau diinginkan, agar terwujud keluarga kecil
dan sejahtera. (Prawirohardjo, S, 2003 H: 5-6).

Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi IUD, suntik, pil,
implant, kontap, kondom. (BKKBN, 2004). Salah satu kontrasepsi yang populer di
Indonesia dan yang paling banyak digunakan saat ini adalah kontrasepsi suntik.
Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah , Depo Profera dan cyclofem.

Masalah kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi lebih banyak


dikemukakan oleh peserta kontrasepsi hormonal yaitu pil, suntik dan implant. Pemberian
kontrasepsi suntik sering menimbulkan perubahan pada siklus menstruasi. Sampai saat ini
belum tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal atau sempurna.
Metode suntik mempunyai angka kegagalan secara teori 0,25 % dan secara praktek 3 – 5
%, dan efek samping gangguan haid, berat badan bertambah, sakit kepala dan pada sistem

2
kardio vaskuler efeknya sangat sedikit (Hartanto, 1994). Walaupun mempunyai dayaguna
tinggi dan pelaksanaannya mudah, kontrasepsi suntikan mempunyai efek samping
terutama mengganggu siklus menstruasi (Sarwono, 2000). Akseptor memutuskan
melanjutkan atau menghentikan tergantung pada motivasi dasarnya untuk menjalankan KB
dan juga pengalamannya terhadap suatu metode dengan mempertimbangkan terhadap efek
samping penggunaannya.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mengetahui lebih dalam mengenai metode kontrasepsi suntikan dan informasi
tentang penggunaan alat kontrasepsi suntikan.
1.2.2. Tujuan Khusus :
Langkah I. PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA DASAR
Langkah awal mengidentifikasi dan menganalisa data dasar untuk dapat
mendiagnosa masalah yang dialami klien.

Langkah II. MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH AKTUAL


Mengidentifikasi data secara khusus (spesifik) ke dalam suatu rumusan diagnostik
kebidanan dan problem yang dialami klien.

Langkah III. MERUMUSKAN DIAGNOSA POTENSIAL


Tahap ini untuk mengantipasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi atau
akan dialami oleh klien bila tidak mendapat penanganan adekuat yang dilakukan
melalui pengamatan cermat observasi secara akurat dan persiapan untuk segala
sesuatu yang mungkin akan terjadi.

Langkah IV.MELAKSANAKAN TINDAKAN SEGERA


Menentukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan oleh bidan maupun
dokter kebidanan bila ada tindakan segera yang harus dilakukan saat itu juga.

3
Langkah V.RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Secara komprehensif merencanakan tindakan yang dilakukan berdasarkan teori
untuk efektifitasnya dengan bidan dan berdasarkan kesepakatan klien dan keluarga
.
Langkah VI. IMPLEMENTASI RENCANA ASUHAN
Pelaksanaan asuhan kebidanan berdasarkan rencana tindakan asuhan, dan tindakan
yang dilaksanakan diluar rencana asuhan.

Langkah VII. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN


Evaluasi hasil akhir implementasi yang telah dilakukan dan intervensi lanjutan
berdasarkan perkembangan klien.

1.3. Manfaat
1.3.1. sebagai bekal dalam melakukan pelayanan KB, terutama dengan metode
kontrasepsi suntik.
1.3.2. Sebagai bahan pembelajaran bagi kami mahasiswa kebidanan tentang penggunaan
alat kontrasepsi serta masalah yang ditimbulkan
1.3.3. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan kiranya hasil penelitian ini dapat
memberi wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya tentang program Keluarga
Berencana

4
BAB II. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu
untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.

2.2. Keuntungan dan Kerugian


2.2.1. Keuntungan :
1. Sangat efektif
2. Mencegah terjadinya kehamilan
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak mengganggu terhadap pemberian ASI
5. Sedikit efek samping
6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
7. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai pasca menopause
8. Menurunkan krisis anemia

2.2.2. Kerugian :
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang
b. Perdarahan yang banak atau sedikit
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
d. Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4. Permasalahan berat badan merupakan efek tersering

5
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
Hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan / kelainan
pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat
suntikan dari deponya

2.3. Efek samping


1. Amenore
Penanganan :
a. Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Cukup diberikan konseling
b. Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan
dilanjutkan.
c. Anjurkan pemakaian alat kontrasepsi yang lain.
2. Perdarahan / perdarahan bercak (spotting)
Penanganan :
a. Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya.
b. Bila perdarahan / spotting terus berlanjut atau setelh tidak haid, namun kemudian
terjadi perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut. Obatilah
penyebab tersebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak ditemukan penyebab
terjadinya perdarahan, tanyakan apakah klien masi ingin meljanjutkan suntikan,
dan bila tidak suntikan jangan dilanjutkan lagi, carikan alat kontrasepsi jenis lain.
c. Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan seksual,
klien perlu yang sesuai dan suntkan tetap dapat terus dilanjutkan.
d. Bila perdarahan banyak atau memanjang ( lebih dari 8 hari/ 2 kali lebih banyak
dari perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal. Jelaskanbahwa
hal tersebut terjadi pada bulan pertama suntikan.
e. Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila ditemukan
kelainan ginekologi, lien perlu diobati dan rujuk.
f. Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat
menerima hal tersebut, suntikan jangan dilanhutkn lagi. Pilihlah kontrasepsi yang

6
lain. Untuk mencegah anemi perlu diberikan preparat bes dan anjurkan
mngkonsumsi makanan yang mengandung zat besi .
3. Meningkatnya / menurunnya berat badan
Penanganan :
a. Informasikan bhwa kenaikan / penurunan berta badan sebanyak 1-2 kg dapat saja
terjadi.
b. Perhatikan diet klien, bila perubahan berat badan terlalu mencolok.
c. Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan coa metode kontrasepsi lain.

2.4. Jenis-jenis suntik KB


1. Depo Provera 150 mg diberikan setiap 3 bulan (12 minggu)
2. Noristeran 200 mg diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)
3. Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan
setiap bulan.

2.5. Cara penggunaan


1. Periksa apakah kemasan alat suntik tidak rusak dan belum di buka. Buang bila telah
terbuka atau rusak.
2. Buka bagian bawah kemasan dan keluarkan alat suntik tersebut
3. Tanpa menyentuh hub jarum, pasang alat suntik ke jarum dengan kencang dan putar.
4. Usapkan/ bersihkan bagian atas vial dengan alkohol dan biarkan hingga kering.
5. Buka tutup pelindung jarum
6. Ambil dan balikan vial. Masukan jarum kedalam vial.
7. Jaga agar ujung jarum tetap dalam cairan. Jangan memasukan udara ke dalam alat
suntik.Alat tersebut dapat mengakibatkan dosis yang tidak tepat.
8. Untuk mengeluarkan gelembung udara, biarkan jarum dalam vial dan pegang alat
suntik dengan posisi tegas,dan ketuk tabung alat suntik. Kemudian secara perlahan
tekan pendorong ke tanda batas dosis.
9. Lepas atau cabut jarum dari vial.
10. Berikan suntikan sesuai petunjuk klinis

7
11. Tekan pendorong hingga dosis habis.Pendorong akan terkunci secara otomatis untuk
mencegah agar alat suntik tidak dapat dipakai ulang.
12. Segera sinkirkan atau buang alat suntik tersebut ke dalam wadah pembuangan jarum
dan alat suntik.

2.6. Teknik penyuntikan :


1. Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara(depo
provera/cyclofem). keluarkan isinya.
2. Suntikan secara intramuscular di daerah pantat (daerah gluteal). apabila suntikan di
berikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi, suntikan akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif.
3. Depo provera 150 mg diberikan setiap 3 bulan (12minggu).
4. Noristerat 200mg diberikan setiap 2 bulan (8 mingu).
5. Cyclofem 25 mg medroksi progesterone asetat dan 5 mg estrogen sipionat diberikan
setiap bulan. di Indonesia didapatkan haid teratur pada 85% peserta suntikan cyclofem.

2.7. Komplikasi
1. Perdarahan
Dalam hal ini terjadi perdarahan yang banyak dan dalam jangka waktu lama. Ini
membahayakan bagi akseptor karena bisa terjadi anemi. Untuk menangani hal ini
maka dianjurkan ibu untuk menggantikan alat kontrasepsi yang lain. Semetara itu
berikab ibu tablet Fe atau asupan makan yang mengandung zat besi agar
mengembalikan keadaan umum ibu serta menormalkan kadar hemoglobin dalam
darah.
2. Penyakit jantung
Penyakit jantung bisa terjadi karena peningkatan berat badan yang berlebihan.
Peningkatan berat badan merupakan efek samping dari kontrasepsi suntik. Namun, jika
peningkatannya berlebihan maka dapat memicu penyakit jantung karna penumpukkan
lemak pada jantung dan organ-organ vital lainnya. Jika hal itu terjadi maka sebaiknya
di anjurkan untuk menghentikan alat kontrasepsi suntik dan di gantikan dengan alat
kontrasepsi yang non hormonal.

8
2.8. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode dan pendekatan pemecahan masalah
kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakaukan oleh bidan didalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

Metode berarti suatu kerja yang sistematis yang memudahkan pelaksanaan bidan
dalam memecahkan masalah ibu dan anak secara tepat dan berdaya guna.

Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah (step) yang dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.

2.8.1. Step 1. Identifikasi Data Dasar


Identifikasi dan analisa data dasar adalah merupakan langkah utama dari
manajemen kebidanan, langkah ini merupakan dasar dari langkah berikutnya. Yang
termasuk dalam identifikasi data dasar adalah:
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini bidan harus mempunyai informasi yang akurat baik
dari klien, maupun keluarga klien yaitu dengan cara sebagai berikut: wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan obstetrik.
a. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab yang dilakukan anatara bidan dan
klien atau keluarga klien dari proses tanya jawab ini bidan memperoleh data-
data berupa semua keluahan klien terhadap masalah kesehatannya.
2. Pemeriksaan Fisik Dan Obstetrik
Pemeriksaan fisik dan obstetrik merupakan cara pengumpulan data yang tidak
dipisahkan. Pada pemeriksaan fisik klien, dilakukan mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki agar memperoleh dara yang akurat. Pemeriksaan fisik ini
dilakukan dengan cara: pemeriksaan pandang (inspeksi), periksa raba (palpasi),
periksa dengar (auskultasi), periksa ketuk (perkusi).
3. Dalam melakukan proses tanay jawab dan pemeriksaan kepada klien “S" dengan
akseptor kontrasepsi suntik ditemukan data-data sebagai berikut:
a. Perdarahan berupa berca atau spootum.
b. Pusing
9
2.8.2. Step II. Merumuskan diagnosa/masalah aktual.
Pada langkah ini untuk menentukan diagnosa yang merupakan hasil analisa dan
perumusan masalah yang telah diputuskan pada Step I. adapun diagnosa masalah
yang diangkat pada klien “R" dengan kontrasepsi suntik (Cyclofem) atara lain:
perdarahan berupa bercak atau spooting, nyeri abdomen, dan kecemasan
2.8.3. Step III. Merumuskan Diagnosa / masalah potensional.
Kemudian pada langkah ini diangkat diagnosa/masalah yang kemungkinan akan
timbul nanti sehingga dapat diantisipasi terlebih dahulu dengan melakukan persiapan.
Adapun diagnosa potensial yang diangkat pada klien “S" dengan kontrasepsi suntik
(Depo Profera) yaitu: Drop Out KB
2.8.4. Step IV. Tindakan Emergincy Dan Kolaborasi
Melakukan intervensi yang harus langsung segerah dilakukana oleh bidan maupun
dokter kebidanan, hal ini terjadai pada penderita kegawat-dariratan. Kolaborasi dan
konsultasi dengan tenaga kesehatan lain yang lebih ahli sesuai dengan keadaan klien.
Pada tahap ini bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai kewenangannya,
kolaborasi maupun konsultasi untuk mentelatkan klien.
2.8.5. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Rencana tindakan yang dilakukan adalah melakukan vulva hygiene, mengukur tanda-
tanda vital, kaji tingkat nyeri, anjurkan untuk istirahat yang cukup, pemberian obat
amoxicillin dan asam mafenamat. Dalam langkah ini rencana yang dilakukan atau
ditetapkan berdasarkan kondisi dan keadaan klien.
2.8.6. Step VI. Implementasi Asuhan Kebidanan
Pada tahap ini merupakan usatu rencana yang dikerjakan oleh bidan atau sebagaian
dilaksanakan oleh klien sendiri.
2.8.7. Step VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan.
Langkah akhir ini bidan dapat mengefaluasi tindakan yang sudah dilakukan untuk
mengetahui perkembangan klien.

10
BAB III

STUDY KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROFERA

DENGAN GANGGUAN HAID DI RUANG KIA RUMAH SAKIT

ISLAM TERNATE TAHUN 2012

Tanggal Masuk : 13-03-2012 Tanggal Pengkajian : 13-03-2012

Jam Masuk : 12.10 Wit Jam Pengkajian : 12.30 Wit

STEP I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS ( Biodata )
Nama : Ny. S / Tn. D
Umur : 21 Thn / 30 Thn
Suku : Ternate / Ternate
Agama : Islam
Pendidikan : SMK / S1
Pekerjaan : Mahasiswa / PNS
Alamat : Jerbus

B. ANAMNESA ( Data Subjektif )


1. Keluhan Utama pada waktu masuk :
- Ibu mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sejak tanggal 21– 12 - 2011
- Ibu mengatakan haidnya tidak lancar
2. Keluhan lain yang menyertai
- Ibu mengatakan sering pusing

11
3. Riwayat Menstruasi :
a. Haid Pertama , Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 28 – 30 hari
c. Banyaknya : 2 kali ganti pembalu perhari
d. Teratur / tidak teratur : Teratur
e. Lamanya : 3 – 4 hari
f. Sifat Darah : Merah kehitaman
g. Dismenorhea : Sering
4. Riwayat Perkawinan :
a. Perkawinan ke : 1 (satu)
b. Umur Nikah Pasien / Suami : 20 Thn / 29 Thn
c. Lamanya Menikah : 1 Thn
d. Jumlah Anak : 1 (satu)

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu :


JENIS ANAK KEADAAN
N TEMPAT UMUR PENYU
TGL/TAHUN PERSALI PENOLONG NIFAS ANAK
O PARTUS PARTUS HAMIL LIT B P
NAN
JK SKRG
B B
47
1. 2011 Rumah Aterm Normal Bidan - L 3 kg Normal Sehat
cm

6. Riwata Keluarga Berncana :


Macam peserta keluarga berencana
a. Baru : Baru
b. Sesudah bersalin / keguguran : Sesudah bersalin
c. Pernah pakai alat Kontrasepsi : Belum
d. Cara KB Terakhir : Tidak ada
e. Keluhan selama memakai Kontrasepsi : Pusing dan haid tidak lancar
7. Riwayat Penyakit Sekarang dan Yang Lalu :
a. Hepatitis
b. Diabete Melitus : Tidak ada

12
c. Infeksi : Tidak ada
d. Hipertensi : Tidak ada
e. Asma : Tidak ada
f. Penyakit Jantung : Tidak ada

I. PEMERIKSAAN FISIK ( Datta Objektif )


A. Pemeriksaan UmumStatus Generalis :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
4. Suhu : 36,7oC
5. Nadi : 82 x /m
6. Respirasi : 22 x /m
7. Tinggi Badan : 153 cm
8. Berat Badan : 55 kg

B. Pemeriksaan Sistematis
1. Kepala
a. Muka
1) Edema : Tidak ada
2) Cloasma : Tidak ada
b. Mata
1) Conjungtiva : Merah muda
2) Sklera : Tidak Ikterus
2. Leher
a. Kelenjar gondok / Thyroid : Tidak ada pembesaran
b. Tumor : Tidak ada
3. Dada dan Axilla
a. Mammae
1) Membesar : Normal
2) Tumor : Tidak ada

13
b. Axilla
1) Tumor : Tidak ada
2) Nyeri : Tidak ada
4. Abdomen
a. Jaringan Parut / Post Operasi : Tidak ada
5. Ekstremitas
a. Edema : Tidak ada
b. Varices : Tidak ada

14
STEP II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

DIAGNOSA/MAS
N ANALISA/INTERPRETASI
DATA DASAR ALAH
O DATA
AKTIAL
1. DS : Estrogen adalah hormon yang Dx. Aktual :
- Ibu mengatakan menggunakan bekerja dengan jalan menghambat Akseptor KB Suntik
KB Suntik sejak tanggal 21-12- ovulasi melalaui fungsi depo provera
2011 hipotalamus, hipofisis dan Dengan Gangguan
- Ibu mengatakan haid tidak ovarium. Sedangkan progesteron Haid
lancar bekerja dengan cara membuat
- Ibu mengatakan sering pusing lendir serviks lebih kental ,
DO : menghambat ovulasi dan tidak
- Ibu menggunakan kontrasepsi terjadi kehamilan. Oleh karena
Suntik Depo Profera adanya tambahan hormon dari
- Tanda – tanda vital : luar, memnyebabkan keadaan
TD : 100/70 mmHg hormon tidak stabil, sehingga
N : 82 x / m terjadi gangguan haid. Kelebihan
S : 36,7oC progesteron juga menjadi
penyebab bertambahnya nafsu
makan dan berat badan
bertambah.

DS : Kurangnya pengetahuan dan Masalah Aktual :


2.
- Ibu mengatakan haid tidak informasi tentang kontrasepsi Kecemasan
lancar yang sedang digunakan
- Ibu mengatakan hawatir dengan menyebaban timbulnya rasa
keadaanya kehawatiran terhadap keadaan
DO : tersebut.
- Ibu tampak cemas

15
STEP III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

N ANALISA/INTERPRETASI DIAGNOSA/MASALAH
DATA DASAR
O DATA POTENSIAL
1. DS : Rasa Khawatir yang berlebihan Masalah Potensial :
- Ibu mengatakan terhadap keadaannya, yang Drop Out Kontrasepsi
menggunakan KB dimana diakobatkan oleh alat
Suntik sejak tanggal 21- kontrasepsi yang sementara
12-2011 digunakannya dapat menyebaban
- Ibu mengatakan haid ibu berhenti menggunakan
tidak lancar kontrasepsi tersebut.
- Ibu mengatakan merasa
khawatir dengan
keadaannya
DO :
- Ibu menggunakan
kontrasepsi Suntik 1
bulan sejak tanggal 21-
12-2011
- Ekspresi wajah : Cemas

STEP IV. TINDAKAN EMERGENCY

Tindakan emergencu tidak dilakukakan, hanya dilakukan penyuluhan tentang alat kontrasepsi
yang digunakan.

16
STEP V. RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Dx./MASAL RENCANA TINDAKAN


N AH
O AKTUAL/ TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
POTENSIAL
1. Dx. Aktual : Agar masalah 1. Anjurkan ibu 1. Istrahat yang cukup dapat
Akseptor gangguan haid untuk istrahat yang memulihkan kembali
KB Suntik dapat diatasi, cukup. kekuatan fisik juga
depo profera dengan kriteria : mental ibu
Dengan - Ibu tidak 2. Berikan informasi 2. Dengan mengetahui
Gang guan mengalami pada ibu tentang keadaannya sekarang
Haid gangguan haid keadaannya. maka ibu akan bisa
- Ibu bisa menerima eadaannya
menerima
keadaannya
sekarang

2. Masalah Agar kecemasan 1. Nilai kecemasan 1. Dengan menilai


Aktual : dapat diatasi, Ibu kecemasan ibu, maka ita
Kecemasan dengan kriteria : dapat melihat seberapa
- Ibu bisa mengerti cemas ibu terhadap
tentang keadaannya.
keadaannya
- Ekspresi wajah : 2. HE Tentang efek 2. Dengan memberikan HE
Tenang samping ontrasepsi Yang baik pada ibu
suntik tentang efek samping
kontrasepsi tersebut, ibu
dapat memahami
keadaannya dan tidak
cemas lagi.

17
3. Masalah Agar tidak terjadi 1. HE tentang efek 1. Dengan HE yang baik,
Potensial : Drop Out samping ibu dapat memahami
Drop Out Kontrasepsi, kontrasepsi suntik keadaannya dan tidak
Kontrasepsi dengan kriteria : cemas lagi.
- Ibu tidak cemas
dengan 2. Jelaskan pada ibu 2. Jika ibu mengetahui
keadaannya bahwa yang terjadi bahwa yang dialaminya
- Ibu tetap padanya adalah adalah normal, maka ibu
menggunakan normal merasa aman untuk
kontrasepsi menggunakan ontrasepsi
tersebut atau tersebut.
pindah cara
3. Jelaskan pada ibu 3. Dengan menjelaskan
tentang alat kontrasepsi yang lain, ibu
kontrasepsi lain dapat memilih
jika ibu mau kontrasepsi yang cocok
pindah cara. baginya dan tidak
berhenti ber KB

18
STEP VI/VII. IMPLEMENTASI / EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN

NO TUJUAN IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Agar masalah Tgl : 13-03-2012 Tgl. : 13-03-2012
gangguan haid dapat Jam : 12.35 wit Jam : 12. 50 wit
diatasi, dengan
kriteria : 1. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup. - Masalah teratasi
- Ibu tidak 2. Memberikan informasi pada ibu tentang di tandai dengan
mengalami keadaannya. ibu mengerti dan
gangguan haid Hasil : mau melakukan
- Ibu bisa menerima Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang apa yang di
keadaannya dijelaskan. sampaikan
sekarang

2. Agar kecemasan Jam : 12.40 wit Jam : 01.00 wit


dapat diatasi, dengan
kriteria : 1. Meniilai kecemasan Ibu - Kecemasan
- Ibu bisa mengerti Hasil : teratasi, yaitu :
tentang keadaannya Ibu tampak cemas ibu tampak
- Ekspresi wajah : tenang dan puas
Tenang 2. Memberikan HE Tentang efek samping
ontrasepsi suntik, yaitu :
- Amenorrea (tidak terjadi haid / spotting)
- Perdarahan / Perdarahan bercak (spotting)
- Meningkatnya /menurunnya Berat Badan
Hasil :
Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan

3. Agar tidak terjadi Jam : 12.50 wit Jam : 01.05 wit


Drop Out
Kontrasepsi, dengan 1. Memberikan HE tentang efek samping - Masalah teratasi,
kriteria : kontrasepsi suntik, yaitu : yaitu : ibu tetaap
- Ibu tidak cemas - Amenorrea (tidak terjadi haid / spotting) mau

19
dengan keadaannya - Perdarahan / Perdarahan bercak (spotting) menggunakan
Ibu tetap - Meningkatnya /menurunnya Berat Badan ontrasepsi suntik
menggunakan 2. Menjelaskan pada ibu bahwa yang terjadi
kontrasepsi tersebut padanya adalah normal
atau pindah cara Hasil :
Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan.
3. Menjelaskan pada ibu tentang alat
kontrasepsi lain jika ibu mau pindah cara,
Yaitu :

a. PIL KB
- Keuntungan :
 Mudah digunakan
 Mengurangi rasa sakit pada waktu
menstruasi
 Dapat digunakan sejak usia remaja
hingga menopause
 Cocok sekali digunakan untuk
menunda kehamilan pertama dari
PUS muda
 Tidak mengganggu hubungan
seksual
 Mudah dihentikan setiap saat
- Kerugian :
 Memerlukan disiplin dari pemakai
 Nyeri payudara
 Berhenti haid, tetapi pada
penggunaan pil kombinasi jarang
terjadi.
 Mual, terutama pada 3 bulan
pertama pemakaian.
 Dapat meningkatkan tekanan
darah.

20
 Produksi ASI berkurangan
- Efek Samping
 Perdarahan perfaginam/spotting
 Tekanan darah meningkat.
 Perubahan berat badan
 Kloasma
 Pusing dan sakit kepala

b. IMPLAN
- Keuntungan
 Cocok untuk wanita yang tidak
boleh menggunakan obat yang
estrogen
 Dapat digunakan untuk jangka
waktu panjang 5 tahun dan bersifat
refersibel
 Efek kontrasepsi segera berakhir
setelah implantnya dikeluarkan
 Perdarahan terjadi lebih ringan,
tidak menaikkan darah.
- Kerugian
 Implan harus dipasang dan dicabut
oleh petugas kesehatan yang
terlatih.
 Lebih mahal.
 Sering timbul perubahan pola haid
 Akseptor tidak dapat
menghentikan implan
sekehendaknya sendiri
- Efe samping :
 AMENOREA
 Perdarahan bercak (spotting)

21
ringan
 Ekspulsi
 Infeksi Pada Daerah Insersi
 Berat Badan Naik / Turun

c. AKDR
- Keuntungan :
 AKDR dapat efektif segera setelah
pemasangan.
 Metode jangka panjang (10 Tahun
Proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti)
 Sangat efektif karena tidak perlu
lagi mengingat-ingat.
 Tidak mempengaruhi hubungan
seksual.
 Meningkatkan kenyamanan
seksual karena tidak perlu takut
untuk hamil.
 Tidak ada efek samping hormonal
dengan Cu AKDR (CuT-308A).
 Tidak mempengaruhi kualitas ASI
 Dapat dipasang segera setelah
melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
 Dapat digunakan sampai
menopause (satu tahun atau lebih
setelah haid terakhir).

- Kerugian :
 Perubahan siklus haid.
 Haid lebih lama dan banyak.
 Perdarahan (spotting) antar

22
menstruasi
 Saat haid lebih sedikit.
 Tidak mencegah IMS termasuk
HIV/AIDS
 Tidak baik digunakan pada
perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti
pasangan.
 Penyakit radang panggul terjadi.

- Efek samping :
 Amenora
 Kejang
 Perdarahan pervaginam yang hebat
dan tidak teratur.
 Adanya pengeluaran cairan dari
vagina atau dicurigai adanya
penyakit radang panggul.

Hasil : Ibu memilih tetap dengan


kontrasepsi suntik.

23
BAB IV.

PEMBAHASAN

Pada Bab ini diuraikan tentang permasalahan yang ditemukan serta bagaimana cara
memberikan asuhan kebidanan pada klien Ny “s” dengan kontrasepsi suntik Depo Profera di
Ruang KIA/KB Rumah Sakit Islam.

Asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada klien Ny “S” yaitu untuk memecahkan masalah
yang di hadapinya berdasarkan atas tinjauan teori dan kasus yang di ambil yang dimulai dengan
identifikasi masalah, rencana tindakan, dan implementasi serta evaluasi.

4.1. Identifikasi Data

Sebagai langkah pertama penulis melakukan pengkajian dengan cara wawancara,


pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Dalam melakukan pengkajian ini penulis tidak
mengalami hambatan yang berarti karena klien dapat beradaptasi serta memberi respon yang
baik bagi penulis, selama melakukan pengkajian penulis menemukan data pada klien Ny “s”
dengan kontrasepsi suntik Depo Profera antara lain klien belum memahami dengan baik
penjelasan dari petugas kesehatan mengenai efek samping dari kontrasepsi suntik Depo Profera.
Semua data yang diperoleh dapat dikelompokan menjadi data subjektif dan objektif. Dengan
keluhan permasalahan yang di temukan yaitu ibu mengalami gangguan haid, dan gejala atau
keluhan lain yaitu pusing dan kecemasan.

Dilihat dari permasalahan di atas adapun kesenjangan yang di temukan pada kasus klien
Ny “S” dengan kontrasepsi Depo Profera yaitu dengan gangguan haid, hal ini di sebabkan
karena hormon progesteron dalam dosis yang berlebihan. Dan keluhan lain yaitu pusing dan
kecemasan, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang kerugian dan keuntungan
kontrasepsi suntik.

24
4.2. Identifikasi Diagonosa/Masalah Aktual
Pada kasus klien Ny “S” dengan kontrasepsi suntik Depo Profera, diagnosa masalah
aktual yang di angkat sesuai dengan keluhan pada pengkajian adalah sebagai berikut : 1)
Gangguan haid, 2) pusing dan 3) Kecemasan.

4.3. Identifikasi Diagonosa/Masalah Potensial


Berdasarkan data yang di peroleh dari pengkajian masalah yang akan terjadi dengan
data yang di temukan pada kasus klien Ny “S” dengan kontrasepsi suntik Depo Profera
yang muncul adalah masalah potensial terjadinya Drop Out KB. Hal ini disebabkan oleh
rasa khawatir yang berlebihan terhadap keadaannya, yang dimana diakibatkan oleh alat
kontrasepsi yang sementara digunakannya dapat menyebaban ibu berhenti menggunakan
kontrasepsi tersebut.

4.4. Rencana Tindakan


Dalam menentukan perencanaan tindakan yaitu, berdasarkan diagnosa aktual dan
potensial yang di sesuaikan dengan keadaan klien, rencana tindakan disusun berdasarkan
rumusan diagnosa masalah yang di angkat. Dan pada prinsipnya ada kesenjangan,
sehingga intervensi yang dilaksanakan di sesuaikan dengan kebutuhan klien.
Intervensi yang penulis rencanakan dalam mengatasi kasus Ny “S” dengan
kontrasepsi suntik Depo Profera sebagai berikut 1) Untuk gangguan haid, rencana
tindakan yang dilakukan, a) Anjurkan ibu untuk istrahat yang cukup, b) Berikan
informasi pada ibu tentang keadaannya. Untuk kecemasan, rencana tindakan yang
dilakukan a) Nilai kecemasan Ibu, b) HE Tentang efek samping kontrasepsi suntik.
Pada pembahasan ini asuhan kebidanan yang di berikan pada klien Ny “R”
dengan masalah nyeri abdomen dan kecemasan intervensi yang di berikan di sesuaikan
dengan keadaan klien.
4.5. Implementasi/Evaluasi
Pada tahap palaksanaan ini merupakan langkah terakhir yang dapat mengevaluasi
perkembangan klien, selama dalam melaksanakan asuhan kebidanan penulis tidak
mengalami kendala karena klien dapat menerima hal-hal yang dianjurkan.
Implementasi yang dianjurkan antara lain : 1) Anjurkan ibu untuk istrahat yang cukup, 2)

25
Berikan informasi pada, 3) Nilai kecemasan Ibu, 4) HE Tentang efek samping ontrasepsi
suntik, 5) Jelaskan pada ibu bahwa yang terjadi padanya adalah normal, dan 6) Jelaskan
pada ibu tentang alat kontrasepsi lain jika ibu mau pindah cara.
Dari semua anjuran yang di berikan klien dapat memahami dan mau melaksanakan
sehingga masalah yang terjadi dapat teratasi.

26
BAB V

PENUTUP

Berdasarkan penerapan asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan kontrasepsi suntik (Depo
Profera) di Ruang KIA/KB Rumah Sakit Islam, maka penulis menarik kesimpulan dan saran
sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan
Pada kasus dengan menggunakan alat kontrasepsi suntik Depo Profera selalu
berpotensi terjadinya gangguan haid dan pusing, tetapi ini bukanlah suatu masalah
yang serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan, hal ini berlangsung pada
permulaan memakai alat kontrasepsi suntik saja.
Pada klien Ny “S” dengan kontrasepsi suntik Depo Profera tindakan yang
direncanakan semuanya terlaksana karena dukungan serta respon dari ibu baik,
sehingga pada hasil akhir masalah teratasi dengan baik.

Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan pemecahan masalah yang


baik digunakan oleh bidan dengan tahapan, pengumpulan dan analisa data dasar,
merumuskan diagnosa/masalah aktual dan masalah potensial, melaksanakan tindakan
segera dan kolaborasi, perencanaan, implementasi serta evaluasi.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberi saran pada :
5.2.1. Ibu
Agar selalu berpartisipasi aktif dan mau bekerjasama dengan bidan atau tenaga
kesehatan lain untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi.

Perlu keterlibatan keluarga dalam hal ini suami demi meningkatkan hubungan
yang lebih erat, agar ibu tetap menjadi akseptor KB

27
5.2.2. Ruang KIA/KB Rumah Sakit Islam
Diharapkan bagi petugas kesehatan umumnya agar lebih meningkatkan
pelayanan kontrasepsi berupa konseling untuk menambah pengetahuan
akseptor/calon akseptor tentang kontrasepsi yang digunakannya.

28
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROFERA

DENGAN GANGGUAN HAID DI RUANG KIA RUMAH SAKIT

ISLAM TERNATE TAHUN 2012

OLEH :

KELOMPOK III (TIGA)

SEMESTER IV (EMPAT) / A

Nama - nama kelompok :

1. Dissy Rasmita 7. Umiyan Ahmad


2. Kurniawati Hasim 8. Amlia Abidin
3. Siti Rosdiana 9. Riska Gaelea
4. Fitrani Buamonabot 10. Sultia Sahrudin
5. Grisye N. Fun 11. Masnia Ttaib
6. Nuryani Mohdar 12. Nurlela Mustafa

POLTEKKES KEMENKES TERNATE

TAHUN 2011/2012

29
KATA PENGANTAR

Assallamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya berupa
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Walaupun masih terdapat banyak kekurangan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum begitu sempurna sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, sangat kami harapkan.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah ini, semoga kami dapat mengetahui apa yang belum kami
ketahui mengenai mata kuliah ini dan makalah ini. Kemudian kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Ternate, 31 Mei 2012

Kelompok IV (Empat)

30
DAFTAR PUSTAKA

http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/kontrasepsi-suntikan-injeksi-depo-provera/

Abdul Bari Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga berencana dan kontrasepsi. PUSTAKA SINAR HARAPAN :
Jakarta

31
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 TujuanPenulisan ............................................................ 2
1.3 Manfaat penulisan ......................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 4
2.1. Pengertian ..................................................................... 4
2.2. Keuntungan dan Kerugian
2.3. Efek Samping
2.4. Jenis – Jenis Kontrasepsi Suntik
2.5. Cara Penguunaan
2.6. Teknik Penyuntikan
2.7. Komplikasi .................................................................... 11
2.8. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan ................................. 13
2.2.1 Pengertian AsuhanKebidanan ....................................... 13
2.2.2 Langkah – Langkah Asuhan Kebidanan ....................... 13
Step I Dentifikasi dan Analisa Data Dasar................ 13
Step II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual ...... 14
Step III Merumuskan Diagnosa / MsalahPotensial ..... 14
Step IV Melaksanakan Tindakan Emergency
Kolaborasi ....................................................... 14
Step V Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan .... 14

Step VI Implementasi / Pelaksanaan Tindakan Asuhan


Kebidanan ....................................................... 15
Step VII Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan .......... 15
BAB III STUDIKASUS ....................................................................... 16
32
3.1 Laporan Kasus ............................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................... 40
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................. 40
5.2 Saran .............................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA

33

Anda mungkin juga menyukai