Latar Belakang
Jika dilihat rata-rata nilai UASBN setiap mata pelajaran dari setiap sekolah
berbeda baik itu dari mata pelajaran B.Indonesia, IPA dan Matematika. Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi hasil UASBN dari tiap sekolah diantaranya adalah
kemampuan dan motivasi siswa, guru, fasilitas sarana prasarana dan peran dukungan
orang tua. Tentunya kemampuan dan motivasi siswa, guru, fasilitas sarana prasarana dan
peran dukungan orang tua berbeda dari tiap sekolah sehingga rata-rata nilai UASBN di
setiap sekolah berbeda pula.
Hal yang paling utama menunjang nilai UASBN adalah kemampuan siswa dan
guru dalam proses mengajar di sekolah. Kemampuan siswa yang tinggi akan mudah dan
cepat dalam menerima materi pelajaran di sekolah sehingga dapat dengan mudah
mengerjakan soal USBN. Selain kemampuan siswa yang tinggi, motivasi siswa untuk
belajar juga sangat mempengaruhi nilai UASBN. Siswa yang memiliki kemampuan
tinggi dan motivasi belajar yang tinggi akan mudah menerima pelajaran sehingga dapat
mengerjakan soal. Hal ini berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan
motivasi belajar rendah akan sulit menerima pelajaran sehingga belum tentu dapat
mengerjakan soal. Selain kemampuan dan motivasi siswa, peran guru dalam proses
mengajar juga berperan penting. Metode yang digunakan guru saat proses mengajar
adalah suatu cara mempermudah siswa untuk menerima materi pelajaran. Dengan cara
guru menyajikan pelajaran dengan cara yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa,
siswa akan mudah menerima pelajaran baik itu siswa yang memiliki kemampuan tinggi
maupun kemampuan rendah. Selain metode pembelajaran yang digunakan guru, semua
guru yang ada disekolah bertanggung jawab atas keberhasilan siswa sehingga guru kelas
bawah dan atas adanya kolaborasi untuk dapat mendidik dan menguatkan materi yang
telah dipelajari sehingga guru pada tingkat akhir yaitu guru kelas 6 tidak susah payah
mengajarkan materi dasar.
Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis nilai rata-rata UASBN SDN Padasuka
Mandiri 1 bahwa kendala saat proses pembelajaran adalah kemampuan siswa yang
rendah dan motivasi siswa rendah sehingga untuk belajar maksimal sangat jauh dari
sempurna. Sedangkan SDN Padasuka Mandiri 2 kendala yang dialami sama seperti SDN
Padasuka Mandiri 1 yaitu kemampuan siswa yang rendah dan motivasi siswa rendah.
Selain itu peran dukungan orang tua siswa sangat rendah sehingga siswa tidak belajar
secara maksimal. Untuk Sekolah yang lainnya kendala yang dialami sama seperti SDN
Padasuka Mandiri 1 yaitu kemampuan siswa yang rendah dan motivasi belajar siswa
yang rendah. Selain proses pembelajaran, hal yang menjadi kendala adalah soal UASBN
terlalu luas untuk siswa pada tahun ajaran 2017-2018 karena siswa belum terbiasa dalam
soal tersebut, belum dilatih pada kelas bawah sebelumnya.
Solusi dari kendala tersebut yang paling dominan adalah peran dukungan orang
tua, sehingga dengan adanya dukungan orang tua siswa dapat diawasi oleh orang tua
dalam belajar di rumah. Dengan hal itu, siswa dilatih untuk belajar sehingga
kemampuannya meningkat. Selain orang tua siswa selalu mengingatkan untuk belajar di
rumah, kadang kala ada beberapa orang tua yang mengikut sertakan anaknya untuk
mengikuti bimbel di luar sekolah. Hal itu dapat menunjang terhadap nilai UASBN.
Selain itu, metode mengajar guru pun perlu ada pembaharuan sehingga metode
pembelajaran yang digunakan guru sesuai dengan karakteristik siswa di sekolah. Selain
itu, solusinya adalah pendidik sering memberi latihan soal agar siswa terbiasa dengan
soal-soal terutama soal HOTS serta memberi cara yang mudah dalam menjawab soal
tersebut. Selain itu, prasarana disekolah harus diperbaiki agar lebih baik lagi sehingga
dapat menunjang pembelajaran yang maksimal.
Selain nilai UASBN yang di evaluasi, pendidik juga menganalisis siswa yang
memiliki nilai UASBN tinggi terhadap sekolah SMP yang diinginkan. Suatu kendala
bagi pendidik pada tahun ini, siswa yang memiliki nilai UASBN tinggi tidak dapat
masuk ke sekolah yang diinginkan karena sistem peraturan di Kota Cimahi yaitu
menggunakan sistem Zona Wilayah. Dengan sistem zona wilayah, siswa yang domisili
dekat dengan sekolah tersebut, akan mendapat nilai tambahan yang begitu besar dan
nantinya akan dijumlahkan dengan nilai UASBN sehingga bisa mengalahkan siswa yang
memiliki nilai UASBN yang lebih tinggi namun domisili siswa tersebut jauh dari sekolah
tersebut. Dengan sistem Zona Wilayah banyak siswa yang memiliki nilai UASBN tinggi
namun tidak bisa diterima di sekolah yang diinginkan. Dengan itu, Standar Kompertensi
lulusan belum maksimal karena sekolah masih belum bisa memasukan siswa ke sekolah
negeri.
D. Kesimpulan
Dari 5 sekolah yang ada di Kota Cimahi, nilai rata-rata UASBN dari tiap mata
pelajaran berbeda. Hal ini diperngaruhi oleh kemampuan siswa, motivasi siswa, guru,
sarana prasaran dan daya dukung orang tua.
MAKALAH
ANALISIS RATA-RATA NILAI UASBN 5 SEKOLAH DI KOTA
CIMAHI
disusun oleh: