Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH JUM'AT KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMA'AH

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT,


Segala puji hanyalah milik Allah. Maka tiada hal lain yang lebih pantas untuk kita ucapkan
setalah menyadari nikmat-nikmatNya, kecuali memuji-Nya dengan segala pujian yang diajarkan-
Nya kepada kita. Lalu hati kita juga khusyu’ mensyukuri nikmat-nikmat itu, seraya memimpin
anggota bada kita untuk tunduk dan taat dalam menjalankan ibadah semata-mata kepada-Nya.
Hanya dengan integrasi ketiga bentuk amal itulah syukur kita menemukan hakikatnya.

Seorang yahudi ada yang pernah mengatakan bahwa kaum muslimin hari ini bukanlah
umatnya Nabi Muhammad sholallaahu ‘alaihi wa sallam. Dengan alasan bahwa umatnya Nabi
Muhammad sholallaahu ‘alaihi wa sallam yang mereka dapati dalam kitab-kitab mereka
memiliki ciri di antaranya adalah bahwa mereka ketika melaksanakan sholat jama’ah subuh
jumlah jama’ahnya sebagaimana ketika mereka melaksanakan sholat jum’at.

Sungguh ironis ketika kita menyaksikan fenomena ini. Orang yahudi mengetahui ciri dan
keutamaan kita sementara kita tidak menyadarinya. Betapa berat amalan yang satu ini (sholat
jamaah) kecuali bagi orang-orang yang dirahmati dan dimudahkan Allah. Belum lagi kalau kita
berbicara tentang keutamaan orang yang bersegera untuk menunaikan sholat jama’ah. Berikut
ini adalah beberapa faidah dan keutamaan datang pada awal waktu untuk sholat jamaah:

1. Orang yang menunggu sholat maka dia berada dalam (hitungan) sholat

ُ‫صالَّه‬ َ ‫ الَ يَزَ ا ُل ْالعَ ْبدُ فِ ْي‬،ُ‫ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَه‬:ُ‫صالَةَ َوتَقُ ْو ُل ْال َمالَئِ َكة‬
َ ‫صالَةٍ َما َكانَ فِي ُم‬ َّ ‫يَ ْنت َِظ ُر ال‬

َ ‫ف أَ ْو يُحْ د‬
‫ِث‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ َحتَّى يَ ْن‬،ُ‫ار َح ْمه‬
َ ‫ص ِر‬

Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Salah seorang di antara kalian senantiasa
dalam keadaan sholat selama sholat tersebut menahannya, dan tidak ada yang menahannya
untuk kembali kepada keluarganya kecuali sholat.” (Muttafaqun ‘alaihi) dan dalam riwayat
Bukhori: “Seorang hamba senantiasa dalam keadaan sholat selama masih di dalam masjid
menunggu sholat.”
2. Sesungguhnya orang yang menunggu sholat akan dido’akan oleh para Malaikat dengan
ampunan dan rahmat selama tidak berhadats.

Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Para Malaikat berdo’a atas salah seorang
dari kalian selama masih berada di tempat sholatnya dan belum berhadats; ya Allah ampunilah
dan rahmatilah dia” (Muttafaqun ‘alaihi).

3. Sesungguhnya menunggu sholat setelah sholat menjadi sebab dihapusnya dosa dan
ditinggikan derajatnya.

‫ت قَالُوا َبلَى َيا‬ َ ‫ّللاُ ِب ِه ْال َخ‬


ِ ‫طا َيا َو َي ْرفَ ُع ِب ِه الد ََّر َجا‬ َّ ‫علَى َما َي ْم ُحو‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل أ َ َال أَدُلُّ ُك ْم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ أ َ َّن َر‬
ُ ‫الر َبا‬
‫ط‬ ِ ‫ص َال ِة فَذَ ِل ُك ْم‬
َّ ‫ص َال ِة َب ْعدَ ال‬
َّ ‫ار ال‬ ُ ‫ظ‬َ ‫اج ِد َوا ْن ِت‬ َ ‫طا ِإلَى ْال َم‬
ِ ‫س‬ َ ‫َار ِه َو َكثْ َرة ُ ْال ُخ‬ِ ‫ُوء َعلَى ْال َمك‬ ِ ‫غ ْال ُوض‬ ُ ‫ّللاِ قَا َل ِإ ْس َبا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َر‬

Rasulullah bersabda: ”Maukah kalian ku tunjukkan sesuatu yang karenanya Allah menghapus
dosa-dosa dan mengangkat derajat?” mereka menjawab: “ya, wahai rasulullah!” beliau
bersabda: ”menyempurnakan wudhu pada waktu susah, banyak langkah menuju masjid, dan
menanti sholat sehabis sholat. Maka yang demikian adalah ribath” (Muslim) dan dalam riwayat
yang lain disebutkan: ”maka itu adalah ribath, maka itu adalah ribath”.

4. Bahwasanya bersegera ke masjid merupakan jaminan untuk mendapatkan sholat


jama’ah,

َ ‫صالَة ُ ْالفَ ِذ ِب‬


‫سبْعٍ َو ِع ْش ِريْنَ دَ َر َجة‬ ُ ‫صالَة ُ ْال َج َما َع ِة ت َ ْف‬
َ ‫ض ُل‬

yang lebih utama 27 derajat dari pada sholat sendirian. Sebagaimana dalam hadits ibnu umar,
muttafaqun’ alaihi.

5. Orang yang datang awal akan senantiasa mendapatkan takbirotul ihrom bersama
dengan imam.

Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa yang mendirikan sholat


berjama’ah selama empat puluh hari karena Allah, mendapatkan takbirotul ihrom imam, maka
akan ditulis baginya dua kebebasan: kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat nifak”

6. Mendapatkan shof awal. Yang mana Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda: ”Seandainya manusia mengetahui pahala dari adzan dan sholat jamaah di shof
pertama, dan itu hanya bisa mereka dapatkan dengan berundi, pasti mereka berundi”
(Muttafaqun ‘alaihi). Dan dalam riwayat yang lain disebutkan: Dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata:
Pada suatu hari, Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam sholat subuh bersama kami, lalu beliau
bertanya: ”Apakah si fulan hadir?” mereka (para sahabat) menjawab: ”tidak” beliau bertanya
lagi: ” apakah si fulan juga hadir?” mereka menjawab: ”tidak”. Beliau sholallaahu ‘alaihi wa
sallam berkata: ”Sesungguhnya dua sholat ini (sholat isya’ dan subuh) adalah sholat yang paling
berat bagi kaum munafik. Seandainya kalian tahu (pahala) yang terdapat di dalamnya, niscaya
kalian pasti mendatanginya meskipun harus dengan merangkak. Sesungguhnya shof pertama
itu laksana shof para malaikat. Seandainya kalian tahu keutamaannya, niscaya kalian pasti
mendatanginya lebih awal”. ( Abu Dawud).

7. Mendapatkan shof sebelah kanan. Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


”Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya, selalu mendo’akan bagian shof-shof sebelah
kanan (Abu Dawud dan dinyatakan hasan oleh syaikh Al-bani)

8. Mendapatkan ta’min (mengucapkan amin) di belakang imam di dalam sholat jahriyah,


dan ini merupakan keutamaan yang besar. Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
”Jika imam membaca ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladzdzolliin…maka ucapkanlah “Amiin”.
Karena sesungguhnya barang siapa yang ucapan ta’minnya bersamaan dengan ta’minnya para
Malaikat akan di ampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.”

9. Sesungguhnya orang yang bersegera menuju masjid, berpeluang untuk melakukan


sholat sunnah antara adzan dan iqomah, dan juga sholat-sholat sunnah qobliyah (misal sunah
fajar, qobliyah zuhur dan lain-lain) Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Setiap di
antara adzan dan iqomah terdapat sholat (sunnah) bagi siapa saja yang mau.” (Muttafaqun
‘Alaihi).

10. Sesungguhnya bersegera menuju sholat merupakan dalil (bukti) atas ketergantungan
hati seseorang terhadap masjid. Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”ada tujuh
golongan yang Allah akan naungi mereka di bawah naungannya pada hari tidak ada naungan
kecuali naungannya…disebutkan di antaranya… seseorang yang hatinya senantiasa bergantung
kepada masjid..(Muttafaqun ‘Alaihi).

11. Sesungguhnya bersegera menuju masjid untuk menunggu sholat merupakan sebab
hadirnya hati dalam sholat dan lebih bisa untuk khusu’dalam sholat – yang itu merupakan inti
dari pada sholat - yang demikian karena semakin lama seseorang berdiam diri di dalam masjid
dan berzikir kepada Allah maka akan hilanglah seluruh kesibukan-kesibukan hati dan hal-hal
yang berhubungan dengan urusan-urusan duniawi, oleh karena itu jika kita perhatikan –
kebanyakannya - orang-orang yang datang pertama ke masjid mereka adalah orang-orang yang
keluar terakhir darinya dan demikian pula sebaliknya. Dan Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa
sallam telah menjelaskan urgensi khusu’ dan kehadiran hati di dalam sholat: ”Sesungguhnya
seorang hamba benar-benar telah menunaikan sholat, dan tidak mendapatkan pahalanya
kecuali sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima,
seperempat, sepertiga dan setengahnya.” (Ahmad)
12. Dia akan berkesempatan untuk memanjatkan do’a antara azan dan iqomah. Padahal
Rasulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan akan keutamaan do’a pada waktu
tersebut. Dari anas bin malik, dia berkata Rosulullah sholallaahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda: ”Tidak akan ditolak do’a antara adzan dan iqomah”. (Shohih lighoirihi).

13. Sesungguhnya orang yang bersegera mendatangi panggilan adzan – kebanyakan - akan
datang dalam keadaan tenang dan khusu’ tidak sebagaimana orang yang datang terlambat,
dan berarti orang ini telah melaksanakan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah sholallaahu
‘alaihi wa sallam: ”Jika kalian mendatangi sholat, datanglah dengan tenang. Dan janganlah
kalian mendatanginya dengan tergesa-gesa. (Muttafaqun’alaihi) dalam riwayat yang lainnya
juga disebutkan: ”Kalau iqomah telah dikumandangkan, janganlah kalian datang ke masjid
dengan tergesa-gesa, tapi datanglah dengan tenang, ikutilah jama’ah sholat sebatas yang
sempat kalian ikuti, dan lanjutkanlah bagian yang belum kalian ikuti.” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Demikianlah di antara keutamaan – keutamaan bersegera menuju masjid apabila telah


dikumandangkan adzan. Maka masihkah kita akan bermalas-malasan dan akan kehilangan
seluruh keutamaan ini???

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen1 halaman
    Laporan 1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen18 halaman
    Laporan 1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Laporan 1
    Laporan 1
    Dokumen18 halaman
    Laporan 1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Amdal
    Amdal
    Dokumen18 halaman
    Amdal
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan Harian
    Kegiatan Harian
    Dokumen2 halaman
    Kegiatan Harian
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • PRAKERIN DI PT ANTAM
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Dokumen7 halaman
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kak P4K
    Kak P4K
    Dokumen4 halaman
    Kak P4K
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kia Jan Feb 2018
    Kia Jan Feb 2018
    Dokumen1 halaman
    Kia Jan Feb 2018
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Kia Jan Feb 2018
    Kia Jan Feb 2018
    Dokumen1 halaman
    Kia Jan Feb 2018
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • PRAKERIN DI PT ANTAM
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Dokumen7 halaman
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • PRAKERIN DI PT ANTAM
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Dokumen7 halaman
    PRAKERIN DI PT ANTAM
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Chapter1
    Chapter1
    Dokumen4 halaman
    Chapter1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen2 halaman
    Agama
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • Chapter1
    Chapter1
    Dokumen4 halaman
    Chapter1
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat
  • BENTUK
    BENTUK
    Dokumen8 halaman
    BENTUK
    Yulia Rahmayani
    Belum ada peringkat