Anda di halaman 1dari 14

I.

Kompetensi :
Memelihara /servis, memperbaiki dan overhoul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan.

II. Sub Kompetensi :


1. Mengidentifikasi unit transmisi 4 kecepatan dan komponen komponennya.
2. Melepas dan memasang unit transmisi 4 kecepatan dengan cara yang benar.
3. Menjelaskan cara kerja transmisi 4 kecepatan dan komponen komponennya.
4. Melakukan pemeriksaan, pengukuran dan mengidentifikasi ganguan serta cara mengatasinya.

III. Alat dan Bahan :


1. Unit transmisi 4 kecepatan Daihatsu Charade
2. Oli dan atau grease
3. Toolbox set, tang snap ring
4. Feller gauge, DTI dan jangka sorong
5. SST (Special Service Tools)

IV. Keselamatan kerja:


1. Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
2. Saat membongkar bak transmisi, jangan mencongkel dengan obeng pada sisi perpak/ paking.
Congkelah pada tempat-tempat yang disediakan.
3. Urutkan posisi komponen komponen yang telah dibongkar, jangan ditaruh secara acak dan saling
bertumpuk.
4. Bekerja dengan hati hati dan teliti.

V. Dasar Teori :

Transimsi Manual
Gambar. Transmisi manual
Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan momen poros
engkol ke roda-roda penggerak. Sedangkan tujuan utama transmisi adalah untuk memindahkan tenaga
mesin sesuai dengan kondisi pengendaraan, juga dapat memenuhi tujuan lain sperti dibawah ini,
disesuaikan dengan karakterristik mesin yang banyak digunakan pada kendaraan dewasa ini.
a. Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk saat start dan berjalan di temapt yang mendaki.
b. Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama pengendaraan kecepatan tinggi (light speed
driving).
c. Menggerakkan roda-roda pada arah berlawanan untuk mundur.
Konstruksi Transimsi Manual
Di bawah ini dijelaskan konstruksi transmisi MSG5K yang digunakan pada kendaraan Phanter. Transmisi
ini untuk semua kecepatan maju digunakan mekanisme synchromesh type, sedangkan untuk gigi mundur
menggunakan mekanisme constantmesh type.
Komponen-komponen utama transmisi manual dan fungsinya:

No Komponen Fungsi

1 Transmission input salt Sebuah poros dioperasikan dengan kopling yang


Poros Input transmisi memutar gigi di dalam gear box

2 Transmission gear Gigi Untuk mengubah output gaya torsi yang


transmisi meninggalkan transmisi

3 Synchroniser Gigi Komponen yang memungkinkan perpindahan


penyesuai gigi pada saat mesin bekerja/hidup
4 Shift fork Garpu pemindah Batang untuk memindah gigi atau synchronizer
pada porosnya sehingga memungkinkan gigi
untuk dipasang/dipindah

5 Shift linkage Tuas Batang/tuas yang menghubungkan tuas


Penghubung persneling dengan shift fork

6 Gear shift lever Tuas Tuas yang memungkinkan sopir memindah gigi
pemindah persneling transmisi

7 Transmision case Bak Sebagai dudukan bearing transmisi dan poros-


transmisi poros serta sebagai wadah oli/minyak transmisi

8 Output shaft Poros output Poros yang mentransfer torsi dan transmisi
ke gigi terakhir

9 Bearing Bantalan/laker Mengurangi gesekan antara permukaan benda


yang berputar di dalam system transmisi

10 Extension housing Melingkupi poros output transmisi dan menahan


Pemanjangan bak seal oli belakang. Juga menyokong poros output.

Prinsip Kerja Transmisi Manual


Transimisi manual bekerja pada prinsip yang sederhana dengan menggunakan rasio roda gigi. Sebuah
perbedaan output kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah rasio roda gigi pada sistem transmisinya.
Rasio kecepatan dapat di-representasikan pada persamaan berikut:

Gambar. Rasio kecepatan


Dimana: N = kecepatan putar (rpm)
T = jumlah gigi
Macam-macam Transimsi Manual
Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Tipe Sliding mesh
Sliding mesh merupakan jenis awal transmisi manual dan paling mudah untuk dimengerti. Transmisi jenis
ini, karena memang memiliki banyak kekurangan dalam cara kerjanya. Diantaranya adalah karena
mengeluarkan suara yang kasar saat perpindahan gigi, perpindahan gigi membutuhkan waktu yang cukup
lama, hanya dapat menggunakan salah satu dari roda gigi. Mekanisme dasar pada transmisi sliding mesh
ditunjukkan pada gambar-5. Dimana poros input (input shaft) dan poros output (output shaft)
dihubungkan melalui sebuah counter shaft. Hanya dengan menggeser (sliding) gear pada poros output ,
maka akan menghasilkan rasio gear yang berbeda . Arah dari alur daya direpresentasikan sebagai garis
putus-putus merah pada gambar-5.

Gambar. Transmisi sliding mesh


Tranmisi sliding mesh cocok untuk mengatur kecepatan putar, namun terdapat sebuah kelemahan pada
sistem ini. Transmisi ini cukup rumit untuk menggeser dari satu gear dan mengubungkannya ke gear yang
lain. Sebuah teknologi yang disebut double clutching digunakan untuk memperhalus perpindahan roda
gigi, tetapi pengemudi butuh kemampuan yang baik untuk menggunakan double clutching secara efektif.
2. Tipe Constant mesh
Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan giginya
memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke poros out put.
Transmisi jenis constant mesh antara roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi
output tidak satu poros dengan poros output transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros output melalui
mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk menggunakan roda gigi lebih dari
satu jenis.
Gambar. Transmisi constanmesh
3. Tipe Sincromesh
Merupakan transmisi yang sering digunakan pada kendaraan. Sebuah transmisi synchromesh secara
permanen dapat menyelesaikan masalah yang ada pada transmisi sliding mesh. Di sini roda gigi selalu
dalam rangkaian, namun dengan sebuah perbedaan besar dimana gear output terhubung dengan poros
secara longgar. Terdapat celah (clearance) kecil antara gear output dengan poros. Jika kita hanya
menghubungkan satu roda gigi dengan poros pada suatu waktu, maka poros akan memiliki kecepatan
putar yang terhubung dengan roda gigi.

Gambar. Transmisi syncromesh


Terdapat beberapa komponen penyusun transmisi syncromesh diantaranya adalah hypothetical connector
, hub sleeve, synchronizer cone-teeth, dan synchronizer ring. Berikut ini penjelasan terkait fungsi dan cara
kerja komponen transmisi syncromesh.

VI. Langkah Kerja


Pembongkaran
1. Mempersiapakan alat dan bahan.

2. Melakukan pengamatan pada kondisi fisik dan cara kerja transmisi.

3. Membongkar unit transmisi sesuai prosedur :


a. Melepas baut pengikat pada transmission case.

b. Melepas realase fork dan relaese fork shaft.


c. Melepas baut pengikat pada input shaft cover.

d. Melepas shift fork shaft dan shift fork dengan cara melepas pengunci shift fork shaft kemudian
menarik shift fork shaft keluar.

e. Melepas input shaft dari dudukan dengan cara menariknya.


f. Melepas ring terlebih pada poros input.

g. Melepas bearing pada output shaft menggunakan treker

h. Melepas output shaft dengan cara mengakatnya dari dalam tranmission case.
i. Melepas referse gear dn counter gear.

j. Melepas bearing counter gear belakang menggunakan treker.


k. Mengangkat counter gear set dari dudukannya.
l. Melepas komponen output gear pada output shaft

Gambar. Unit gear


Pengukuran dan Pemeriksaan
1. Pengukuran celah antara roda gigi dengan syncromesh ( Spesifikasi : 0,85 – 1,45mm )
a. Celah main gear 1 : 1,15 mm
b. Celah main gear 2 : 1,40 mm
c. Celah main gear 3 : 1,05 mm
d. Celah main gear 4 : 0,50 mm

Gambar. Pengukuran celah


2. Pengukuran celah antara hub sleve dengan garpu pemindah
Celah maksimum 1,00 mm (0,039 in)
a. Hub sleve gear 1 dan 2 : 0,25 mm
b. Hub sleve gear 3 dan 4 : 0,20 mm
Gambar. Pengukuran celah
3. Pemeriksaan hubungan roda gigi dengan syncromesh (putar-putar syncromesh untuk memeriksa
tingkat gesekan dengan gear)

Gambar. Pemeriksaan syncromesh


4. Pemeriksaan shifting key unit
Shifting key dan key spring sudah tidak ada, jadi tidak dapat dilakukan pemeriksaan
Gambar. Shifting key
5. Pemeriksaan dan pengukuran gear ratio
a. Main gear 1st : 33
b. Main gear 2nd : 31
c. Main gear 3rd : 29
d. Main gear 4th : 22
e. Reduction gear 1 : 23
f. Referse gear : 32
g. Counter gear 1 : 35
h. Counter gear 2 : 30
i. Counter gear 3 : 21
j. Counter gear 4 : 12
k. Counter gear reverse : 13
Perhitungan
Penghitungan rasio :
1st gear : 35/22×33/12=4,375
2nd gear : 35/22×31/21=2,348
3rd gear : 35/22×29/30=1,537
4th gear :1:1
Referse gear : 35/22×23/13×32/23=3,916
Pemasangan
1. Pemasangan dilakukan berlawanan dengan cara melepas.
2. Merakit gear gear unit transmisi

Gambar. Pemasangan unit gear


3. Memasang counter gear
4. Memasang unit gear transmisi

Gambar. Memasang gear unit transmisi


5. Memasang reverse gear dan garpu pemindah
Gambar. Pemasangan
6. Memasang input dan output case transmisi

Gambar. Pemasangan case input dan output


7. Memasang transmision case
Gambar. Pemasangan transmision case
8. Memasang dan mengencangkan baut baut pada transmisi
9. Merapikan alat dan bahan
VII. Pembahasan
1. Hubungan main gear dengan syncromesh
Pemeriksaan ini dengan cara memutar mutarkan syncromesh dengan main gear. Jika diputar masih serat
atau agak berat berarti kondisi synchronizerring masih bagus. Karena fungsi utama dari synchronizerring
adalah menyamakan atau melambatkan kecepatan antara main gear dan synchronizerring. Jika terlalu
ringan maka synchronizerring tidak bekerja dengan baik.
Gambar. Pemeriksaan hubungan syncromesh
2. Pemeriksaan konstruksi
Secara visual dapat dilihat bahwa transmisi ini ada beberapa komponen yang hilang, seperti shifting key
dan key spring. Karena tidak ada shifting key dan key spring maka jika digunakan synchronizerrimg tidak
dapat mengerem dengan baik. Karena saat clutch hub bergeser untuk menggeser synchronizerring tidak
ada komponen yang menekannya. Sehingga pengereman untuk menyamakan kecepatan antara
synchronizerring dan main gear tidak hampir sama. Hal ini akan menyebabkan mati gigi cepat aus karena
kerjanya hampir sama dengan slidingmesh. Sedangkan mata gigi yang runcing akan menyebabkan
hubungan antar gigi tidak baik. Sehingga kemungkinan besar gigi susah untuk berputar sangat besar.
3. Hubungan hub sleve dengan garpu pemindah
Garpu pemindah berfungsi untuk perpindahan gigi pada transmisi, perpindahan ini dapat terjadi karena
garpu pemidah yang mengait pada hub sleve. Jika celah hub sleve terlalu besar maka perpindahan gigi
akan terasa kocak, hal ini berakibat pada kurang responsifnya perpindahan gigi. Dan sebaliknya jika
celahnya terlalu sempit maka perpindahan giginya juga terasa berat. Jadi celah yang baik adalah sesuai
spesifikasi, Celah maksimum 1,00 mm (0,039 in). Bila celah melampaui nilai limit, ganti garpu
pemindah atau hub sleeve.
4. Perbandingan gear ratio daihatsu Charade

VIII. Kesimpulan
Dari praktik yang sudah dilakukan kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Secara keseluruhan komponen yang terdapat pada transmisi daihatsu charade sudah tidak lengkap.
Baut-baut case, shifting key dan key spring sudah hilang.
2. Gear-gear pada counter dan main gear sudah aus/tajam.
3. Celah main gear sudah sesuai dengan standar yang ada.
4. Secara keseluruhan transmisi yang kami praktikan sudah tidak layak untuk digunakan pada
kendaraan.

Daftar Pustaka
http://compactmotorsports.yoo7.com/t1493-daihatsu-gearbox-gear-ratio
http://www.viarohidinthea.com/2014/10/transmisi-manual-pada-mobil.html
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-transmisi-manual/
http://www.mobilmogok.com/2013/10/gejala-kerusakan-transmisi-manual.html
http://otomotif.selkid.com/2013/05/transmisi.html
Daihatsu Charade G100 Service Manual.pdf

Anda mungkin juga menyukai