OLEH :
NAMA : AINA
NIM : 15202563
SEMESTER : VI
1. Pengertian
2. Etiologi
a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
2) Faktor sosiokultural
3) Faktor biokimia
4) Faktor psikologis
5) Faktor genetic
b. Factor presipitasi
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar
biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan tidur.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi berupa perintah memaksa dan
menakutkan.
3) Dimensi intelektual
4) Dimensi sosial
f. Menutup mata.
g. Mulut komat-kamit
i. Tersenyum
j. Gelisah
k. Menyendiri, melamun
a. Tahap pertama
Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat
ansietas sedang, secara umum halusinasi bersifat menyenangkan.
Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah orang yang
berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian,
merasa takut serta mencoba memusatkan penenangan pikiran untuk
mengurangi ansietas.
b. Tahap kedua
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat
kecemasan yang berat. Adapun karakteristik yang tampak pada individu
yaitu individu merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan, individu mungkin
merasa malu dengan pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain.
c. Tahap ketiga
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat
ansietas berat, pengalaman sensori yang dirasakan individu menjadi
penguasa. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah orang
yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya
dan membiarkan halusinasi tersebut menguasai dirinya, individu mungkin
mengalami kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir.
d. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat
ansietas panic. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah
pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah, dimana halusinasi bisa berlangsung beberapa jam atau
beberapa hari, apabila tidak ada intervensi terapeutik.
5. Mekanisme koping
1) Chlorpromazine
a) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma
social dan tilik diri terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental
seperti: waham dan halusinasi. Gangguan perasaan dan perilaku yang
aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-
hari seperti tidak mampu bekerja, hubungan social dan melakukan
kegiatan rutin.
b) Mekanisme kerja
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi
(kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas),
ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan
kesadaran disebabkan oleh depresan.
e) Penggunaan obat
2) Haloperidol (HLP)
a) Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinaptik neuron di otak, khususnya system limbic dan system pyramidal.
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi
(kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas),
ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan
kesadaran.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk
injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam. Sedangkan
pemberian peroral di berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
3) Trihexyphenidil (THP)
b) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat depreson,
dan antikolinergik lainnya.
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil (THP),
glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis, hipertropi prostat,
dan obstruksi saluran edema.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai
anti parkinson.
b. Keperawatan
g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis
a. Jenis halusinasi
Jenis halusinasi
Data objektif
Data subjektif
Halusinasi dengar
- Menutup telinga
Halusinasi Penglihatan
- Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
Halusinasi penghidu
- Menutup hidung
Halusinasi pengecapan
- Sering meludah
- Muntah
Halusinasi
Perabaan
Data tentang halusinasi dapat dikethui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi.
d. Respon halusinasi
2. Pohon masalah
Akibat
Gangguan sensori/persepsi:
Halusinasi penglihatan
Masalah utama
Isolasi sosial
Penyebab
3. Diagnosa Keperawatan
b. Isolasi sosial
c. Tindakan keperawatan
5. Implementasi
Halusinasi
Pasien
Sp1
SP II p
SP IV p
Keluarga
SP 1 k
SP II k
SP III k
7. Evaluasi
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Nn.R.M
Umur : 34 tahun
Pasien pernah masuk Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. V.L Ratumbuysang.
Pertama kali masuk pada bulan September tahun 2008 dan masuk keluar
RSJ sebanyak 2 kali, dan terakhir pasien kembali masuk RSJ pada bulan
Mei 2013. Pasien pernah diberikan pengobatan tapi kurang berhasil
karena pasien berobat tidak teratur. Pasien pernah putus dengan
pacarnya dahulu. Disebabkan karena pacarnya sudah punya kekasih lain.
Dalam anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit jiwa.
4. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
111 : Pasien
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
3) Peran
4) Ideal diri
5) Harga diri
c. Hubungan Sosial
d. Kehidupan Spiritual
5. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan pasien tidak rapi, gigi kotor, rambut jarang disisir, kuku kotor
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
Takut, karena pasien melihat bayangan laki-laki yang ingin memeluknya
e. Afek pasien
g. Gangguan persepsi
h. Proses pikir
i. Tingkat kesadaran
j. Memori
l. Kemampuan penilaian
Pasien makan 3x/hr, yaitu pagi, sore, dan malam secara mandiri
b. BAB/BAK
c. Mandi
Pasien mandi 2x/hr, yaitu pagi dan sore, hanya memakai sabun
Tidur siang ±½ jam, tidur malam ± 8 jam, tidak mengalami gannguan tidur
f. Penggunaan obat
Pasien minum obat 3x/hr, setelah makan THP 2mg ( 2 x ½ ), Vit C (2 x 1),
Diasepam (0-0-1), Haloperidol (2 x 1)
7. MEKANISME KOPING
8. ASPEK MEDIS
NO
DATA
MASALAH
1.
2.
3.
DS :
DO :
- Pasien takut
DS :
DO :
DS :
DO :
Isolasi sosial
C. POHON MASALAH
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Isolasi sosial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
INTERVENSI
RASIONAL
DS :
DO :
TUM
TUK
2.
TUM
TUK :
3.1.Bantu pasien saat perawatan diri mandi, gosok gigi, keramas, ganti
pakaian, berhias, gunting kuku
E. Implementasi Keperawatan
DX
EVALUASI
1.
2.
Selasa, 18 Juni 2013
08.00
10.00
Rabu, 19 Juni 2013
08.00
Kamis, 20 Juni 2013
08.00
Rabu, 19 Juni 2013
14.00
Kamis, 20 Juni 2013
08.30
SP 1
Fase Orientasi
P : Selamat pagi
PS : Baik ses
P : Apakah Nn. R ada keluhan ? karena ses disini ingin membantu Nn. R
untuk memberikan solusi dari masalah Nn. R
PS : iya ses, tadi malam di kamar mandi saya melihat bayangan laki-laki
yang ingin memeluk saya.
PS : didalam ses
PS : 20 menit ses
Fase Kerja
P : baiklah, Nn. R yang Nn. R lihat itu adalah halusinasi. Nn. R tau apa itu
halusinasi ?
PS : tidak ses
P : Halusinasi itu adalah sesuatu yang Nn. R lihat tapi tidak nyata.
Halusinasi ada 5 macam, pendengaran, penglihatan, perabaan,
penciuman, pengecapan. Yang Nn. R alami saat ini adalah halusinasi
penglihatan. Tapi ses akan memberikan Nn. R cara untuk mengatasinya
agar sembuh. Nn. R maukan ?
PS : mau ses
P : Ada 4 cara untuk mengatasinya dan ses akan mengajarkan cara yang
pertama yaitu dengan menghardik. Kalau Nn. R melihat bayangan itu lagi,
Nn. R harus mengatakan “Pergi, kamu tidak nyata” sambil menutup mata.
Apa Nn. R sudah mengerti ?
PS : Iya ses
Fase Terminasi
P : Sepertinya waktu kita sudah habis yah, nanti kita lanjutkan sebentar
dan ses akan mengajarkan Nn. R cara yang kedua. Nn. R bisa jam 10
sebentar ?
PS : iya ses
P : baiklah kalau begitu kita ketemuan ditempat ini pada jam 10 yah.
Sampai ketemu sebentar
SP 2
Fase Orientasi
PS : disini saja
Fase Kerja
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau Nn. R melihat bayangan lagi
Nn. R bisa bercakap-cakap dengan orang lain seperti “tolong saya melihat
bayangan, mari kita berakap-cakap”. Nn. R mengerti kan ?
PS : iya ses
Fase Terminasi
PS : senang ses
PS : iya ses
P : sepertinya waktu kita sudah selesai, nanti ses datang besok pagi lagi
untuk mengajarkan cara yang ketiga. Kita jumpa disini lagi jam 8 yah
PS : iya ses
SP 3
Fase Orientasi
P : selamat pagi Nn. R, masih ingat dengan saya ?
PS : iya ses
PS : iya ses
P : bagus, kalau begitu sesuai janji kita kemarin kita akan belajar cara
yang ketiga yaitu kegiatan terjadwal. Mau dimana kita bicara ?
PS : iya ses
Fase Kerja
PS : iya ses
Fase terminasi
PS : senang ses
P : wah bagus! Coba sebutkan 3 cara yang sudah kita belajar untuk
mencegah bayangan tersebut.
P : bagus sekali! Mari kita masukkan dalam kegiatan jadwal harian Nn. R
yahh. Bagaimana kalau besok kita belajar cara keempat cara mencegah
halusinasi yaitu dengan menggunakan obat yang baik. Bagaimana kalau
jam 8 ?
PS : iya ses
P : kita bertemu disini lagi yah, sampai jumpa besok lagi yah
SP4
Fase Orientasi
PS : iya ses
PS : sudah ses
PS : iya ses
Fase Kerja
P : Nn. R minum obat sangatlah penting supaya bayangan yang Nn. R lihat
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
diminum?
PS : ada 4 ses
P : iya warna yang putih (THP) 2 kali sehari jamnya 7 pagi dan 7 malam,
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HLP)
2 kali sehari jamnya sama gunanya untuk pikiran biar tenang dan yang
kuning untuk daya tahan tubuh biar Nn. R tidak sakit.
PS : iya ses
PS : iya ses
P : Kalau obat habis Nn. R bsia minta ke dokter untuk mendapatkan obat
lagi. Nn. R harus minum obat teratur dengan cara yang benar. Yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya.
PS : iya ses
PS : senang ses
PS : sudah 4 ses
P : bagus ternyata Nn. R masih ingat. Mari kita masukan jadwal minum
obat pada kegiatan harian Nn. R .
PS : iya ses
P : kalau begitu ses permisi dulu yah karena waktu kita sudah habis. Nanti
kita bertemu lagi lain waktu. Selamat siang Nn. R
SP1
Fase Orientasi
PS : sudah mandi jam 5 dan belum sikat gigi, tidak ada sikat gigi
PS : setuju Suster.
Fase Kerja
PS : 1 hari sekali, kadang tidak gosok gigi, alasannya tidak ada sikat gigi,
agar gigi bersih mulut bau.
PS : gigi ompong.
P :Betul sekali, jadi, suster disini akan mengajarkan cara gosok gigi yang
benar sesuai janji kita 20 menit. Baiklah caranya . Pertama, kumur-kumur
dengan air bersih. Lalu oleskan pasta gigi ke sikat gigi. Gosok gigi dengan
sikat gigi dari atas ke bawah beberapa kali, lalu gosok kesisi depan gigi
sampai kebelakang gigi, depan gigi dan bagian dalam gigi, tengah-tengah
gigi juga. Lalu buang busa atau cairan dari gosok gigi tadi. Dan terakhir
kumur-kumur 2-3x. Apa R bisa mengerti? Coba di praktekkan kembali ?
PS : iya suster.
Fase Terminasi
PS : iya ses
SP 2
Fase orientasi
PS : Setuju Suster.
Fase Kerja
PS : iya ses
Fase Terminasi
SP1
Bina hubungan saling percaya
dengan pasien
Fase Orientasi
P: Selamat Pagi. Kenalkan
nama saya Christiany
Porong mahasiswa
Poltekkes Jurusan
Keperawatan yang
praktek di RS ini selama
3 hari mulai dari hari ini
sampai tanggal 20 Juni
2013. Nama Nona siapa ?
Senang dipanggil sapa ?
PS : Pagi, suster. Nama saya
Rina nama panggilan
Rina.
P : Bagaimana perasaan R
saat ini ? R sudah mandi
dan gosok gigi ?
PS : sudah mandi jam 5 dan
belum sikat gigi, tidak
ada sikat gigi
P : baiklah bagaimana kalau
kita berbincang-bincang
tentang kebersihan diri
tujuannya untuk R dapat
mengetahui jenis-jenis
kebersihan diri, sehingga
tidak terserang penyakit.
Pertama yaitu mandi.
Sebelum diajarkan
Berapa lama kita
berbicara ? 20 menit ya ?
Mau dimana ? disini aja
ya di ruang tengah. Setuju
?
PS : setuju Suster.
Fase Kerja
P : Berapa kali R mandi
dalam sehari? Menurut R
apa kegunaannya mandi ?
Menurut R apa
manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri?
Kira-kira tanda-tanda
orang yang
tidak merawat diri
dengan baik seperti apa
ya ?
PS : 1 hari sekali, kadang tidak
gosok gigi, alasannya
tidak ada sikat gigi, agar
gigi bersih mulut bau.
P : Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri
terutama gigi masalah apa
menurut R yang bisa
muncul ?
PS : gigi ompong.
P :Betul sekali, jadi, suster
disini akan mengajarkan
cara gosok gigi yang
benar sesuai janji kita 20
menit. Baiklah caranya .
Pertama, kumur-kumur
dengan air bersih. Lalu
oleskan pasta gigi ke
sikat gigi. Gosok gigi
dengan sikat gigi dari atas
ke bawah beberapa kali,
lalu gosok kesisi depan
gigi sampai kebelakang
gigi, depan gigi dan
bagian dalam gigi,
tengah-tengah gigi juga.
Lalu buang busa atau
cairan dari gosok gigi
tadi. Dan terakhir kumur-
kumur 2-3x. Apa R bisa
mengerti? Coba di
praktekkan kembali ?
PS : R dapat mempraktekkan
kembali.
P : Bagus, baiklah kegiatan
menggosok gigi kita
masukkan ke jadwal
kegiatan harian,setelah
makan pagi dan makan
siang jam 8 pagi dan jam
2 siang. Setuju ?
PS : iya suster.
Fase Terminasi
P : bagaimana perasaan R
saat berbincang-bincang
tadi, coba R jelaskan dan
mempraktekkan kembali
cara menggosok gigi
dengan benar. R dapat
melakukannya dengan
baik, baiklah pertemuan
kita sampai disini. Besok
kita akan berbincang-
bincang lagi tentang
jadwal yang telah kita
buat dan mempraktekkan
perawatan diri yang
kedua dan ketiga yaitu
berdandan/berhias dengan
gunting kuku.
PS : iya ses
P : berapa lama R punya
waktu untuk berbincang-
bincang dengan saya
besok? Bagaimana kalau
20 menit saja?”
di mana R mau
berbincang-bincang
dengan saya besok?
PS : disini saja ses
P : Ya sudah... bagaimana
kalau besok kita
melakukannya di ruangan
tengah ini lagi ?selamat
pagi sampai jumpa besok.
SP 2
Membina hubungan saling
percaya dengan pasien.
Fase orientasi
P :Selamat Pagi R masih
ingat dengan saya?
PS : Masih suster Titie
P : Benar, Bagaimana
perasaannya hari ini ?
masih ingat dengan yang
kemarin R lakukan?
sesuai dengan janji kita
kemarin, hari ini R akan
melakukan perawatan diri
yang kedua yaitu
berdandan/berhias sesuai
dengan kesepakatan kita
kemarin, kita akan
melakukannya selama 20
menit, kesepakatan kita
kemarin Kita akan
melakukannya di ruang
tengah, Agar tubuh tetap
terawat apakah setuju ?
PS : Setuju Suster.
Fase Kerja
P : Sebelum kita lanjut , coba
R perlihatkan kepada
saya bagaimana cara
menggosok gigi sesuai
yang kemarin dijelaskan
dan dipraktekkan ?
PS : pasien dapat
mempraktekkan dengan
benar
P : Hebat, R dapat
melakukannya dengan
baik... sekarang, mari kita
mempraktekkannya
perawatan diri yang
kedua berdandan/berhias.
Caranya siapkan sisir,
bedak, dan kaca. sisir
rambut, kemudian mulai
berdandan sesuai yang
dinginkan. Ketiga
menggunting kuku kaki,
caranya siapkan alat
gunting kuku, kemudian
gunting kuku dari ibu jari
samapi jari kelinci.
bagaimana masih bisa ???
PS : R dapat
mempraktekkannya
meskipun masih malu.
P : Bagus... R dapat
mempraktekkan dengan
baik..bagaimana kalau
kegiatan di masukkan
kedalam jadwal kegiatan
harian?apabila kuku R
mulai panjang.
PS : iya ses
Fase Terminasi
P : Bagaimana perasaan setelah
kita berbincang-bincang
tadi?
Apa-apa perawatan yang
telah dilakukan ?
PS : iya suster, menggosok
gigi, berdandan/berhias
dan menggunting kuku.
P : bagus, nah R sudah dapat
mempraktekkan 3
perawatan diri yang telah
diajarkan, Baiklah...
pertemuan hari ini kita
akhiri. Nanti kita bertemu
lagi di lain waktu karena
ses sudah selesai praktek
disini yah
08.20
10.30
08.20
2. Etiologi
a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
2) Faktor sosiokultural
3) Faktor biokimia
4) Faktor psikologis
5) Faktor genetic
b. Factor presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,
penasaran, tidak aman, gelisah, bingung, dan lainnya.
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar
biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan tidur.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi berupa perintah memaksa dan
menakutkan.
3) Dimensi intelektual
4) Dimensi sosial
5) Dimensi spiritual
f. Menutup mata.
g. Mulut komat-kamit
i. Tersenyum
j. Gelisah
k. Menyendiri, melamun
a. Tahap pertama
Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat
ansietas sedang, secara umum halusinasi bersifat menyenangkan.
Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah orang yang
berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian,
merasa takut serta mencoba memusatkan penenangan pikiran untuk
mengurangi ansietas.
b. Tahap kedua
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat
kecemasan yang berat. Adapun karakteristik yang tampak pada individu
yaitu individu merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan, individu mungkin
merasa malu dengan pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain.
c. Tahap ketiga
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat
ansietas berat, pengalaman sensori yang dirasakan individu menjadi
penguasa. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah orang
yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya
dan membiarkan halusinasi tersebut menguasai dirinya, individu mungkin
mengalami kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir.
d. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat
ansietas panic. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah
pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah, dimana halusinasi bisa berlangsung beberapa jam atau
beberapa hari, apabila tidak ada intervensi terapeutik.
5. Mekanisme koping
a. Medis (Psikofarmako)
1) Chlorpromazine
a) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma
social dan tilik diri terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental
seperti: waham dan halusinasi. Gangguan perasaan dan perilaku yang
aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-
hari seperti tidak mampu bekerja, hubungan social dan melakukan
kegiatan rutin.
b) Mekanisme kerja
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi
(kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas),
ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan
kesadaran disebabkan oleh depresan.
e) Penggunaan obat
2) Haloperidol (HLP)
a) Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinaptik neuron di otak, khususnya system limbic dan system pyramidal.
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah, epilepsi
(kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris (panas),
ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat), gangguan
kesadaran.
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam bentuk
injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam. Sedangkan
pemberian peroral di berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
3) Trihexyphenidil (THP)
b) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat depreson,
dan antikolinergik lainnya.
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
e) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg sebagai
anti parkinson.
b. Keperawatan
g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis
a. Jenis halusinasi
Jenis halusinasi
Data objektif
Data subjektif
Halusinasi dengar
- Menutup telinga
Halusinasi Penglihatan
Halusinasi penghidu
- Menutup hidung
Halusinasi pengecapan
- Sering meludah
- Muntah
Halusinasi
Perabaan
b. Isi halusinasi
Data tentang halusinasi dapat dikethui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi.
2. Pohon masalah
Akibat
Gangguan sensori/persepsi:
Halusinasi penglihatan
Masalah utama
Isolasi sosial
Penyebab
3. Diagnosa Keperawatan
b. Isolasi sosial
c. Tindakan keperawatan
6. Strategi Pelaksanaan
Halusinasi
Pasien
Sp1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan
kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan harian
SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan harian
Keluarga
SP 1 k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam rawat
pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis
halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya.
3. Mejelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
halusinasi
2. Melatih keluaraga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien halusinasi
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal kegiatan aktifitas di
rumah termasuk minum obat
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
7. Evaluasi
Menurut Keliat, 1998 evaluasi adalah proses yang berkelanjutan
untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan SOAP sebagai pola pikir.
S : respon subjektif dari klien terhadap intervensi keperawatan
O : respon objektif dari klien terhadap intervensi keperawatan
A : analisa ulang atas dasar subjek dan objek untuk mengumpulkan
apakah masalah masih ada, munculnya masalah baru, atau ada data
yang berlawanan dengan masalah yang masih ada.
P : perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon klien
1. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Nn.R.M
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Liningan Lingkungan III, Tondano
Pendidikan : SD Tidak Tamat
Status pernikahan : Belum Menikah
Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013 Jam : 09.00 WITA
No. Rekam Medik : 14918
4. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
111 : Pasien
: Orang yang tinggal serumah
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Pasien mengatakan bahwa dirinya menyukai semua anggota
tubuhnya
2) Identitas diri
Pasien mampu menyebut identitasnya dengan baik, yaitu nama,
umur, agama, alamat, status perkawinan
3) Peran
Pasien berperan sebagai anak didalam keluarganya. Sedangkan di
rumah sakit pasien berperan sebagai pasien.
4) Ideal diri
Pasien ingin cepat sembuh serta berkumpul bersama keluarga.
5) Harga diri
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga terutama dengan
orang tuanya dalam keadaan baik. Pasien menyadari bahwa dirinya
sakit.
c. Hubungan Sosial
Dalam kehidupan pasien orang yang paling berarti adalah orangtua.
Namun di tempat pasien dirawat, orang yang paling berarti adalah
teman.
d. Kehidupan Spiritual
Pasien menganut agama Kristen Protestan. Menurut pasien sebelum
dirawat di RSJ Ratumbuysang, pasien hampir tiap hari minggu
beribadah di gereja. Saat masuk rumah sakit pasien rutin mengikuti
ibadah tiap hari rabu bersama pasien lain.
5. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan pasien tidak rapi, gigi kotor, rambut jarang disisir, kuku
kotor
b. Pembicaraan
Saat pengkajian pasien bisa menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Aktivitas motorik
Aktivitas pasien tenang
d. Alam perasaan
Takut, karena pasien melihat bayangan laki-laki yang ingin
memeluknya
e. Afek pasien
Tidak ada gangguan
f. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, mendengar apa yang ditanyakan dan
menjawabnya sesuai dengan pertanyaan yang ditanyakan serta
kontak mata baik
g. Gangguan persepsi
Saat pengkajian pasien mengalami halusinasi penglihatan dengan
waktu selalu muncul pada malam hari sebelum pasien tidur.
Frekuensi 1-2 jam, isinya adalah melihat seorang hantu laki-laki
yang ingin memeluknya. Sedangkan responnya, pasien memanggil
perawat yang bertugas di ruangan tapi mereka tidak
mendengarkannya dan pasien pun merasa kesepian dan menyendiri.
h. Proses pikir
Proses pikir pasien sampai pada tujuan pembicaraan.
i. Tingkat kesadaran
Orientasi waktu, tempat dan orang jelas.
j. Memori
Gangguan pada memori jangka panjang
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mudah beralih yaitu saat bertanya, pasien menjawab diluar
pertanyaan
l. Kemampuan penilaian
Pasien mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan, yaitu
dapat mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain.
m. Daya tilik diri
Pasien menyadari dengan penyakit yang dideritanya.
7. MEKANISME KOPING
Asertif yaitu cerita dengan orang lain
8. ASPEK MEDIS
a. Diagnosa medis : Skisofrenia
b. Terapis Medis : Triheksipenidile 2 mg 2x1 kap
Haloperidol 5 mg 2x1 tab
Diazepam 5 mg 0-0-1 tab
Vit. B Complex 2x1 tab
B. ANALISA DATA
NO
DATA
MASALAH
1.
2.
3.
DS :
- Pasien mengatakan melihat bayangan hantu laki-laki yang
ingin memeluknya
DO :
- Pasien pernah dirawat sebelumnya namun kurang berhasil
karena putus obat
- Pasien takut
DS :
- Pasien mengatakan merasa lemah
- Pasien mengatakan lelah untuk beraktifitas
DO :
- Penampilan kurang Rapi
- Rambut jarang disisir
- Gigi tampak kotor dan bau
- Kuku kaki kotor
DS :
- Pasien mengatakan sendiri pada malam hari
- Pasien mengatakan kesepian pada malam hari
DO :
- Pasien tampak sedih dan murung
Isolasi sosial
C. POHON MASALAH
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan
2. Isolasi sosial
3. Defisit perawatan diri
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
INTERVENSI
RASIONAL
1
TUM
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, pasien dapat
mengontrol halusinasi.
TUK
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
TUM
pasien dapat mandiri dalam perawatan diri
TUK :
1. Pasien dapt membina hubungan saling percaya dengan
perawat
E. Implementasi Keperawatan
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.
2.
SP1
Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Fase Orientasi
P: Selamat Pagi. Kenalkan nama saya Christiany Porong
mahasiswa Poltekkes Jurusan Keperawatan yang praktek di RS ini
selama 3 hari mulai dari hari ini sampai tanggal 20 Juni 2013. Nama
Nona siapa ? Senang dipanggil sapa ?
PS : Pagi, suster. Nama saya Rina nama panggilan Rina.
P : Bagaimana perasaan R saat ini ? R sudah mandi dan gosok
gigi ?
PS : sudah mandi jam 5 dan belum sikat gigi, tidak ada sikat gigi
P : baiklah bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
kebersihan diri tujuannya untuk R dapat mengetahui jenis-jenis
kebersihan diri, sehingga tidak terserang penyakit. Pertama yaitu
mandi. Sebelum diajarkan Berapa lama kita berbicara ? 20 menit ya
? Mau dimana ? disini aja ya di ruang tengah. Setuju ?
PS : setuju Suster.
Fase Kerja
P : Berapa kali R mandi dalam sehari? Menurut R apa
kegunaannya mandi ? Menurut R apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya ?
PS : 1 hari sekali, kadang tidak gosok gigi, alasannya tidak ada
sikat gigi, agar gigi bersih mulut bau.
P : Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri terutama gigi
masalah apa menurut R yang bisa muncul ?
PS : gigi ompong.
P :Betul sekali, jadi, suster disini akan mengajarkan cara gosok gigi
yang benar sesuai janji kita 20 menit. Baiklah caranya . Pertama,
kumur-kumur dengan air bersih. Lalu oleskan pasta gigi ke sikat
gigi. Gosok gigi dengan sikat gigi dari atas ke bawah beberapa kali,
lalu gosok kesisi depan gigi sampai kebelakang gigi, depan gigi dan
bagian dalam gigi, tengah-tengah gigi juga. Lalu buang busa atau
cairan dari gosok gigi tadi. Dan terakhir kumur-kumur 2-3x. Apa R
bisa mengerti? Coba di praktekkan kembali ?
08.20
S : Pasien Mengatakan Mengerti Tentang Penggunaan Obat
Posting Komentar