Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANALISA DAN QUALITY CONTROL

Disusun oleh :

Nama : Aldo Apriliano


NIM : 16/18372/TeP
Kelas : STIK – B
Kelompok : III (Tiga)
Acara I : Penentuan Kadar Lemak
Co. Ass : Achmadyanto

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2018
I. JUDUL ACARA I : Penentuan Kadar Lemak
II. HARI, TANGGAL : Rabu, 28 Maret 2018
III. TUJUAN : Menentukan kandungan minyak dalam bahan
IV. DASAR TEORI
Produksi CPO di Indonesia selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, di mana saat ini merupakan penghasil CPO terbesar di
dunia. Selama ini selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri,minyak
sawit diekspor dalam bentuk CPO. Untuk meningkatkan nilai ekonomis
ekspor komoditi ini,CPO perlu diolah menjadi produk lain yangmempunyai
nilai ekonomi lebih tinggi. Peningkatan produksi dan peningkatan nilai
ekonomi CPO melalui konversi menjadi produk yang bernilai ekonomi
lebih tinggi, akan memberikan dampak yang sangat berarti terhadap
pendapatan masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya petani
sawit. Salah satu cara peningkatan nilai ekonomi minyak kelapa sawit
adalah dengan proses hidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol yang
bernilai jual lebih tinggi (Puguh Setyopratomo, 2012).
Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan minyak nabati
berwarna jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses ekstraksi
daging buah kelapa sawit (Mesocarp) tanaman Elais guinensis Jacq.
Minyak sawit kasar terdiri dari gliserida yang tersusun oleh serangkaian
asam lemak. Komponen utama minyak sawit adalah trigliserida dengan
sebagian kecil digliserida dan mono gliserida. Minyak sawit kasar
berbentuk semipadat pada suhu kamar. Warna minyak sawit kasar yang
berwarna jingga kemerah-merahan disebabkan oleh komponen minor yang
dmiliki CPO berupa pigmen karoten (Muhammad Fajar Wulan, 2014).
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman
penghasil minyak nabati yang dibutuhkan baik untuk dikonsumsi oleh
manusia dan dapat juga dijadikan bahan bakan minyak. Kebutuhan
penggunaan minyak dan lemak dunia semakin meningkat setiap tahun,
sedangkan produksinya relatif masih kurang dibanding dengan permintaan.
Hal ini merupakan peluang yang baik untuk komoditas kelapa sawit agar
terus meningkatkan produksi dan luas penanamannya untuk memenuhi
permintaan konsumen. Meskipun demikian, minyak kelapa sawit
menghadapi saingan dari beberapa minyak dan lemak lain, diantaranya yang
terpenting adalah minyak kacang kedele (Glycine max), minyak bunga
matahari (Helianthus annus), minyak biji rep (Brassica spp) dan minyak
jagung (Zea mays) (Fathurrahman, 2013).
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Alat Distilasi Soxlet : 1 unit
2. Tabung Ekstraksi Soxlet : 1 unit
3. Botol Timbang : 1 unit
4. Pemanas Air : 1 unit
5. Timbangan Analit : 1 unit
6. Oven : 1 unit
7. Erlenmeyer : 1 unit
B. Bahan
1. Mesocarp sawit : 2 gram
2. PE : 25 ml
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
1. Menimbang kertas saring kosong menggunakan timbangan analit
dengan berat yang didapatkan yaitu, 0,30 gram.
2. Menimbang Mesocrap bersama kertas saring dengan berat sampel
yang didapatkan 2,09 gram.
3. Memasukkan sampel dalam bentuk gulungan menggunakan kertas
saring lalu masukkan sampel ke dalam Ekstraktor Soxhlet.
4. Menuangkan Petrolium Ether (PE) 25 ml pada labu alas bulat.
Kemudian pasangkan labu alas bulat pada Ekstraktor Soxhlet.
5. Memasangkan Ekstraktor Soxhlet dengan labu alas bulat pada alat
destilasi Soxhlet guna untuk mengekstraksi sampel, lama waktu
pengekstrasian selama 4 jam.
6. Menimbang terlebih dahulu Crus Porselin pada timbangan analit
dengan berat 45,76 gram sebelum dipakai sebagai tempat sampel.
7. Menguapkan sampel pada Water Batch dengan menggunakan wadah
CrusPorselin, yang mana pada sampel sebelumnya sudah dilakukan
pengekstrasian selama 4 jam. Teruskan pengeringan dalam oven
1000C sampai berat konstan.
8. Menimbang kembali sampel yang sudah dilakukan proses penguapan
dengan menggunakan timbangan analit dengan berat 46,25 gram.
B. Skematis
No. Keterangan Gambar
Menimbang kertas saring
kosong menggunakan timbangan
analit dengan berat yang
didapatkan yaitu, 0,30 gram.

1.

Menimbang Mesocrap
bersama kertas saring dengan
berat sampel yang didapatkan
2,09 gram.

2.

Memasukkan sampel dalam


bentuk gulungan menggunakan
kertas saring lalu masukkan
sampel ke dalam Ekstraktor
Soxhlet.
3.
Menuangkan Petrolium
Ether (PE) 25 ml pada labu alas
bulat. Kemudian pasangkan labu
alas bulat pada ekstraktor

4. Soxhclet.

Memasangkan ekstraktor
soxhlet dengan labu alas bulat
pada alat destilasi soxhlet guna
untuk mengekstraksi sampel,
lama waktu pengekstrasian

5. selama 4 jam.

Menimbang terlebih dahulu


Crus Porselin pada timbangan
analit dengan berat 45,76 gram
sebelum dipakai sebagai tempat
sampel.
6.
Menguapkan sampel pada
Water Batch dengan
menggunakan wadah
CrusPorselin, yang mana pada
sampel sebelumnya sudah
7.
dilakukan pengekstrasian selama
4 jam. Teruskan pengeringan
dalam oven 1000C sampai berat
konstan.

Menimbang kembali
sampel yang sudah dilakukan
proses penguapan dengan
menggunakan timbangan analit
dengan berat 46,25 gram.
8.
VII. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
Berat
Berat Berat Berat
Bahan Timbang Kadar Lemak
Bahan Kosong Minyak
Berisi
45,76 46,74
Mesocrap 2,09 gram 0,49 23,44
gram gram

B. Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Kadar Lemak Mesocrap = x 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,49
= x 100 %
2,09

= 23,44 %
• Residu =B–A
= 46,25– 46,74
= 0,49 %
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang Penentuan Kadar Lemak.
Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Maret 2018 di Laboratorium
Kimia Pilot Plant Institut Pertanian STIPER Yogyakarta. Adapun alat dan
bahan yang digunakan untuk memperlancar proses pengamatan penentuan
kadar lemak ini yaitu alat yang digunakan Timbangan Analitis. Erlenmeyer,
Buret dan Statif, Gelas ukur, Pipet Volum. Kemudian itu bahan metode
yang digunakan untuk penentuan kadar lemak tersebut yaitu CPO 1 tahun,
Minyak Goreng, NaoH, Indikator PE dan Alkohol Netral. Lemak adalah zat
organik Hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air. Namun lemak dapat
larut dalam pelarut organik seperti Kloroform, Eter dan N-hexane. Pada
Mesocarp dan kernel buah kelapa sawit juga terdapat kandungan lemak.
Lemak inilah asal mula didapatkanya Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil.
Penentuan kadar minyak dalam Mesocarp dan kernel buah kelapa
sawit dilakukan dengan metode Soxhlet. Metode Soxhlet merupakan salah
satu cara pemisahan lemak yang terdapat dalam zat padat, dengan cara
penyaringan berulang-ulang menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi
metode Soxhlet dilakukan dengan mendidihkan pelarut (Petroleum Eter)
dalam labu didih. Labu didih dipanaskan menggunakan Water Batch. Water
Batch merupakan alat pemanas dengan menggunakan air sebagai media
penyalur panasnya. Saat dididihkan, uap pelarut pada labu didih akan
mengalir didalam Soxhlet menuju sampel. Uap yang akan keluar akan
didinginkan melalui pendingin, sehingga uap pelarut akan menetes kembali
menuju sampel. Pada pendingan air yang digunakan diusahakan mengalir
terus menerus. Hal ini bertujuan agar air bersirkulasi, yakni air panas akan
keluar dan digantikan dengan air baru yang lebih dingin sehinga proses
pendinginan berjalan dengan baik. Sampel berupa Mesocarp dan kernel dari
buah kelapa sawit, yang telah diurai-urai seratnya ataupun diperkecil
ukuranya. Pelarut akan melarutkan minyak dan lemak yang dikandung
Mesocarp ataupun kernel. Dengan sampel pada kondisi serat/terurai maka
pelarut akan lebih mudah bersinggungan langsung dengan sebagian besar
Mesocarp dan kernel. Setelah melarutkan sampel, pelarut akan menguap
dan melarutkan sampel.
Digunakan pelarut organik yaitu Petroleum Eter. Alasan
digunakanya Petroleum Eter ialah kareana Petroleum Eter merupakan
pelarut organik, sehingga dapat melarutkan minyak. Dengan titik didih
yang rendah maka proses pelarutan minyak menggunakan Petroleum Eter
akan lebih cepat dan proses Ekstraksi akan lebih optimal. Minyak yang
terlarut pada pelarut akan mengalir menuju labu didih, sehingga pada
akhirnya dalam labu didih terdapat minyak dan pelarut / Petrolium Ether.
Proses ini biasanya berlangsung sekitar 4 jam, dan ditandai dengan pelarut
yang berubah warna menjadi kuning bening (sampel buah sawit).
IX. KESIMPULAN
Dari praktikum Penentuan Kadar Lemak yang telah dilaksanakan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Lemak/minyak adalah zat organik Hidrofobik yang bersifat sukar larut
dalam air.
2. Pemisahan minyak dengan Mesocarp berakhir saat tidak ada lagi minyak
yang berada dalam Mesocarp, biasanya ditandai dengan pelarut yang
berubah warna menjadi kuning dan pelarut yang terdapat dalam
Mesocarp berwarna bening.
3. Metode Soxhlet merupakan salah satu cara pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam zat padat, dengan cara penyaringan berulang-ulang
menggunakan pelarut tertentu.
4. Ekstraksi minyak bertujuan untuk memisahkan minyak dengan pelarut,
sehingga pada akhirnya diperoleh minyak murni.
5. Alasan digunakanya Petroleum Eter ialah kareana Petroleum Eter
merupakan pelarut organik, sehingga dapat melarutkan minyak.
DAFTAR PUSTAKA

Fathurrahman. 2013.“Perbandingan Komposis Asam Lemak Kelapa Sawit (Elaeis


guineensis Jacq.) Hasil Transformasi Genetik”. Pekanbaru :
Universitas Islam Riau.
Setyopratomo, Puguh. 2012. “Produksi Asam Lemak Dari Minyak Kelapa Sawit
Dengan Proses Hidrolisis”. Surabaya: Jurnal Teknik Kimia. Vol. 7,
No. 1:26-31.
Wulan, Muhammad Fajar. 2014. “Analisis Pengendalian Mutu (Quality Control)
Cpo (Crude Palm Oil) Pada Pt. Buana Wira Subur Sakti Di
Kabupaten Paser”. Samarinda: Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Vol.
2, No. 2:245-259.

Yogyakarta, 06 April 2018


Mengetahui,
Co.Ass Praktikan

(Achmadyanto) (Aldo Apriliano)

Anda mungkin juga menyukai