Petroleum System
COVER
Disusun Oleh :
ALFAN FAZA
111.140.046
PLUG 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
METODE
Analisis Data
Data Log
Log
Membuat Menentukan
Laporan Zona Target
Gambar 1 Diagram Alir
3
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Formasi
III.1.1. Basement
Formasi ini merupakan batuan dasar (basement rock) dari
Cekungan Sumatra Selatan. Tersusun atas batuan beku Mesozoikum,
batuan metamorf Paleozoikum Mesozoikum, dan batuan karbonat
yang termetamorfosa. Hasil dating di beberapa tempat menunjukkan
bahwa beberapa batuan berumur Kapur Akhir sampai Eosen Awal.
Batuan metamorf Paleozoikum-Mesozoikum dan batuan sedimen
mengalami perlipatan dan pensesaran akibat intrusi batuan beku
selama episode orogenesa Mesozoikum Tengah (Mid-Mesozoikum).
4
III.1.3. Formasi Gumai
Formasi Gumai tersebar secara luas dan terjadi pada zaman
Tersier, formasi ini terendapkan selama fase transgresif laut
maksimum, (maximum marine transgressive) ke dalam 2 cekungan.
Batuan yang ada di formasi ini terdiri dari napal yang mempunyai
karakteristik fossiliferous, banyak mengandung foram plankton.
Sisipan batugamping dijumpai pada bagian bawah.
Formasi Gumai beda fasies dengan Formasi Talang Akar dan
sebagian berada di atas Formasi Baturaja. Ketebalan dari formasi ini
bervariasi tergantung pada posisi dari cekungan, namun variasi
ketebalan untuk Formasi Gumai ini berkisar dari 6000 – 9000 feet (
1800-2700 m).
Penentuan umur Formasi Gumai dapat ditentukan
dari dating dengan menggunakan foraminifera planktonik.
Pemeriksaan mikropaleontologi terhadap contoh batuan dari beberapa
sumur menunjukkan bahwa fosil foraminifera planktonik yang
dijumpai dapat digolongkan ke dalam zona Globigerinoides
sicanus, Globogerinotella insueta, dan bagian bawah zona Orbulina
Satiralis Globorotalia peripheroranda, umurnya disimpulkan Miosen
Awal-Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan Laut Terbuka,
Neritik.
5
Venezuelana Hedberg, Globorotalia Peripronda Blow &
Banner,Globorotalia mayeri Cushman & Ellisor, yang menunjukkan
umur Miosen Tengah N12-N13. Formasi ini diendapkan di
lingkungan laut dangkal.
6
gas juga adanya lapisan batubara yang menandakan pada satuan
batuan tersebut terdapat endapan material organik sebagai syarat
terbentuknya minyak bumi.
7
ditentukan adalah reservoar yang terletak pada basement dengan Satuan
Kuarsit. Zona ini berada pada kedalaman 1030 m – 1235 m. Satuan ini
dijadikan target eksplorasi dikarenakan deskripsi – deskripsi litologi yang
terdapat pada satuan ini menunjukan adanya indikasi minyak bumi ( oil show
). Hal ini juga dibuktikan dengan nilai kurva chromatolog dan total gas yang
cukup tinggi.
8
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Dari analisis data log yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Ditemukan 5 satuan batuan yang terdapat pada Lapangan Bosand yaitu
Satuan Batuan Metamorf, Satuan Batuan Batupasir Kuarsit, Satuan
Batuan Serpih, Satuan Batuan Batupasir, dan Satuan Batuan
Batulempung. Satuan Batuan Serpih merupakan satuan batuan yang
paling dominan.
Ditemukan 3 formasi dan satu basement pada lapangan ini yaitu dari
yang paling tua adalah Formasi Talang Akar, lalu diatasnya diendapkan
Formasi Gumai, dan diatasnya lagi diendapkan Formasi Air Benakat.
Formasi Gumai merupakan formasi yang paling tebal.
Dari analisis data juga dapat disimpulkan bahwa pada Lapangan Bosand
terdapat petroleum system, dibuktikan dengan ditemukannya batuan
induk berupa serpih pada Formasi Talang Akar, batuan reservoir pada
Formasi Gumai dan Formasi Air Benakat, reservoar pada basement, dan
batuan tudung pada Formasi Gumai dan Formasi Air Benakat.
Zona target yang mengandung hidrokarbon berada pada Satuan Kuarsit
di kedalaman 1130 m – 1235 m. Hal ini dikarenakan ditemukannya oil
pada deskripsi litologi sepanjang kedalaman tersebut dan juga nilai kurva
chromatolog dan total gas yang tinggi.