Anda di halaman 1dari 15

Laporan Pengukuran Potensial Air

Jaringan Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGUKURAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia. Oleh
karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperature konstan
tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal hubungan air dan tanaman,
potensial kimia dan air sering dinyatakan dengan istilah “potensial air”. Selanjutnya, bila
potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energy dari suatu substansi yang akan
bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan
molekul-molekul air untuk molekul difusi.
Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam air
tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah
kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila tekanan di sekitar
system ditingkatkan atau diturunkan, maka secara otomatis potensial air akan naik atau turun
sesuai dengan perubahan tekanan tersebut. Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua
komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah
atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di
dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tersebut ke dalam seri larutan yang
telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tumbuhan tersebut dapat
diketahui.
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat
keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah potensial dari suatu sel
atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk menyerap air dari
dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar kemampuan jaringan
untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan air lebih rendah.
Sel tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida. Bagian-bagian penyusun zat
yang ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel tersebut meyebar merata ke segala
arah. Zat-zat bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang
konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut dinamakan difusi.
Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat dalam volume
tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika konsetrasi zat di kedua tempat tersebut
sudah sama.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika
terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonic, maka volumenya
akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapatkan dan kehilangan air yang sama. Banyak
hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan
selnya bersifat isotonic dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik,
maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel
hewan) atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan
hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat
menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik
atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses
osmoregulasi.
Pada praktikum ini kita akan melakukan pengamatan terhadap potensi kimia air untuk
mengetahui pergerakan kimia air dalam tumbuhan yang mengalami kelebihan air ataupun
kekurangan cairan. Huruf yunani psi (Ψ), digunakan untuk menyatakan potensial air dari
suatu system, apakah system itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu
larutan. Potensial air dinyatakan dalam bar. Pada umumnya nilai potensial air dalam
tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan nilai potensial air jaringan umbi kentang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan 85-98% berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air
diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya;
selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi kimia
misalnya fotosintesis; dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi
sehingga dapat digunakan untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan
menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang
dapat menyebabkan kematian (Syarif, 2009).
Potensial kimia adalah energy bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia.
Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperature
konstan tergantung kepada jumlah mol substansi tekanan dan temperature yang ada. Dalam
hal hubungan air dan tanaman, potensial kimia air sering dinyatakan dengan istilah “potensial
air”. Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energy dari suatu
substansi yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari energy
yang tersedia di dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain, potensial air
merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk molekul difusi (Anonim, 2010).
Salah satu ciri yang membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah adanya
dinding sel. Dinding sel terdiri atas dinding primer dan dinding sekunder, antara dinding
primer dari suatu sel dengan dinding primer dari sel tetangganya terdapat lamella tengah.
Lamella tengah merupakan perekat yang mengikat sel secara bersama-sama untuk
membentuk jaringan (Adnan, 2008).
Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam
air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan
adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila tekanan di
sekitar system ditingkatkan atau diturunkan, maka secara otomatis potensial air akan naik
atau turun sesuai dengan perubahan tekanan tersebut (Anonim, 2011).
Hubungan antar potensial air adalah dengan melakukan peristiwa osmosis karena
osmosis merupakan peristiwa difusi dimana antara dua tempat tersedianya difusi dipisahkan
oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membrane
protoplasma adalah membrane pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel
tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam
tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmosis (Heddy, 1987).
Pada fisiologi tanaman hal biasa untuk menunjukkan energy bebas yang dikandung di
dalam air adalah dalam bentuk potensial air (Ψ). Definisi dari potensial air adalah energy per
unit volume air, potensial air berbanding lurus dengan suhunya (Filter, A.h., 1981).
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang
terlarut. Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini disebabkan karena
cenderung bergerak menyeberangi membrane semi permeable dari air murni menuju air yang
mengandung zat terlarut (Lambers, dkk, 1998).
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh 4 macam komponen
potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic, dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada
air di dalam daerah gravitasi, potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat
penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air
(Deragon, 2005).
Potensial air merupakan ukuran dari energy bebas air yang dipengaruhi oleh zat
terlarut, tekananm dan partikel matriks. Kontribusi dari potensial air oleh solute terlarut
disebut dengan potensial osmotic, yang selalu bernilai negative. Di lain pihak, zat terlarut
menurunkan potensial air. Potensial tekanan air dapat bernilai positif, negative, bahkan nol.
Tetapi secara umum nilai potensial tekanan ini berarti bernilai positif, karena setiap sel
tumbuhan memiliki tekanan turgor. (Heddy, S, 1982).
Terkait dengan kemampuan air untuk berasosiasi dengan partikel koloid, maka
muncullah istilah potensial matriks. Potensial matriks bernilai cukup kecil sehingga
seringkali diabaikan. Namun potensial matriks sangatlah penting ketika membahas mengenai
hubungannya dengan air tanah (Lambers, dan T.E. Pons, 1998).
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang
terlarut. Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh empat macam komponen
potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic, dan tekanan (Filter, 1989).
Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu dan apabila tidak diberikan air
secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat lima
mekanisme utama yang dapat menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain melalui
proses:
a. Difusi adalah pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Laju difusi
antara lain tergantung pada suhu dan densitas medium. Gas berdifusi lebih cepat daripada air.
b. Osmosis adalah difusi melalui membrane semi permeable. Masuknya larutan ke dalam sel-
sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air
bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Osmosis juga dapat terjadi dari
sitoplasma ke organel-organel bermembran.
c. Tekanan kapiler, apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka
permukaan air di dalam pipa kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan
yang menarik air tersebut dengan beratnya.
d. Tekanan hidrostatik, masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding
sel sehingga dinding sel menegang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik
untuk melawan aliran tersebut.
e. Gravitasi, air juga bergerak untuk merespon gaya gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan
untuk menarik ke atas. Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena
perbedaan tinggian pada bagian tanaman tersebut relative kecil. Pada tumbuhan yang tinggi,
pengaruh gravitasi sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas pada pohon yang tingginya
100 meter diperlukan tekanan sekitar 20 atm (Anonim, 2009).
Pada potensial kimia, energy bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia.
Oleh karena itu potensi kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperature
konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada (Lakitan, 1996).
Turunan-turunan potensial air dari prinsip termodinamika dapat dijumpai dalam
slatyer, akan tetapi untuk saat ini cukup mendefinisikan potensial air sebagai energy bebas
per unit volume (Salisbury dan Ross, 1995).

BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan tentang Pengukuran Potensial Air
Jaringan Tumbuhan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 Maret 2014 pada pukul 07:30-
09:10 WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas,
Padang.

3.2 Bahan dan Alat


Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah umbi
kentang, pisau lipat, gelas piala, petri dish, timbangan, kertas saring atau kertas stensil,
aluminium foil, penggaris, dan larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi seperti 0,00 M;
0,15 M; 0,20 M; 0,25 M; 0,30 M; 0,35 M; 0,40 M; 0,45 M; 0,50 M; 0,55 M; dan 0,60 M.

3.3 Cara Kerja


Sebelas gelas piala disiapkan dan masing-masingnya diisi dengan 50 mL larutan
sukrosa dengan berbagai konsentrasi yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan percobaan
dengan cepat, dibuat 11 potongan umbi kentang dengan ukuran 1 x 1 x 4 cm yang telah
dikupas lapisan kulit luarnya. Setelah itu diletakkan di dalam wadah tertutup seperti petri
dish.
Langkah selanjutnya, satu blok umbi kentang dipotong menjadi irisan setebal 1-2 mm.
Kemudian irisan umbi kentang dibilas dengan cepat dengan aquadest dan dikeringkan dengan
kertas saring/ kertas stensil. Setelah itu ditimbang dan dicatat bobotnya. Selanjutnya irisan
umbi kentang tersebut dimasukkan ke dalam larutan sukrosa 0,00 M (aquadest). Ditutup
dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 2 jam. Dicatat waktu memasukkan irisan umbi
kentang ke dalam larutan sukrosa.
Percobaan di atas diulangi untuk umbi kentang lainnya, dan dimasukkan ke dalam
setiap larutan sukrosa, sehingga dimiliki 11 gelas piala berisi irisan umbi kentang. Setelah 2
jam direndam, irisan kentang tersebut dikeluarkan dan dikeringkan dengan kertas saring/
kertas stensil dan ditimbang segera. Dicatat bobot akhir irisan umbi kentang tersebut dan
ditentukan perubahan bobot yang terjadi.
Kemudian dilengkapi table yang telah disediakan dan dibuat grafik dan diplotkan % Δ
bobot pada ordinat dan konsentrasi larutan pada absis dengan menggunakan kertas grafik
yang berskala millimeter.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Bobot Segar (gr) Bobot Akhir (gr) % Δ Bobot
Sukrosa
Ubi
[N] Kentang Kentang Ubi jalar Kentang Ubi jalar
jalar
0 4,49 5,43 5,05 6,37 12,47 % 17,31 %
0,1 3,20 4,93 3,38 5,57 5,62 % 12,98 %
0,2 8,46 5,49 8,73 6,39 3,19 % 26,23 %
0,3 4,95 2,82 5,15 3,29 4,04 % 16,66 %
-31,19
0,4 3,43 3,84 2,36 3,81 -0,78 %
%
-22,86
0,5 6,08 3,26 4,69 3,33 2,14 %
%
-53,61
0,6 2,63 2,44 1,22 2,23 -8,60 %
%
Tabel 1. Hasil pengukuran potensial air jaringan tumbuhan

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita menggunakan dua objek yaitu kentang dan ubi jalar yang
akan dilihat potensial air jaringan hidupnya untuk mengetahui pergerakan kimia air.
Pergerakan air dan larutan sukrosa yang terjadi pada kentang dan ubi jalar dapat dijadikan
sebagai acuan untuk mengetahui apakah kentang ataupun ubi jalar mempunyai daya serap
yang tinggi terhadap air atau larutan sukrosa.
Berdasarkan table di atas maka kita melihat adanya konsentrasi sukrosa yang
bervariasi, maka bervariasi pula % Δ bobot ubi jalar maupun kentang, dimana ada yang
bernilai positif ataupun negative. Nilai positif diperoleh dari berat akhir umbi kentang
ataupun ubi jalar yang lebih besar dibandingkan dengan berat awal umbi kentang ataupun ubi
jalar. Potensial osmotic larutan bernilai negative, karena air pelarut dalam larutan itu
melakukan kerja kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat, kemampuan
larutan untuk melakukan kerja, jadi potensial air larutan juga meningkat.
Potensial osmotic larutan bernilai positif, karena air pelarut dalam larutan kentang
maupun ubi jalar melakukan kerja lebih dari air murni. Jika tekanan pada larutan meningkat,
maka kemampuan larutan untuk melakukan kerja juga meningkat sehingga bobot berat
kentang dan ubi jalar juga meningkat. Pada percobaan menggunakan larutan sukrosa pada
kentang, larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 sampai 0,3 N, % Δ bobotnya bernilai positif,
sebaliknya konsentrasi sukrosa 0,4-0,6 bernilai negative. Sedangkan pada ubi jalar untuk ke
semua konsentrasi bernilai positif.
Nilai positif pada konsentrasi 0,0 N sampai 0,3 N dan nilai positif pada ke semua
konsentrasi yang terdapat pada ubi jalar diperoleh dari berat kentang dan ubi jalar setelah
direndam lebih besar dibandingkan dengan sebelum direndam. Akibatnya terjadi penambahan
berat jaringan oleh air dari larutan sukrosa. Pergerakan air dari larutan sukrosa lebih tinggi
(hipertonis) daripada konsentrasi air di dalam sel kentang dan ubi jalar.
Nilai negative % Δ bobot pada konsentrasi sukrosa 0,4 N; 0,5 N; dan 0,6 N diperoleh
dari berat kentang sebelum direndam lebih kecil dibandingkan dengan berat kentang sebelum
direndam. Akibatnya terjadi penyusutan berat jaringan karena air keluar dari sel menuju
larutan sukrosa sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi air di dalam larutan sukrosa
lebih rendah (hipotonis) daripada konsentrasi air didalam sel kentang (hipertonis) (kandungan
solutenya lebih tinggi daripada sekelilingnya).
Pada praktikum kali ini tidak terdapat jaringan kentang atau ubi jalar yang tidak
mengalami penambahan maupun pengeluaran air atau tidak ada pergerakan molekul air
karena tidak ada gradient konsentrasi larutan yang memiliki konsentrasi sama dengan
konsentrasi larutan dalam sel disebut larutan isotoner.
Pada pengamatan ini dilihat potensial air pada jaringan umbi kentang untuk
mengetahui pergerakan kimia air khususnya pada sel tumbuhan umbi kentang (Solanum
tuberosum) yang direndam selama 1 jam sehingga mengalami kelebihan dan kekurangan
cairan. Pergerakan air dan larutan sukrosa yang terjadi pada umbi kentang dapat dijadikan
sebagai acuan untuk mengetahui apakah umbi kentang mempunyai daya serap yang tinggi
terhadap air atau larutan sukrosa.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini terjadi proses difusi yang mengakibatkan pertambahan berat, hal
ini karena kemampuan potensial air untuk menembus membrane selektif permeable dari
jaringan kentang ataupun ubi jalar. Air merupakan pelarut yang hipotonik sehingga terjadi
peristiwa osmosis pada jaringan kentang dan ubi jalar yang hipertonik.

5.2 Saran
Diharapkan agar praktikan lebih teliti dan bersungguh-sungguh dalam melakukan
suatu percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2008. Biologi Sel. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar: Makassar
Anonim. 2010. Laporan Sementara Fisiologi Tumbuhan. http://forestum.untad.blogspot.com.
Diakses pada 12 Maret 2014
Anonim. 2011. Laporan Praktikum Fisisologi Tumbuhan. http://ekaboy-master.blogspot.com.
Diakses pada 12 Maret 2014
Deragon. 2005. Water Potential. http://www.deragon.com. Diakses pada 12 Maret 2014
Filter, W.G. 1989. Fisiologi Lingkungan Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Heddy, S. 1982. Biologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang
Heddy, S. 1987. Ekofisiologi Pertanaman. Sinar Baru: Bandung
Lakitan, B. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Graffindo Persada: Jakarta
Lambers, H.F.S. Chapia dan T.L. Pons. 1998. Physiology. Ecology Spinger. Newyork hal 150
Salisbury dan Ross C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1 Edisi IV Alihan Luqman R.R. dan
Sumaryono. Penerbit ITB: Bandung
Syarif, Hidayat A. 2009. Laporan Pengukuran Potensial Air Jaringan Tumbuhan. Universitas
Negeri Makassar: Makassar
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN

Mengukur Potensial Air Umbi Kentang

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2010

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat

hidup. Begitu juga tanaman, salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar

antara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua

sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat

sedikit. Penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram,

tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1%

dari total air yang digunakan untuk fotosintesis.

Potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kerja

dibandingkan dengan kemampuan sejumlah air murni yang setara, pada tekanan atmosfer dan

pada suhu yang sama. Potensial osmotik larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam

larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni sehingga tekanan pada larutan meningkat,

kemampuan pelarut untuk melakukan kerja (potensial air larutan) juga meningkat (Salisbury,

1995)
Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan

untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih

baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat. Air merupakan

reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesis dan dalam proses-proses hidrolik. Di

samping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang

bergerak ke dalam tumbuh tumbuhan, melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk

menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan

menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan .

Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga

mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan

menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan

mati. (Hawkes, 1992).

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki

umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah

menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan

dari Amerika Selatan (Hawkes, 1992).

Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh

penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek

tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di

dataran tinggi. Syarat pertumbuhan kentang yaitu daerah yang memiliki iklim dengan Curah

hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C,

kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m (Ewing dan Keller, 1982).

Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian

system. Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air

murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian
yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient

yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut,

matriks (Salisbury, 1995)

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakannya praktikum fisiologi tumbuhan mengenai mengukur potensial

air umbi kentang yaitu untuk mengetahui potensial osmotik pada umbi kentang atau umbi

jalar.

Kegunaan praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui kandungan potensial

umbi kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Kentang (Solanum Tuberosum L.)

Kentang (Solanum Tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang

memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang

sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya

didatangkan dari Amerika Selatan (Hawkes, 1992).

Kentang ialah tanaman dari pada famili Solanaceae yang memiliki ubi. Ubi kentang

sekarang menjadi salah satu tanaman makanan yang penting di Eropa walaupun pada

awalnya, tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan. Dalam sistematika (taksonomi)

tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut yaitu : Kingdom : Plantae (tumbuh-

tumbuhan), Divisi :Spermatophyta (tumbuhan berbiji), Subdivisi : Angeospermae (biji

tertutup, Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua), Ordo : Solonales, Famili

:Solonaceae, Genus :Solanum, Species : Solanum tuberosum (Salisbury, 1995)


Pokok kentang bertumbuh dengan rendah dan melahirkan bunga-bunga yang putih

hingga ungu warnanya, dengan stamen yang berwarna kuning. Bunganya mengandung

bahagian-bahagian aseks dan biasanya didebunga silang dengan pokok-pokok kentang yang

lain oleh serangga, tetapi penswasenyawaan juga kerap berlaku. Setiap jenis kentang juga

boleh dibiakkan secara vegetatif dengan menanam keratan-keratan ubi yang dipotong supaya

merangkumi sekurang-kurangnya satu atau dua mata. Sesetengah kelainan komersil kentang

tidak menghasilkan sebatang biji (pokok-pokok ini melahirkan bunga-bunga seks tunggal

yang tidak sempurna), dan hanya boleh dibiak melalui keratan-keratan ubi (Hawkes, 1992).

2.2 Mengukur Potensial

Potensial kimia adalah energy bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia.

Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperatur

konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal hubungan air dan

tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah “ potensial air ”.

Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu substansi

yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari enegi yang

tersediadi dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain, potensial air merupakan

tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk molekul difusi.

Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam

air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan

adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila tekanan di

sekitar sistem di tingkatkan atau di turunkan, maka secara otomatis potensial air akan naik

atau turun sesuai dengan perubahan tekanan tersebut. (Salisbury, 1995)

Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan

potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air,

sedangkan potensial osmosis menujukkan setatus larutan di dalam sel tersebut. Dengan
memasukkan suatu jaringan tersubut ke dalam seri larutan yang telah di ketahui potensial

airnya, maka potensial air jaringan tunbuhan tersebut dapat diketahui.

Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose karena

osmose merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya difusi dipisahkan

oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membrane

protoplasma adalah merupakan membrane pembatas antara zat yang berdifusi karena pada

umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses

fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmose.

Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi olah 4 macam komponen

potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada

air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat

penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada hidrostatik atau tekanan angin dalam air

(Deragon, 2005)

III. METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2011, pada pukul 14.00 Wita

- sampai selesai. Bertempat Di Labolatorium Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan yaitu pisau, silet atau cutter yang tajam, pengebor gabus,

botol selai, mistar dengan skala millimeter dan kertas label. Bahan-bahan yang digunakan

yaitu: umbi kentang dan seri larutan sukrosa dengan konsentrasi 0; 0,2M; 0,4M; 0,6M; 0,8M;

1,0M
.
3.3 Cara Kerja

Pada pengamatan Potensial Air Umbi Kentang pertama-tama memilih umbi kentang

yang besar, kemudian membuat silinder umbi dengan alat pengebor sepanjang 40 mm

sebanyak 12 buah. Setelah itu, menyiapkan enam botol dan masing-masing diisi larutan

sukrosa yang telah ditentukan sebanyak 30 ml, tiap botol diisi satu konsentrasi (berikan label

pada botol). Dan memasukan potongan umbi ke dalam, masing-masing diisi 2 potongan

umbi. Lakukan dengan cepat untuk mengurangi penguapan, kemudian menutup botol dengan

rapat menggunakan aluminium foil selama percobaan berlangsung, biarkan silinder umbi

dalam larutan selama 2 jam untuk memberi kesempatan pada umbi melakukan keseimbangan

dengan larutan sukrosa.

Setelah 2 jam ambil umbi dari botol dan ukur kembali panjang masing-masing dengan

cermat. Mencatat hasil pengukuran kemudian menghitung panjang rata-rata dari keempat

umbi yang ada dan yang terakhir membut grafik dari data yang diperoleh dengan molaritas

larutan sebagai sumbu X dan rata-rata panjang silinder sebagai sumbu Y.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Perubahan panjang umbi kentang pada beberapa konsentrasi sukrosa direndam selama 60
menit.

perlakuan Rata-rata panjang Rata-rata panjang Selisih


awal (cm) akhir (cm) (cm)
Control air (air)
0,2 m 4 4,35 0,35
0,4 m 4 3,85 0,15
0,6 m 4 3,85 0,15
0,8 m 4 3,75 0,25
1,0 m 4 4,45 0,45
4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, yang akan dikerjakan adalah mengukur potensial air umbi

kentang, yaitu pada umbi kentang untuk mengukur potensial pada umbi jalar, digunakan

larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi, yaitu 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 M. Umbi kentang

terlebih dahulu di buat silinder menggunakan antena dengan panjang silinder umbi jalar 4 cm

sebanyak 2 silinder umbi kentang.. Setelah dimasukkan ke dalam larutan sukrosa dengan

berbagai konsentrasi, umbi kentang mengalami perubahan berat.

Hal ini disebabkan karena larutan sukrosa banyak mengandung gula sehingga cara

peyerapannya terhambat dan tekanan potensialnya sangat rendah, berbeda dengan larutan air

yang mempunyai daya potensial yang tinggi sehingga kentang akan mudah memanjang

karena adanya tekanan air yang masuk melalui sel tersebut. Sedangkan pada larutan sukrosa

banyak mengandung gula sehingga rendah daya potensialnya untuk menyerap melalui sel

pada umbi kentang tersebut.

Potensial air merupakan potensial kimia air dalam suatu sistem atau bagian sistem,

dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga

dalam satuan tekanan), pada tekanan atmosfer, dan pada suhu serta ketinggian yang sama;

dan potensial kimia air murni itu ditentukan sama dengan nol.

Untuk linarut (bahan terlarut) dalam suatu pelarut (cairan yang melarutkan linarut;

pada tumbuhan terutama adalah air ), potensial kimia hampir sebanding dengan konsentrasi

linarut. Biasanya, konsentrasi dikoreksi dengan suatu faktor yang besarnya bergantung pada

konsentrasi dan parameter lain (Warisno, 2005).

Hubungan antara air dengan potensial osmotic yaitu tanaman yang toleransi

kekeringan mencangkup penundaan dehidrasi atau mentoleransi dehidrasi. Penundaan


dehidrasi mencangkup peningkatan sensivitas stomata dan perbedaan jalur fotosintesis,

sedangkan toleransi dehidrasi mencangkup penyesuaian osmotic, sedangkan air sangat

berperan penting bagi suatu tanaman dan dapat mempengaruhi tumbuhan vegetatif (Lakitan,

Benyamin., 2004)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu

juga tanaman, salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90%.

2. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi

batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang".

3. Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system. Dinyatakan

dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni

4. Faktor-faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan

terhadap potensial kimia pelarut, matriks.

5.1 Saran

Saran saya sebagai praktikan yaitu agar praktek selanjutnya lebih baik dari praktek

yang sekarang dan peralatan yang dibutuhkan lebih lengkap agar tidak mengalami kendala

dalam melakukan praktikum d kali – kali berikutnya

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 2008. Potensial Osmotik. http://www.Anwar.Wordpress.com/2008/php. Diakses pada


tanggal 13 Oktober 2011.
Deragon. 2005, Water Potential. http://www.deragon.com. Diakses pada tanggal 13 Oktober
2011.

Deragon. 2005, Water Potential, http://www.deragon.com. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2011
pukul 19:00 WITA

Ewing dan Keller, 1982. http://id.wikipedia.org/wiki/Kentang. Diakses pada tanggal 13 Oktober


2011.

Hawkes, 1992. Fisiologi Lingkungan Tumbuhan. Gadjah mada University press. Yogykarta.

Heddy,S.1982. Biologi Pertanian. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Lakitan, Binyamin., Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada Jakarta.

Susilo, W. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia, Jakarta.

Warisno, 2005. Budidaya dan Pasca Panen Kentang. Kanisius, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai