Anda di halaman 1dari 13

A.

Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur dan bagian-bagian putik sawi hijau.
2. Untuk mengetahui fungsi dari bagian-bagian putik sawi hijau.

B. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui struktur dan bagian-bagian putik sawi hijau.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dari bagian-bagian putik sawi hijau.

C. Tinjauan Pustaka
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertil yang
melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu merupakan
ruas batang yang di akhiri dengan tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga
terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepala dan sejumlah helai daun mahkota
atau petala. Keseluruhan sepala dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petala
disebut korola. Kaliks dan korola bersama-sama disebut perhiasan bunga atau
periantium. Jika periantium tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, maka setiap helainya
disebut tepala. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan
daun buah atau karpela (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut androesium dan
keseluruhan karpela disebut ginoesium (Hidayat, 1995).
Bagian Bunga:
a. Bagian Steril
Terdiri dari sepala dan petala. Stuktur sepala dan petala seperti struktur daun.
Apabila bagian dalamnya berwarna atau ber hijau, sepala mirip helaian daun, sedangkan
apabila berwarna selain hijau, jelas berbeda dengan petala. Dinding antiklin pada
kebanyakan bunga terlipat atau berombak. Dinding luar sel epidermis biasanya
mempunyai papilla yang membuat petala tampak mengkilap.
Banyak papilla terdapat pada epidermis abaksial dan
tidak berkembang pada dasar petala. Stomata,apabila ada,
jarang dan tidak berfungsi. Trikoma sering kali ada pada
sepala dan petala. Seringkali ruang antar sel di tutupi oleh
kutikula. Ketebalan kutikula beragam pada tumbuhan yang
berbeda. Bermacam pigmen ditemukan dalam sel epidermis
sepala dan petala. Petala, pada umumnya mempunyai struktur dalam yang mirip dengan
helaian daun, yaitu tulang daun dan mesofilnya berkembang lebih baik, memiliki
jaringan palisade, epidermis tidak mempunyai papilla, dan memiliki banyak stomata.
Sepala dan petala dapat berlekatan membentuk suatu tutup atau operculum yang dapat
terbuka sekelilingnya. Sepala dan petala dapat membentuk dua operkulum yang tepisah,
atau mungkin berlekatan, dan membentuk operkulum biasa.
b. Bagian Reproduktif:
1. Stamen (Benang sari)
Stamen atau benang sari terdiri atas filamen atau tangkai sari dan anthera (kotak sari)
di bagian distalnya. Anthera terdiri atas dua ruangan (lobus) yang menempel dan
bersambungan dengan lanjutan filamen. Setiap lobus berisi serbuk sari.

Epidermis filamen mempunyai kutikula dan pada spesies tertentu mempunyai


trikoma. Filamen terdiri atas parenkim dengan vakuola yang berkembang baik dan ruang
antarsel kecil. Sering kali dalam cairan sel terdapat pigmen. Ukuran dan bentuk luar
stamen Angiospermae sangat besar. Anther umumnya berisi 4 kantong sari
(mikrosporangia) yang berpasangan dalam 2 lobus. Di antara kedua lobus terdapat
jaringan steril, yaitu konektivum.
Pada tiap daerah terdapat sederetan pemula hipodermis yang membelah periklin
membentuk dua lapisan:
Lapisan dalam pemula ini merupakan sel sporogen primer yang membelah mitosis
membentuk sel induk serbuk sari atau mikrosporofit. Setiap sel induk serbuk sari
membelah meiosis membentuk tetrad butir serbuk sari, yaitu 4 mikrospora haploid.
Lapisan luar pemula merupakan sel parietal primer, yang dinding kantong serbuk sari dan
bagian besar tapetum berkembang sebagai hasil pembelahan sel antiklin dan periklin.
Tapetum membantu dalam penyaluran makanan saat perkembangan sel induk serbuk sari
dan butir serbuk sari. Tapetum dibedakan menjadi dua tipe:
Tapetum kelenjar atau tapetum sekretori: apabila sel masih tetap dalam posisi aslinya,
kemudian hancur, isinya diserap oleh sel induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang.
Tapetum ameboid: apabila protoplas dan sel tapetum mengadakan pemantakan di antara
sel induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang, mereka saling berlekatan membentuk
tapetum peri plasmodium. Lapisan paling luar dari sel parietal disebut endotesium.
Pembukaan kantong sari dilakukan oleh lapisan ini.
Mekanisme pembukaan kantong sari: diawali pada saat atau selama antera
endotesium kehilangan air. Oleh karena isi air sel menurun/berkurang, dinding sel mati
karena respirasi terhenti. Karena semua sel endotesium kehilangan air pada waktu yang
hampir sama dan semua dinding luar melipat dan mengerut, endotesium mengecil
sehingga antera terbuka.
2. Karpela (bakal buah)
Menurut teori telome, tumbuhan yang paling primitif seluruhnya dibangun dari sistem
telome. Telome adalah bagian palinh akhir dari sumbu yang bercabang-cabang dikotomi
yang menyangga sporangium (disebut telome fertil) atau tidak menyangga sporangium
(disebut telome steril). Menurut Wilson (1942), karpela seperti stamen, berkembang dari
telome fertil, yaitu telome yang membawa sporangium berlekatan membentuk organ
seperti daun yang membawa ovulum pada bagian tepinya.
Ada beberapa teori tentang asal usul karpela: Teori gonofil oleh Melville (1961)
mengatakan bahwa ovarium terdiri atas daun steril dan cabang pembawa ovulum yang
biasanya epifil daun. Setiap daun bersama dengan cabang fertile dianggap sebagai suatu
unit yang disebut gonofil sebagai pengganti karpela. Teori/konsep sui generis, yaitu
stamen dan karpela tidak homolog dengan daun. Menurut Meeuse (1966), bunga
Angiospermae dapat ditafsirkan berdasarkan konsep umum yang diasumsikan bahwa
ovulum lahir pada sumbu atau homolognya dan tidak pada homolog daun.
Evolusi dari ginoesium Angiospermae juga melibatkan perlekatan antara dua atau
lebuih karpela bunga tunggal. Perlekatan ini terjadi dengan berbagai cara. Bagian tepi dari
kapela berlekatan pada reseptakulum atau berlekatan satu dengan yang lain sepanjang
bgian ventral atau lateralnya. Kasus terakhir, karpela tetap terbuka membentuk unilokula.
Perlekatan bagian tepi dan karpela terjadi di tengah ovarium, dan dibentuk sejumlah lokula
dan karpela yang sama banyaknya. Carr (1961), membedakan tiga tipe ginoesium, yaitu:
Apokarpi: setiap karpela mempunyai stilus tunggal
Pseudo-sinkarpi: ginoesiumnya merupakan karpela yang berlekatan membentuk struktur
tunggal, tetapi jalur buluh serbuk sari secara fungsional seperti apokarpi.
Eu-sinkarpi: buluh serbuk dari semua bagian stigma dapat mencapai ovulum dari semua
karpela,bahkan dalam ovarium multilokula.
Histology Karpela
Dinding ovarium terdiri atas jaringan parenkim dan pembuluh yang ditutupi oleh
epidermis yang ada kutikulanya. Stigma dan stilus mempunyai struktur khusus dan sifat
fisiologi yang dapat membuat butir serbuk sari berkecambah pada stigma dan buluh
serbuk sari mengadakan pemantakan ke ovulum. Protoderm stigma menjadi epidermis
berkelenjar dengan sel kaya protoplasma. Epidermis biasanya mempunyai papilla dan
dilapisi kutikula. Pada kebanyakan tumbuhan, sel epidermis stigma berkembang menjadi
rambut pendek yang banyak atau berkembang memanjang membentuk serabut yang
bercabang, misalnya pada Gramineae atau tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh
angin. Antara jaringan stigma dan ovarium terdapat jaringan khusus, tempat pemantakan
butir serbuk sari yang berkecambah. Jaringan ini member makanan pada buluh serbuk sari
untuk tumbuh selama melalui stilus ke ovarium. Jaringan ini oleh Arber (1937) disebut
jaringan trasnmiting (pemindah). Sebagian besar Angiospermae mempunyai stilus padat
dan jaringan pemindah merupakan untaian sel memanjang yang kaya sitoplasma. Sel ini
menunjukkan dinding samping yang tebal dan dinding mendatar yang relatif tipis.
Dinding samping tebal terdiri atas beberapa lapisan sebagai berikut: lapisan paling
dalam tersusun atas senyawa pectin dan hemiselulosa. Di sebelah luarnya terdapat lapisan
yang tampak lebih gelap, lebih tipis, dan kaya hemiselulosa. Di sebelah luarnya terdapat
dinding tebal dengan tekstur yang longgar, menunjukkan cincin terpusat dari bahan
serabut, relatif miskin hemiselulosa tetapi kaya pectin, serta berisi selulosa dan
polisakarida nonselulosa. Lamela tengah tebal, terutama terdiri atas senyawa pectin.
Lamella tengah dan lapisan dinding paling luar berisi protein. Pada dinding terluar
terdapat massa gelembung kecil. Buluh serbuk sari tumbuh melalui lapisan dinding paling
luar.
Megasporogenesis
Ada sel tumbuhan yang mempunyai beberapa sel induk megaspore di dalam ovulum
tunggal, tetapi biasanya hanya sebuah sel induk yang berkembang dalam tiap nukleus. Sel
ini dapat dibedakan dari sel tetangganya karena ukuran sel, ukuran inti, dan kepadatan
sitoplasmanya. Sel hypodermis pertama kali membelah menjadi sel parietal, bagian luar
bisanya lebih kecil, dan sebuah sel di dalam yang lebih besar merupakan sel sporogen
primer. Selanjutnya, sel tersebut berkembang menjadi sel induk megaspora, dan sel
parietal membelah membentuk sejumlah sel sehingga sel induk megaspora ditekan ke
dalam (Firza, 2011).
Gametofit jantan
Gametofit jantan masak terdiri atas tiga sel yang dihasilkan dari dua kali pembelahan
mitosis yang terjadi di dalam butir serbuk sari. Pada pembelahan mitosis pertama, nuselus
butir serbuk sari (mikrospora) muda mengambil tempat di dekat dinding. Pembelahan
pertama menghasilkan dua sel, yaitu sel vegetatif dan sel generatif. Sel generatif muda
mempunyai sebuah kalosa atau dinding selulosa. Selanjutnya, sel generatif terpisah dari
dinding butir serbuk sari dan kehilangan dinding kalosanya, dikelilingi oleh sitoplasma sel
vegetatif, kemudian menjadi oval atau berbentuk lensa. Tahap ini, butir serbuk sari gugur
dari anteradan sel generative membelah sekali untuk membentuk dua gamet jantan
sebelum pembukaan antera. Lamella bagian dalam dinding buluh serbuk sari terdiri atas
kalosa dan selulosa. Protoplas hanya terdapat pada bagian distal pembuluh dan terpisah
dari bagian proksimal oleh pembentukan sumbat kalosa yang dibentuk dari waktu ke
waktu oleh protoplas (Team Dosen, 2013).

Gametofit betinaa
Megaspora yang hidup akan membesar dan mengalami tiga kali pembelahan mitosis
berurutan, sehingga kantong embrio berisi gametofit betina dengan 8 inti membesar.

Pembuahan ganda
Pada angiospermae terjadi pembuahan ganda, yaitu terjadi dua macam peleburan:
peleburan gamet jantan dengan sel telur yang menghasilkan zigot yang akan tumbuh
mennjadi embrio dan peleburan gamet jantan yang lain dengan inti kandung lembaga
sekunder menghasilkan endosperm.
Perkembangan Anatomi Bunga:
1. Pembentukan Endosperm dan Embrio
Endosperm adalah cadangan makanan untuk embrio. Embrio adalah calon tumbuhan
muda. Proses pembentukan endosperm dan embrio meliputi proses fertilisasi atau
pembuahan yang dapat terjadi setelah proses polinasi atau penyerbukan. Polinasi adalah
peristiwa menempelnya butir serbuk sari di atas kepala putik. Polinasi tidak selalu di ikuti
dengan proses fertilisasi. Fertilisasi dapat terjadi jika: (a) butir serbuk sari dan kepala
putik berasal dari jenis yang sama, dan (b) butir serbuk sari dan kepala putik sama-sama
dalam keadaan masak, siap untuk fertisasi.

2. Pembuahan
Butir serbuk sari berkecambah menghasilkan buluh serbuk sari pada stigma. Di dalam
buluh serbuk terdapat dua gamet jantan yang menembus stilus dan mencapai ovulum. Pada
kebanyakan tumbuhan, buluh serbuk sari memantak ke dalam ovulum melalui mikropil.
Pada beberapa tumbuhan buluh serbuk sari memantak melalui khalaza, dan disebut
khalazogami. Sifat ini terjadi pada Casurina dan spesies dari Pistacia. Setelah masuk ke
dalam ovulum , butir serbuk sari memantak ke dalam kantong embrio melalui sinergid.
Dengan adanya pemantakan buluh serbuk sari, biasanya satu dari sinergid rusak.
Selanjutnya ujung buluh serbuk sari robek dan dua gamet jantan bersama dengan sel
vegetatif masuk ke dalam sitoplasma kantong embrio. Satu dari gamet jantan melebur
dengan sel telur. Gamet jantan yang kedua melebur dengan inti sekunder. Pembuahan
seperti ini disebut fertilisasi ganda. Hasil peleburan gamet jantan dengan sel telur adalah
zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Hasil peleburan gamet jantan dengan
inti sekunder akan membentuk endosperm.
3. Perkembangan Embrio
Setelah fertilisasi, zigot terbentuk. Selanjutnya, zigot mengalami dorman selama
periode tertentu. Pada saat yang sama, vokuola besar yang terdapat dalam telur
menghilang dan sitoplasma menjadi homogen. Zigot kemudian membelah setelah
pembelahan inti endo (Agustina, 2010: 102).
D. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
- mikroskop - air
- objek glass - bunga sawi hijau
- pipet
- silet
- deck glass
- tissue

E. Cara Kerja
1. Mengambil bagian bunga yaitu putik sawi hijau.
2. Meletakkan putik sawi hijau pada objek glass bersih, menetesi preparat dengan air,
kemudian menutup menggunakan deckglass, mengusahakan agar tidak ada
gelembung.
3. Mengamati preparat dibawah mikroskop mulai pembesaran 10 x 10 sampai
perbesaran yang sesuai hingga jaringan pada putik teramati.
4. Membandingkan dengan gambar pembanding.
5. Menggambar hasil pengamatan.
6. Memberi keterangan pada gambar.

F. Hasil Pengamatan
 Penampang putik (perbesaran 10 x 10)
- Stigma - Stilus

- Ovarium

 Gambar pembanding
G. Pembahasan

Sawi hijau memiliki struktur anatomi putik antara lain: stigma, stylus, dan ovarium.
Stigma dan stylus mempunyai struktur yang khusus yang memungkinkan butir-butir
polen mampu berkecambah, pada stigma dan buluh polen mampu menembus ovulum.
Epidermis stigma berkelenjar, dan sel-selnya kaya akan protoplasma. Kadang-kadang
lapisan disebelah dalam epidermis membentuk jaringan yang berkelenjar, yang fungsinya
sama dengan yang terdapat pada epidermis. Stigma adalah bagian putik yang paling atas,
yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik. Bagian ini berguna untuk menangkap
serbuk sari, jadi memiliki peranan penting dalam penyerbukan. Oleh karena itu bentuk
dan sifatnya disesuaikan pula dengan fungsinya untuk menangkap serbuk sari tadi. Jika
kepala putik sudah siap untuk diserbuki, maka biasanya berperekat, dan dengan demikian
serbuk sari yang oleh karena sesuatu sebab jatuh padanya, tidak akan terlepas lagi. Stylus
merupakan bagian putik yang sempit dan terdapat diatas bakal buah, biasanya berbentuk
benang. Pada stylus yang berongga, butir sari berkecambah dan menghasilkan tabung sari
yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai sari yang dilapisi sel sekresi. Pada
stylus padat melalui jaringan transmisi. Jaringan transmisi menyediakan nutrisi yang
berfungsi untuk membantu pertumbuhan buluh serbuk sari melalui stylus. Jaringan dasar
stylus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut. Setiap bakal biji
atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji (funikulus)
yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari jaringan tengah
atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam dan integumen luar. Kedua integumen
mengelilingi satu saluran yang bermuara di pori, disebut mikropil. Daerah nukleus,
integumen, dan funikulus berhubungan disebut kalaza, sering terletak berhadapan dengan
mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi. Sebagaimana pada
tapetum antera, nukleus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa
karena telah berdegenerasi.

H. Kesimpulan

Putik sawi hijau memiliki karpel yang terdiri dari stigma, stylus dan ovarium.
Kepala putik(stigma), ialah putik yang paling atas, terletak pada ujung tangkai kepala
putik. Tangkai kepala putik(stylus), bagian putik yang sempit dan terdapat diatas bakal
buah, biasanya berbentuk benang. Bakal buah(ovarium), yaitu bagian putik yang
lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga. Stigma dan stylus memiliki
epidermis berkelenjar, sel-sel kaya akan protoplas, ada pula epidermis yang berkembang
menjadi trikoma. Dinding ovarium terdiri atas jaringan parenkimatis dan jaringan
vaskuler dilindungi oleh epidermis tabung pollen. Bakal biji (ovulum) terdiferensiasi
menjaid nuselus yaiu jaringan yang menyelubungi badan sentral dengan integument yang
jumlahnya satu atau dua menyelubungi nuselus. Jadi putik pada sawi hijau memiliki
fungsi sebagai alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur.

I.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Tri Wahyu. 2010. Anatomi Tumbuhan. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD: Bandung
Firza. 2011. Anatomi Tumbuhan. http://firza-zone.blogspot.com/2011/10/anatomi-
tumbuhan.html Diakses tanggal 06 Mei 2013
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB: Bandung
Jawahar. 2013. Anatomy of a Hibiscus – Part 2 (Extreme Macro).
Team Dosen. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati Bandung
MENGAMATI STRUKTUR ANATOMI BUNGA
Brassica rapa var. Parachinensis
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah Praktikum Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Prasetiyo

Oleh :
Nama : Umi farida
NPM : 12320129
Kelas : 3D

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

TAHUN 2013
LAMPIRAN

Stigma Stilus

ovarium

Anda mungkin juga menyukai