Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN BAGI IBU RUMAH


TANGGA, REMAJA PUTRI DAN KELOMPOK USAHA BERSAMA
MUTIARA KOTA JAMBI

Ade Octavia, Erida, Sumarni, dan Iskandar Sam


Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

Abstrak
Permasalahan utama tidak berjalannya usaha Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mutiara adalah
motivasi yang rendah dari anggota kelompok dan kurangnya keahlian yang dimiliki. Prospek usaha
tersebut kedepan sangat menjanjikan, untuk itu perlu diberikan motivasi melalui pelatihan
kewirausahaan dan manajemen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan motivasi
kelompok masyarakat dan daya saing produk dengan memberikan pelatihan kewirausahaan dan
manajemen bagi kelompok usaha bersama (KUBE) Mutiara serta ibu-ibu rumah tangga dan remaja
putri yang ada di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Melalui kegiatan PPM ini memotivasi mitra
untuk menggalakkan produk lokal menjadi produk unggulan dari Kota Jambi dalam rangka
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Lebih lanjut terjadi peningkatan
motivasi mitra untuk berwirausaha dan meningkatkan kualitas produknya.

Kata Kunci: kewirausahaan, kualitas produk

PENDAHULUAN konsultan UMKM profesional. Konsultan-


Pemerintah telah berupaya konsultan tersebut bertugas memberikan
maksimal dan berkomitmen penuh nasehat (advisory) dan konsultansi,
mengatasi kemiskinan dan khususnya yang berkaitan dengan kegiatan
mensejahterahkan rakyat melalui program operasional UMKM sehari-hari. Lebih
pengembangan kewirausahaan untuk lanjut, Pemerintah melalui departemen-
mendorong perkembangan UMKM, departemen terkait seperti: Departemen
dimana dapat dikelompokkan menjadi Perindustrian dan Perdagangan,
empat model. Pertama, model diklat Departemen Koperasi, Departemen Tenaga
terapan dengan program inkubasi bisnis, Kerja, dan lain-lain, telah mengembangkan
paket pelatihan, pendidikan kompetensi berbagai program pelatihan (pendidikan
dan studi perbandingan. Kedua model dan latihan) untuk meningkatkan skill
merit system yang merupakan program manajerial dan kemampuan teknis
pengembangan kewirausahaan dengan produksi untuk para pengusaha koperasi
kawasan outsourcing, pemberian lokasi dan UMKM. Namun berdasarkan
pemasaran, pameran tetap dan packaging pengamatan dan hasil evaluasi dari
house. Ketiga model kemitraan dengan berbagai program pelatihan tersebut,
program PKBL, CSR, trading house dan ternyata hasilnya dianggap kurang sesuai
kolaborasi bisnis. Keseluruhan model ini harapan dan belum terlihat perkembangan
didukung oleh pemerintah dalam bentuk yang signifikan terhadap usaha terutama
bantuan pendanaan, kebijakan pendukung, pada inovasi pemasaran dan daya saing
pelatihan dan pendampingan usaha untuk usaha setelah pengusaha mengikuti
memperkuat capacity building dan skill pelatihan. Disisi lain model pelatihan dan
manajerial pemilik usaha. pendampingan usaha ini seringkali tidak
Penekanan pada Program pelatihan tepat sasaran. Banyaknya
dan pendampingan usaha UMKM tersebut program_program yang sama dari
adalah pada model pengembangan UMKM instansi/lembaga yang berbeda
yang menitikberatkan pada upaya menyebabkan kegiatan menjadi tumpang
perbaikan sistem kelembagaan (capasity tindih dan tidak fokus terhadap
building) dan aspek manajerial, dilakukan permasalahan utama yang dihadapi
secara intensif dan berkelanjutan, dengan UMKM.
melibatkan secara aktif konsultan-

Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Bagi Ibu Rumah Tangga, Remaja Putri dan Kelompok Usaha
Bersama Mutiara Kota Jambi 36
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016

Tantangan industrialisasi dan memerlukan kreativitas dan inovasi untuk


perdagangan bebas menuntut penguatan dapat mengantisipasi perubahan selera
pelaku bisnis di pedesaan menggunakan konsumen dan pesaing. Keberhasilan dan
model-model baru dengan pertumbuhan usaha akan sangat tergantung
mempertimbangkan aspek budaya dan kepada kemampuan mengadakan
struktur strategis pembangunan. penyesuaian secara dinamis terhadap
Implementasi Masyarakat Ekonomi kondisi tersebut.
ASEAN (MEA) pada tahun 2015 menuntut Konsumen umumnya
pelaku bisnis termasuk UMKM harus menginginkan produk-produk yang
meningkatkan daya saing. Produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka.
dihasilkan harus memiliki keunggulan baik Bagi UMKM keberhasilan dalam
dari sisi kualitas maupun kuantitas pengembangan inovasi produk baru
dibandingkan dengan produk dari negara menunjukkan bahwa UMKM tersebut
lain. Jika tidak memiliki keunggulan maka lebih unggul dibanding dengan pesaingnya.
produk lokal akan sulit bersaing dan Hal ini menuntut kemampuan UMKM
Indonesia hanya akan menjadi pasar dalam mengenali selera pelanggannya
sasaran dari produk-produk luar negeri. sehingga pengembangan inovasi produk
Peran serta pemerintah sangat diperlukan yang dilakukannya pada akhirnya memang
dalam mempersiapkan UMKM sesuai dengan keinginan pelanggannya.
menghadapi MEA melalui pengembangan Dengan demikian pengembangan inovasi
tiga P: pendampingaan yang dapat produk harus betul-betul direncanakan dan
menggerakkan partisipasi total masyarakat, dilakukan dengan cermat (Ginanjar, 2012).
penyuluhan dapat merespon dan memantau Pada dasarnya masih banyak
perubahan-perubahan yang terjadi di potensi lokal yang belum bisa
masyarakat dan pelayanan yang berfungsi dimanfaatkan oleh masyarakat yang
sebagai unsur pengendali ketepatan memiliki peluang bisnis yang baik.
distribusi asset sumberdaya fisik dan non Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
fisik yang diperlukan masyarakat Mutiara dibentuk sebagai wadah
(Vitalaya, 2000). berkumpulnya ibu-ibu rumah tangga dan
Penguatan UMKM pada aspek remaja putri yang berada di Kecamatan
tekhnis terkait dengan bagaimana mereka Pelayangan Kota Jambi. Kelompok ini
dapat memanfaatkan sumber daya yang memiliki usaha-usaha produktif dan telah
dimilikinya untuk proses produksi mendapatkan bantuan tekhnis dan
seoptimal mungkin. Sumber daya yang manajemen dari Dinas Koperasi dan
dimaksud bukan hanya berbasis sumber UMKM Kota Jambi. Salah satu jenis
lokal namun penggunaan tekhnologi produk yang pernah di pasarkan adalah
penunjang proses produksi juga kerupuk ikan. Dalam kegiatan
diperlukan. Salah satu kelemahan dari produksinya, kelompok usaha ini
UMKM adalah masih terbatasnya mendapatkan bahan baku dari sekitar
pengetahuan dan kemampuan mereka lokasi usaha yang memang berada dekat
dalam memanfaatkan tekhnologi sehingga dengan daerah aliran sungai batanghari.
berpengaruh terhadap kualitas produk yang Mereka mendapatkan bahan baku dengan
dihasilkan. cara membeli dari pedagang ikan. Dari
Penguatan UMKM pada aspek aspek ketersediaan bahan baku tidak ada
pemasaran hakekatnya adalah bagaimana permasalahan mengingat setiap saat
produk yang dihasilkan disukai oleh tersedia dengan jumlah dan kualitas yang
konsumen yang pada akhirnya akan dibutuhkan.
memberikan keuntungan usaha. Aspek Proses pengolahan kerupuk ikan
pemasaran dilingkupi oleh lingkungan masih sederhana dimulai dari pembersihan
yang mempengaruhinya baik secara ikan dan penggilingan, pengolahan,
langsung maupun tidak langsung, seperti penjemuran sampai dengan kerupuk siap
konsumen dan pesaing. UMKM untuk dipasarkan. Alat-alat yang
Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Bagi Ibu Rumah Tangga, Remaja Putri dan Kelompok Usaha
Bersama Mutiara Kota Jambi 37
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016

dipergunakan juga masih sederhana. Ada Selain itu diharapkan akan muncul
dua jenis produk yang ditawarkan yaitu produk-produk unggul lainnya.
kerupuk ikan yang masih mentah dan
kerupuk ikan yang sudah digoreng. Dari METODE PELAKSANAAN
kedua jenis produk tersebut yang banyak Metode Penerapan Ipteks
diminati adalah kerupuk ikan yang sudah Berdasarkan tujuan kegiatan ini,
digoreng. Berdasarkan wawancara dengan maka tim pengabdian pada masyarakat
konsumen, produk kerupuk ikan buatan akan melakukan pendampingan kepada
kelompok ini memiliki kualitas yang baik kelompok usaha yang menjadi khalayak
dan konsumen sangat menyukainya. Dapat sasaran. Dalam kegiatan ini akan
dikatakan permintaan pasar untuk produk diterapkan pelatihan dengan metode
tersebut cukup tinggi, namun kelompok pembelajaran orang dewasa yaitu
usaha hanya membuat produk jika ada pendekatan ceramah, diskusi dan praktek.
pesanan sehingga kontinuitas produk a. Pendekatan ceramah dilakukan untuk
menjadi kendala. memberikan pemahaman kepada
Aspek kemasan yang digunakan khalayak sasaran tentang pentingnya
masih sederhana yaitu menggunakan bahan persaingan usaha, ketersediaan bahan
plastik biasa dan belum ada merek. Dilihat baku, produk yang berkualitas dan
dari fungsi untuk melindungi produk higienis serta enak dipandang mata.
kemasan yang digunakan sudah cukup Khalayak sasaran akan diberikan
baik, namun dari aspek estetika dan daya pengetahuan tentang bagaimana
tarik produk masih sangat kurang. membentuk jiwa kewirausahaan.
Produksi kerupuk ikan belum mempunyai Adapun untuk tenaga ahli tim
merek dan ijin produksi, dari segi pengabdian akan bekerjasama dengan
diferensiasi belum terlihat perbedaannya Dinas Koperasi dan UMKM Kota
dengan kerupuk ikan produksi usaha lain. Jambi.
Sebagai produk yang berbahan b. Pendekatan diskusi dilakukan untuk
baku lokal, usaha kelompok tersebut mendapatkan umpan balik tentang
memiliki prospek yang bagus. Namun pengetahuan yang sudah diterima
perlu diperkuat dari aspek tekhnis dan khalayak sasaran. Dari diskusi akan
manajemen khususnya dalam pengemasan diperoleh informasi tentang sejauhmana
produk. Seringkali pengunjung dari luar pemahaman khalayak sasaran terhadap
kota menginginkan produk khas dari pengetahuan yang sudah diberikan.
Provinsi Jambi namun mengalami
kesulitan untuk mendapatkannya. Rancangan Evaluasi
Permasalahan yang muncul adalah Dalam upaya untuk mencapai
kegiatan yang dilakukan kelompok ini tujuan pelaksanaan kegiatan, maka tim
tidak lagi berjalan dikarenakan kesibukan merancang sebuah evaluasi sebelum dan
masing-masing anggota menjalankan sesudah kegiatan pengabdian dilaksanakan.
aktivitas rutin sebagai ibu rumah tangga. Evaluasi meliputi indikator:
Kondisi ini cukup memprihatinkan, 1. Pemahaman peserta terhadap materi
mengingat potensi yang dimiliki dan yang diberikan.
peluang usaha yang terbuka lebar. Untuk 2. Antusianisme dalam melakukan
memotivasi kembali ibu-ibu rumah tangga kegiatan.
dan remaja putri yang menjadi anggota 3. Kejelasan materi yang diberikan.
kelompok dan yang berada disekitar usaha 4. Kemudahan dalam menerima materi.
maka perlu dilakukan pelatihan 5. Cara pemateri menyampaikan materi.
kewirausahaan dan manajemen usaha. 6. Meningkatkan kemampuan khalayak
Diharapkan dari pelatihan ini akan muncul sasaran dalam manajemen usaha.
kembali semangat mereka untuk
melanjutkan kembali usaha kelompok.

Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Bagi Ibu Rumah Tangga, Remaja Putri dan Kelompok Usaha
Bersama Mutiara Kota Jambi 38
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016

Langkah-langkah kegiatan Partisipasi Mitra


Kegiatan PPM ini dilakukan dengan Permasalahan yang dikemukakan
melalui beberapa langkah meliputi: dalam kegiatan pengabdian ini adalah hasil
a) Persiapan: koordinasi dengan mitra, pembicaraan bersama dengan ketua dan
penentuan waktu pelaksanaan, menjalin anggota kelompok, dimana selama ini
kerjasama denganmitra, penentuan memang menjadi kendala utama untuk
tenaga ahli, komunikasi dan koordinasi mengembangkan usaha. Tingkat partisipasi
dengan tenaga ahli, persiapan alat dan mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini
bahan yang dibutuhkan untuk pelatihan, sangat tinggi, hal ini terlihat dari
publikasi/undangan kepada tenaga ahli antusiasnya mitra mengajak masyarakat di
dan administrasi. sekitar usaha untuk bersama-sama
b) Pelaksanaan : pelaksanaan kegiatan mengikuti pelatihan yang akan
pengabdian dilakukan dengan dilaksanakan dengan melibatkan pula
melibatkan tenaga ahli dan mitra. kelompok wanita tani sebagai penggerak
Adapun pelatihan yang diberikan kegiatan.
kepada mitra adalah tentang manajemen
dan kewirausahaan. Selanjutnya mitra HASIL DAN PEMBAHASAN
diberikan pula pelatihan yang terkait Persiapan
dengan manajemen usaha yaitu Pada tahap persiapan Tim PPM
penentuan harga jual produk, Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengunjungi
penyusunan laporan keuangan/ mitra untuk berdiskusi tentang beberapa
pembukuan sederhana dan penyusunan hal terkait dengan kesiapan mitra dalam
rencana bisnis. menerima kunjungan tim. Selain itu tim
c) Evaluasi dan tindak lanjut: evaluasi PPM dan mitra menentukan waktu yang
terhadap peningkatan kemampuan mitra tepat untuk pelaksanaan kegiaatan dan
sebelum dan sesudah pelatihan. administrasi lainnya..Waktu yang
disepakati untuk pelaksanaan kegiatan
adalah pada tanggal 4 Nopember 2015.

Gambar 1. Persiapan Kegiatan PPM

Pelaksanaan lokasi kegiatan jumlah peserta 15


a. lokasi kegiatan. orang.
Kegiatan dilaksanakan di tempat tinggal c. Metode yang diterapkan
ketua kelompok di Kelurahan Tahtul Metode yang diterapkan adalah metode
Yaman Kota Jambi. ceramah dan diskusi. Pendekatan ini
b. Jumlah peserta. dipilih dengan pertimbangan sesuai
Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari dengan pembelajaran orang dewasa dan
ketua dan anggota kelompok usaha karakteristik mitra. Selain itu melalui
ditambah dengan remaja putri dan ibu- diskusi mitra lebih leluasa untuk
ibu rumah tangga yang berada di sekitar mengungkapkan permasalahan yang
dihadapi.
Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Bagi Ibu Rumah Tangga, Remaja Putri dan Kelompok Usaha
Bersama Mutiara Kota Jambi 39
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016

d. Respon Mitra kekeluargaan dan menyampaikan peranan


a. Aspek Manajemen. adanya neraca keuangan untuk melakukan
Sebelum kegiatan dilaksanakan refleksi dan evaluasi terhadap usaha yang
beberapa pelatihan telah dikuti mitra yang dijalankan. Dengan pembinaan secara
diselenggarakan oleh beberapa kontinu, mitra mau dan dapat membuat
instansi. Berdasarkan diskusi Mitra dapat laporan atau neraca keuangan.
memahami manajemen keuangan. b. Kemasan Produk.
Indikator memahami adalah mitra telah Pada saat kegiatan dilaksanakan
memisahkan keuangan usaha dan mitra telah memiliki beberapa jenis
keuangan keluarga serta membuat produk yaitu kembang goyang dan
neraca keuangan. Mitra cukup antusias dan kerupuk ikan. Produk tersebut telah
berminat melakukan akses perbankan, memasuki beberapa swalayan yang
untuk mendapatkan tambahan modal. ada di Kota Jambi seperti
Awalnya mitra belum membuat supermarket di pusat perbelanjaan
neraca keuangan, dengan alasan belum Trona. Adapun proses dan bentuk
sempat dan perputaran keuangan relatif kemasan seperti berikut.
kecil. Dengan pembinaan secara

Gambar 2. Kemasan Produk Kembang Gambar 3. Produk Kembang Goyang


Goyang

c. Pemasaran produk yang berbeda yaitu membuat


Pada strategi pemasaran mitra masih kembang goyang dengan bentuk
melakukan strategi yang sederhana. yang berbeda yaitu desain angso duo.
Selain memasukkan produk ke Untuk tahap realisasinya saat ini
swalayan, mitra juga menerima belum dilakukan mengingat mitra
pesanan secara individu yang datang masih membutuhkan waktu untuk
langsung ke mitra. Melalui pameran- menemukan tekhnisi yang bisa
pameran juga menjadi pilihan dari membuat desain tersebut.
mitra untuk memasarkan produknya.
Saat ini pemasaran melalui online KESIMPULAN DAN SARAN
belum ada. Namun tim optimis Kesimpulan
kedepan pemasaran melalui online 1. Melalui penerapan IPTEKS melalui
akan mungkin untuk dilakukan. kegiatan PPM ini dapat meningkatkan
Mitra juga telah membuka outlite di motivasi ibu-ibu rumah tangga, remaja
daerah wisata gentala Arasy, namun putri dan Kelompok Usaha untuk
masih sangat sederhana yaitu berupa menjadi wirausaha.
rak kaca yang ditempatkan di ruang 2. Kemampuan manajemen usaha
pameran. Berdasarkan ceramah dan kelompok untuk mengembangkan usaha
diskusi dengan tim PPM mitra produktif menunjukkan peningkatan .
termotivasi untuk memasarkan 3. Pada aspek manajemen usaha dan
produknya dengan desain produk pemasaran produk, mitra telah mampu
Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Bagi Ibu Rumah Tangga, Remaja Putri dan Kelompok Usaha
Bersama Mutiara Kota Jambi 40
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 3 Juli – September 2016

menghasilkan produk yang berkualitas Kecil Menengah (Studi Pada


dan dapat menembus swalayan di Kota Industri Kerajinan Ukiran Kayu di
Jambi. Kabupaten Gianyar Bali), Tesis,
Universitas Brawijaya Malang.
Saran Kotler, Philip, 2005. Marketing
Berdasarkan pengamatan pemasaran Management, Milenium
produk kembang goyang dan kerupuk ikan Edition,Prentice Hall.
belum optimal dikarenakan belum ada Octavia, A. Haryadi, S. Rahayu dan
melakukan kegiatan promosi secara Yulmardi,2012.Evaluasi Usaha
kontinu dan instensif. Pembinaan yang Mikro Kecil dan Menengah
dilakukan pemerintah bersifat periodik dan Penerima Bantuan Pemerintah dan
tidak berkelanjutan, mitra membutuhkan Strategi Peningkatan Daya Saing
dukungan dan bantuan dari pemerintah Usaha bersangkutan dalam rangka
untuk mengembangkan usaha, oleh karena Mendorong Perekonomian Provinsi
itu diperlukan usaha yang Jambi
berkesinambunganuntuk mensupport Sulaeman, dan Suhendar, 2004.
kegiatan-kegiatan produktif di masyarakat. Pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah Dalam Menghadapi
DAFTAR PUSTAKA Pasar Regional dan Global,Infokop
Adnyana, N.Retig, 2004. Kontribusi nomor 25 tahun XX.
Network Terhadap Keunggulan Vitalaya, Aida, 2000. Tantangan dan
Bersaing Dari Industri Kecil prospek Teknologi Informasi dan
Sepatu, Tas dan Koper di Jawa Komunikasi dalam Otonomi
Timur, Disertasi, Universitas Daerah, dalam Proseding Seminar
Brawijaya Malang. Pemberdayaan Manusia Menuju
Astawa, I. P Mertha, 2006. Strategi Masyarakat Madani. Bogor, 25-26
Manajemen Sumber Daya Manusia, September 2000.
Orientasi Pasar dan kinerja Usaha

Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Bagi Ibu Rumah Tangga, Remaja Putri dan Kelompok Usaha
Bersama Mutiara Kota Jambi 41

Anda mungkin juga menyukai