16.04.1584 Bab1
16.04.1584 Bab1
16.04.1584 Bab1
PENDAHULUAN
Terdapattiga sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu: sektor
utama, sektor manufaktur, dan sektor jasa.Dalam penelitian ini difokuskan untuk meneliti
tentang sector manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak
mengolah bahan baku menjadi barang jadi.Berdasarkan Surat Edaran Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal, Pedoman Penyajian, dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik (2002),Sebuah perusahaan dapat dikatakan perusahaan manufaktur apabila
ada tahapan input-process-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk.
Salah satu subsektor dari perusahaan manufaktur adalah subsektor otomotif dan
komponennya.Perkembangan industri otomotif dari tahun ke tahun mengalami
perkembangan yang pesat, hal tersebut ditandai dengan inovasi produk sepeda motor maupun
mobil yang telah dilakukan besar-besaran.Industri otomotif menyediakan produk kendaraan
sesuai dengan kebutuhan konsumen, baik tipe, model, warna, bahkan dari segi harga yang
menyesuaikan kebutuhan masing-masing konsumen. Komponen-komponen dari kendaraan
tersebut juga ditingkatkan kualitasnya agar kendaraan yang diproduksi juga mempunyai
kualitas yang bersaing dipasaran. Namun,majunya inovasi kendaraan tidaklah meningkatkan
labapada industri otomotif dan komponennya.Salah satunya dikarenakan impor komponen
yang naik menyebabkan harga pokok produksi yang meningkat dan penjualan yang
mengalami penurunan.http://www.kemenperin.go.id/artikel/4239/Industri-Otomotif-
Ketergantungan-Komponen-Impor. [diakses, 9 November 2015].
8
7
6
5
4
3
2 2009
1 2010
0
2011
2012
Dilihat dari grafik diatas,sektor otomotif dan komponennya berada di peringkat kedua
dalam berkontribusi pada produk domestik bruto sektor manufaktur setelah perusahaan
makanan dan minuman. Data yang digunakan dalam penelitian ini sampai tahun 2012
dikarenakan data yang disediakan oleh kememperin.go.id hanya ampai tahun 2012Pada tahun
2009,berkontribusi sebesar 6,1789%, tahun 2010 sebesar 6,0532%, tahun 2011 sebesar
5,7479%, dan tahun 2012 berkontribusi sebesar 5,6653%.Sektor otomotif mengalami
penurunan setiap tahunnya dikarenakan penjualan dari tahun 2009-2012 mengalami
penurunan, industri otomotif sedang lesu, penjualan mengalami penurunan dikarenakan salah
satunya adalah nilai tukar rupiah yang turun, sedangkan bahan komponen untuk pembuatan
kendaraan lebih banyak melakukan impor dari luar negeri sehingga harga pokok produksi
mengalami kenaikan sehingga laba yang didapatkan lebih kecil.Selain nilai tukar rupiah yang
memperkecil laba adalah banyak agen pemegang merk melalui dealer menerapkan strategi
diskon besar-besaran guna mengurangi stok mobil yang menumpuk.
http://www.antaranews.com/berita/484386/pasar-otomotif-lesu-darah. [diakses, 9November
2015].
Aturan pelonggaran uang muka untuk kredit kepemilikan kendaraan bermotor yang
dilakukan pemerintah dianggap kurang efektif dalam mendongkrak penjualan sepeda
motor.http://otomotif.liputan6.com/read/2259882/dp-kredit-motor-turun-penjualan-motor-
masih-lesu. [ diakses 13 November 2015].
Berikut daftar perusahaan sub sektor otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)tahun 2010- 2014:
Kondisi profitabilitas pada Industri otomotif dan komponennya adalah Industri otomotif
dan komponennya mempunyai karakteristik perusahaan agresif yaitu ketika kondisi
perekonomian mengalami penurunan maka ROA yang didapatkan akan ikut mengalami
penurunan. Namun diantara perusahaan otomotif terdapat satu perusahan yang bertentangan
dengan teori tersebut yaitu PT. Selamat sempurna Tbk.
30
25
20
2011
15 2012
10 2013
2014
5
0
auto gdyr imas inds lpin masa nips smsm gjtl
-5
Gambar 1. 2 ROA SubSektor Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di BEI 2011-
2014 (dalam persen)
PT selamat Sempurna (SMSM) dalam keadaan perekonomian sedang buruk ROA yang
dimiliki lebih tinggi diantara perusahaan lainnya hal tersebut karena PT selamat Sempurna
(SMSM) memilih opsi untuk menaikan harga jual. Perusahaan akan meningkatkan harga jual
komponen otomotif ke pasar dalam negeri karena komponen yang diproduksi masih harus
diimpor. 60% modal perusahaan untuk membeli bahan baku harus diimpor dan apabila
perusahaan tidak mengambil langkah untuk menaikan harga jual akan sangat membahayakan
bagi kinerja perusahaan. Dengan menaikan harga jual maka margin keuntungan perusahaan
akan tetap terjaga.Jika dilihat dari laporan laba rugi perusahaan pada tahunini tampaknya
perusahaan terus berada di arah yg cukup positif. Tercatat revenue perusahaan tumbuh 6,7%
jika dibandingkan dengan tahun lalu dikuartal yang sama. Begitu juga dengan laba bersih
perusahaan yang meningkat cukup signifikan hingga 49%.http://vibiznews.com/tag/otomotif/
[diakses 20 Desember 2015]
Meskipun perekonomian industri otomotif sedang dalam keadaan turun, namun tetap
diyakini menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia Kementerian Perindustrian
menetapkan industri alat transportasi sebagai salah satu sektor industri unggulan. Produk
otomotif juga menjadi salah satu yang disiapkan Indonesia untuk menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN pada awal 2016.http://www.kemenperin.go.id/artikel/10879/Penjualan-
Mobil-di-Indonesia-Stagnan. [diakses, 13 November 2015]
Variabel pertama yang akan diteliti adalah perputaran persediaan. Menurut Kasmir
(2010:115) perputaran persediaan (inventory turnover) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) diputar dalam
suatu periode. Rasio perputaran persediaan yang tinggi maka menunjukkan jumlah ROA pada
suatu perusahaan tinggi, begitupula sebaliknya jika rasio perputaran persediaan rendah maka
menunjukkan jumlah ROA suatu perusahaan rendah (Susanti, 2012).
Pada variabel perputaran persediaan dalam laporan tahunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), terdapat perusahaan-perusahaan yang tidak sesuai dengan penjelasan diatas
yaitu PT. Gajah Tunggal Tbk (GJTL)pada tahun 2013 dan 2014, pada tahun tersebut
mengalami perputaran persediaaan yang tinggi namun ROA mengalami penurunan. Pada
tahun 2013 persediaan berputar sebanyak 5.23 kali dengan mendapatkan ROA sebesar
1.68%. dan pada tahun 2014 mengalami perputaran persediaan sebanyak 5.98 kali dan
menghasilkan ROA sebesar 0,78%. Hal tersebut terjadi karena kenaikan PT Gajah Tunggal
Tbk (GJTL) belum mampu memperbaiki kinerja keuangan. Di semester I-2014, emiten ban
ini hanya mampu membukukan laba bersih Rp 228,29 miliar, turun 50,32% dibandingkan
periode sama tahun lalu yang Rp 459,51 miliar. http://investasi.kontan.co.id/news/laba-
bersih-gajah-tunggal-kempes-50 [ diakses, 31 Januari 2016]
Debt to Equity Ratio merupakan rasio perbandingan hutang terhadap ekutias perusahaan
atau kondisi yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kegiatan operasionalnya
dengan menggunakan modal sendiri. Artinya, semakin banyaknya modal yang digunakan
untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan akan memperkecil kemungkinan
dilakukannya pinjaman, sehingga dapat meminimalkan kewajiban dalam pembayaran beban
bunga bagi perusahaan.Semakin tinggi Debt to Equity Ratio, maka Profitabilitas akan
mengalami penurunan atau sebaliknya Sari dan Budiasih (2013).
Terdapat satu perusahaan yang mengalami perbedaan dari konsep Sari dan Budiasih
(2013) yaitu PT. MultiPrima Sejahtera Tbk (LPIN) pada tahun 2012 memiliki debt to equity
ratio 0.36 kali dan mendapatkan ROA 4.36% sedangkan pada tahun 2014 mempunyai debt to
equity ratiorendah namun ROA yang dimiliki juga mengalami penurunan. Tingkat DER
sebesar 0.33 kali dan menghasilkan ROA sebesar -2.23%, hal tersebut terjadi karenabeban
usaha mengalami kenaikan dan pendapatan lainnya mengalami penurunan, selain itu harga
pokok penjualan juga mengalami penurunan sehingga mengalami kerugian pada perusahaan.
http://sahamidx.com/?view=News.Detail&path=News&id=NW.14.11.2234[diakses, 31
Januari 2016]
Variabel terakhir yang akan diteliti adalah pertumbuhan penjualan. Volume penjualan
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas Menurut Pritarini (2011),
pertumbuhan penjualan merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam suatu
industri. Pertumbuhanpenjualan adalah indikator penting dari penerimaan pasar atas produk
jasa suatu perusahaan, produk atau jasa suatu perusahaan, dimana pendapatan yang
dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan
penjualan.Semakin tinggi pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memasarkan hasil produksinya yang akan meningkatkan profitabilitas. Chotimah dan
Susilowibowo (2014)
Pada variabel pertumbuhan penjualan dalam laporan tahunan yang terdaftar di BEI
periode 2011-2014 terdapat perusahaan yang bertolak belakang dengan penelitian Chotimah
dan Susilowibowo (2014) yaitu perusahaan PT. Astra Otoparts (AUTO) pada tahun 2012dan
2013. Pada tahun 2012 penjualannya tumbuh sebesar 12.40 % dan mendapatkan ROA
sebesar 12.78%, sedangkan pada tahun 2013 penjualan tumbuh sebesar 29.29% dengan
mendapatkan ROA sebesar 8.00%. hal tersebut terjadi karena kenaikan meskipun penjualan
mengalami kenaikan namun harus tergerus oleh kenaikan beban pokok penjualan sehingga
ROA mengalami penurunan.http://investasi.kontan.co.id/news/laba-bersih-gajah-tunggal-
kempes-50 [ diakses 30 Januari 2016]
Persaingan yang semakin kompetitif pada industri otomotif dalam kondisi ekonomi yang
kurang stabil mendorong penulis untuk melakukan analisis yang benar agar perusahaan
mampu mengambil keputusan yang tepat dan bisa menarik minat investor di dalam keadaan
perekonomian industri otomotif yang sedang
lesu.http://www.antaranews.com/berita/484386/pasar-otomotif-lesu-darah. [diakses,
9November 2015]
Selain itu, banyak penelitian yang juga dilakukan beberapa peneliti terdahulu
yaitupenelitian yang dilakukan oleh Naibaho dan Rahayu (2013) perputaran persediaan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Menurut Gunawan dan Tjun
(2014) secara parsial perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.Menurut Sari dan Budiasih (2013) Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap
profitabilitas. Menurut Barus dan Leilani (2013) Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas. Menurut Chotimah dan Susilowibowo(2014) pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Menurut penelitian Susanti (2014)variabel
perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan perputaran persediaan
dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
masih ada perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas perusahaan, sehingga penting dilakukan penelitian untuk
mengetahui dan menganalisis lebih lanjut tentang“PENGARUH
PERPUTARANPERSEDIAANDEBT TO EQUITY RATIO DAN PERTUMBUHAN
PENJUALAN TERHADAP PROFITABILITAS” (Studi pada Perusahaan Otomotif &
Komponennyayang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014)
Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan otomotif dan komponennya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014 untuk melihat dan mengetahuiperputaran
persediaan, debt to equity ratio danpertumbuhan penjualan dari perusahaan tersebut. Sebagai
perusahaan yang profit oriented, industrisektor otomotif dan komponennya harus mampu
mengatur modal kerja agar perusahaan lebih efisien dalam menjalankan kegiatan operasional
dan mendapatkan laba yang besar.