Anda di halaman 1dari 4

JOURNAL REVIEW OF

Evaluation of Calcium and Folic Acid Supplementation in


Prenatal Care in São Paulo

Created by
Rr. Kusuma Nurin Husna
PO7124513 0033

Lecturer
Rully Hevrialny, SST, M. Keb

D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau
TP. 2013/2014

1
JOURNAL REVIEW
Evaluasi Suplementasi Asam Folat dan Kalsium pada
Asuhan Kehamilan di São Paulo

Jurnal ini dilatarbelakangi oleh pentingnya suplementasi kalsium untuk ibu hamil
sebagai intervensi untuk mengurangi resiko pengembangan preeklamsia, yang telah diteliti
selama bertahun-tahun. Hasil penelitian-penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
timbal balik antara asupan kalsium dan hipertensi dalam kehamilan. Sehingga disimpulkan
bahwa peningkatan asupan kalsium selama kehamilan akan menurunkan angka kejadian
hipertensi dan preeklamsia, khususnya di kalangan perempuan dengan asupan kalsium yang
rendah. Hipotesis ini telah diuji di beberapa penelitian sejak akhir 1980-an. Sebuah tinjauan
sistematis menunjukkan bahwa suplementasi kalsium di kalangan perempuan beresiko tinggi
memiliki efek menguntungkan, dengan penurunan kejadian preeklamsia dan eklamsia.
Neural tube defects, yang meliputi anensepali, spina bifida dan encephalocele terjadi
sekitar satu bulan setelah fertilisasi. Selama kehamilan, kebutuhan akan asam folat
meningkat, karena pertumbuhan janin menyebabkan peningkatan jumlah sel yang sangat
cepat. Namun, semua penelitian yang dilakukan sejak tahun 1980 menunjukkan bahwa resiko
neural tube defects lebih rendah pada perempuan yang meningkatkan konsumsi asam folat
dan mereka yang menerima multivitamin atau suplementasi asam folat selama masa
periconceptional.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa, dalam ketiadaan suplementasi asam
folat selama kehamilan, lebih dari sepertiga wanita mengalami postpartum dengan kadar
serum folat di bawwah normal dan 3,4% mengalami anemia megaloblastik.
Sehingga, sangat penting sekali untuk menyarankan perempuan agar mengkonsumsi
kalsium dan asam folat. Terutama untuk primigravida dan wanita dengan riwayat neural tube
defects pada kehamilan sebelumnya. Praktek-praktek dianjurkan dalam klinis Pedoman
World Health Organization (WHO).
Pada jurnal ini, dipaparkan hasil studi atas: perbandingan pasien yang telah
melakukan kunjungan antenatal dan memperoleh resep suplementasi asam folat dan kalsium;
serta perbandingan pasien yang telah menerima resep tersebut dan menganut penggunaan
kedua zat tersebut.

2
Penelitian dilakukan secara cross-sectional untuk menilai secara kuantitatif dan
kualitatif terhadap pemberian resep kalsium dan asam folat pada ibu hamil.
Lokasi penelitian : Brazilian National Health System (Sistema Único de Saúde, SUS), di
wilayah Greater São Paulo region dan Maternity Hospital, Vila Nova
Cachoeirinha.
Waktu : Mei 2004 - Mei 2005
Sampel : Wanita hamil dengan tingkat sosial ekonomi dan pendidikan rendah,
dengan melibatkan primigravida awal (berusia di bawah 16 tahun),
primigravida tua (usia di atas 35 tahun) dan ibu hamil dengan
hipertensi, diabetes mellitus, atau penyakit ginjal yang setidaknya telah
melakukan kunjungan antenatal sebanyak 1 kali.
Jumlah sampel : 250 wanita hamil.
Landasan teori : bukti (evidence) terkini yang menunjukkan bahwa kebutuhan kalsium
perhari untuk mengurangi resiko eklamsia adalah 500-2000 mg,
dimana 2000 mg sesuai dengan asupan harian sekitar 8 gelas 200 ml
susu atau 200 gram keju serta Pedoman Klinis WHO yang
merekomendasikan dosis harian 0,4 mg asam folat per hari untuk usia
subur selama masa periconceptional.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil yang sebagai berikut:
usia pasien berkisar antara 13-45 tahun, dengan rata-rata usia 25,9 tahun. 68 dari
jumlah keseluruhan wanita (27,20%) primigravida. Jumlah rata-rata kehamilan adalah 2,8. Di
antara para pasien, 19,20% menderita hipertensi; 6% menderita diabetes mellitus; 3,6%
menderita penyakit ginjal; 45,6% memiliki riwayat keluarga positif hipertensi; 30,12%
memiliki riwayat keluarga yang postif preeklamsia; dan 2% telah memiliki beberapa
kehamilan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil (10,40%) dari
pasien yang diwawancarai, yang beresiko tinggi preeklamsia dan menjalani perawatan
prenatal, menerima resep untuk suplemen kalsium. Lalu, hanya 43,2% yang memperoleh
konseling untuk memasukkan makanan kaya kalsium dalam menu makanan mereka. Dalam
penelitian ini, kurang dari setengah wanita hamil yang diwawancarai melaporkan telah
menerima resep asam folat. Namun demikian, di antara mereka yang menerima resep
tersebut, mengambil suplemen dalam jangka waktu periconceptional. Selain itu, setengah
dari jumlah yang diteliti, melaporkan bahwa mereka menerima saran medis mengenai
pentingnya menggunakan asam folat pada awal kehamilan.
3
Maka, dapat disimpulkan bahwa: Meskipun berdasarkan bukti yang tersedia
mengenaipentingnya suplementasi kalsium dan asam folat, kedua zat tersebut selama periode
periconcepcional tampaknya tidak rutin diresepkan oleh dokter, berdasarkan laporan dari
perempuan diwawancarai.
Penelitian ini menunjukkan bahwa diperlukan penilaian lebih lanjut mengenai
pengetahuan dan praktik medis sehari-hari dokter (tenaga kesehatan, -red), tentang pemberian
resep kalsium dan asam folat selama kehamilan. Dokter patut diberitahu mengenai
pentingnya mencari dan menggunakan best evidence/bukti terbaik.

Anda mungkin juga menyukai