Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cahaya SC Sinurat

NIM : 150405009
Kelas : Metopel A

Review Jurnal
Judul : Rice husk-derived sodium silicate as a highly efficient and low-cost basic
heterogeneous catalyst for biodiesel production

Jurnal : Journal Elsevier

Volume and Hal : Energy Conversion and Management 119 (2016) 453-462

Tahun : 2016

Penulis : Wuttichai Roschat., Theeranun Siritanon., Boonyawan Yoosuk., Vinich


Promarak

Reviewer : Cahaya SC Sinurat

Tanggal Review : 18 Juni 2018

1. Pendahuluan

Energi dan Lingkungan menjadi perhatian utama dalam decade terakhir, penelitian tentang
energi alternatif dan berkelanjutan telah memperoleh perhatian yang cukup besar. Biodiesel
(FAME) adalah bahan bakar bensin-diesel karena dapat digunakan dalam setiap diesel-mesin
tanpa modifikasi. Biodiesel bersih, terbarukan, biodegradable, ramah lingkungan dan murah.
Biodiesel dapat diproduksi melalui transesterifikasi langsung minyak nabati (lemak hewan) dan
alcohol dengan adanya katalis. Katalis heterogen dapat dengan mudah dipisahkan melalui
filtrasi, digunakan kembali dan didaur ulang beberapa kali dan tidak memerlukan netralisasi.
Katalis yang digunakan adalah Natrium Silikat (Na2SiO3), Natrium Silikat adalah senyawa yang
dapat dengan mudah dibuat dengan NaOH dan SiO3-2 . Na2SiO3 juga digunakan sebagai reaktan
mulai mensintesis bahan silica mesopori.
Nama : Cahaya SC Sinurat
NIM : 150405009
Kelas : Metopel A
2. Tinjauan Pustaka

2.1 Bahan : - Minyak Goreng

- Metanol kelas Analitis


- Natrium Hidroksida
- Kalsium Oksida Analitis
- Sekam Padi
- Hammet Indikator
2.2 Pembuatan Katalis
Sekam Padi Kering pertama diolah dengan refluks dengan menggunakan 1 M HCL pada
100°C selama 3 jam, kemudian dicuci dengan air beberapa kali dan dikeringkan pada
110°C selama semalam. Sekam padi dikalsinasi dengan suhu 700°C selama 3 jam untuk
menghilangkan bahan organic yang dikandung.
2.3 Pembuatan Natrium Silikat
10 gram RHA ( sekam padi yang telah dikalsinasi) ditambah 100 ml 1 M NaOH di
rebus di 250ml Erlenmeyer kemudian diaduk selama 1 jam konstan. Kemudian
dikeringkan selama 6 jam dengan suhu 110°C. Kemudian dikalsinasi selama 1 jam
dengan variasi suhu 200-500°C.
2.4 Pembuatan Produk
Minyak Sawit diaduk dengan 300 rpm. Campuran metanol dan katalis padat dipanaskan
pada suhu (55,60,65,dan 70) °C dan ditambahkan ke 30 ml minyak. Rasio metanol dan
minyak (3:1- 11:1). 0,5 ml campuran dipanaskan dalam oven 80°C selama 3 jam untuk
membuang metanol sebelum analisa hasil biodiesel. Campuran disaring kemudian
filtratnya dipanaskan untuk menghilangkan metanol.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Karakteristik Katalis
Penentuan suhu kalsinasi optimal dapat dilihat dari analisa termogravimetri, dilihat
bahwa pada suhu 700°C karbon rendah 0,65 wt%. Analisa suhu kalsinasi ada 200, 300, 400,
dan 500°C. Pada suhu timggi luas permukaan rendah tetapi kekuatan dasar tinggi, kekuatan
dasar yang tinggi memberikan hasil biodiesel lebih tinggi.
Nama : Cahaya SC Sinurat
NIM : 150405009
Kelas : Metopel A
3.2 Optimasi Kondisi Reaksi Transesterifikasi Minyak Sawit
3.2.1 Pengaruh Suhu Kalsinasi Katalis
Kalsinasi : 200°C = yield biodiesel 84,39%
300°C = yield biodiesel 98,04%
>300°C = yield biodiesel <98,04%
Suhu kalsinasi optimal pada katalis Na2SiO3 adalah 300°C
3.2.2 Pengaruh Jumlah Katalis
0,5 wt = 49, 37%
2,5 wt = 97,80%
>2,5 wt = yield menurun karena keterbatasan perpindahan massa dan viskositas
tinggi dari campuran reaksi sehingga menyebabkan masalah campuran.
Jumlah katalis optimal pada katalis Na2SiO3 adalah 2,5 wt%
3.2.3 Efek dari methanol untuk rasio molar minyak
Rasio metanol dan minyak optimal pada katalis Na2SiO3 adalah 12 : 1
>12:1= gliserol pada produk samping akan lengket dengan metanol yang berlebih
sehingga menghambat reaksi methanol dengan minyak dan katalis.
Kelompokhidroksi polar dalam metanol berperilaku sebagai emulsifier sehingga
sulit memisahkannya.

3.2.4 Suhu Reaksi

45°C = 42,32%

65°C = 96,15%

>65°C = menurun karena metanol menguap (TD metanol = 64,7°C)

3.3 Efek dari Jenis Minyak

Tidak terlalu berpengaruh karena kandungan FFAs yang rendah sehingga yield tetap
stabil 93%.

3.4 Usabilitas dari Katalis


Penggunaan katalis berulang sebanyak 4 kali yield masih stabil sekitar 93%
Penggunaan katalis berulang sebanyak 5 kali yield 83%
Nama : Cahaya SC Sinurat
NIM : 150405009
Kelas : Metopel A
Hal ini disebabkan oleh penurunan aktivitas katalik karena adanya pencucian katalis.
Berdasarkan analisa AAS terlihat bahwa pencucian menurunkan Na tetapi pada
pemakaian 1-4 kali Na masih ada tetapi pemakaian >4 kali yield menurun sehingga
dapat disimpulkan katalis telah ternonaktifkan. Katalis dapat diregenerasi dengan
mereaksikan kembali dengan NaOH.

4. Kesimpulan
Fame akan dihasilkan dengan yield 97% setelah memilki kondisi berikut : waktu reaksi 30
menit, suhu 65°C dan akan menurun hingga 94% jika waktu reaksi 250 menit dalam
temperatur ruangan. Natriun silikat dapat digunakan kembali sebanyak 4 kali tanpa
regenarasi dan pelakuan apapun. Kandungan biodiesel yang dihasikan setelah pemurnian
dan dengan perlakuan dari resin kation-exchange memiliki kualitas yang tinggi.

5. Kelebihan Penelitian
 Pada penelitian ini terdapat perbandingan katalis Na2SiO3 dan NaOH
 Mekanisme reaksi katalis lengkap dan grafik pembahasan yang lengkap juga
 Variabel yang bervariasi
 Walau menggunakan katalis dengan modifikasi baru tetapi penelitian ini tetap meninjau
pengguanan katalis yang berulang.

6. Kekurangan Penelitian
 Tidak ada variasi pengadukan dan waktu reaksi sehingga tidak dapat menyimpulkan
waktu reaksi dan variasi pengadukan yang optimum
 Variasi metode pembuatan tidak ada, sehingga tidak ada perbandingan jika
menggunakan metode lain, contohnya metode pembuatan dengan menggunakan oven.
 Tidak ada penjelasan tentang proses reuse katalis dan jenis pelarut yang digunakan saat
reuse katalis.

Anda mungkin juga menyukai