Anda di halaman 1dari 10

PELATIHAN DENGAN PENDEKATAN METODE BOBATH LEBIH

EFEKTIF DARI PADA PELATIHAN AKTIVITAS FUNGSIONAL


UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN BERDIRI STATIK
PADA PASIEN STROKE SUB AKUT
I GUSTI PUTU ARTHA
Rumah Sakit Indra Provinsi Bali
Program Studi Fisioterapi, Universitas Udayana, Denpasar-Bali.

ABSTRAK

Tujuan: untuk menentukan latihan metode Bobath lebih efektif daripada latihan aktivitas
fungsional pada peningkatan keseimbangan berdiri statis pada Stroke sub akut pada 35-70
tahun di kelompok fisioterapi dari poliklinik Rumah Sakit Indra Provinsi Bali. Metode:
eksperimental dengan 2 kelompok sampel, masing-masing 10 orang. Kelompok pertama
diberikan latihan metode Bobath. Kelompok kedua diberikan latihan fucntional 12 kali
dalam sebulan. Hasil: ada perbedaan signifikan keseimbangan berdiri statis pada
kelompok I (dengan metode Bobath) dan kelompok II (latihan aktivitas fucntional) p =
0,03 (p <0,05). Kesimpulan: Latihan Bobath metode 6 kali dalam satu bulan lebih efektif
untuk meningkatkan keseimbangan berdiri statis dari latihan aktivitas fucntional dalam
pasien stroke sub akut di poliklinik fisioterapi dari Rumah Sakit Indra Provinsi Bali.
Kata kunci : metode Bobath, latihan aktivitas Fungsional, keseimbangan berdiri static.

TRAINING APPROACH BOBATH MORE EFFECTIVE METHOD


OF THE FUNCTIONAL TRAINING ACTIVITIES TO IMPROVE
BALANCE STAND STATIC SUB ACUTE STROKE PATIENTS

I GUSTI PUTU ARTHA


Rumah Sakit Indra Provinsi Bali
Program Studi Fisioterapi, Universitas Udayana, Denpasar-Bali.

ABSTRACT

Objective: to determine Bobath method exercise more efective than functional activity
exercise due to the increase of statical standing balance in sub acute stroke patien in 35-70
years group at physiotherapy policlinic of Rumah Sakit Indra Provinsi Bali. Method:
eksperimental with 2 sample group, each 10 people. The first group was gived Bobath
method exercise. The second group was gived fucntional exercise 12 times in a month.
Result: there was a significant differen of statical standing balance in group I (with Bobath
method) and group II (fucntional activity exercise) p=0,03 (p<0,05). Conclution: Bobath
method exercise 12 times in a month more efective to increasing statical standing balance
than fucntional activity exercise in sub acute stroke patient at physiotherapy policlinic of
Rumah Sakit Indra Provinsi Bali.
Keyword: Bobath method, functional activity exercise, statical standing balance.

1
Pendahuluan Keseimbangan yang baik pada
pasien stroke merupakan komponen
Stroke merupakan penyakit penting untuk dapat melakukan gerak
gangguan fungsional otak berupa dan fungsi. Tanpa adanya
kelumpuhan saraf atau defisit keseimbangan maka pasien stroke akan
neurologis akibat gangguan aliran darah mengalami kesulitan dalam melakukan
(karena sumbatan atau perdarahan) aktivitas, hal tersebut tidak hanya bagi
pada salah satu bagian otak. Stroke pasien stroke, akan tetapi begitu juga
setiap tahunnya, sekitar 12 dari 100.000 pada orang tanpa gangguan stroke.
orang di Amerika serikat mengalami Gangguan keseimbangan pada
stroke, sehingga penyakit ini tercatat pasien stroke terjadi karena banyak
sebagai pebunuh nomor tiga setelah faktor diantaranya karena kerja otot-
penyakit jantung dan kanker. Di otot tubuh yang tidak sinergis, selain
Amerika, tercatat ada sekitar 770.000 itu juga bisa karena adanya gangguan
pasien stroke, baik yang terkena untuk pada komponen keseimbangan tubuh
pertama kalinya maupun yang terkena misal pada siatem visual, vestibular dan
serangan susulan. Dari segi usia, 72 somatosensorik.
persen pasien stroke berumur di atas 65 Keseimbangan timbul dari interaksi
tahun. Hal ini dikarenakan peluang yang kompleks dari “sensory dan
seseorang terkena stroke setelah berusia musculoskeletal system” yang
55 tahun berlipat ganda pada setiap terintegrasi dan dimodifikasi di Sistem
dasawarsa pertambahan umurnya. saraf Pusat (SSP) yang direspon untuk
Sementara di Indonesia menurut menyesuaikan kondisi lingkungan baik
Yayasan Stroke Indonesia internal maupun eksternal.
(YASTROKI) menyebutkan bahwa Beberapa bidang yang dilatih
63,52 per 100.000 penduduk Indonesia adalah berdiri, berjalan, mengambil dan
berumur 65 tahun ditaksirkan terjangkit menggunakan benda-benda. Adapun
stroke. ragam latihan yang bisa digunakan oleh
Seseorang terkena serangan stroke fisioterapi diataranya dengan metode
disebabkan oleh dua hal utama, yaitu Brunnstrom, metode Rood, metode
penyumbatan arteri yang mengalirkan Johnstone, PNF, MRP, latihan aktivitas
darah ke otak (disebut stroke fungsional sehari-hari dan salah satunya
iskemik/non perdarahan) dan karena dengan metode Bobath. Intervensi
adanya perdarahan di otak (disebut dengan metode Bobath ini mempunyai
stroke perdarahan/hemoragik). tujuan yaitu optimalisasi fungsi dengan
Seseorang yang terserang stroke akan peningkatan kontrol postural dan
mengalami keadaan dimana gerakan selektif melalui fasilitasi,
kemampuan beraktivitas akan menurun. sebagaimana yang dinyatakan oleh
Gangguan keseimbangan pada IBITA tahun 1995
stroke dikarenakan tidak adanya “The goal of treatment is to
integrasi yang baik pada system optimize functionby improving postural
sensorik (vestibular, visual, dan control and selective movement through
somatosensorik termasuk facilitation.” (IBITA 1995)
proprioceptor) dan musculoskeletal Berdasarkan latar belakang tersebut
(otot, sendi, dan jaringan lunak lain) penulis tertarik untuk mengangkat topik
yang diatur di dalam otak (control diatas dalam bentuk penelitian dan
motorik, sensorik, basal ganglia, memaparkan dalam skripsi dengan
cerebellum, area asosiasi) sebagai judul “Pelatihan dengan pendekatan
respon terhadap perubahan kondisi metode Bobath lebih efektif dari pada
internal dan eksternal. pelatihan aktivitas fungsional untuk

2
3

meningkatkan keseimbangan berdiri Eksistensi aktivitas postural yang


statik pada pasien stroke sub akut” mendahului gerakan dikembangkan
Gangguan hilangnya atau oleh Balenkii dengan Coleganya (1967)
keseimbangan pada pasien stroke yang mendemonstrasikan bahwa subjek
terjadi akibat tidak adanya integrasi diminta untuk mengangkat satu lengan
yang baik pada system sensorik secepat mungkin dan dilihat dengan
(vestibular, visual, dan somatosensorik menggunakan EMG pada otot tertentu
termasuk proprioceptor) dan (deltoid anterior) dan gerakan lengan
musculoskeletal (otot, sendi, dan disiapkan oleh aktivitas otot biceps
jaringan lunak lain) yang diatur di femoris dari sisi ipsilateral kaki dan
dalam otak (control motorik, sensorik, otot-otot collateral sacrolumbal.
basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) Meskipun kita jarang berdiri tegak
sebagai respon terhadap perubahan dengan kondisi betul-betul diam, ketika
kondisi internal dan eksternal. Sehingga melakukan gerakan tubuh yang kecil
kerja otot agonis dan antagonisnya tidak maka adaptasi based of support akan
seimbang. timbul untuk memperbaiki balance
Penelitian ini diharapkan yang disebut sway. Dengan kata lain
bermanfaat bagi fisioterapis yaitu dapat walaupun kita berdiri diam dan
menerapkan secara tepat pemberian kemudian melakukan gerakan kecil
terapi latihan dengan pendekatan maka akan timbul proses yang aktif dari
metode Bobath pada pasien stroke sub otot yang merubah aktivitasnya.
akut. Pada posisi berdiri seimbang,
susunan saraf pusat berfungsi untuk
Keseimbangan menjaga pusat massa tubuh (center of
Keseimbangan adalah kemampuan body massa)dalam keadaan stabil
untuk mempertahankan pusat gravitasi dengan batas bidang tumpu tidak
pada bidang tumpu terutama ketika saat berubah kecuali membentuk batas
posisi tegak. (Pengertian keseimbangan bidang tumpu lain. Selain itu masukan
menurut O’Sullivan). Keseimbangan (input)visual berfungsi sebagai kontrol
statis adalah kemampuan tubuh untuk keseimbangan, pemberi informasi, serta
mejaga kesetimbangan pada posisi memprediksi datangnya gangguan.
tetap. Keseimbangan dinamis adalah Masukan (input) dari kulit di telapak
kemampuan untuk mempertahankan kaki juga merupakan hal yang penting
kesetimbangan ketika bergerak. untuk mengatur keseimbangan saat
Keseimbangan merupakan interaksi berdiri. Postur adalah posisi atau sikap
yang kompleks dari integrasi atau tubuh.
interaksi sisem sensorik (vestibular,
visual, dan somatosensorik termasuk Metode Bobath
proprioceptor) dan musculoskeletal Metode Babath adalah suatu
(otot, sendi, dan jaringan lunak lain) metode terapi latihan pada stroke yang
yang dimodifikasi atau diatur dalam berasumsi bahwa penderita stroke
otak (control motorik, sensorik, basal seolah-olah pasien stroke kembali pada
ganglia, cerebellum, area asosiasi) usia bayi sehingga pertumbuhan dan
sebagai respon terhadap perubahan perkembangannya sesuai dengan
kondisi internal dan eksternal. pertumbuhan bayi normal. Oleh karena
Dipengaruhi juga oleh factor lain itu stroke harus dilatih mulai dari posisi
seperti, usia, motivasi, kognisi, berbaring, miring, tengkurap,
lingkungan, kelelahan, pengaruh obat merangkak, duduk, berdiri, dan
dan pengalaman terdahulu. berjalan. Jangan mencoba untuk latihan
berdiri kalau miring saja belum bisa.
4

Jangan juga latihan untuk berdiri kalau c) Dilakukan pada gerakan


duduk saja belum stabil. Di samping itu yang dikarenakan oleh
untuk mengatasi tonus otot yang - Perkembangan pola gerakan
berlebihan, berikan posisi inhibisi yang abnormal.
(posisi yang dapat menghambat - Kompensasi / adaptasi
terjadinya hypertonus) dan fasilitasi terhadap abnormalitas.
(posisi yang dapat mengurangi d) Tujuan penerapan Bobath
hypertonus). Setelah itu baru latihan - Seluruh gerakan diajarkan
gerak pada pola norma. dalam kondisi yang normal atau kondisi
Metode Bobath pada awalnya yang mendekati normal.
memiliki konsep perlakuan yang - Meningkatkan kwalitas dari
didasarkan atas inhibisi aktivitas gerakan.
abnormal reflex dan pembelajaran e) Harus memahami pola –
kembali gerak normal, melalui pola gerakan yang abnormal untuk
penanganan manual dan fasilitasi. menimbulkan lebih banyak pola
Dengan perkembangan ilmu dan gerakan yang normal.
teknologi, maka konsep bobath juga 2). Komponen Gerakan
mengalami perkembangan dimana a). Tonus postural yang normal
konsep bobath terkini adalah : untuk menahan gravitasi bila bagian
Pendekatan problem solving lain
dengan cara pemeriksaan dan tindakan bergerak.
secara individual yang diarahkan pada b). Gerakan yang responsive dan
tonus otot, gerak dan fungsi akibat lesi efektif hanya terjadi pada penanganan
pada system saraf pusat. yang benar.
c). Penanganan untuk
Tujuan Intervensi Bobath menormalisasi postural, meningkatkan
Tujuan dari intervensi metode sikap dari
bobath adalah optimalisasi fungsi gerakan, meningkatkan
dengan peningkatan kontrol postural keterampilan dan meningkatkan
dan gerakkan selektif melalui fasilitasi, adaptasi
sebagaimana yang dinyatakan oleh terhadap rangsang.
IBITA tahun 1995. 3). Konsep / prinsip kerja terapi
”The goal of treatment is to bobath, meliputi ;
optimize function by improving postural a) Fasilitasi
control and selective movement trought Suatu bentuk bantuan yang
fasilitation”(IBITA 1995). diberikan untuk memudahkan pasien
dalam melaksanakan aktivitasnya sehari
Prinsip dasar yang perlu – hari, hal ini dapat dilakukan dengan
diperhatikan dalam intervensi tehnik posisioning.Fasilitasi adalah
bobath. salah satu cara yang menggunakan
1). Pola Gerakan kontrol sensory dan proprioceptive
a) Gerakan yang ada dalam untuk mempermudah gerakan.
suatu pola yang telah dikontrol oleh Pemberian fasilitasi adalah bagian dari
system persarafan, yaitu saraf pusat satu proses belajar secara aktif (IBITA
(bukan gerakan perotot) 1997) dimana individu memungkinkan
b) Gerakan yang dilakukan untuk mengatasi inersia, inisiatif,
untuk meningkatkan aktivitas anak melanjutkan atau menyelesaikan satu
dilakukan berdasarkan pada pola tugas fungsional. Pemberian fasilitasi
gerakan dan perkembangam normal. digunakan untuk membantu individu
dalam pemecahan masalah,
5

memungkinkan dia untuk melakukan Aplikasi metode Bobath pada pasien


gerakan yang sebaik mungkin selama stroke
bekerja. Memberikan kinerja fasilitasi - Pada prinsipnya bentuk latihan
terhadap performance bisa ditingkatkan dengan pendekatan metode bobath
dengan pengulangan dalam latihan. bersifat individual, tergantung problem
b) Stimulasi yang di temukan pada pemeriksaan.
Merupakan suatu bentuk pemberian Langkah awal dalam terapi latihan
rangsangan yang terdiri dari dua bentuk bobath yaitu dengan aktifasi otot-otot
antara lain ; internal trunk (otot abdominal, otot para
a). Stimulasi verbal (dengan aba – spinal,otot pelvic floor). Otot-otot
aba, suara/bunyi – bunyian) tersebut merupakan otot yang
b). Stimulasi non verbal memberikan stabilitas yang utama pada
(menggunakan rangsang taktil dan postur. Dengan stabilitas postur yang
propioseption) adekuat, maka fungsi mobilitas dari
c) Stability ekstremitas menjadi lebih mudah.
Merupakan salah satu bagian dari Beberapa bentuk latihan dalam
teknik terapi yang bertujuan untuk pendekatan metode bobath yang umum
membentuk stability untuk mengurangi diberikan pada pasien stroke,
gerakan yang abnormal. Stabilisasi diantaranya :
yang diberikan antara lain postural
stability dan proximal stability.

latihan foreward dan backward pelvic latihan briging

latihan mobilisasi scapula


Latihan fungsional sehari-sehari ketidakmampuan pasien dalam
Gangguan fungsi otak yang timbul mempertahankan postur, gerakan
pada kasus stroke antara lain adalah motorik dan pada akhirnya
gangguan koordinasi, gangguan mengganggu kemampuan fungsional
keseimbangan, gangguan kontrol aktivitas sehari-hari.
postur, gangguan sensasi dan gangguan Latihan fungsional sehari-hari atau
reflek gerak. Adanya permasalahan sering disingkat ADL (activity daily
tersebut diatas menyebabkan living), perlu diberikan untuk
kompensasi gerakan meningkat, dengan meningkatkan kemandirian pasien
kompensasi yang meningkat maka akan stroke. Beberapa aktivitas fingsional
menurunkan kemampuan keterampilan yang diberikan tentu saja memerlukan
motorik (motor skill) sehingga pasien penyesuaian dengan kemampuan pasien
akan mengalami gangguan fungsional stroke. Awali latihan dengan kegiatan
aktivitas sehari-hari. Pada pasien yang sederhana akan tetapi merupakan
dengan kompensasi gerak yang tinggi kegiatan yang rutin dilakukan oleh
termasuk adanya spastisitas akan pasien stroke sebelum mengalami
mengalami kesulitan untuk melakukan serangan stroke, seperti aktivitas
fungsional aktivitas sehari-hari dengan mengenakan baju, mandi, naik turun
pola yang tepat. Tingkat spastisitas tangga dan libatkan yang merupakan
yang tinggi akan mengakibatkan kegemaran pasien stroke.

Cara berpakaian Cara berpindah

Cara melatih keseimbangan berdiri cara naik turun tangga

Metode Penelitian secara penuh oleh peneliti sehingga


Penelitian ini dilakukan dengan faktor lain yang dimungkinkan
menggunakan metode yang termasuk mempengaruhi variabel yang diteliti.
dalam kategori eksperimental. Pada Sesuai dengan tujuan penelitian
prinsipnya sampel dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui keseimbangan
tidak dapat dikendalikan atau dikontrol pada pasien stroke dengan posisi berdiri

6
7

statik, maka desain penelitian yang dan sesudah pemberian latihan dengan
akan digunakan oleh peneliti adalah pendekatan Metode Bobath
Randomized pre test post test design. Hipotesis II
Nilai keseimbangan diukur dan Ho : Tidak ada perbedaan nilai
dievaluasi dengan menggunakan keseimbangan berdiri statik sebelum
functional standing balance scale. Hasil dan sesudah pemberian latihan dengan
dari pengukuran terhadap pelatihan aktivitas fungsional.
keseimbangan posisi berdiri stasik akan Ha : Ada perbedaan nilai
dilakukan dianalisa. keseimbangan berdiri statik sebelum
Tehnik Pengambilan Sampel dan sesudah pemberian latihan dengan
Pengambilan sampel dilakukan pelatihan aktivitas fungsional.
berdasarkan pertimbangan tertentu, Analisis yang digunakan untuk
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan menguji dua kelompok data
berdasarkan variabel yang diteliti, independent dengan skala data
sehingga peneliti menggunakan teknik interval/rasio. Jika data berdistribusi
pengambilan sampel dengan teknik normal maka pengujian hipotesis
accidental. menggunakan Independent sample t-
Subyek penelitian yang dipilih test. Dengan pengujian hipotesa Ho
adalah pasien Stroke baik laki-laki diterima bila nilai p > nilai α (0,05),
ataupun wanita yang berusia antara 35- sedangkan Ho ditolak bila p < nilai α
70 tahun, diambil sebanyak 10 orang (0,05).
kemudian dilakukan pemeriksaan untuk Adapun pernyataan hipotesisnya
memenuhi kriteria yang ditetapkan. adalah :
Hipotesis III
Analisis data Ho : Pelatihan dengan pendekatan
1. Uji Normalitas Distribusi metode Bobath tidak lebih efektif
Untuk mengetahui apakah populasi daripada pelatihan aktivitas fungsional
berdistribusi normal, maka digunakan dalam meningkatkan keseimbangan
uji normalitas yaitu dengan Shapiro berdiri statis pasien stroke akut.
wilk test. Adapun ketentuan pengujian Ha : Pelatihan dengan pendekatan
adalah data dinyatakan berdistribusi metode Bobath lebih efektif daripada
normal jika p>0.05 pelatihan aktivitas fungsional dalam
2. Uji Homogenitas meningkatkan keseimbangan berdiri
Untuk mengetahui homogenitas statis pasien stroke akut.
varians, maka dilakukan pengujian Karakteristik Subjek
homogenitas dengan menggunakan Rerata karakteristik sampel
Levene’s test. Adapun ketentuan berdasarkan umur yaitu kelompok I
pengujian adalah data dinyatakan memiliki rerata umur (53,60±6,96) dan
bersifat homogen jika p>0,05 kelompok II (54,30±5,81), hal ini
3. Pengujian Hipotesis menggambarkan bahwa sampel
Penelitian penelitian memiliki kelompok usia
Adapun pernyataan hipotesis yang kategori dewasa tua dan lansia.
ditegakkan adalah : Berdasarkan karakteristik tinggi badan
Hipotesis I didapatkan rerata pada kelompok I
Ho : Tidak ada perbedaan nilai (162,80±5,99) dan kelompok II
keseimbangan berdiri statik sebelum (160,10±4,61) begitu juga pada
dan sesudah pemberian latihan dengan karakteristik berat badan didapat pada
pendekatan metode bobath. kelompok I (15,00±18,63)dan
Ha : Ada perbedaan nilai kelompok II (53,40±20,95).
keseimbangan berdiri statik sebelum Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
8

laki-laki dan perempuan pada kelompok nilai p=0,000 (p<0,05) yang berati
I dan II adalah sama yaitu 5 (50,0%) bahwa ada perbedaan yang bermakna
orang, sedangkan karakteristik rata-rata nilai keseimbangan berdiri
berdasarkan sisi lesi kanan dan kiri statis sebelum dan sesudah intervensi
pada kelompok I dan II juga sama yaitu berupa apikasi metode Bobath. Hal
5 (50,0%) orang. tersebut menunjukan bahwa intervensi
pada kelompok I memberikan
Pada pengujian hipotesis I demgan peningkatan yang bermakna terhadap
pengujian dengan uji beda dua rata-rata keseimbangan berdiri statis pasien
yitu paired sample t-test didapatkan stroke.

Tabel 5.5 distribusi nilai keseimbangan berdiri statis sebelum dan sesudah intervensi
pada kelompok I

Sebelum Sesudah t p

Mean 6,70 9,00 5,44 0,000

SD 1,06 0,94

Keseimbangan berdiri berhubungan Pada pengujian hipotesis II demgan


dengan pengaturan postur yang pengujian dengan uji beda dua rata-rata
melibatkan sedikit aktivitas otot untuk yitu paired sample t-test didapatkan
mempertahankan stabilitas tubuh. nilai p=0,010 (p<0,05) yang berati
Fungsi dari pengaturan postur adalah bahwa ada perbedaan yang bermakna
untuk menjaga tubuh pada posisi yang rata-rata nilai keseimbangan berdiri
seimbang. Perubahan pusat gravitasi statis sebelum dan sesudah intervensi
dapat diperbaiki dengan pengaturan berupa latihan aktivitas fungsional. Hal
postur yang baik. Menurur Irfan M tersebut menunjukan bahwa intervensi
(2009) menyatakan bahwa dengan pada kelompok II memberikan
metode Bobath pasien stroke akan peningkatan yang bermakna terhadap
belajar untuk mengatur posisi mereka keseimbangan berdiri statis pasien
sehingga tercipta keseimbngan berdiri stroke.
yang baik.

Tabel 5.6 distribusi nilai keseimbangan berdiri statis sebelum dan sesudah intervensi
pada kelompok II
Sebelum Sesudah t p

Mean 7,10 8,00 3,25 0,010

SD 1,20 0,94
Latihan aktivitas fungsional perlu yang berati bahwa ada perbedaan yang
diberikan untuk meningkatkan bermakna rata-rata nilai keseimbangan
kemandirian pasien stroke. Menurut berdiri statis kelompok I (aplikasi
Irfan M (2010) menyatakan aktivitas metode Bobath) dengan kelompok II
fungsional menunjang terbentuknya (latihan aktivitas fungsional) . Hal
pola gerak normal. tersebut menunjukan bahwa intervensi
pada kelompok I lebih efektif secara
Pada pengujian hipotesis III signifikan dibandingkan dengan
demgan pengujian dengan uji beda dua intervensi pada kelompok II terhadap
rata-rata yaitu indevendentd sample t- peningkatan keseimbangan berdiri
test didapatkan nilai p=0,013 (p<0,05) statis pasien stroke.

Tabel 5.7 distribusi nilai selisih keseimbangan berdiri statis pada kelompok I dan
kelompok II

Klmpk I Klmpk II t p

Mean 2,30 0,90 2,77 0,013

SD 1,34 0,88

Sangat dimungkinkanadanya 1. Aplikasi metode Bobath


variable pengganggu misalnya kegiatan meningkatkan keseimbangan berdiri statis
sampel di rumah( kurangnya aktivitas di pada pasien stroke. Hal tersebut dapat
kamar, tidak adanya pengulangan latihan dilihat dari pengujian hipotesis dengan
oleh keluarga), kurangnya motivasi dari menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu
diri pasien itu sendiri, pengukuran yang paired sample t-test didapatkan nilai p =
kurang baik, kedisiplinan pasien dll. 0.000 (p<0,05).
Dengan demikian maka sangat 2. Aplikasi latihan aktivitas
dimungkinkan pula pendekatan Bobath fungsional meningkatkan keseimbangan
yang digunakan pada penelitian ini masih berdiri statis pada pasien stroke. Hal
perlu pengembangan dan pendalaman,yang tersebut dapat dilihat dari pengujian
adekuat melalui proses belajar dan hipotesis dengan menggunakan uji beda
penelitian lebih intensif. Untuk dua rata-rata yaitu paired sample t-test
mengantisipasi masalh tersebut maka didapatkan nilai p = 0.010 (p<0,05).
aplikasi metode Bobath diberikan oleh 3. Aplikasi metode Bobath lebih
fisioterapis dengan pengawasan dan arahan meningkatkan keseimbangan berdiri statis
peneliti dimana peneliti sendiri telah daripada latihan aktivitas fungsional pada
tersertifikasi menjadai fisioterapis dengan pasien stroke. Hal tersebut dapat dilihat
penguasaan Bobath. dari pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu
Simpulan indevendentd sample t-test didapatkan
Berdasarkan analisis penelitian nilai p = 0.013 (p<0,05).
yang telah dilakukan dan pembahasan
dapat disimpilkan bahwa :

9
Saran 2. Perlu penelitian sejenis dengan
1. Sebaiknya di tempat lain sampel yang lbih banyak.
dilakuakan penelitian yang sama.
Irfan,Muhammad.Fisioterapi Bagi Insan

DAFTAR PUSTAKA Stroke.Graha Ilmu:Yogyakarta.2010

Junaidi,Iskandar.Stroke A-Z.Bhuana Ilmu

Auryn,Virzara. Mengenal & Memahami Populer:Jakarta 2006

Stroke.Katahati:Jogjakarta.2007 Juanidi,Iskandar.STROKE(panduan

Feigin,Valery.STROKE (Panduan praktis pencegahan &pengobatan).Bhuana

Bergambar Tentang Pencegahan dan Ilmu Populer:Jakarta.2004

Pemlihan Stroke).Bhuana Ilmu Sidharta, Priguna.Neurologi Klinik

Popoler:Jakarta.2006 dasar.Dian Rakyat:Jakarta.2000

Ganong W.F, Fisiologi Kedokteran ed.20, Soeparman.Panduan Senam Stroke.Puspa

(Jakarta : EGC, 2003). Swara:Jakarta.2004

Ginsberg,Lionel.Neurologi (Lecture Syaifuddin.Anatomi Fisiologi(untuk maha

Notes).Erlangga Medika siswa keperawatan).Buku Kedokteran

Series:Jakarta.2007 EGC:Jakarta.2006

Harsono.Neurologi.Gajah Mada Vitahealth.Stroke(informasi lengkap untuk

Unuversity Press:Yogyakarta.1996 penderita &keluarga).Gramedia pustaka

Utama:Jakarta.2006

10

Anda mungkin juga menyukai