Anda di halaman 1dari 2

Bercermin Melalui Firman Tuhan

Yakobus 1:19-27

Bapak, ibu saya yakin bahwa kita masing-masing mempunyai


cermin. Bahkan juga ada ibu-ibu yang selalu membawanya
dalam tas. Sebab cermin barang yang cukup penting dalam
kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak ada orang yang terbebas
dari kehidupannya sehari-hari. Cermin dibutuhkan oleh semua
lapisan masyarakat, karena itu harga cermin ada yang murah ada
juga yang mahal sampai puluhan ribu rupiah. Ada saatnya saya
bercermin dan memandang wajah saya, ternyata saya sudah tua.
Raut muka ketuaan, biar saya berputar memandangi wajah itu
berbagai sudut, tetap saja saya tidak berubah, saya memang
sudah tua. Itulah dipantulkan oleh cermin. Saya tidak kecewa,
justru saya berbangga dengan penampilan wajah yang
menunjukkan tanda ketuaan. Maka saya juga harus
menampilkan diri melalui tutur kata, sikap dan perbuatan,
kelakuan, semuanya harus menunjukkan seseorang yang sudah
tua. Saya bersyukur memiliki cermin yang menampakkan raut
muka saya yang sudah tua ini, agar saya bertindak sesuai dengan
keadaan. Pantulan cermin tidak menipu, kita melihat wajah kita
yang sebenarnya. Jika dalam keadaan marah, sakit, sedih,
kecewa juga dalam keadaan sukacita. Bersyukurlah kepada
Tuhan jika kita melihat wajah kita yang berseri-seri, bersinar
kebahagiaan, damai dan memancarkan terang kristus.
Ayat renungan disampaikan oleh seorang rasul. Dia tidak
menawarkan cermin agar kita mau membeli cermin yang
dijualnya. Tapi rasul yakobus menasihatkan agar kita bercermin
diri, mengamat-amati wajah kita. Tetapi cermin untuk melihat
diri, melihat hari ialah Firman Tuhan. Itulah yang menunjukkan
bagaimana diri kita dan apa yang ahrus kita lakukan. Apakah kita
mencerminkan ajaran Firman Tuhan dalam hidup kita supaya
orang lain dapat bercermin didalamnya? Banyak orang yang tahu

2
bahwa Firman Tuhan itu baik, tetapi tidak berusaha untuk
melakukannya. Justru sebaliknya hidup didalam dosa, walaupun
sungguh-sungguh untuk tidak melakukannya lagi tetapi kembali
mengulangnya karena tergoda untuk hidup menurut pikiran hati
dan kehendak kita sendiri. Karena kurang tekun dan setia
melakukan firman-Nya, tidak mengundang Roh Kudus hadir di
dalamnya. Hidup dengan kebohongan, kecurangan, iri hati,
dengki, dendam, tinggi hati, menyakiti sesama, bahkan sampai
menghakimi orang lain. Tidak melihat diri sendiri yang tidak
lebih baik dari mereka. Dan masih banyak lagi untuk kita
renungkan.
Dipantulkan oleh Firman Tuhan agar kita sabar, yang kita
lakukan sering tidak sabar satu sama lain. Tidak sabar
mendengarkan keluhan atau ungkapan hati sesama yang
mengharapkan penghiburan, kekuatan, pertolongan yang
diharapkan dari kita, atau memberi jalan yang baik untuk
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Tuhan Yesus
memberikan contoh kepada kita sebagai anak-anak-Nya diaman
Dia dengan penuh kasih dan kesabaran-Nya jika kita datang
kepada-Nya memihin pertolongan-Nya. Ayat 23 mengatakan:
“Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak
melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang
mengamat-amati mukanya yang sebenarnya ada di cermin.” Baru
saja ia memandang dirnya, ia sudah pergi atau ia segera lupa
bagaimana rupanya. Orang tidak mau mengubah diri dari bercak
kotor, sehingga mukanya tetap kotor. Firman Tuhan mengubah
kita sehingga kita sesuai dimana kita ditampilkan untuk bertekun
didalamnya, bukan hanya untuk mendengar dan untuk
melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, dia akan
berbahagia oleh perbuatannya dan bercak noda juga dibersihkan.
Kamu memang sudah bersih oleh firman yang telah kukatakan
kepadamu. Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai