id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Peleburan Logam
Peleburan logam merupakan proses mencairkan logam pada
temperatur tertentu dengan menggunakan energi panas yang
dihasilkan oleh tungku. Dalam pelaksanaannya peleburan logam
ini memerlukan kalor yang sangat tinggi untuk mencairkan logam
tersebut hingga logam mencair pada titik cair logam. Titik cair
dari masing-masing logam berbeda-beda, jadi dalam melakukan
peleburan logam kita harus mempertimbangkan bahan, berat
jenis, titik cair dan koefisien dari bahan yang digunakan untuk
mencairkan logam, yang dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut:
b) Pembuatan Pola
Pola adalah suatu model yang memiliki ukuran dan bentuk yang
sama dengan bentuk produknya kecuali pada bidang-bidang
commit to user
tertentu yang disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
e) Pengalir (Runner)
Pengali biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah
lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan
pisah, lagi pula pengalir mempunyai luas permukaan yang terkecil
untuk satu luas irisan tertentu, sehingga lebih efektif untuk
commit
pendinginan yang lambat. to userlebih baik sebesar mungkin untuk
Pengalir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
13
14
d) Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang atau rongga seperti pada
blok mesin kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti
ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk
membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar
setelah cetakan membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus
kuat, permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak
rapuh). Agar inti tidak mudah bergeser pada saat penuangan logam
cair, diperlukan dudukan inti (core prints). Dudukan inti biasanya
dibuatkan pada cetakan. Pembuatan inti serupa dengan pembuatan
cetakan pasir yaitu menggunakan no-bake mold, cold box mold, dan
shell mold. Untuk membuat cetakan diperlukan pola, sedangkan
untuk membuat inti dibutuhkan kotak inti.
4) Sistem Saluran
Saluran tuang dapat diartikan sebagai bagian untuk mengalirnya
logam cair ke rongga cetakan. Bagian-bagian pada sistem saluran ini
terdiri dari cawan tuang, saluran turun (sprue), saluran pengalir
(runner), dan saluran masuk (ingate). Jenis-jenis sistem saluran dapat
dilihat pada gambar 2.3.
15
a) Saluran Turun
Saluran turun adalah suatu saluran vertical tempat penuangan
logam cair. Secara umum bentuk saluran turun ada beberapa tipe
diantaranya adalah sprue seperti terompet, sprue yang tegak lurus
dengan irisan lingkaran yang memiliki ukuran sama dari atas
kebawah dan sprue dengan irisan yang semakin mengecil dari atas
ke bawah. Standar ukurun sprue tegak lurus seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 2.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
17
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
c) Kekerasan
Kekerasan besi cor kelabu berkisar 130-270 kekerasan brinell,
dan sangat erat hubungannya dengan struktur, grafit kasar dalam
matriks ferit menyebabkan kekerasan rendah dan grafit halus
sedikit menyebabkan kekerasan tinggi.
d) Mampu Mesin
Besi cor kelabu mempunyai sifat mampu mesin dan tahan aus.
Grafit pada besi cor kelabu bekerja sebagai pelumas sehingga
mempunyai sifat mampu mesin yang baik. Kekerasan dan
kekuatan tarik yang lebih rendah juga menyebabkan mampu
mesin yang lebih baik.
4) Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Dari Coran Besi Cor Kelabu
Struktur besi cor adalah campuran dari berbagai fasa seperti grafit,
ferit, perlit, dan selanjutnya stedit (sulfida mangan) yang masing-
masing fasa mempunyai sifat-sifat sendiri. Sifat besi cor berubah
menurut perbandingan campuran dari fasa-fasa tersebut (Surdia &
Chijiiwa, 1986). Di bawah ini diuraikan sifat-sifat fisik dan kimia
dari besi cor kelabu:
a) Berat Jenis
Berat jenis pada besi cor kelabu yaitu antara 7,1-7,3 pada
temperatur kamar. Berat jenis ini sangat dipengaruhi oleh
kandungan grafit, sedangkan dalam keadaan cair berat jenisnya
berkisar antara 6,75-6,95. Penurunan berat jenis berbanding lurus
dengan tingginya temperatur sehingga semakin tinggi temperatur
besi cor kelabu, maka berat jenisnya juga semakin berkurang.
b) Pemuaian Panas
Koefisien pemuaian panas pada besi cor kelabu ini berkisar 10 x
10-6/0C, pemuaian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan baja
dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemuaian besi cor
putih. Pemuaian ini berubah menurut komposisi, struktur, dan
temperatur. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
c) Konduktivitas Listrik
Grafit merupakan tahanan listrik terbesar. Konduktivitas listrik
ini dipengaruhi oleh kandungan grafit, distribusi dan bentuk-
bentuk dari potongan grafit. Penambahan karbon dan silisium
menggalakkan pembentukan grafit, yang mengurangi
konduktivitas listrik. Selanjutnya grafit kasar mengurangi
konduktivitas listrik meskipun besi cor mempunyai kadar karbon
yang sama.
d) Ketahanan Korosi
Besi cor kelabu buruk dalam ketahanan korosinya terhadap asam
dibandingkan dengan baja, hal ini dikarenakan pengaruh sel
kimia antara besi dan grafit. Akan tetapi ketahanan besi cor
terhadap korosi yang disebabkan oleh air murni dan air laut lebih
baik dari baja. Struktur yang halus dengan potongan-potongan
grafit yang halus sangat baik dalam ketahanan korosi. Ketahanan
korosi sukar dipengaruhi oleh unsur-unsur lain selain karbon dan
silisium, akan tetapi untuk memperbaiki ketahanan korosi sangat
efektif apabila ditambahkan khrom, nikel atau tembaga (Surdia
& Chijiiwa, 1986).
e. Pengujian Bahan
Pengujian bahan adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui sifat-sifat logam kemampuan terhadap pembebanan
tertentu. Contohnya uji tarik, kekerasan, impact, komposisi kimia,
struktur mikro dan untuk mengetahui kesalahan yang ada pada bahan
(Sixtiyas, 2011).
Pengujian dibedakan menjadi 2 yaitu pengujian tak merusak dan
pengujian dengan merusak.
1) Pengujian Impact
Impact adalah kemampuan suatu bahan dalam mendapatkan beban
dinamis sehingga sifat-sifat ketangguhannya dapat diketahui.
commitberbentuk
Spesimen impact biasanya to user U atau V.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
( )
Harga Impact = = ...........................(1)
Di mana:
W: Berat Pendulum (N)
m: Massa Pendulum (kg)
A: Luas Penampang Patahan Spesimen (mm )
R: Panjang Lengan Pendulum (m)
g: Percepatan Gravitasi (9,8 m/ )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
33
BHN = π = ..........(2)
( ) ( )( √ )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Dengan:
P = Beban yang Digunakan (Kg)
D= Diameter Bola Baja (mm)
d = Diameter Lekukan (mm)
Dari gambar 2.12. , dapat dilihat bahwa d = D sinф. Dengan
memasukkan harga ini ke dalam persamaan (2) akan
dihasilkan bentuk persamaan kekerasan brinell yang lain
yaitu:
BHN = ..................................................(3)
( ф)
= = ........................................(4)
35
36
Yang mana d =
37
38
39
40
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian pada kajian pustaka maka dapat ditentukan kerangka
berpikir sebagai berikut:
Pulley adalah salah satu komponen mesin yang hampir setiap mesin
industri menggunakannya. Prinsip kerja pulley adalah untuk meneruskan daya dari
suatu poros untuk diteruskan ke bagian mesin lainnya (Khurmi dan Gupta, 2005).
Bahan untuk pembuatan pulley adalah dari besi cor kelabu dan
alumunium. Akan tetapi kebanyakan jenis pulley terbuat dari hasil pengecoran
besi cor kelabu. Banyak pelaku industri kecil maupun menengah yang mesin
produksinya menggunakan penggerak pulley. Mereka sering mengganti pulley
yang sudah rusak terutama karena pulley cepat mengalami keausan akibat beban
yang terus-menerus.
Pada umumnya proses pengecoran untuk pembuatan pulley
menggunakan cetakan pasir basah dan jumlah saluran masuk ke rongga cetakan
satu buah. Penggunaan jumlah saluran masuk yang ideal dapat memperbaiki
kualitas hasil coran pulley, sehingga diharapkan pulley hasil coran tidak mudah
mengalami kerusakan. Jumlah saluran masuk yang ideal akan sangat berpengaruh
terhadap sifat mekaniknya, terutama ketangguhan dan kekerasan dalam penelitian
ini.
Ada dua variabel pokok yang dipakai dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi
jumlah saluran masuk. Variabel terikatnya adalah ketangguhan dan kekerasan
pulley dari besi cor kelabu. Untuk lebih jelasnya hubungan antar variabel bebas
dan variabel terikat dapat dilihat pada gambar 2.14. di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Y1
X1
X X2
X3
Y2
Keterangan:
X : Variasi jumlah saluran masuk (variabel bebas)
X1 : Jumlah saluran masuk satu
X2 : Jumlah saluran masuk dua
X3 : Jumlah saluran masuk tiga
Y1 : Ketangguhan pulley (variabel terikat 1)
Y2 : Kekerasan pulley (variabel terikat 2)
commit to user