Anda di halaman 1dari 13

INVENTARISASI ALSINTAN

(Tugas Pengantar Teknologi Pertanian)

Oleh:

Nikita Permatahati
1414071066

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS lAMPUNG
2015
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran manusia dari waktu

ke waktu, cara pemungutan hasil ( panen ) pertanian pun ikut mengalami

perkembangan sesuai dengan kebutuhan. Tuntutan kebutuhan manusia akan pangan

mendesak pemikir untuk memecahkan masalah bagaimana meningkatkan produksi,

dan produksi kerja sesuai dengan waktu yang tersedia.

Dalam meningkatkan produksi , salah satu aspek yang harus ditekan serendah

mungkin adalah masalah kehilangan produksi diwaktu panen. Sedangkan dalam

meningkatkan kemampuan kerja adalah bagaimana menekan waktu yang dibutuhkan

dalam memanen dalam satuan luas tertentu. Ini bertujuan agar dalam waktu yang

cepat dapat memungut hasil yang optimum dengan kehilangan hasil yang serendah

mungkin dan efisiensi kerja serendah mungkin.

Alat dan mesin panen terdiri dari banyak macam dan jenisnya yang

digolongkan menurut jenis tanaman dan tenaga penggerak, juga menurut cara

traditional maupun semi mekanis sampai modern. Menurut jenis tanaman, alat dan

mesin panen digolongkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian, tebu, rumput-

rumputan, kapas dan umbi-umbian. Sedangkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-

bijian dibagi jenisnya untuk padi, jagung, kacang-kacangan.

Kegiatan pemanenan bisa dilakukan menggunakan alat traditional ataupun

mesin pemanen. Penggunaan mesin pemanen ditujukan agar lebih memudahkan

petani untuk memunggut hasil panen serta mengurangi kehilangan hasil panen.
Prinsip kerja mesin pemanen mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan

sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakkan

tanaman dan menjatuhkannya atau merobohkan tanaman tersebut, bahkan ada yang

langsung otomatis mengikat tanaman menjadi seperti berbentuk sapu lidi berukuran

besar.

Dalam mekanisasi pertanian, berbagai alat dan mesin pertanian telah


digunakan untuk menunjang usaha pertanian sehingga dapat menghasilkan tanaman
pertanian lebih efisien. Dan yang akan dibahas disini adalah inventarisasi On-farm
dan Off-farm yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Alat dan Mesin Pertanian Pra-Panen

1. Traktor
Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi

pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan

dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan

suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakkan

dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber

utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya, "unit traktor", yang

mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer.


2. Kultivator adalah alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk pengolahan
tanah sekunder. Kultivator bekerja dengan menggunakan gigi yang sedikit
menancap ke dalam tanah sambil ditarik dengan sumber tenaga penggerak,
umumnya traktor. Kultivator jenis lain (rotary tiller) menggunakan gerakan
berputar cakram dan gigi untuk mencapai hasil yang sama.
3. Penebar taburan (broadcast spreader) adalah alat dan mesin pertanian yang
digunakan untuk menebar benih, kapur, pupuk, pasir, zat antibeku untuk
melelehkan salju, dan sebagainya. Penebar taburan memiliki ukuran yang
bervariasi. Ukuran terkecil dapat digerakkan oleh tangan, di mana hoppernya
mampu menampung beberapa liter saja. Pengoperasian mekanisme penebar
dilakukan tuas yang ada pada pegangan. Model yang lebih besar memerlukan
tenaga untuk menariknya, yang biasanya ditarik oleh traktor.

4. Irigasi pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida. Pompa menggerakan


fluida dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih
tinggi, untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga
(energi). Pompa untuk udara biasa disebut kompresor, kecuali untuk beberapa
aplikasi bertekanan rendah, seperti di ventilasi, pemanas, dan pendingin
ruangan maka sebutanya menjadi kipas atau penghembus (blower) .
B. Alat dan Mesin Pertanian Pasca Panen

1. Reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip

kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu

bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan

atau me-robohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang

mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.

Pada saat ini terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan

reaper 5 row. Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai berikut :Kerangka

utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32

mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur ke-cepatan, tuas kopling pisau

pemotong yang merupakan kawat baja, unit transmisi tenaga merupakan rangkaian

gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter ber-

macam-macam sesuai dengan tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan, unit pisau

pemotong terletak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat dari pipa besi, besi
strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam, pisau pemotong merupakan

rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya 120 cm, unit roda dapat

diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang, motor penggerak bensin 3 HP

– 2200 RPM dan penggunaan reaper di-anjurkan pada daerah yang kekurangan

tenaga kerja dan dioperasikan di lahan pertaniandengan kondisi baik ( Rahmiana A.A

dkk, 2003).

2. Harvester
a.Head-feed type combine harvester

Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Mesin ini hanya

mengumpankan bagian malainya saja dari padi yang dipotong ke bagian perontok

mesin. Gabah hasil perontokan dapat ditampung pada karung atau tangki penampung

gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini adalah hampir sama dengan bagian

pemotong dari binder, bagian pengikatnya digantikan dengan bagain perontokan.

Jerami, setelah perontokan, bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di

atas lahan, atau tidak dicacah, tetapi diikat dan dilemparkan ke satu sisi, untuk

kemudian dikumpulkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk hal lain.


Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong maupun tipe kemudi. Lebar

pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Enjin yang digunakan bervarias

dari 7 hingga 30 hp. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak

majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt)..

Kecepatan maju berkisar antara 0,5 hingga 1 m/detik. Dengan memperhitungkan

waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bagian pojok lahan, biasanya

waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan berkisar 30 hingga 70 menit per 10 are, jika

lebar pemotongan 1m.

b.Standard type combine harvester


Mesin panen padi jenis ini adalah mesin yang dikembangkan di Amerika dan Eropa,

yang dipergunakan juga untuk memanen gandum. Padi yang dipotong termasuk

jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah hasil perontokan

ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan

tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type).
3. Thresher Padi
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau

alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional

(manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara tradisional kegiatan perontokan

akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah yang kurang baik,

dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. oleh karena itu, dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi, telah diciptakannya suatu mesin yang digunakan

untuk merontokkan hasil panen, seperti padi,jagung dsb. Mesin perontok dirancang

untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi kerja,

mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik.

Bermacam – macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat dijumpai di indonesia,

mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil, sedang, hingga kapasitas besar.

Berbagai macam jenis mesin perontok padi (Thresher), yaitu :

1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)


2. Power Thresher (Thesher Mekanis)
1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)

Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh

petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah

lapangan/ sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi.


Dengan menggunakan pedal tresher maka didapat beberapa keuntugan, yaitu selain

menunjukkan hasil lebih baik juga menunjukkan efisiensi waktu dan tenaga lebih

tinggi serta kehilangan bulir yang lebih rendah.

A. Spesifikasi Pedal Thresher :

§ Mampu menghemat tenaga dan waktu


§ Kebutuhan operatus 1 (satu) orang
§ Mudah dioperasikan dan akan mengurangi susut tercecer
§ Kapasitas kerja : 67 kg per jam dengan kebersihan 80%
B. Prinsip Kerja Pedal Thresher

Prinsip dasar alat perontok ini adalah merontokkan bulir dari malai atau tangkai

tanaman dengan menarik-nariknya dengan menggunakan suatu silinder putar yang

dilengkapi gigi-gigi. Silinder diputar dengan menggunakan rantai yang dihubungkan

dengan engkol (untuk perontok manual) atau poros mesin yang berputar. Gabah yang

telah dirontokkan langsung ditampung dalam karung. Kapasitas perontok manual

dapat mencapai 67 kg per jam dengan kebersihan 80%, sedangkan alat perontok

mesin dapat mencapai 300 kg/jam dengan tingkat kebersihan 95%.

2. Power Thresher (Thresher Mekanis)

Mesin Power Thresher (Mesin Perontok Padi) adalah jenis mesin perontok yang telah

terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di

Indonesia.
Alat dan Mesin Pertanian (mesin perontok padi) dapat memberi kontribusi yang

cukup berarti dalam rangka meningkatkan keuntungan usahatani padi sawah. Unsur-

unsur yang mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses perontokan

dan pembersihan sehingga menghemat waktu. Lebih penting lagi power thresher

terbukti dapat mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi

kerusakan (pecah) butir gabah sehingga petani memperoleh nilai tambah dalam usaha

taninya.

4. Mesin pemipil jagung

Pada dasarnya, cara kerja dari Mesin Pemipil Jagung ini dapat digunakan untuk
memisahkan butir jagung dari bonggolnya. Cukup merepotkan ketika memisahkan
butir jagung yang banyak dari bonggolnya dengan cara manual. Menggunakan cara
manual untuk memisahkan butir jagung dari bonggolnya bisa dilakukan dengan pisau
atau mencabutnya satu per satu. Namun dengan menggunakan cara itu, hasil yang
didapat pun tidak akan sempurna. Dikarenakan ada bagian-bagian butir jagung yang
tertinggal dan tentu memakan waktu yang cukup lama.

Dengan menggunakan Mesin Pemipil Jagung, butiran jagung akan segera copot dari
bonggolnya. Untuk Mesin Pemipil Jagung sendiri, terdapat 2 jenis mesin yang dapat
memisahkan jagung dari bonggolnya secara otomatis. Jenisnya yaitu MESIN
PEMIPIL JAGUNG BASAH atau mesin yang dapat memisahkan butir jagung segar
dari bonggolnya. Jagung segar yang dapat diproses oleh mesin ini seperti jagung
manis, jagung beku, dll.

Jagung yang dapat dihasilkan oleh mesin ini memiliki ukuran yang bisa disesuaikan.
Karena pada mesin ini dilengkapi dengan pengaturan kedalaman pemipilan sesuai
dengan kebutuhan. Mesin ini menggunakan sumber daya listrik sebagai
penggeraknya. Sehingga tak membutuhkan biaya banyak dalam prosesnya.
Keunggulan lain dari mesin ini, walau unit ini bermesin tunggal namun mampu
berproduksi hingga 500 Kg/ Jam.

Selain itu, untuk jenis Mesin Pemipil jagung lainnya, terdapat mesin untuk jagung
kering. Mesin ini mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan Mesin sebelumnya.
Mesin ini mampu untuk merontokkan biji jagung yang sudah dari bonggolnya secara
otomatis. Namun untuk masalah kapasitas prouksi, mesin ini juga mampu
menghasilkan hingga 500 Kg/ Jam.
5. Mesin granulator

Fungsi mesin granulator ini adalah membuat butiran (granule) bulat.


Mesin granulator ini bisa untuk membuat butiran pupuk granule organik dan pupuk
granule pospat

Anda mungkin juga menyukai