PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyamuk termasuk dalam jenis serangga dengan ordo diptera,
serangga merupakan kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda)
yang bertungkai enam (tiga pasang) sehingga disebut sebagai Hexapoda
(berasal dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam"). Adapun
macam-macam jenis genus nyamuk seperti Anopheles, Aedes, Culex, dan
Mansonia. Nyamuk memiliki daur hidup yang dimulai dari telur – larva –
pupa - dewasa sehingga termasuk dalam metamorfosis sempurna. Selain
itu, nyamuk memiliki dua alam kehidupan yaitu kehidupan didalam air
(telur, jentik dan pupa) dan kehidupan di darat & udara (dewasa). Selain
itu, nyamuk merupakan vektor penularan penyakit DBD, malaria, yellow
fever, dan chikungunya. Nyamuk yang sering menjadi vektor penularan
penyakit yaitu nyamuk Anopheles menularkan penyakit malaria.
Anopheles terdiri dari anopheles sundaicus yang banyak terdapat di
air payau, anopheles maculatus dan anopheles balabacensis yang banyak
terdapat di perbukitan, seperti di Bukit Manoreh, Yogyakarta.
Biasanya nyamuk ini bertelur di mata air, di air rembesan, atau di sungai
yang tak deras airnya, seperti di antara bebatuan sungai. Ada
lagi anopheles aconitus yang banyak hidup di daerah pesawahan atau
saluran-saluran air yang ada rumputnya. Jenis-jenis malaria berdasarkan
parasitnya yaitu malaria falsiparum, vivak, ovale, dan malariae.
Selain itu, nyamuk anopheles bisa juga menyebabkan penyakit kaki gajah.
Untuk mengetahui jenis nyamuk apa yang menularkan penyakit
tertentu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa metode yang dapat
dilakukan yaitu identifikasi nyamuk untuk mengetahui jenis nyamuk,
pembedahan ovarium untuk mengetahui apakah nyamuk tersebut pernah
bertelur atau belum. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui populasi
nyamuk.
1
Suatu metode untuk lebih mendalami kebiasaan nyamuk yakni untuk
mengetahui kebiasaan nyamuk menggigit manusia (antropofilik) atau hewan
(zoofilik), dapat dilakukan uji presipitin (presipitin test) untuk mengetahui
jenis darah yang terkandung di dalam lambung nyamuk. Namun, kelemahan
uji presifitin adalah lamanya waktu karena peralatan yang susah. Adapun
metode pinning yaitu metode yang digunakan untuk pembuatan awetan
nyamuk setelah nyamuk di tangkap dan diberi cloroform sehingga nyamuk
mati, maka awetan tersebut dapat dijadikan sebagai koleksi.
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui cara penangkapan nyamuk menggunakan
aspirator
2) Untuk mengetahui cara identifikasi nyamuk
3) Untuk mengetahui cara pembedahan ovarium pada nyamuk
4) Untuk mengetahui cara identifikasi pakan darah nyamuk (presipitin
nyamuk)
5) Untuk mengetahui cara pembuatan pengawetan nyamuk
C. Manfaat
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan cara
penangkapan nyamuk yang berada di dalam droptrap nyamuk dengan
menggunakan alat aspirator, melakukan identifikasi jenis nyamuk,
melakukan pembedahan ovarium nyamuk, uji presipitin, dan pengawetan
nyamuk sesuai dengan prosedur.
2
BAB II
METODOLOGI
3
c. Genus Culex
1) Bentuk elips/seperti cerutu, warna kehitaman.
2) Diletakkan berkelompok dan tidak tahan kering.
d. Genus Mansonia
1) Salah satu ujung runcing dan mengalami penebalan untuk
menusuk pada akar atau daun tumbuhan air (eceng
gondok, kangkung, eichornia).
2) Diletakkan berkelompok di bawah permukaan daun atau
akar tanaman air dan tidak tahan kering.
3. Morfologi Larva Nyamuk
Pada dasarnya larva nyamuk anopheles, aedes, culex, dan
mansonia adalah sama. Hanya saja yang spesifik adalah posisi
istirahat, siphon, dan spiracle
a. Genus Anopheles
1) Memiliki spiracle sebagai alat pernafasan.
2) Posisi istirahat horizontal.
b. Genus Aedes
1) Memiliki siphon sebagai alat pernafasan.
2) Posisi istirahat vertikal ( membentuk sudut ) dengan
kepala di bawah dan siphon menempel pada permukaan
air.
c. Genus culex
1) Memiliki siphon yang panjang dan runcing.
2) Posisi istirahat vertikaldengan membentuk sudut.
d. Genus Mansonia
1) Memiliki siphon yang pendek dan runcing.
2) Posisi istirahat vertical.
4
4. Morfologi Pupa Nyamuk
a. Genus Anopheles
1) Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian kepala
membesar.
2) Terdapat terompet udara pendek dan celah antara
keduanya sebagai alat pernafasan.
3) Memiliki kantung udara pada bakal sayap.
4) Memiliki sepasang pengayuh pada bagian ekor untuk
pergerakan.
b. Genus Aedes
1) Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian kepala
membesar.
2) Memiliki sepasang terompet udara yang pendek (lebih
panjang dari Anopheles).
c. Genus Culex
1) Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian kepala
membesar.
2) Memiliki terompet udara seperti Aedes, yang menempel
pada permukaan air.
d. Genus Mansonia
1) Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian kepala
membesar.
2) Memiliki terompet udara yang menembus tanaman air.
5. Morfologi Nyamuk Dewasa
a. Genus Anopheles
1) Urat sayap bercak pucat dan gelap.
2) Ujung palpus jantan membesar (club shape).
3) Palpus sama panjang dengan proboscis.
4) Palpus Bergelang pucat atau tidak sama sekali.
5) Scutelum membulat, tidak punya lobus.
6) Abdomen tidak bersisik.
5
7) Kaki panjang dan langsung, kaki belakang sering terdapat
bintik-bintik (bernoda pucat).
b. Genus Aedes
1) Abdomen betina lancip ujungnya dan punya cerci yang
lebih panjang daripada nyamuk lain.
2) Terdapat bercak-bercak putih kepekatan atau putih
kekuningan pada tubuhnya yang berwarna hitam.
3) Bagian dorsal dari thorax terdapat bentuk bercak yang
khas berupa dua garis sejajar di bagian tengah (Aedes
albopictus) dan dua garis lengkung di tepinya (Aedes
aegepty).
4) Sayap tidak bercak-bercak dan transparan.
5) Pada nyamuk betina, palpus maxilaris lebih pendek
daripada probosis dan ujung abdomen runcing.
c. Genus Culex
1) Sayap tidak bercak-bercak.
2) Thorax tanpa noda-noda putih ( tanpa bercak-bercak).
3) Nyamuk betina palpus maxilaris lebih pendek daripada
proboscis dan ujung abdomen tumpul (membulat).
4) Scutelum
d. Genus Mansonia
1) Sayap bercak-bercak besar dengan sisk warna gelap dan
terang bergantian.
2) Nyamuk betina, palpus maxilaris lebih pendek daripada
proboscis.
Uji presipitin (precipitin testadalah suatu uji untuk mengetahui
jenis darah yang terkandunng didalam lambung nyamuk. Darah yang
berwarna merah dilambung nyamuk bukan merupakan darah nyamuk yang
bersangkutan, tetapi darah yanga berasal dari organisme yang dihisap
(digigit). Darah ini perlu diuji atau diperiksa untuk mengetahui macam
atau jenis darah tersebut.sedangkan pembedahan ovarium ditujukan untuk
6
mengetahui umur nyamuk, telah berapa kali nyamuk tersebut bertelur dan
mengetahui umur populasi. Ovarium nyamuk dapat dibedakan menjadi
dua yaitu ovarium nulli parous dan ovarium parous.
Data hasil uji presipitin sangat penting untuk diketahui, oleh karena
besar/kecilnya indeks darah orang (Human Blood Index) dari hasil
pemeriksaan merupakan salah satu para-meter utama untuk menghitung
besarnya kapasitas vektorial (kapasitas vektorial dalah kemampuan
nyamuk sebagai vector penyakit) dari nyamuk bersangkutan kaitannya
dengan penularan penyakit malaria. Kapasitas vektorial dapat diukur
dengan rumus KV= m.a2 [pn/-ln ep]. Kecuali untuk mendapatkan
gambaran tentang kapasitas vektorial, dari hasil uji presipitin dapat
diketahui . dilihat dari besarnya indeks darah orang (Human Blood Index)
nyamuk dapt dibedakan menjadi antropofilik atau zoofilik.
7
2. Alat dan Bahan Identifikasi Pakan Darah Nyamuk
a. Alat
1) Kertas saring
2) Jarum seksi
3) Petridish
4) Plate porselin
5) Pipet
b. Bahan
1) Sampel nyamuk
2) Gel cutter
3) Agarrose
4) Antihuman, antisera
5) NaCl
6) PBS
8
D. CARA KERJA
1. Cara kerja pengambilan sampel nyamuk dewasa
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mengambil sampel nyamuk dewasa pada kelambu yang berisi
nyamuk dengan aspirator. Caranya yaitu masukkan ujung
aspirator kedalam lubang kelambu yang sudah ada, arahkan
pada nyamuk yang akan ditangkap kemudian hisap ujung
selang hingga nyamuk tertangkap masuk kedalam aspirator
c. Kemudian masukkan nyamuk yang telah tertangkap kedalam
papercup, lalu mengambil cloroform yang dibasahkan pada
kapas dan letakkan di atas kain kasa agar nyamuk mati secara
perlahan-lahan
d. Setelah mati, kemudian diamati dibawah mikroskop untuk
mengetahui jenis nyamuk yang telah ditangkap.
e. Cek ciri-ciri nyamuk yang didapatkan berdasarkan buku
panduan yang telah disediakan.
2. Cara pembedahan ovarium / kandung telur pada nyamuk
a. Nyamuk yang akan dibedah diletakkan di atas kaca benda yang
telah ditetesi air atau air garam 0,05 % . Bagian atas perut
nyamuk berada disebelah kanan.
b. Tangan kiri memegang jarum seksi dan ditusukkan ke bagian
dada nyamuk untuk menahan tubuh nyamuk agar tidak
bergerak.
c. Tangan kanan memegang jarum seksi. Dengan menggunakan
tangan kanan kedua sisi ujung ruang perut ke-7 dirobek sedikit.
d. Selanjutnya ujung abdomen (ruang perut terakhir) ditarik
perlahan-lahan kebelakang karena sifat organ yang dibedah
sangat elastis/kenyal. Hentikan sejenak dan tarik lagi perlahan-
lahan sampai indung telur keluar.
e. Periksa kandung telur dan sisi perut lainnya.
9
3. Cara kerja identifikasi pakan darah nyamuk
a. Kertas saring di bagi menajdi 16 bagian yang sama besar,
kemudian ditengahnya diberi kode (kode provinsi, tangal,
bulan, tahun, dan kode kolektor).
b. Setelah nyamuk di identifikasi , letakkan nyamuk pada kertas
saring dengan jarak 1 cm dari tepi.
c. Bagian abdomen di tindih dengan jarum hingga pecah dan
darah yang didalam perut keluar, lalu akan mengenai kertas
saring tersebut dan akan terserap.
d. Setelah itu, bersihkan jarum agar tidak terjadi kontaminasi
antara tetes darah nyamuk yang satu dengan nyamuk yang
lainnya.
e. Gunting kertas serang yang terdapat bercak darahnya dan
letakkan pada plate porselin.
f. Ambil butter dengan mikroliter pipet sampai stop I, untuk
mengeluarkan cairan tekan sampai stop II.
g. Tuangkan pada plate porselin.
h. Lumatkan sampai warna merah (karena adanya darah).
4. Cara Kerja pembuatan pengawetan nyamuk
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Nyamuk yang telah ditangkap dan dikumpulkan dalam cangkir
kertas,dimatikan mengunakan kloroform atau eter bisa juga
dengan asap rokok jika ( terpaksa)
c. Nyamuk diletakkan pada sterofoam dengan posisi torax
menghadap kearah kita
d. Ambil point (kertas dengan tebal 2 mm, berbentuk segitiga
dengan tinggi 0,75 mm dan alas 0,2 mm) yang ditusuk dengan
jarum pin
e. Memberi perekat pada ujung kertas segitiga (point) yang
berwarna putih menggunakan kutek bening
10
f. Merekatkan nyamuk pada ujung kertas segitiga (point) yang
berwarna putih.
g. Bila dibutuhkan , lakukan pengamatan di bawah mikroskop.
h. Memberi label keterangan spesies pada jarum / nyamuk yang
telah di pinning.
11
BAB III
HASIL
12
BAB IV
PEMBAHASAN
13
Ciri khas larvanya :
1. Nyamuk Anopheles : Memiliki spiracle sebagai alat pernafasan, posisi
istirahat horizontal.
2. Nyamuk Aedes : Memiliki siphon sebagai alat pernafasan, posisi
istirahat vertikal ( membentuk sudut ) dengan kepala di bawah dan siphon
menempel pada permukaan air.
3. Nyamuk culex : Memiliki siphon yang panjang dan runcing, posisi
istirahat vertikaldengan membentuk sudut.
4. Nyamuk Mansonia : Memiliki siphon yang pendek dan runcing, posisi
istirahat vertical.
Ciri khas pupa nyamuk :
1. Nyamuk Anopheles :Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian
kepala membesar, terdapat terompet udara pendek dan celah antara
keduanya sebagai alat pernafasan, memiliki kantung udara pada bakal
sayap, dan memiliki sepasang pengayuh pada bagian ekor untuk
pergerakan.
2. Nyamuk Aedes : Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian
kepala membesar, dan memiliki sepasang terompet udara yang pendek
(lebih panjang dari Anopheles).
3. Nyamuk Culex :Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian
kepala membesar, dan memiliki terompet udara seperti Aedes, yang
menempel pada permukaan air.
4. Nyamuk Mansonia :Bentuk bengkong seperti tanda tanya, bagian
kepala membesar, dan memiliki terompet udara yang menembus tanaman
air.
Ciri nyamuk dewasanya :
1. Nyamuk dewasa Anopheles : Urat sayap bercak pucat dan gelap, ujung
palpus jantan membesar (club shape), palpus sama panjang dengan
proboscis, palpus Bergelang pucat atau tidak sama sekali, scutelum
membulat, tidak punya lobus, abdomen tidak bersisik, dan kaki panjang
dan langsung, kaki belakang sering terdapat bintik-bintik (bernoda pucat).
14
2. Nyamuk dewasa Aedes : Abdomen betina lancip ujungnya dan punya cerci
yang lebih panjang daripada nyamuk lain, terdapat bercak-bercak putih
kepekatan atau putih kekuningan pada tubuhnya yang berwarna hitam,
bagian dorsal dari thorax terdapat bentuk bercak yang khas berupa dua
garis sejajar di bagian tengah (Aedes albopictus) dan dua garis lengkung di
tepinya (Aedes aegepty), sayap tidak bercak-bercak dan transparan, dan
pada nyamuk betina, palpus maxilaris lebih pendek daripada probosis dan
ujung abdomen runcing.
3. Nyamuk dewasa Culex : Sayap tidak bercak-bercak, thorax tanpa noda-
noda putih ( tanpa bercak-bercak), nyamuk betina palpus maxilaris lebih
pndek daripada proboscis dan ujung abdomen tumpul (membulat), dan
scutelum
4. Nyamuk dewasa Mansonia : Sayap bercak-bercak besar dengan sisk
warna gelap dan terang bergantian, dan nyamuk betina, palpus maxilaris
lebih pendek daripada proboscis.
Setelah mendengarkan penjelasan secara teoritis dari pegawai Balai Litbang
P2B2, yang diajukan sebagai dasar pendahuluan sebelum melakukan praktikum.
Selanjutnya, melakukan praktikum dimulai dari penangkapan nyamuk di dalam
droptrap dengan menggunakan aspirator dan melakukan identifikasi nyamuk
tersebut. Selain itu, melakukan pembedahan ovarium nyamuk guna untuk
mengetahui apakah nyamuk tersebut pernah bertelur atau belum, uji presipitin dan
pembuatan pengawetan nyamuk.
Dari hasil praktikum yang didapatkan bahwa nyamuk yang didapatkan berupa
naymuk Anopheles Vagus Betina yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Pada costa dan urat 1 ada 4 atau lebih noda-noda pucat
2) Pada sambungan tibia tarsus kaki belakang tidak ada gelang
3) Tarsus ke 5 kaki belakang sebagian atau seluruhnya gelap
4) Femur dan tibia berbercak (mulus)
5) Tarsi kaki depan dengan gelang lebar
6) Gelang pucat di ujung palpi panjang
15
Nyamuk Anopheles Vagus Betina tersebut pernah bertelur (paraous)
apabila dilihat dari ovariumnya yang terdapat bintik hitam didalamnya. Untuk uji
presipitin tidak didapatkan hasilnya karena dalam praktikumnya memerlukan
waktu yang lama yaitu 2 hari sedangkan waktu kunjungan yang didapatkan sangat
terbatas hanya dalam sehari saja. Oleh karena itu tidak memungkinkan untuk
melakukan praktikum tersebut. Namun, di ruang bakteriologi Balai Litbang P2B2
hanya melakukan bagaimana cara membuat lubang segi enam pada plate porselin
yang berisi agar dengan menggunkan alat mickroliter pipet dan melakukan
pemisahan antara thorak dengan abdomen nyamuk menggunakan jarum. Pada
pembuatan pengawetan nyamuk, dapat melakukan cara pembuatan awetan dengan
jarum pin yang di tusukan ke dalam kertas putih berbentuk segitiga yang
diletakkan pada sterofoam , setelah ditusuk atur tinggi kertas sesuai yang
diharapkan kemudian olesi kertas putih tersebut dengan kutek berwarna bening
dan ambil nyamuk yang telah disediakan/ nyamuk yang sudah mati kemudian
tempelkan nyamuk tersebut diatas kertas putih yang telah terdapat kuteknya
dengan thorak yang diatas dan posisi kaki menghadap si penusuk. Setelah itu,
pembuatan pengawetan selesai , kemudian melakukan identifikasi nyamuk
tersebut dengan mikroskop dan didaptkan jenus nyamuk yaitu culex betina dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Sayap tidak bercak-bercak.
2) Warna hitam kecoklatan
3) Thorax tanpa noda-noda putih ( tanpa bercak-bercak).
4) Nyamuk betina palpus maxilaris lebih pendek daripada proboscis dan
ujung abdomen tumpul (membulat).
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari Kunjungan ke Balai Litbang P2B2 Banjarnegara pada hari
Senin, 16 November 2015 di Ruang Praktikum Entomologi Instalasi
Entomologi yaitu didapatkan materi tentang Bionomik nyamuk, Taksonomi
nyamuk, Morfologi nyamuk dan materi praktikum tentang pembambilan
sampel nyamuk di dalam droptrap dengan menggunakan aspirator, identifikasi
jenis nyamuk, pembedahan ovarium, uji presipitin, dan pembuatan awetan
nyamuk. Sehingga setelah memperoleh materi tersebut, dapat melakukan
praktikum mandiri yang di bimbing oleh pegawai Balai Litbang P2B2
Banjarnegara yang diperoleh hasil sebagai berikut :
Nyamuk yang di peroleh yaitu Anopheles Vagus Betina.
Ciri -ciri :
- Pada costa dan urat 1 ada 4 atau lebih noda-noda pucat
- Pada sambungan tibia tarsus kaki belakang tidak ada gelang
- Tarsus ke 5 kaki belakang sebagian atau seluruhnya gelap
- Femur dan tibia berbercak (mulus)
- Tarsi kaki depan dengan gelang lebar
- Gelang pucat di ujung palpi panjang
Nyamuk Anopheles Vagus Betina tersebut kemudian dilakukan pembedahan
ovarium dan didapatkan hasil bahwa nyamuk tersebut sudah pernah bertelur
(paraous), dilihat dari ciri ovariumnya yang terdapat bintik hitam apabila dilihat
dengan mikroskop.
Pada uji presipitin tidak didapatkan hasil karena keterbatasan waktu yang ada,
uji presipitin ini memerlukan waktu yang cukup lama (2 hari). Pada praktikum
yang terakhir yaitu tentang pengawetan nyamuk, setelah pembuatan awetan
nyamuk selesai bisa di dilakukan identifikasi nyamuk yang digunakan dengan
mikroskop dan hasilnya yaitu berupa nyamuk culex betina.
17
B. Saran
1. Untuk mahasiswa agar selalu mempelajari dan memahami kembali materi
yang sudah disampaikan pada kunjungan di Balai Litbang P2B2
Banjarnegara.
2. Untuk kunjungan ke Balai Litbang P2B2 Banjarnegara waktunya
ditambah lagi, supaya pada saat praktikum tidak terburu-buru harus
bergantian dengan kelompok lainnya.
3. Pada saat melakukan praktikum di Balai Litbang P2B2 , setiap mahasiswa
mampu melakukan praktik sendiri.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
Pembedahan ovarium nyamuk dewasa Identifikasi hasil pembedahan
ovarium
Pembuatan lubang dengan cutter agar Pemisahan thorak dan abdomen pada
nyamuk
21
Pemecahan abdomen nyamuk Hasil darah pada uji presipitin
22
Penghancuran kertas yang terdapat Pemberian cairan pada agar
darah, sehingga tercampur dengan
cairan pbs
23