Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian penyakit kanker


Penyakit Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker adalah
istilah yang mencakup sekelompok kompleks lebih dari berbagai jenis penyakit kanker .
Kanker dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh manusia. Banyak orang
terkejut ketika mengetahui kanker yang dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh seperti
mata dan jantung. Setiap jenis kanker khas dengan penyebab, gejala, dan metode pengobatan
yang berbeda. Seperti kelompok penyakit yang lain, beberapa jenis kanker ada yang lebih
umum daripada yang lain.

2. Gejala-gejala penyakit kanker


Gejala penyakit kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh
yang terserang yaitu :

 Perubahan kebiasaan buang air besar,


 Luka yang tidak sembuh - sembuh.
 Benjolan pada payudara .
 Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok.
 Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus.
 Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia)
 Tuli, atau adanya suara - suara dalam telinga yang menetap.
 Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan pembuluh darah
disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh,
dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan atau kecemasan.

V. Diagnosis Kanker

Deteksi Dini Kanker :

 Upaya pendeteksian kanker yang terkini adalah dengan Digital Infrared Imaging atau
Pencitraan Inframerah Digital (PID). Teknik ini untuk memonitor kesehatan payudara
dan leher rahim pada wanita terhadap adanya proses prakanker. Prinsip kerja PID
adalah bahwa benda pada temperatur tertentu akan memancarkan radiasi gelombang
electromagnet dari permukaan yang tidak kasat mata, dimana intensitas maksimum
terjadi pada panjang gelombang daerah sinar inframerah. Aktivitas kimia dan aktivitas
pembuluh darah didalam jaringan sekitar prakanker yang sedang tumbuh selalu lebih
tinggi daripada jaringan normal.
 Beberapa tes penyaringan yang dapat dilakukan dirumah, misalnya melakukan
pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan sangat dapat membantu wanita mendeteksi
kaknker payudara.
 Memeriksa buah zakar dapat membantu pria mendeteksi kanker secara dini sehingga
dapat disembuhkan bila ditemukan pada stadium dini.
 Memeriksa secara teratur adanya luka terbuka dimulut yang tidak sembuh - sembuh
untuk mendeteksi kanker mulut pada stadium dini.
 . Cara Pengobatan Penyakit Kanker Paru-paru
 Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti terapi).
Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada jenis
histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medisseperti
fasiliti yang dimilikirumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan faktor yang
amat menentukan.
 a. Pembedahan
 Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan II.
Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya
kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada
kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma
vena kava superiror berat. Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor
direseksi lengkap berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun
pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru
tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk
memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil
dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis (PDPI, 2003).

 b. Kemoterapi
 Kemoterapi merupakan pilihan utama untuk kanker paru karsinoma sel kecil
(KPKSK) dan beberapa tahun sebelumnya diberikan sebagai terapi paliatif untuk
kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) stage lanjut. Tujuan pemberian
kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau menghilangkan gejala yang diakibatkan
oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan
kualiti hidup penderita. Tetapi akhir-akhir ini berbagai penelitian telah
memperlihatkan manfaat kemoterapi untuk KPKBSK sebagai upaya memperbaiki
prognosis, baik 3 sebagai modaliti tunggal maupun bersama modaliti lain, yaitu
radioterapi dan/atau pembedahan. Indikasi pemberian kemoterapi pada kanker paru
ialah:
  Penderita kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) tanpa atau dengan gejala.
  Penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) yang inoperabel
(stage IIIB & IV), jika memenuhi syarat dapat dikombinasi dengan radioterapi, secara
konkuren, sekuensial atau alternating kemoradioterapi.
  Kemoterapi adjuvan yaitu kemoterapi pada penderita kanker paru jenis karsinoma
bukan sel kecil (KPKBSK) stage I, II dan III yang telah dibedah.
  Kemoterapi neoadjuvan yaitu kemoterapi pada penderita stage IIIA dan beberapa
kasus stage IIIB yang akan menjalani pembedahan. Dalam hal ini kemoterapi
merupakan bagian terapi multimodaliti.
 c. Pengobatan lain
 Pengobatan lain yang dapat dilakukan kepada penderita kanker paru adalah
Imunoterapi, Hormonoterapi dan Terapi Gen. Namun untuk ketiga pengobatan ini
masih dalam tahap ujicoba dan belum dipakai secara luas di Indonesia.
  Rehabilitasi
 Penderita kanker yang menjadi cacat karena komplikasi penyakitnya atau karena
pengobatan kanker, perlu direhabilitasi untuk mengembalikan bentuk dan/atau fungsi
organ yang cacat itu supaya penderita dapat hidup dengan layak dan wajar di
masyarakat. Ada bermacam-macam rehabilitasi yang perlu dilakukan seperti
rehabilitasi mental, rehabilitasi pekerjaan, rehabilitasi sosial dan lain-lain (Sukardja,
2000).
 1. Rehabilitasi mental
 Penderita kanker paru yang mengetahui dirinya mengidap kanker dapat menjadi stres
dan merasa ia cepat mati dalam keadaan yang menyedihkan, ia juga merasa dirinya
tidak berguna lagi untuk hidup yang hanya memberatkan beban keluarganya.
 Depresi mental yang dihadapi penderita kanker dan juga keluarganya umumnya
disebabkan kurang pengertiannya terhadap kanker atau karena salah persepsi akan
penyakit kanker paru itu. Untuk mengatasi depresi mental itu, perlu penderita dan atau
kelurganya diberi bimbingan mental dan penyuluhan tentang penyakit kanker itu.
Kalau perlu dengan bantuan seorang psikolog, ahli agama, atau tokoh masyarakat.
Penderita perlu diketahui bahwa sebenarnya penyakit kanker dapat disembuhkan asal
saja dapat diobati pada stadium dini. Bila tidak dapat disembuhkan lagi perlu pula
diberitahu bagaimana sebaiknya ia hidup dengan kanker, dan diajar bagaimana
menyesuaikan kehidupan dirinya dengan penyakit kanker yang dideritanya dan
kenyataan yang dihadapinya.
 2. Rehabilitasi Sosial
 Rehabilitasi penting agar penderita setelah pulang dari rumah sakit dapat hidup
keembali secara normal di masyarakat, dapat hidup mandiri di lingkungan keluarga
dan masyarakat secara wajar. Masyarakat juga perlu dipersiapkan agar dapat
menerima penderita.
 3. Rehabilitasi Pekerjaan
 Setelah penderita pulang dari rumah sakit dan terbebas dari penyakit kanker yang
dideritanya, diharapkan dapat bekerja lagi di masyarakat dengan normal seperti
sediakala. Bila tidak mungkin dapat lagi bekerja seperti sedia kala, penderita diberi
bimbingan dan latihan kerja (vocational training), supaya dapat bekerja dengan
pekerjaan lain sesuai dengan keadaan fisik dan mentalnya (Sukardja, 2000).

  Prognosis
 Prognosis penyakit buruk bukan hanya karena keterlambatan diagnosis tetapi juga
akibat respons sel kanker yang rendah terhadap berbagai obat sitostatik yang ada..
Angka tahan hidup 1 tahun 2347 penderita kanker paru yang diteliti oleh National
Cancer Institute pada tahun 1983-1998, dihitung dengan life table method hanya
41,8% dan angka tahan hidup 5 tahun 12,0 %. Berbagai data memperlihatkan bahwa
hal itu berkaitan dengan stage penyakit pada saat ditemukan (Greene, 2002).
 Usaha–usaha preventif seharusnya dapat dilakukan karena kaitan antara bahan
karsinogen yang terkandung dalam asap rokok dan polusi udara telah dapat
dibuktikan secara ilmiah sebagai bagian dari patogenesis kanker paru. Tetapi usaha
preventif primer yaitu mencegah orang merokok sangat sulit untuk dilakukan,
demikian juga usaha penemuan penyakit pada tahap dini juga belum
menggembirakan. Akibatnya sangat sedikit penderita yang terdeteksi pada stage dini,
hal ini mengakibatkan terapi tidak dapat lagi diberikan untuk tujuan kuratif.
 Di sisi lain tampak bahwa pemberian multi-modality terapi pada penderita dapat
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan mereka yang hanya menerima
modaliti tunggal. Bagaimanapun pembedahan masih merupakan pengobatan kanker
paru yang memberikan hasil yang paling baik, bila dilakukan pada derajat yang
operabel, yaitu stage I dan II (intrapulmoner, intratorakal) serta pada jenis histologis
yang cocok untuk tindakan tersebut. Tetapi kesimpulan dari berbagai data
menunjukkan bahwa umur tahan hidup 5 tahun penderita kanker paru dengan TNM
stage T1N0 dan T2N0 serta telah menjalani reseksi lengkap (complete resection)
masih berkisar antara 40-50% (Deslauriers, 2000). Di luar negeri angka tersebut
cukup tinggi, sedangkan data di Indonesia hanya 10-25% penderita menjalani
pembedahan (Busroh, 1988) dengan angka tahan hidup penderita kanker yang
dibedah 1 tahun 56,6%, 2 tahun 16,4% dan 5 tahun 2,4% ( Burhan, 2004).

Anda mungkin juga menyukai