LAPSUS Samlih
LAPSUS Samlih
Oleh :
Khairiah I4A013080
Lisda Rizky Amalia I4A013225
M. Rizki Valian Akbar I4A012083
Pembimbing
dr. Achyar Nawi Husin, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Usia : 56 tahun
Kalsel
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
Cemas
Pasien banyak pikiran jika dihadapkan dengan masalah, saat banyak pikiran
akan cemas, tangan gemetar, tubuh panas dingin, dan khawatir dengan keluarga
jika pasien meninggal. Nafsu makan pasien menurun, saat dirumah pasien sering
murung.
Pasien mengalami keluhan sejak sekitar 1 bulan yang lalu karena ada
masalah di keluarga. Pasien memiliki 3 anak, anak pertama laki-laki, anak kedua
dan ketiga perempuan, semua anak sudah berkeluarga dan memiliki 6 cucu. Suami
pasien sudah meninggal di tahun 1999. Masalah keluarga yang dimaksud adalah
anak ketiga pasien bercerai dengan suaminya sekitar 3 minggu, anak ketiga dan
Pasien bisa diajak berbicara, respon pasien baik dan kooperatif. Pasien
sekarang sebagai ibu rumah tangga, dulu sempat berjualan sembako di rumah.
Sekitar 5 minggu yang lalu anak bungsu pasien yang tinggal serumah
minggu yang lalu bercerai dengan suaminya. Cucu pasien dari anak bungsu ini
ada 1 orang berusia 4,5 tahun. Masalah anak pasien dangan suaminya menjadi
Riwayat ibu tidak ada keluhan ataupun sakit saat mengandung. Pasien lahir
ASI sejak usia 0 bulan hingga 2 tahun dan diberi makanan pendamping sejak usia
± 8 bulan.
Guilt
Inferiority
lingkungan rumah.
6. Riwayat Adolenscance usia (12 – 20 tahun) Identity vs Role
diffusion/Identity confusion
sepupu pasien sendiri. Saat menikah pasien belum menarche, menarche di usia 14
tahun.
7. Riwayat Pendidikan
Pasien hanya bersekolah hingga SD dan lulus tidak pernah meraih juara di
8. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah berjualan sembako di rumah saat suami pasien masih hidup.
D. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Satu rumah
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal :
Penderita :
Sakit :
Pasien adalah anak pertama dari lima bersaudara, tidak ada riwayat keluarga
Lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik, pasien tinggal di daerah yang
Pasien memikirkan masa depan anak dan cucunya jika pasien meninggal.
1. STATUS INTERNA
Gizi : Baik
Tanda vital :
TD = 120/90 mmHg
N = 102kali/menit
RR = 20 kali/menit
T = 36,7oC
SpO2= 97%
a) Kulit
Palpasi :nodul(-),sclerosis(-),atrofi(-)
Inspeksi : normosefali
c) Mata
d) Telinga
e) Hidung
g) Toraks
Inspeksi : simetris
Perkusi :sonor
h) Jantung
i) Abdomen
striae(-), hernia(-)
Perkusi : timpani
Palpasi : shifting dullness(-), hepatomegaly(-),
j) Punggung
k) Ekstrimitas
varises (-)
2. STATUS NEUROLOGIKUS
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
2. Kesadaran
Compos mentis
Normoaktif
4. Pembicaraan
Kooperatif
6. Kontak Psikis
B. KEADAAN
Ekspresi afektif :
1. Stabilitas : Labil
4. Dalam/dangkal : Dalam
G. FUNGSI KOGNITIF
3. Orientasi
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
- Situasional : Baik
4. Daya Ingat
Segera : Baik
H. GANGGUAN PERSEPSI
2. Depersonalisasi/Derealisasi : (- /-)
3. Isi Pikir
a. Opsesi : (-)
b. Preokupasi : (+)
K. DAYA NILAI
Anamnesis :
♦ Pasien merasa sedih saat memikirkan masa depan anak dan cucunya.
Aktivitas masih baik, tetapi badan terasa lemas karena makan sedikit.
Afek : hypothymia
Stabilitas : labil
Sungguh-sungguh/tidak: sungguh-sungguh
Dalam/dangkal : dalam
Tilikan : T1
Waham : (-)
Stressor psikososial pasien tinggal dengan anak bungsu yang memiliki masalah
Aksis II : none
Hipertensi
terasa panas dingin dan dada terasa sesak dan adanya depresi.
VIII. PROGNOSIS
Trihexyphenidyl 2 mg 3x1
pengajian.
A. Gambaran klinis
Ansietas dan gangguan dapat menampilkan diri dalam tanda dan gejala,
fisik dan fisikologi seperti gemetar, rasa goyah, renjatan, nyeri punggu dan kepala,
sering kencing.4
tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya. Gejala utama dari depresi adalah
afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang
menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja
sedikit saja) serta menurunnya aktivitas. Beberapa gejala lainnya dari depresi
adalah:
Tidur terganggu
maupun gejala depresi tetap ada namun kedua-duanya tidak menunjukkan gejala
yang cukup berat atau lebih menonjol antara satu dengan lainnya. 3,4,6
B. Diagnosis
dan depresiserta adanya beberapa gejala somatik, seperti tremor, palpitasi, mulut
Semua gejala depresi harus ada : afek depresif, kehilangan minat dan
tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang
mencolok, maka mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk
dibenarkan.
minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka
2 minggu.
terbatas.
atau olfaktorik biasanya berupasuara yang menghina atau menuduh atau bau
kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju
stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai waham
atau halusinasi yang serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent ).7
Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III
berlebihan.
2. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, harus
fobik.3. Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan
dependen, dan obsesfi kompulsif dapar memliki gejala yang mirip dengan gejala
harus dipertimbangkan.
PENATALAKSANAAN
dilakukan dengan 2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan
sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dengan dokter yang
baik, sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang tidak perlu. 4,6, 8
mg per oral, 3-4 kali sehari atau 10mg sebelum tidur) untuk jangka pendek
untuk pengobatan awal atau untuk pengobatan kronis (20-30 mg/hari dalam dosis
terbagi). Pasien tertentu yangtelah terbiasa dengan efek cepat benzodiazepin akan
merasakan kurangnya efektivitas buspiron. Anti depresan trisiklik, SSRI
yang disertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala otonomik akan
Sedangkan bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf
hebatnya gejaladepresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan
dengan bijkasana dan penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan
pikiran-pikiran bunuh diri kepada orang yang memahami masalahnya, tetapi pada
beberapa penderita ada yang tidak memberi tahukan keinginan bunuh dirinya
kepada pemeriksa karena takut di cegah. Bila sering terdapat pikiran-pikiran atau
rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawatdi rumah sakit dengan
dan farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi
berat. Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi
opipramol.
mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis) sekitar 2-4 minggu, efek
sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu paruh sekitar 12-48 jam
(pemberian 1-2 kali perhari). Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu :7,8,9
1.
Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama
pada hari III dan IV, 100mg/hari pada hari V dan VI.
2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis
kemudian sindromdepresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan
seterusnya. Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam
hari (single dose one hour before sleep), untuk golongan trisiklik dan
setelah sarapan.4
Prognosis
kecemasan umum.6
1. Sc
2. Dw
3. Dw
4. Dwd
2011.
LAMPIRAN
Autoanamnesa
P = Pemeriksa
S = Penderita
menjulurkan tangan)
bersalaman)
S = “………biasa ja”
S = “35an tahun.”
P = “ rumah pian dimana ?”
S = “ Barito Hulu”
P = “lawan siapa di rumh?”
S = “ lawan kaka”
P = sudah lah menikah?
S= sudah. Tp pisah dah
P = pebila itu ?
S = Januari 2017
P = sedihlah?
S = sedih ai(menunduk)
P = “siapa yang membawa kesini?”
S = “ kaka”
P = “pian tahu dimana lah ini? “
S = “Tahu ai, rumah sakit “
P = ”ini pagi kah sore ?”
S = “ sore”
P = “pian tahu kanapa dibawa kamari lah?”
S = “tahu jua. Aku merasa ada garing pang”
P = “Pian kenapa mehamuk ? ”
S=(diam) “ kada tahu jua aku kada ingat”
P= “ bekisah pang tentang diri pian”
S = “ (diam, menatap bingung, sambil menautkan jari tangan)”
P = “ada yang menyuruh pian mehamuk lah?”
S=”kadeda ai”
P = “ pian ada lah malihat nang pina aneh?”
S = “adaai”
P = “nang kayapa?”
S = “bayangan kekanakan bukahan”
P = “bayangannya bepandir lah”
S= “ ( diam berpikir) kada”
P = habistu pang kayapa pian ? kawalah guring?
S= (diam berpikir) kada
P= sakit kepala, pusing adalah?
S= kadada
P = teruspang beapa pian kalo ada bayanganitu
S= aku badiam ai
P = habistu maulah ampih?
S= bahanu, kaina ada pulang
P = “ suah garing lah? Garing napa”
S = “suah ai. (diam)”
P = “ masuk rumah sakit karna garing pang suahlah?”
S= “…… (diam) ”
P = “ pian begawi napa?”
S= “ begawi wasi”
P = mulai pabila?
S= lawas ai sudah
P =pabila itu?
S = sekitar 2014 kah
P = siapa kawan nang akrab lawan pian?
S = kadada ai, kakawananku banyak nang hiri wan sangit lawan aku
P = di wadah gawian pang kawan akrab siapa?
S= adaai kawanku (diam)……… ngarannya ……….sandi tpi kada akrab jua
P = kenapa jadi kawanan pian hiri lawan pian?
S = kada tahu jua
P = ini masih begawi lah pian?
S = ampih dah
P = pebila tu?
S= tahu lawas dah
P = kenapa ampih begawi?
S= kawa banyak nang kada ketuju wan aku di sana
P= suah maobat lah?
S = kadeda pang
P= suah menzinet lah?
S= kada suah jua
P= minum pang suah ah
S= suah ai pas lagi begawi
P= kenapa jadi meminum?
S= umpat kawan ai
P= kayapa rasnya habis meminum?
S= awak asa nyaman, asa kuat bagawi
P = tu pas begawi di wasi kah?
S= iih
P = “coba pang sambat ngaran bulan “
S= “januari……. Februari……. Maret, april, mei, juni, juli agustus, september,
oktober, november, desember”
P = “nah sekarang pian balik urutannya”
S = “desember…. November…….
Oktober…….september…….agustus……..juli……..juni…mei, april, maret,
februari, januari.” (sambil berhitung dengan tangan)
P = “coba pang 100 – 7 berapa?”
S = “9........3?”
P = “93 – 7 pang berapa?”
S = ”(diam)”
P = “hapali pang angka 212468”
S = “212468 “
P = “ bila tedapat dompet di jalan pian apai?”
S = “dibulikakan, takuni ampun siapa “
P = ”anak emas apa artinya?”
S = “nang disayangi”
P = ”ingat lah tadi berapa nomor nya?”
S = “21..24..6.......8
P= mandi sudahlah?
S= sudah
P = “ya sudah makasih banyak lah, kena kita sambung lagi”
S = “ .....iih.....”
LAMPIRAN
Nama : Tn. N
Usia : 35 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : SD
2
3
3. April 2017
DAFTAR PUSTAKA
6. Kaplan, I. H and Sadock, J.B. Sinopsis Psikiatri Ilmu Perilaku Psikiatri Klinis,
Edisi Ketujuh. Binarupa Aksara Publisher: Jakarta