Perda Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Pemakaman
Perda Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Pemakaman
9. Peraturan………/2
-2-
Dan
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
11. Penanggung…../3
-3-
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
TAMAN PEMAKAMAN UMUM
Pasal 3
(1) Pemerintah daerah menyediakan TPU yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
(2) Penentuan lokasi TPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
Pasal………/4
-4-
Pasal 4
BAB IV
PELAYANAN PEMAKAMAN
Bagian Kesatu
Jenis Pelayanan
Pasal 5
(1) Pemerintah Daerah menyediakan fasilitas pelayanan pemakaman di TPU yang dapat
dimanfaatkan masyarakat.
(2) Jenis pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah meliputi:
a. penyediaan tanah makam terdiri dari:
(1) penggunaan tanah makam;
(2) perpanjangan penggunaan tanah makam;
(3) tanah makam cadangan.
b. jasa pemakaman terdiri dari:
1) penggalian makam dan pemindahan jenazah;
2) pemasangan plakat makam dan pusara makam;
3) penggunaan kendaraan jenazah.
c. Pelayanan Kebersihan makam
Bagian Kedua
Penyediaan Tanah Makam
Paragraf 1
Tanah Makam yang Langsung Dipergunakan
Pasal 6
(1) Setiap ahli waris atau penanggungjawab jenazah yang memanfaatkan tanah makam
yang langsung dipergunakan untuk pemakaman wajib mengajukan permohonan.
(2) Permohonan diajukan secara tertulis kepada pengelola TPU dengan melampirkan
fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) ahli waris/penanggungjawab jenazah dan
surat keterangan kematian.
(3) Permohonan pemanfaatan tanah makam yang langsung dipergunakan untuk
pemakaman yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan izin pemanfaatan tanah makam.
Pasal……/5
-5-
Pasal 7
(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 berlaku selama 5 tahun sepanjang
memenuhi peraturan yang berlaku.
(2) Pengelola TPU menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada ahli waris atau
penanggungjawab jenazah untuk melakukan perpanjangan izin pemanfaatan tanah
makam.
(3) Perpanjangan izin pemanfaatan tanah makam diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sebelum berakhirnya masa berlaku izin pemanfaatan tanah makam.
(4) Apabila pemegang izin pemanfaatan tanah makam tidak melakukan perpanjangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemerintah daerah berwenang
memanfaatkan tanah makam sebagaimana tersebut dalam izin pemanfaatan tanah
makam.
Pasal 8
(1) Tanah makam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dapat dimanfaatkan
untuk pemakaman tumpang.
(2) Pemanfaatan tanah makam untuk pemakaman tumpang hanya dapat dilakukan
apabila tanah makam telah dimanfaatkan untuk pemakaman jenazah setelah jangka
waktu 5 (lima) tahun.
Pasal 9
Paragraf 2
Tanah Makam Cadangan
Pasal 10
(1) Setiap orang yang memanfaatkan tanah makam cadangan wajib mengajukan
permohonan.
(2) Permohonan diajukan secara tertulis kepada pengelola TPU dengan melampirkan
fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon.
(3) Permohonan pemanfaatan tanah makam cadangan yang telah memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan izin tanah makam
cadangan.
Pasal 11
(1) Izin tanah makam cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3)
berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.
(2) Perpanjangan izin tanah makam cadangan diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sebelum masa berlakunya berakhir.
(3) Apabila pemegang izin tanah makam cadangan tidak mengajukan permohonan
perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka hak pemesanan atas
tanah makam menjadi gugur.
Bagian….../6
-6-
Bagian Ketiga
Pelayanan Jasa Pemakaman
Pasal 12
(1) Setiap orang yang memanfaatkan jasa pelayanan pemakaman wajib mengajukan
permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis kepada
pengelola TPU dengan melampirkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
pemohon.
Bagian Keempat
Tata Cara Penguburan, Penggalian dan Pemindahan Jenazah
Pasal 13
(1) Penggalian dan atau pemindahan jenazah dapat dilakukan atas permintaan ahli
waris atau pihak yang bertanggungjawab atas jenazah setelah mendapatkan
persetujuan pengelola TPU.
(2) Ketentuan tata cara penggalian dan atau pemindahan jenazah diatur lebih lanjut
melalui Peraturan Bupati.
Pasal 14
Setiap penguburan jenazah yang bukan marga tanah maka ahli waris atau penanggung
jawab jenazah diwajibkan memberikan penghormatan secara adat Pakpak berupa 1
(satu) lembar oles mandar kepada sipajek kuta dimana TPU berada.
BAB V
KETENTUAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Nama, Obyek dan Subyek Retribusi
Pasal 15
Pasal 16
Pasal………/7
-7-
Pasal 17
Pasal 18
Subyek retribusi pelayanan pemakaman adalah orang pribadi, ahli waris, atau
penanggungjawab yang memperoleh pelayanan pemakaman yang disediakan
pemerintah daerah.
Bagian Kedua
Golongan Retribusi
Pasal 19
Bagian Ketiga
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 20
Tingkat penggunaan retribusi jasa pelayanan pemakaman pada TPU diukur berdasarkan
jenis pelayanan pemakaman.
Bagian Keempat
Prinsip Dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 21
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada
kebijaksanaan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang
dibutuhkan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan serta komponen biaya
retribusi.
Bagian Kelima
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 22
3.retribusi……./8
-8-
Bagian Keenam
Syarat Pendaftaran
Pasal 23
Bagian Ketujuh
Penetapan Retribusi dan Tata Cara Pemungutan
Pasal 24
(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) ditetapkan
retribusi terhutang dengan menerbitkan SKRD.
(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang
terhutang maka dikeluarkan SKRDKBT.
(3) Bentuk, isi, dan tata cara penerbitan SKRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.
Pasal 25
Pasal……./9
-9-
Bagian Kedelapan
Tata Cara Pembayaran Retribusi
Pasal 26
Pasal 27
(1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 diberikan tanda bukti
pembayaran berupa SSRD.
(2) Setiap pembayaran dicatat di buku penerimaan.
Bagian Kesembilan
Tata Cara Penagihan Retribusi
Pasal 28
Bagian Kesepuluh
Wilayah Pemungutan
Pasal 29
Makam……../10
- 10 -
BAB VI
MAKAM KELUARGA
Pasal 30
(1) Makam keluarga adalah pemakaman milik keluarga atau wakaf, terletak pada areal
tertentu yang keberadaannya sudah ada sebelum ditetapkannya peraturan daerah
ini.
(2) Pemeliharaan makam keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
tanggungjawab keluarga, penataan lokasinya berada di bawah pengawasan
pemerintah daerah sesuai peraturan yang berlaku.
(3) Ahli waris dan atau yang bertanggungjawab terhadap makam keluarga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diwajibkan melaporkan lokasi pemakaman keluarganya
kepada pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya
peraturan daerah ini.
(4) Setelah 1 (satu) tahun sesuai ayat (2) makam keluarga yang tidak dirawat/ dikelola
dengan baik didenda Rp. 20.000 per makam.
(5) Makam-makam yang tidak jelas ahli waris atau penanggungjawabnya penataannya
dapat dilakukan oleh pemerintah daerah.
BAB VII
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUARSA
Pasal 31
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kadaluarsa setelah melampaui
jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika
Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kadaluarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh
jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak
langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
kadaluarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai
utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
Pasal……../11
- 11 -
Pasal 32
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah
kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah
kadaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 33
(1) Dalam kewajiban para ahli waris untuk membayar retribusi yang sudah ditetapkan,
maka apabila tidak dilakukan pembayaran dimaksud, maka dilakukan denda sebesar
2% (dua persen) setiap bulannya dari besar retribusi dimaksud.
(2) Kemudian apabila para ahli waris 3 (tiga) kali berturut-turut tidak melakukan
pembayaran retribusi dimaksud maka tanah tempat pemakaman yang ada tersebut
dapat digunakan/ dialihkan penggunaannya kepada pihak lain yang membutuhkan.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
(1) Setelah diterbitkannya peraturan daerah ini, maka tidak diperbolehkan lagi
memakamkan jenazah diluar tanah wakaf dan TPU.
(2) Setelah ditetapkannya peraturan daerah ini, setiap pemakaman jenazah wajib
mematuhi bentuk dan pola standar bangunan makam.
(3) Setelah diterbitkannya peraturan daerah ini, pemakaman jenazah diluar tanah
wakaf dan TPU akan dikenakan sanksi pembongkaran dan atau pemindahan ke
lokasi TPU sesuai retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ditambah
dengan biaya pembongkaran dan pemindahan jenazah sebesar Rp. 500.000,- .
Pasal……../12
- 12 -
Pasal 36
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 37
Ditetapkan di Salak
pada tanggal 5 Desember 2011
BUPATI PAKPAK BHARAT,
dto
Diundangkan di Salak
Pada tanggal 5 Desember 2011
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT,
Dto
HOLLER SINAMO
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 5 TAHUN 2011
TENTANG
I. UMUM
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap tanah untuk
pemakaman, maka perlu dilakukan upaya untuk pemenuhannya oleh pemerintah
daerah. Salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, pemerintah daerah
membangun taman pemakaman umum dan menyelenggarakan jasa pelayanan
pemakaman.
Dalam menyusun kebijakan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
berupaya semaksimal mungkin agar dalam pelaksanaannya dapat berdaya guna dan
berhasil guna baik dari segi ekonomi maupun sosial kemasyarakatan, sehingga
diharapkan mampu memberikan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum bagi
pelaksanaan kebijakan di bidang pemakaman.
Pelayanan umum yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
berkaitan dengan penyediaan tanah makam tersebut membutuhkan peran serta
masyarakat guna mendukung biaya operasional pelayanan melalui pembayaran
retribusi pelayanan yang diperolehnya. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, penyelenggaraan
taman pemakaman umum dan penyelenggaraan jasa pemakaman dapat
dikategorikan sebagai salah satu jenis pelayanan yang menjadi obyek retribusi jasa
umum.
Atas dasar pertimbangan dimaksud perlu membentuk Peraturan Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat tentang Retribusi Pelayanan Pemakaman Pemerintah
Kabupaten Pakpak Bharat.