Sadarkah, jika belakangan ini di sekitar kita terlihat semakin
banyak wanita berniqab (cadar) lalu-lalang, pria-pria dengan janggut imut dan celana cingkrangnya kesana-kemari, juga berbagai konten islami yang semakin sering menghiasi jagad maya kita. Jika diingat, semua hal tersebut baru kita rasakan belum lama ini. Memang sejak dulu sudah ada beberapa orang yang melakukannya, akan tetapi tentu tidak sebanyak sekarang. Kini, hampir di setiap tempat umum selalu dapat kita jumpai orang-orang yang berbusana atas dasar syariat agamanya. Lalu apa yang sebenarnya menyebabkan tren ini dengan cepatnya semakin digandrungi? Saya rasa salah satu Ditulis Oleh: Ulan Machfriani penyebabnya adalah semakin banyaknya ulama sensasional yang bermunculan. Melahirkan berbagai gagasan tentang syariat agama yang benar dan yang salah. Hal ini tentu memiliki dampak positif mulai dari bertambah banyaknya kegiatan amal yang mana dilakukan oleh pemuda yang menyebut diri mereka “pejuang hijrah” hingga semakin ramainya masjid yang diisi berbagai kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh banyak pemuda juga. Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa tren hijrah ini juga memiliki beberapa dampak negatif seperti timbulnya pengkotak-kotakan kelas masyarakat oleh beberapa pihak atas dasar busana yang dikenakan hingga sering/tidaknya ibadah atau dosa yang dilakukan oleh seseorang. Tren hijrah ini juga menimbulkan celah bagi beberapa pihak untuk kepentingan mereka sendiri. Ketidaktahuan masyarakat dan rasa percaya masyarakat pada ulama (sekalipun ulama-ulama yang hanya bermodalkan sensasi) menjadi senjata bagi para elit politik untuk memanfaatkannya guna mencapai singgasana kekuasaan. Sebelum terlalu jauh berbicara kearah politik yang memusingkan, mari kita kembali pada poin utama dari artikel ini yaitu: hijrah itu gerakan perubahan atau hanya sekedar tren? Sejak menjamurnya tren hijrah ditengah masyarakat kita, banyak hal yang berubah seperti linimasa sosial media yang semakin banyak dihiasi oleh konten tentang islami, bertambah banyaknya pedagang hijab dan niqab (juga busana muslim yang lain), dan banyaknya ustad-ustad muda atau ulama-ulama yang laku dikalangan pemuda hijrah bermunculan. Para pejuang hijrah yang setuju dengan niqab sendiri berpendapat bahwa penggunaan niqab tujuannya adalah guna menghindari perhatian khalayak ramai. Terdengar lucu karena pada kenyataannya dijaman yang modern ini, penggunaan niqab justru semakin mengundang perhatian khalayak ramai. Penggunaan niqab sendiri belum bisa dipastikan merupakan bagian dari syariat islam atau tidak, karena pada dasarnya niqab hanyalah bagian dari budaya berbusana masyarakat timur-tengah. Entah pihak mana yang pertama kali menyatakan bahwa penggunaan niqab hukumnya sunnah dalam syariat islam. Tapi itulah yang terjadi saat ini, masyarakat yang sudah terlanjur percaya pada ulama-ulama sensasional ini dengan mudahnya dan tanpa pikir panjang langsung menerima berbagai penyataan yang dilontarkan oleh para ulama idolanya. Tanpa pernah bertanya “mengapa” mereka langsung menuruti perintah apapun. Lalu sebenarnya, hijrah ini sebuah gerakan perubahan atau hanya sekedar tren? Saya rasa bisa jadi keduanya, gerakan perubahan dan tren. Karena faktanya memang banyak perubahan yang terjadi setelah tren hijrah ini muncul seperti pengaruhnya pada dinamika politik di negeri ini. Lalu kenapa bisa juga disebut tren? Karena tren hijrah muncul tidak jauh dari pengaruh ustad-ustad sensasional hingga akun-akun sosial media dengan konten bernuansa islami. Para ustad sensasional dan akun-akun islami ini melahirkan stigma bahwa hijrah itu adalah sesuatu yang bukan hanya mengarahkan pada jalan yang benar tetapi juga sangat keren untuk dilakukan. Itu artinya stigma-stigma ini secara tidak langsung menjadikan gerakan hijrah sebagai gaya, Lalu para kaum hawa kemudian melihat cadar/niqab sebagai salah satu pilihan gaya busana atau bisa juga kita sebut fashion. Sejujurnya saya merasa tidak masalah dengan munculnya tren ini, sebaliknya justru saya merasa senang karena tren ini kemudian semakin menambah warna ditengah masyarakat kita. Tren ini juga mengindikasikan adanya kebebasan berpendapat di negeri tercinta kita ini.