0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
86 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target kelulusan siswa, kesulitan belajar siswa yang belum lulus, dan kesulitan yang dihadapi pendidik dalam penilaian. Dokumen ini juga merekomendasikan model evaluasi CIPP dan Countenance untuk meningkatkan tingkat kelulusan siswa.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target kelulusan siswa, kesulitan belajar siswa yang belum lulus, dan kesulitan yang dihadapi pendidik dalam penilaian. Dokumen ini juga merekomendasikan model evaluasi CIPP dan Countenance untuk meningkatkan tingkat kelulusan siswa.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target kelulusan siswa, kesulitan belajar siswa yang belum lulus, dan kesulitan yang dihadapi pendidik dalam penilaian. Dokumen ini juga merekomendasikan model evaluasi CIPP dan Countenance untuk meningkatkan tingkat kelulusan siswa.
1. Identifikasi faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target kelulusan
Kalau melihat kondisi kelulusan yang sudah mencapai 80% (20% yang gagal) beberapa faktor yang bisa menyebabkan hal tersebut terjadi: Siswa yang tidak lulus memiliki bakat dan minat yang tidak terperhatikan dengan baik oleh pendidik Level kognitif siswa yang tidak lulus tidak terukur pada awal pembelajaran Siswa yang tidak lulus memiliki cara belajar yang tidak dilakukan oleh pendidik Siswa yang tidak lulus tidak bisa menerima/melakukan proses belajar dengan baik Faktor internal siswa yang tidak dapat terungkapkan dengan baik oleh pendidik Penilaian atau pemberian kuantitatif tidak dilakukan dengan baik atau kondisi siswa yang tidak lulus dalam kondisi yang tidak baik 2. Identifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang belum lulus pada mata pelajaran tersebut Kemampuan awal siswa belum terbentuk untuk ikut pembelajaran Siswa memilki minat dan bakat dibidang lain, cara belajar yang berbeda dari siswa yang lulus Level koginitif siswa masih pada tingkat pelajaran sebelumnya Metode ajar dan media pembelajaran yang digunakan tidak cocok dengan siswa yang tidak lulus 3. Telaah kesulitan yang dihadapi pendidik dalam melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran tersebut, baik dari tes formatip maupun sumatip. Pendidik kesulitan menentukan batas, untuk melakukan tes sumatif (kalau per tatap muka, siswa belum cukup mampu-sedangkan kalau beberapa tatap muka siswa sudah lupa cara/materi terdahulu) Pendidik kesulitan dalam menentukan teknik pengukuran dan penilaian yang tepat. Pendidik kesulitan menentukan jenis tes yang sesuai dengan kompetensi yang diajarkan Proses pemberian nilai memakan waktu yang lama Pendidik harus meminta siswa untung mengulang lagi pelajaran sebelum melakukan tes sumatif terkadang banyak siswa yang menuntut untuk guru yang mengulangi, sehingga tidak efektif dan terjadi pengulangan (bukan dalam bentuk remedial) 4. Rencanakan dua kegiatan evaluasi pembelajaran untuk mengatasi belum optimalnya tingkat kelulusan peserta didik pada mata pelajaran tersebut.
Kegiatan evaluasi dalam hal mengatasi belum optimalnya tingkat kelulusan
harus menggunakan model yang berbeda dari evaluasi yang digunakan untuk peroses pemberian nilai (kuantitatif siswa). Model yang dapat digunakan adalah:
1. evaluasi context input process product (CIPP)
model evaluasi yang menekankan pada evaluasi untuk aspek konteks
(context), masukan (input), proses (process), dan hasil (product). Model evaluasi CIPP pada prinsipnya sangat mendukung proses pengambilan keputusan dengan mengajukan alternatif dan penindaklanjutan kosekuensi dari suatu keputusan. Model evaluasi ahli merupakan model evaluasi yang memiliki dua ciri khas yaitu:
manusia dijadikan sebagai instrumen untuk pengambillan
keputusan (wawancara langsung) menggunakan kritikan untuk menghasilkan konsep-konsep dasar evaluasi (siswa diminta untuk memprotes cara, metode, media pembelajaran dan lain-lain) untuk dijadikan acuan pengambilan keputusana 2. alternativ evaluasi yang dapat dilakukan adalah : evaluasi Countenance secara garis besar model ini difokuskan pada evaluasi bagian awal (antecedent), tahap transaksi (transaction), dan pada hasil (outcomes)