Anda di halaman 1dari 117

STUDY PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

PADA PROYEK BANDARA KUALA NAMU


KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

WIDIA SARI
03 0404 061

DOSEN PEMBIMBING CO-PEMBIMBING

IR. SYAHRIZAL, MT IR. ANDY PUTRA RAMBE, MBA


NIP : 131803350 NIP: 132178899

SUB JURUSAN TRANSPORTASI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas segala nikmat

dan KaruniaNya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini yang disusun

untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana pada departemen Teknik

Sipil Fakultas Teknik USU.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Syahrizal, MT. dan Bapak. Ir. Andy Putra Rambe, MBA. selaku

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

memberikan bimbingan dan semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. ing. Johanes Tarigan sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak. Ir. Terunajaya, MSc. sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara

4. Bapak dan Ibu Dosen/ Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

USU

5. Ayah dan Ibunda Tercinta, Ismail dan Elma. Kedua Pahlawan hidup yang tak

pernah berhenti berjuang untuk membesarkan, mendidik, dan memotivasi penulis

dalam segala kondisi. Terima Kasih yang tak terhingga, semoga Allah SWT

selalu memberkahi dan memberikan kebahagiaan hidup mereka sampai akhir

hayat.
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
6. Saudara-saudara tersayang Uda Ustazd Roni, bu bidan Popi, Robi yang funky,

dan para malaikat kecil Dio, Dia dan Ayung. Terima kasih atas dukungan dan

semangatnya yaa…semoga selalu mampu jadi inspirasi penulis dalam melangkah.

Juga untuk seluruh keluarga, Terima Kasih atas doanya….

7. Terkhusus…Ani dan Uci. Teman-teman tersayang, walaupun berjauhan namun

selalu ada untuk penulis baik suka maupun duka, tetap jadi kawan yang baek

yaa…

8. Adek-adek di HMI Komisariat Fakultas Taknik USU, terkhusus Gagah, Ratih,

Habibi, Aurora. Terima Kasih banyak atas bantuannya yaa…Tetap jadi adek

kakak yang baek….

9. Teman-teman stambuk 2003 yang telah melukiskan warna hidup penulis selama

menjalankan masa perkuliahan di FT-USU baik teman-teman seangkatan di

Teknik Sipil, maupun di Organisasi HMI Komisariat FT-USU. Terima Kasih

banyak atas bantuan, dukungan dan doanya yaa….

10. Seluruh Adek-adek, kakak-kakak, abang-abang senior di FT-USU dan HMI,

terkhusus adek-adek kepengurusan Periode ini yang diketuai oleh Andi, terima

Kasih atas dukungan dan doanya…

11. Saudara-saudara seatap, Ibuk, Bapak, Ana yang cute, Eva yang gokil abiz. Terima

Kasih atas bantuan, semangat dan doanya….semoga selalu ceria sepanjang masa

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK

Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek kerap timbul masalah mengenai kesesuaian


satandar mutu antara kontraktor dan pemilik proyek. Salah satu upaya dalam pelaksanaan
untuk mencapai standar mutu, pihak kontraktor mengusahakan pemakaian suatu sistem
manajemen mutu yang diharapkan dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan
persyaratan yang diberikan oleh pemilik proyek. Sistem manajemen mutu yang
diperlukan dalam pencapaian kesesuaian mutu antara kontraktor dengan pemilik proyek
adalah sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sistem manajemen mutu ini merupakan
suatu standar sistem bukan standar mutu, dimana dalam penggunaan standar sistem
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan direncanakan dengan sistematis.

Dalam upaya mengetahui wujud aplikasinya dilapangan, maka penulis melakukan


penelitian mengenai penerapan sistem manajemen ISO 9001:2000 pada proyek bandara
kuala namu, dimana PT.Waskita Karya bertindak sebagai salah satu kontraktor dan
PT.Angkasa Pura II sebagai pemilik proyek. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000
yang digunakan dalam proyek ini merupakan sistem manajemen mutu yang lengkap dan
terperinci sehingga apabila penerapannya dilapangan sesuai dengan teori yang ada,
diharapkan proses pekerjaan dan bagian-bagian pendukungnya dapat berjalan terencana
dan terkendali, baik ditinjau dari aspek pembiayaan, mutu dan waktu sehingga lebih
efektif dan efisien.

Diharapkan dengan pemakaian sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 akan


menghasilkan produk fisik yang memenuhi standar spesifikasi, karena seluruh prosedur
pekerjaan dan pengadaan bahan dilakukan dengan memenuhi standar produk dan mutu,
sehingga sesuai dengan esensinya akan menambah keunggulan dalam persaingan
menghadapi era perdagangan bebas dan globalisasi.

Medan, 06 Desember 2008

Widia Sari
03 0404 061
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i

ABSTRAK………………………………………………………………………iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………viii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….ix

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….1

1.1 Latar Belakang………………………………………………..1

1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………...3

1.3 Masalah dan Pembatasan Masalah……………………………3

1.4 Metodologi Penelitian…………………………………………3

1.5 Sistematika Penulisan…………………………………………4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….6

2.1 Defenisi dan Pengertian Manajemen………………………….6

2.2 Defenisi dan Pengertian Mutu………………………………..12

2.3 Defenisi dan Pengertian Manajemen Mutu ISO 9001:2000….15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………..55

3.1 Umum………………………………………………………...55

3.2 Pengumpulan Data……………………………………………58

3.3 Sistematika Pengumpulan Data………………………………59

3.4 Metode Analisa……………………………………………….61


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI DAN DATA PROYEK…………62

4.1 Umum…………………………………………………………62

4.2 Ruang Lingkup Perusahaan…………………………………63

4.3 Sejarah Singkat PT. Waskita Karya (Persero)……………....63

4.4 Visi dan Misi Perusahaan……………………………………65

4.5 Organisasi Proyek…………………………………………....68

4.6 Struktur Organisasi PT. Waskita Karya……………………..70

BAB V ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

OLEH PT. WASKITA KARYA……………………………….85

5.1 Tanggung Jawab Manajemen………………………………...85

5.2 Struktur Organisasi…………………………………………...85

5.3 Sistem Mutu………………………………………………….87

5.4 Pengendalan Desain…………………………………………..87

5.5 Pengendalian Data dan Dokumen…………………………….88

5.6 Pembelian……………………………………………………..88

5.7 Properti Pelanggan……………………………………………89

5.8 Identifikasi dan mampu Telusur……………………………...90

5.9 Pengendalian Proses………………………………………….90

5.10 Inspeksi dan Pengujian……………………………………....91

5.11 Status Inspeks dan Pengujian………………………………..91

5.12 Pengendalian Peralatan Inspeksi, Pengukuran dan Pengujian..92

5.13 Tindakan Pencegahan dan Perbaikan…………………………93

5.14 Pengendalian Rekaman Mutu………………………………...93


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
5.15 Audit Mutu Internal…………………………………………..94

5.16 Pelatihan (Training)…………………………………………..94

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………...101

6.1 Kesimpulan…………………………………………………….101

6.2 Saran…………………………………………………………...102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Klausul Sistem Manajemen Mutu…………………………….95

Tabel 5.2 Klausul Tanggung Jawab Manajemen………………………...96

Tabel 5.3 Klausul Manajemen Sumber Daya…………………………….97

Tabel 5.4 Klausul Realisasi Produk………………………………………98

Tabel 5.5 Klausul Pengukuran, Analisis dan Perbaikan………………….99

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Persentase Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu………………..95

Gambar 5.2 Persentase Pelaksanaan Tanggung Jawab Manajemen……………96

Gambar 5.3 Persentase Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya……………….97

Gambar 5.4 Persentase Pelaksanaan Realisasi Produk…………………………98

Gambar 5.5 Persentase Pelaksanaan Pengukuran, Analisis dan Perbaikan…….99

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kebijakan Mutu PT.Waskita Karya

2. Struktur Organisasi Proyek

3. Time Schedulle Proyek

4. Daftar Sub Kontraktor

5. Garis Besar Mutu Pekerjaan

6. Daftar Material yang memerlukan penangan khusus

7. Daftar persyaratan, standard an legislasi

8. Verifikasi sertifikat kalibrasi alat ukut Waterpass

9. Verifikasi keandalan kalibrasi timbangan AMP

10. Penyimpanan dan peralatan alat ukur optik

11. Verikasi kelaikan alat ukur station

12. Verifikasi kelaikan alat ukur Electronic Distance Meter

13. Koreksi alat ukur Theodolite

14. Verifikasi sertifikat kalibrasi alat ukur Theodolite

15. Pembagian zona pekerjaan

16. Denah lokasi Site facilities

17. Kondisi Existing

18. Akses keluar-masuk pekerjaan Grubbing, Clearing & Stripping

19. Akses keluar-masuk pekerjaan timbunan

20. Daftar personil pelaksana inspeksi dan tes

21. Daftar kriteria keberterimaan material/produk

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Mutu (Quality) adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam

memenuhi persyaratan. Mutu merupakan suatu citra yang sangat didambakan oleh setiap

kontraktor dalam memberikan jasa pada pemilik proyek, baik dalam jasa pelayanan

maupun dalam jasa produksi. Pengertian mutu dalam konteks industri jasa konstruksi

dapat didefenisikan sebagai suatu kesesuaian dengan keinginan persyaratan pelanggan.

Jadi, mutu bukan hanya menyangkut kualitas saja, tetapi juga dengan persyaratan lain

seperti: ketepatan waktu penyelesaian proyek, biaya yang optimal, keamanan, semangat

bekerja karyawan dan dipenuhinya peraturan yang ada. Mutu dapat berarti upaya untuk

mencapai kepuasan pelanggan dengan pendekatan sistem, hasil dan ukuran.

Dengan pendekatan sistem diharapkan pekerjaan dapat dilakukan sekali jadi dan

benar. Dengan pendekatan hasil diharapkan pekerjaan dapat dilakukan tanpa kesalahan,

dengan pendekatan ukuran diharapkan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai mutu

yang diinginkan sesuai dengan yang direncanakan. Pendekatan mutu mencapai lima

aspek utama yaitu :

a. Kualitas (Quality)

b. Biaya (Cost)

c. Waktu penyerahan (Delivery)

d. Keamanan (Safety)

e. Semangat/ Etos Kerja (Morale)


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Kelima aspek tersebut diatas sangat mempengaruhi keberhasilan dari suatu proyek,

tanpa adanya keseimbangan dari kelima aspek tersebut diatas, pelaksanaan proyek belum

dikatakan bermutu. Manajemen mutu menjadi satu-satunya kekuatan terpenting yang

membuahkan keberhasilan organisasi dan pertumbuhan baik dipasar berskala nasional

maupun internasional. Karena begitu besar pengaruh mutu dalam keberhasilan suatu

proyek, sangat diperlukan suatu sistem manajemen mutu yang baik untuk mengelola

kegiatan yang ada dalam suatu perusahaan sehingga tercipta suatu kesesuaian dengan

keinginan/ persyaratan pelanggan.

Dengan demikian sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan salah satu

manajemen mutu yang mengelola kelima aspek tersebut di atas yaitu diantaranya adalah

kualitas, biaya, waktu penyerahan, keamanan, semangat/etos bekerja yang disiapkan

untuk pencapaian mutu sehingga terpenuhi keinginan atau persyaratan pelanggan.

ISO adalah singkatan dari Internasional Organization For Standardization yaitu

suatu organisasi internasional para dewan standardisasi nasional (DSN). Dewan

Standardisasi Nasional Indonesia juga bergabung dalam ISO tersebut, sampai tahun 1999,

kurang lebih 113 negara telah menjadi anggota yang bermarkas besar di Genewa, Swiss.

Pada sidang anggota ISO dipertengahan 1980-an, dibentuk suatu panitia kecil yang

disebut TC-176 yang bertanggung jawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu

dan merumuskan suatu standar sistem mutu yang diakui secara internasional oleh seluruh

anggota.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
I.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengkaji sejauh mana

penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan standar ISO 9001:2000 sudah diterapkan

dengan optimal pada pelaksanaan proyek pembangunan bandara Kuala Namu kabupaten

Deli Serdang.

I.3 Masalah dan Pembatasan Masalah

I.3.1 Masalah

Masalah utama pelaksana dilapangan antara lain adalah masalah mutu dari pekerjaan

untuk memenuhi kepuasan pelanggan/ pemilik proyek. Tidak adanya manajemen mutu

yang baik dilapangan akan berpengaruh pada hasil produk/ pekerjaan, sehingga seringkali

pelanggan/ pemilik tidak menerima karena adanya permasalahan di dalam mutu.

I.3.2 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, pembatasan masalah penelitian

dibatasi oleh perencanaan manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam struktur organisasi

PT.Waskita Karya pada pekerjaan tanah dan pondasi pada proyek Bandar Udara Kuala

Namu.

I.4 Metodologi Penelitian

Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu dengan cara

mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Data-data tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
a. Pengumpulan Data Primer

Data yang dikelompokkan dalam data primer ini adalah data-data yang

diperoleh/diambil langsung dari lapangan, dalam lingkup manajemen mutu yang menjadi

wilayah studi.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Data yang dikelompokkan dalam data sekunder ini adalah data-data yang diperoleh

dari instansi-instansi yang terkait.

c. Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan memaparkan hasil

pengolahan data yang ditabulasikan

Adapun tahapan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan pengolahan data

2. Analisis-sintesis

3. Mengambil kesimpulan, dan

4. Merumuskan saran atau rekomendasi

I.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang penelitian ini dilaksanakan, tujuan penelitian,

pembatasan masalah penelitian, manfaat dan metodologi penelitian, serta sistematika

penulisan.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang uraian berbagai literature yang relevan terhadap penelitian. Dalam

hal ini menguraikan tentang prinsip-prinsip manajemen dan manajemen mutu.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini serta proses pengumpulan

data.

BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH STUDI

Berisikan tentang gambaran umum wilayah studi yang masih dalam ruang lingkup

pembahasan.

BAB V. ANALISA DATA

Berisikan tentang pengolahan data dan sajian data-data penerapan teknis yang sesuai

dengan objek penelitian untuk mencapai tujuan dan sarana penelitian yang dimaksud.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan pada bab-bab

sebelumnya dan saran mengenai temuan-temuan penting untuk dijadikan masukan-

masukan yang diperoleh dari penelitian ini.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi dan Pengertian Manajemen.

2.1.1 Manajemen Secara Umum.

Teori manajemen secara umum banyak dikembangkan oleh para ahli manajemen

untuk menciptakan suatu peraturan di dalam tindakan atau pekerjaan. Tindakan

manajemen selalu dilatarbelakangi oleh teori manajemen. Teori manajemen ada yang

bersifat universal (Fayol, manajemen edisi II) dan ada yang bersifat ilmiah (Taylor,

manajemen edisi II) teori manajemen memiliki bidang yang amat luas, oleh karena itu

untuk mempelajari suatu teori, perlu dipelajari aspek-aspeknya. Teori manajemen

memiliki beberapa aspek, diantaranya adalah tentang pengertian dan defenisi. Adapun

pengertian dan defenisi manajemen antara lain :

a. Manajemen adalah falsafah atau praktek kegiatan manusia yang tersusun

(terorganisasi) dan membutuhkan ilmu pengetahuan serta ilmu seni yang baik.

b. Manajemen adalah proses pelaksanaan pencapaian tujuan tertentu yang

diselenggarakan dengan pengendalian (Encyclopedia of Social Science)

c. Manajemen adalah keahlian untuk meneggerakkan orang lain untuk melakukan suatu

pekerjaan. (L.A. Apply)

d. Manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya

dengan mempergunakan orang lain (George Terry)

e. Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melaluli orang lain (M.P Follet)

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
f. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian dan pengarahan

usaha manusia dilaksanakan untuk mengendalikan kemampuan dan daya guna

sumber-sumber alam bagi keuntungan manusia (American Society of Mechanical

Engineers)

g. Manajemen adalah suatu proses perencanaaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian, serta pengorganisasian daripada manusia dan barang-barang (terutama

manusia) untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. (oey Liang

Lee)

h. Manajemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

pengarahan dan pengendalian usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu. (James Stoner)

i. Manajemen adalah seni ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengapa dan bagaimana

manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan dan mengajarkan bagaimana sistem

kerjasama yang lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. (L. Gullik)

j. Manajemen berhubungan dengan fungsi dan tenaga kerja suatu organisasi guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (oliver Sheldon)

Menurut Malayu (2001:1) manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil

guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkkan.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2.1.2 Prinsip manajemen

Prinsip manajemen adalah prinsip yang akan mengkoordinir dan mengendalikan

sumber daya dalam suatu proyek/pekerjaan yang akan menghasilkan suatu mutu yang

lebih baik dan efisien.

Ada enam prinsip utama manajemen :

a. Pembagian kerja

pembagian kerja dilaksanakan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing

individu. Pembagian kerja ini berguna untuk mengatur sistem pekerjaan sehingga sasaran

yang telah ditetapkan akan tercapai.

b. Disiplin

Disiplin sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tanpa disiplin yang

tinggi, manajemen tidak akan berfungsi dan pencapaian sasaran/ target yang telah

ditetapkan tidak akan berhasil dengan baik.

c. Kesatuan perintah

Kesatuan perintah sangat diperlukan dalam pelaksanaan sistem manajemen.

Perintah yang akan disampaikan oleh atasan yang paling tinggi harus sesuai dengan

perintah atasan yang lebih rendah untuk dikerjakan oleh bawahannya.

d. Kesatuan arah

Arah pencapaian yang jelas dan pasti sangat berpengaruh bagi sistem manajemen.

Kesatuan arah pencapaian sasaran akan mengarahkan sistem dilaksnakan kearah yang

akan dicapai tersebut.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
e. Kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi

Pada hakikatnya tujuan manajemen adalah untuk mencapai suatu sasaran yang

telah ditetapkan bersama. Sasaran tersebut juga merupakan sasaran semua pihak yang

terkait. Manajemen pasti akan berhasil apabila dalam usaha pencapaian sasaran

kepentingan bersama diletakkan ditatas kepentingan pribadi.

f. Rantai berjenjang dan rentang kendali

Maksud dari rantai berjenjang dan rentang kendali disini adalah keseimbangan

antara wewenang dan tanggung jawab seseorang. Wewenang yang lebih besar dan

tanggung jawab dapat menjadi penyalahgunaan wewenang dan tentu akan merugikan

organisasi.

2.1.3 Fungsi Manajemen

Secara umum fungsi manajemen adalah untuk mencapai sasaran yang telah

ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen juga diartikan

sebagai pelaksanaan dari fungsi-fungsi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.4 Proses Manajemen

Untuk mencapai sasaran atau tuujan yang telah ditetapkan, ada proses-proses

yang harus dilaksanakan terlebih dahulu. Proses manajemen ini merupakan suatu

Rentetan tindakan-tindakan pelaksanaan. Adapun proses manajemen tersebut adalah :

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
a. Peramalan (Forecasting)

Peramalan meliputi interprestasi tujuan perusahaan dan penentuan garis-garis besar

tindakan pencapaian tujuan. Peramalan biasanya dilakuan oleh dewan direktif

ataupun setiap level pimpinan.

b. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari

hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

Kegiatan perencanaan meliputi perencanaan garis besar pelaksanaan, strategi

ataupun program umum, pemilihan metode yang cocok, pemilihan bahan-bahan baku

dan mesin-mesin yang tepat. Keberhasilan perencanaan bergantung pada standar dan

informasi yang akurat.

c. Penyusunan/ persiapan/ pengorganisasian (Organizing/Preparing)

Penyusunan/persiapan/pengorganisasian merupakan keseluruhan proses

pengelompokan orng-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang

sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan suatu

kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Proses

penyusunan/persiapan/pengorganisasian meliputi usaha mempersiapkan :

1. Defenisi distribusi tanggung jawab dan tugas-tugas para pemimpin serta

penyediaan personalia.

2. Pencatatan berbagai hubungan formal yang ada antara kepentingan individual

dan pertanggung jawaban serta jalur kontrak secara teori.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
d. Motivasi/penggerakan/pemberian perintah (Motivating/Commanding)

Motivasi/pergerakan/pemberian perintah adalah keseluruhan pemberian motif

bekerja pada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan

ikhlas demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan besama dengan efisien dan

ekonomis. Proses motivasi/penggerakan/pemberian perintah merupakan pendukung

utama untuk keberhasilan peramalan. Motivasi/penggerak/pemberian perintah

merupakan proses sosial dan merupakan fungsi pimpinan dalam membentuk moral

pekerja, memberikan inspirasi pada bawahan untuk tetap setia pada pimpinan dan

untuk membentuk iklim emosi yang tepat dalam pelaksanaan tugas-tugas yang

diberikan pada kelompok kerja.

e. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah proses pengamatan dari keseluruhan pelaksanaan kegiatan

untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, pengendalian bertujuan

untuk membandingkan keadaan pelaksanaan dengan standar-standar yang telah

direncanakan, mengadakan koreksi bila perlu dalam melakukan pencatatan dan hasil-

hasil yang diperoleh guna penyediaan data bagi perencanaan yang akan datang.

f. Koordinasi (Coordinating)

Koordinasi merupakan suatu proses mempersatukan beberapa kegiatan sebagai

akibat proses spesialisasi, dan menyeimbangkan pemakaian sumber-sumber serta

aktivitas sehingga mencapai keharmonisan dalam setiap tindakan. Tujuan pokok

dalam koordinasi adalah mencegah adanya aktivitas yang menyimpang dari kerangka

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
kerja oranisasi dan untuk menjamin adanya kesatuan tindakan dalam pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

g. Komunikasi/penjelasan (Communication/Explaining)

Komunikasi/penjelasan adalah alat yang dipakai untuk mengetahui ramalan serta

usaha-usaha yang diperlihatkan. Dengan komunikasi/penjelasan yang baik akan

menghasilkan suatu pekerjaan yang baik pula. Komunikasi/penjelasan yang baik

sangat diperlukan dalam suatu proyek. Di dalam pemberian perintah kerja kepada

bawahan, komunikasi/penjelasan harus dilakukan dengan baik dan jelas agar tercipta

kesesuaian perintah dan tindakan.

2.2 Defenisi dan Pengertian Mutu

Mutu bukan hanya kualitas produk saja, tetapi juga dengan persyaratan lain

seperti : ketepatan pengiriman, biaya yang rendah, pelayanan yang memuaskan

pelanggan dan bisa dipenuhinya peraturan pemerintah yang berhubungan dengan produk

yang dipasarkan. Sehingga tercapai karakteristik yang inheren dalam memenuhi

persyaratan untuk mencapai derajat mutu.

2.2.1 Konsep Mutu

Mutu merupakan keinginan pelanggan yang mungkin selama ini paling kurang

dikelola. Dalam kenyataan, istilah manajemen mutu (Quality management) jarang

digunakan sampai tahun 1980-an; melainkan, istilah (dan konsep) pengendalian mutu

(quality control), dan kemudian kepastian mutu yang digunakan (Amin Widjaja, 1993:1)

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
a. Ide klasik terhadap mutu

Produk dan spesifikasi produk :

1. Tidak mempertimbangkan keinginan pelanggan

2. Penekanan produk pada kesesuaian

3. Orientasi pada produksi

b. Defenisi modern tentang mutu

Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan

pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing,

meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan volume penjualan, dapat dijual dengan

harga yang lebih tinggi (J.M Juran, Manajemen mutu terpadu).

1. Sesuai dengan persyaratan/ target

2. Sesuai dengan pemakaian

3. Memenuhi kepuasan pelanggan

c. Ciri-ciri perusahaan yang tidak memperhatikan mutu

1. Keterlambatan pengiriman

2. Tingkat produk rusak yang tinggi

3. Tingkat keberhasilan yang rendah

4. Pengerjaan ulang

5. Tingkat scrap yang tinggi

6. Kurangnya tingkat pengawasan

7. Tingginya tingkat pergantian karyawan

8. Tingginya tingkat biaya

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
d. Masalah-masalah kualitas dari sudut pandang pelanggan

1. Produk diluar spesifikasi

2. Tidak memiliki kompetensi

3. Masalah yang selalu berulang

4. Biaya tinggi

5. Kurangnya komunikasi

6. Kurangnya daya tanggap

7. Tidak bisa menepati perjanjian

8. Pengiriman tidak tepat waktu

e. Kegagalan-kegagalan pada mutu

1. Kegagalan internal

a. Produk gagal, limbah, potongan-potongan

b. Penurunan nilai barang

c. Pemisahan dan pemeriksaan ulang

2. Kegagalan dari luar

a. Produk gagal

b. Pengerjaan ulang

c. Pertanggung jawaban terhadap produk

d. Perbaikan produk terhadap pengrusakan pengiriman

e. Penarikan terhadap produk

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2.3 Defenisi dan Pengertian Manajemen Mutu ISO 9001:2000

2.3.1 Manajemen mutu ISO 9001:2000 dan sejarah perkembangannya

ISO 9001:2000 merupakan seri standar untuk sistem manajemen mutu yang

dikembangkan oleh ISO (Interternational Organization for Standardization). Kata ISO

berasal dari bahasa Yunani (greek) yang berarti sama atau setara. ISO adalah badan

internasional untuk standardisasi yang berkedudukan di Genewa, swiss. ISO 9001:2000

merupakan salah satu sistem manajememn mutu yang berada dibawah payung TQM

(Total Quality Manajemen).

Tujuan diterapkannya sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah untuk

memastikan mutu kerja. Pada mulanya sampai dekade 1980-an belum ada standar sistem

manajemen mutu yang diakui secara internasional oleh seluruh anggota ISO. Pada masa

itu masing-masing anggota ISO memakai sistem manajemen mutu yang sesuai dengan

keinginan masing-masing.

Pada pertengahan dekade 1980-an pada saat sidang anggota ISO membentuk

suatu panitia kecil yang disebut TC-176 yang akan merumuskan standar-standar mutu

yang diakui secara internasional oleh semua angota ISO. Setelah beberapa kali

melakukan penelitian maka pada tahun 1987 dirumuskan standar sistem manajemen mutu

yang disebut sistem manajemen mutu ISO-9000. dalam perkembangan selanjutnya

setelah sistem manajemen mutu ISO-9000 versi 1987 diterapkan oleh berbagai

perusahaan dan instansi diseluruh dunia, dirasakan perlunya suatu perubahan dalam

berbagai standar yang sudah ada. Sejak pertama kali dikeluarkan standar-standar ISO-

9000, ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin

bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi.
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Revisi telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000. dengan demikian standar ISO

yang terbaru adalah ISO 9000 versi tahun 2000, termasuk diantaranya adalah ISO

9001:2000.

ISO 9001:2000 adalah sistem manajemen mutu yaitu sistem manajemen untuk

mengarahkan dan mengontrol organisasi berkaitan dengan mutu serta suatu standar

internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-

persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen

mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk

(barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-

persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan,

dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari

produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana

ditentukan oleh organisasi.

Suatu hal yang harus digarisbawahi adalah bahwa ISO 9001:2000 adalah suatu

standar sistem bukan suatu standar produk. Perbedaan antara standar sistem dengan

standar produk adalah sebagai berikut : standar produk atau yang disebut juga standar

hasil adalah suatu standar atau tolak ukur/kriteria dari suatu produk. Produk dikatakan

bermutu apabila produk tersebut bisa memenuhi tolak ukur/kriteria yang ditetapkan.

Standar sistem adalah suatu standar dengan menggunakan suatu sistem tertentu untuk

memastikan bahwa persyaratan standar produk sudah terpenuhi.

Dengan demikian, apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya

telah memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena

seyogianya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
mutunya yang telah memenuhi standar internasional bukan produk berstandar

internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001:2000.

Bagaimanapun diharapkan, bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen

mutu internasional akan berkualitas baik (standar).

2.3.2 Langkah-langkah Membangun dan Mengembangkan Sistem Manajemen

Mutu

Defenisi dari standar ISO 9000 utuk sistem manajemen mutu (Qualty

Management System, QMS) adalah: “Struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur-

prosedur, proses-proses, dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen mutu”.

Suatu sistem manajemen mutu (QMS) merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi

dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan untuk menjamin

kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau

persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh

pelanggan dan organisasi.

Sistem manajemen mutu mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan

praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan dan pasar. Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen

mutu, yaitu :

a. Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari akivitas-aktivitas

dalam organisasi modern. Mutu dapat didefenisikan melalui lima pendekatan utama :

(1) transcendent quality, yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan, (2) product-

based quality, yaitu suatu atribut produk yang memenuhi kualitas, (3) user-based
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
quality, yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang dan/atau

jasa), (4) manufacturing-based quality, yaitu kesesuaian terhadap persyaratan-

persyaratan standar, dan (5) value-based quality, derajat keunggulan pada tingkat

harga yang kompetitif.

b. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini sering

mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.

c. Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga bersifat

proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa

banyak sistem manajemen mutu tidak akan efektif 100% pada pencegahan semata,

sehingga sistem manajemen mutu juga harus berlandaskan pada tindakan korektif

terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem

manajemen mutu merupakan suatu closed loop system yang mencakup deteksi,

umpan balik, dan koreksi. Bagaimanapun proporsi terbesar (lebih dari 85%) harus

diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.

d. Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen : tujuan (objectives, pelanggan

(customers), hasil-hasil (outputs), proses-proses (processes), masukan-masukan

(inputs), pemasok (suppliers), dan pengukuran untuk umpan-balik dan umpan maju

(measurements for feedback and feedforward).

Dalam setiap lingkungan, pelaksanaan proses yang konsisten merupakan kunci untuk

peningkatan terus-menerus yang efektif agar selalu memberikan produk (barang dan/atau

jasa) yang memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar global. Terdapat beberapa

langkah untuk menerapkan suatu sistem manajemen mutu (QMS). Urutan yang diberikan

disini hanya merupakan suatu petunjuk, yang dapat saja dilakukan bersamaan atau dalam
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
susunan yang tidak harus berurut, tergantung pada kultur dan kematangan organisasi

tetapi semua langkah ini harus diperhatikan secara serius dan konsisten.

1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan

diterapkan. Standar-standar sistem manajemen mutu itu dipilih berdasarkan dan

sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Berkaitan dengan hal ini, sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000 dapat dipilih.

2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari organisasi (top

management commitment).

Implementasi dari sistem manajemen mutu membutuhkan komitmen dari manajemen

organisasi dan semua standar sistem manajemen mutu membutuhkan komitmen ini

agar dapat didokumentasikan yang biasanya dalam bentuk pernyataan kebijakan

kualitas organisasi. Komitmen organisasi terhadap kualitas dapat ditunjukkan sejak

awal melalui penandatanganan pernyataan kebijakan kualitas organisasi, dan

berikutnya diikuti oleh sikap dan prilaku manajemen yang konsisten dalam

menerapkan prosedur-prosedur kerja. Pernyataan kebijakan kualitas organisasi dapat

didefenisikan sebagai : “ suatu deklarasi bertandatangan yang dikeluarkan oleh

pemimpin-pemimpin organisasi yang menyatakan komitmen organisasi terhadap

suatu sistem manajemen mutu (QMS) tertentu.”

3. Menetapkan suatu kelompok kerja (working group) atau komite pengarah (steering

committee) yang terdiri dari manajer-manajer senior.

Semua manajer senior harus berpartisipasi aktif dan paham secara benar tentang

persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu. Penting untuk

menunjuk seorang koordinator yang secara resmi akan mengembangkan program


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
sistem manajemen mutu itu. Organisasi ini (Koordinator) harus diberi wewenang

untuk mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan manajemen (management meeting).

Seorang koordinator tidak perlu harus ahli dalam bidang manajemen mutu, meskipun

akan lebih baik apabila orang ini memahami sistem manajemen mutu. Disarankan

pula agar koordinator ini juga menjadi wakil manajemen (management

representative).

4. Menugaskan wakil manajemen (management representative).

Organisasi harus menugaskan atau mengangkat secara resmi seorang wakil

manajemen, yang bebas dari tanggung jawab lain, serta harus mendefenisikan

wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa persyaratan-persyaratan

standar dari sistem manajemen mutu itu diterapkan dan dipelihara. Wakil manajemen

ini harus melapor kepada manajemen senior agar menjamin bahwa persyaratan-

persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu tidak dilanggar oleh fungsi-

fungsi lain seperti: desain dan pengembangan, pembelian, produksi, pemasaran, dll.

Peranan dari wakil manajemen adalah menjamin bahwa sistem manajemen mutu yang

didokumentasikan itu secara teknik adalah benar dan sesuai dengan persyaratan

standar dari sistem manajemen mutu yang dipilih itu. Semua fungsi dalam organisasi

harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem manajemen mutu.

5. Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi sistem.

Tidak ada baku atau tunggal dari implementasi sistem manajemen mutu dalam

organisasi. Bagaimanapun, program implementasi (prosedur-prosedur kerja) harus

merupakan tanggung jawab dari semua anggota organisasi dan dilakukan secara benar

sejak awal. Dalam kasus pengembangan dokumentasi (misalnya dari atas kebawah),
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
maka program implementasi juga harus dari atas kebawah. Manajemen dan tim

supervisor harus efektif dalam hal penetapan sasaran dan tujuan, komunikasi,

koordinasi, perencanaan, dan pemantauan agar mencapai manfaat maksimum dari

implementasi sistem manajemen mutu itu. Dalam beberapa kasus, jika manajemen

tidak bekerja secara efektif sebagai suatu tim, maka pelu diperkenalkan suatu

program pembangunan tim (team building program) agar memudahkan program

implementasi sistem manajemen mutu itu.

6. Meninjau ulang sistem manajemen mutu yang sekarang.

Berkaitan dengan hal ini perlu dilakukan suatu audit sistem atau penilaian terhadap

sistem manajemen mutu yang ada. Perlu membandingkan sistem yang sekarang

dengan persyaratan-persyaratan standar sistem manajemen mutu yang akan

diterapkan. Setiap penyimpangan atau perbedaan harus diperbaiki.

7. Mendefenisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.

Pengembangan suatu sistem manajemen mutu menghadirkan suatu kesempatan ideal

untuk suatu organisasi melakukan evaluasi terperinci dan meninjau ulang struktur

manajemen yang ada. Demikian pula peranan untuk setiap personal di dalam

organisasi dapat dinilai dan jika perlu direstrukturisasi. Deskripsi pekerjaan (job

description) harus dipersiapkan untuk semua personal kunci. Perlu menggunakan

suatu format standar, meskipun bukan merupakan suatu hal yang mutlak. Deskripsi

pekerjaan harus : (1) disusun berdasarkan fungsi atau posisi, bukan individual, (2)

merupakan dokumen umum apabila terdapat sejumlah personel memiliki fungsi yang

sama, dan (3) mengidentifikasi individual dan persyaratan kualifikasi untuk mereka

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
serta harus dipastikan bahwa mereka memahami dan menyetujui terhadap wewenang

dan tanggung jawab yang didefenisikan itu.

8. Menciptakan kesadaran mutu (quality awareness) pada semua tingkat dalam

organisasi.

Kesadaran kualitas dapat dibangkitkan melalui serangkaian pelatihan tentang mutu

guna menjawab pertanyaan-pertanyaan : apa itu mutu ?, mengapa perlu memiliki

sistem manajemen mutu ?, apa itu manual mutu?, mengapa harus

mendokumentasikan sistem manajemen mutu (QMS) dalam prosedur-prosedur sistem

dan prosedur-prosedur kerja terperinci?, apa itu kebijakan mutus organisasi ?,

mengapa memerlukan kerjasama dalam implementasi sistem manajemen mutu?.

9. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam manual (buku

panduan) mutu.

Hal ini berkaitan dengan peninjauan ulang secara singkat dari sistem manajemen

mutu itu dan apakah kebijakan dan dokumen-dokumen yang diperlukan telah lengkap

dan tersusun rapi dalam sistem manajemen. Semua ini merupakan dokumen-dokumen

resmi (terkendali) dari organisasi yang dapat ditunjukkan kepada pelanggan dan

pihak-pihak yang berwenang melakukan audit untuk proses sertifikasi formal dari

sistem manajemen mutu itu. Dokumen-dokumen ini akan merupakan obyek untuk

diperiksa dalam proses audit sistem manajemen mutu.

10. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-prosedur.

Berkaitan dengan hal ini perlu mengembangkan suatu diagram alir dari aktivitas

bisnis organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang akan mempengaruhi

keberhasilan organisasi. Aktivitas-aktivitas kritis ini perlu didokumentasikan dalam


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
bentuk prosedur-prosedur dan selanjutnya memastikan bahwa fungsi-fungsi dan

aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur kerja.

11. Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur operasional atau prosedur

terperinci.

Hal ini berkaitan dengan dokumen-dokumen spesifik terhadap produk, aktivitas-

aktivitas atau proses-proses dan harus ditempatkan pada lokasi kerja sehingga mudah

dibaca oleh karyawan atau pekerja yang terkait.

12. Memperkenalkan dokumentasi.

Setelah manual mutu dan prosedur-prosedur disetujui, maka implementasi dari

praktek-praktek sistem manajemen mutu pada tingkat manajemen dapat dilakukan.

Distribusi dari dokumen harus disebarkan kepada semua area, maka prosedur-

prosedur itu akan diterapkan dan memastikan bahwa manajer-manajer akan

bertanggung jawab dalam program implementasi prosedur-prosedur itu. Jika

diperlukan, diberikan pelatihan yang berkaitan dengan implementasi prosedur-

prosedur itu. Hal ini sangat penting karena semua dokumen harus dipahami secara

benar sebelum prosedur-prosedur itu secara formal diadopsi untuk penggunaan dalam

sistem manajemen mutu.

13. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem.

Tahap ini akan menjadi sangat penting untuk keberhasilan dan efisiensi dari sistem

manajemen mutu. Hal ini menjadi kritis dan harus dipastikan setiap orang dalam

organisasi menyadari bahwa sistem manajemen mutu akan mempengaruhi aktivitas

kerja mereka. Jika berhasil, pada tahap ini sistem manajemen mutu akan

mengendalikan sekitar 85% dari aktivitas kerja dan hanya menyisakan sekitar 15%
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
pada pengendalian yang didasarkan pada orang. Transformasi sistem manajemen

mutu akan ditentukan pada tahap ini apakah berhasil atau gagal total.

14. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu.

Peninjauan ulang sistem manajemen mutu diperlukan untuk menjamin kesesuaian

terhadap persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu. Sangat

penting bahwa setelah implementasi, organisasi harus melakukan peninjauan ulang

oleh manajemen senior dalam periode waktu yang teratur guna menjamin status dan

ketepatan dari sistem manajemen mutu sesuai persyaratan-persyaratan standar.

Jaminan terhadap kelanjutan kesesuaian dan efektivitas dari sistem manajemen mutu

sangat penting. Setelah program implementasi sistem manajemen mutu, langkah

berikut adalah peningkatan kualitas terus-menerus (continuous quality improvement).

Perlu dicatat dan difahami bahwa implementasi bukan akhir dari program, tetapi

merupakan awal dari penerapan manajemen mutu secara terorganisasi dan sistematik.

Pada dasarnya, total quality manajemn (TQM) terdiri dari dua aspek pokok yaitu :

(1) sistem manajemen mutu (Quality management system-QMS), dan (2) peningkatan

mutu terus-menerus (Continous quality improvement-CQI). Untuk peningkatan

kualitas terus-menerus perlu mengikuti tahap-tahap berikut : (1) menetapkan proyek

peningkatan spesifik, (2) meninjau ulang praktek-praktek manajemen, (3)

menetapkan sistem tindakan korektif, dan (4) melakukan proses audit terhadap sistem

manajemen mutu. Tahap-tahap ini akan menjamin peningkatan mutu secara terus-

menerus.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2.3.3 Manfaat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

Manfaat dari penerapan ISO 9001:2000 telah diperoleh banyak perusahaan.

Beberapa manfaat dapat dicatat sebagai berikut :

a. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melaliu jaminan mutu yang

terorganisasi dan sistemik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menunjukkan

bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan denga mutu telah

direncanakan dengan baik.

b. Perusahaan yang telah bersertifikasi ISO 9001:2000 diijinkan untuk mengiklankan

pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perusahaan itu telah diakui

secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya saing

dalam memasuki pasar global.

c. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO

9001:2000 dilakukan secara periodik oleh register dari lembaga registrasi, sehingga

pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem mutu. Hal ini akan menghemat biaya

dan mengurangi duplikasi audit sistem mutu oleh pelanggan.

d. Perusahaan yang telah memproleh sertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis terdaftar

pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin mencari

pemasok bersertifikat ISO 9001:2000, akan menghubungi lembaga registrasi. Jika

nama perusahaan itu telah terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional,

maka hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru.

e. Meningkatkan kualitas pada produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan

komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan

dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
f. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.

g. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer

organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefenisi secara

baik.

h. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur kualitas dari anggota organisasi, karena

manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO

9001:2000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.

Di dalam sistem manajemen mutu yang sangat berperan untuk menentukan

penerapan sistem adalah Quality Assurance dan Quality Control. Quality assurance

adalah semua tindakan yang terencana dan sistematis yang diterapkan, didemonstrasikan

untuk meyakinkan pelanggan intern serta pelanggan ekstern (pemilik proyek) bahwa

proses kerja dan hasil kerja kontraktor akan memenuhi persyaratan mutu tertentu. Quality

control berarti berbagai kegiatan teknik untuk memantau, mengevaluasi dan

menindaklanjuti agar persyaratan mutu yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan. Petugas

pengendalian mutu memantau hasil produk secara fisik, jika terjadi penyimpangan yang

cukup potensial, maka pengaruhnya pada kekuatan struktur dievaluasi kemudian

ditindaklanjuti dengan cara-cara perbaikan. Quality control diperlukan untuk mengetahui

tahap-tahap pelaksanaan dalam suatu proyek, sehingga terpenuhi atau tidak terpenuhinya

suatu persyaratan atau spesifikasi akan terlihat.

Melalui sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, setiap kegiatan yang memenuhi

mutu dilakukan dalam tiga rangkaian kegiatan yang tidak terputus, yaitu :

1. Perencanaan tertulis

2. Pelaksanaan dan pengendalian sesuai dengan rencana


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
3. Rekaman dan catatan hasil perencanaan

Dengan demikian selalu harus ada dokumen dalam prinsip ISO 9001:2000, yaitu

panduan kerja yang harus tertulis, serta catatan/rekaman hasil kerja. Pada perencanaan,

semua kegiatan yang mempengaruhi mutu harus dibuatkan prosedur dan instruksi

kerjanya untuk memastikan bahwa tujuan, wewenang, dan tanggungjawab telah

ditetapkan dan dipahami dengan baik. Pada pelaksanaan dan pengendalian semua

kegiatan yang mempengaruhi mutu harus dikendalikan untuk memastikan bahwa

persyaratan yang diminta telah dipenuhi. Masalah yang mungkin timbul harus

diantisipasi dan dihindari. Dan jika terjadi masalah, perbaikan dilakukan dengan baik.

Sementara pada rekaman/catatan hasil kerja semua kegiatan yang mempengaruhi mutu

harus direkam/dicatat untuk lebih memastikan pencapaian sasaran dan sebagai umpan

balik bagi kegiatan perencanaan berikutnya.

2.3.4 Elemen-elemen Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Manajemen mutu ISO 9001:2000 terdiri dari lima klausul utama yang harus

diikuti. Penetapan lima klausul tersebut ditujukan untuk mencapai kepuasan pemilik

proyek dengan cara mencegah ketidaksesuaian produk pada setiap pelaksanaan.

Adapun ke-5 klausul tersebut adalah :

a. Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

Klausul 4.1 Persyaratan umum

Klausul ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus

(continual improvement). Manajemen organisasi harus menetapkan langkah-langkah

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
untuk implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan kebutuhan peningkatan

terus-menerus, melalui :

1. Mengidentifikasi proses yang dibutuhkan untuk sistem manajemen mutu, dan

aplikasinya pada keseluruhan organisasi

2. Menetapkan sekuens dan interaksi dari proses-proses ini

3. Menetapkan kriteria dan metode-metode yang dibutuhkan untuk menjamin efektifitas

operasional dan pengendalian proses di atas

4. Menjamin ketersediaan sumber-sumber daya dan informasi yang diperlukan guna

mendukung operasional dan pemantauan dari proses-proses ini

5. Mengukur, memantau dan menganalisis proses-proses ini

6. Menerapkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil yang

direncanakan dan peningkatan terus-menerus dari proses-proses ini

Klausul 4.2 Persyaratan dokumentasi

Klausul 4.2.1 Umum

Klausul ini menyatakan bahwa sistem manajemen mutu membutuhkan

dokumentasi. Dokumentasi merupakan proses untuk menghasilkan dokumen-dokumen,

dimana dokumen dalam ISO 9000:2000 didefenisikan sebagai informasi dan medium

pendukungnya

Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup :

a. Persyaratan tertulis tentang kebijakan mutu dan tujuan mutu

b. Manual (buku panduan) mutu. Manual mutu merupakan dokumen yang

menspesifikasikan sistem manajemen mutu dari suatu organisasi. Spesifikasi di sini

didefinisikan sebagai dokumen yang menyatakan persyaratan-persyaratan


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
c. Prosedur-prosedur tertulis yang dibutuhkan oleh standar internasional ISO 9001:2000.

Prosedur didefinisikan sebagai cara yang dispesifikasikan untuk melaksanakan suatu

aktivitas atau suatu proses. Prosedur dapat didokumentasikan atau tidak. Beberapa

prosedur tertulis standar yang dibutuhkan oleh ISO 9001:2000 adalah : pengendalian

dokumen, pengendalian catatan mutu, audit internal, pengendalian produk

nonkonformans, tindakan korektif, dan tindakan preventif

d. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh organisasi agar menjamin efektivitas

perencanaan, operasional dan pengendalian proses-proses, termasuk proses-proses

diluar organisasi (outsource), apabila proses itu mempengaruhi mutu produk sesuai

persyaratan yang ditetapkan

e. Catatan-catatan yang dibutuhkan oleh standar internasional ISO 9001:2000. catatan

didefenisikan sebagai dokumen yang menyatakan hasil-hasil yang dicapai atau

memberikan bukti dari aktivitas yang dilakukan

Klausul 4.2.2 Manual mutu

Klausul ini telah dikembangkan dan mencakup persyaratan untuk suatu

organisasi, menspesifikasikan dan mempertimbangkan persyaratan yang tidak dapat

ditetapkan dalam manual mutu dari organisasi itu. Manual mutu harus merupakan suatu

deskripsi dari sekuens dan interaksi proses-proses yang tercakup dalam sistem

manajemen mutu. Manual mutu juga harus menjadi referensi terhadap prosedur-prosedur

sistem manajemen mutu dan outline dari struktur pendokumentasian yang digunakan

dalam sistem manajemen mutu.

Dengan demikian, manual mutu harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Ruang lingkup dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2000


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
b. Hal-hal yang berkaitan dengan klausul 7 (realisasi produk) yang dikeluarkan

berdasarkan pertimbangan karena tidak dapat diterapkan dalam organisasi

c. Prosedur-prosedur tertulis atau referensi-referensi yang terkait dengan prosedur-

prosedur itu

d. Deskripsi dari sekuens dan interaksi dari proses yang tercakup dalam sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000, berkaitan dengan relevansi terhadap aktivitas

organisasi, cakupannya, kompleksitas operasional dan kompetensi personel.

Klausul 4.2.3 Pengendalian dokumen

Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menetapkan dan memelihara

prosedur tertulis untuk pengendalian semua dokumen yang dibutuhkan untuk manajemen

dari proses-proses. Dokumentasi harus dapat dibaca; revisi harus dapat dikendalikan dan

dapat diidentifikasi dengan segera, dipelihara dalam susunan yang teratur dan

dipertahankan untuk suatu periode waktu yang ditentukan. Prosedur dan tanggung jawab

harus ditetapkan dan dipelihara berkaitan dengan pembuatan dan modifikasi dari berbagai

jenis dokumen.

Prosedur tertulis untuk pengendalian dokumen harus memperhatikan hal-hal berikut:

a. Persetujuan kesesuaian dokumen sebelum diterbitkan

b. Peninjauan ulang, pembaharuan apabila diperlukan, dan persetujuan ulang dokumen-

dokumen

c. Identifikasi suatu revisi dari dokumen-dokumen

d. Menjamin bahwa versi yang relevan dari dokumen yang diterapkan itu tersedia pada

tempat-tempat yang diperlukan

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
e. Menjamin bahwa dokumen-dokumen itu dapat dibaca, teridentifikasi dan mudah

untuk ditemukan kembali

f. Menjamin bahwa dokumen-dokumen yang berasal dari eksternal adalah teridentifikasi

dan pendistribusiannya terkendali

g. Mencegah penggunaan dokumen-dokumen yang usang atau tidak berlaku lagi, dan

menerapkan cara identifikasi yang tepat untuk dokumen-dokumen itu apabila masih

dipertahankan untuk suatu maksud tertentu

Klausul 4.2.4 Pengendalian catatan mutu

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur tertulis untuk

pengendalian semua catatan mutu yang dibutuhkan untuk manajemen dari proses-proses.

Prosedur tertulis itu harus menetapkan untuk keperluan identifikasi, penyimpanan,

pengambilan kembali, pemeliharaan, waktu pemeliharaan dan disposisi dari catatan-

catatan mutu. Catatan mutu diperlukan untuk memberikan mutu kesesuaian terhadap

persyaratan-persyaratan dan efektivitas operasional dari sistem manajemen mutu ISO

9001:2000.

Beberapa catatan mutu yang dibutuhkan oleh standar internasional ISO 9001:2000,

adalah :

a. Hasil-hasil peninjauan ulang manajemen

b. Hasil-hasil dari pendidikan dan pelatihan, keterampilan dan pengalaman, kompetensi

personel

c. Bukti-bukti bahwa realisasi proses dan produk yang dihasilkan telah memenuhi

persyaratan

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
d. Hasil-hasil dari peninjauan ulang persayaratan-persyaratan yang terkait dengan produk

dan tindak lanjut tindakan-tindakan dari hasil peninjauan ulang itu

e. Hasil-hasil dari input disain dan pengembagan yang terkait dengan persyaratan produk

f. Hasil-hasil peninjauan ulang desain dan pengembangan beserta tindakan-tindakan

yang diperlukan

g. Hasil-hasil verifikasi disain dan pengembangan beserta tindakan-tindakan yang

diperlukan

h. Hasil-hasil validasi disain dan pengembangan beserta tindakan-tindakan yang

diperlukan

i. Hasil-hasil evaluasi pemasok beserta tindak lanjut yang diperlukan berdasarkan hasil

evaluasi itu

j. Apabila diperlukan oleh organisasi guna menunjukkan bahwa validasi dari proses

yang menghasilkan output tidak dapat diverifikasi oleh subsekusns pemantauan atau

pengukuran

k. Identifikasi unik dari produk, apabila kemampuan telusur (taceabelity) produk itu

diperlukan

l. Barang-barang milik pelanggan yang hilang, rusak atau lainnya yang ditemukan

menjadi tidak sesuai untuk penggunaan

m. Kriteria-kriteria dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi peralatan

pengukuran apabila tidak ada standar pengukuran nasional atau internasional

n. Validasi dari hasil-hasil pengukuran terdahulu apabila peralatan pengukuran yang

ditemukan tidak sesuai dengan persyaratan

o. Hasil-hasil dari kalibrasi dan verifikasi peralatan pengukuran


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
p. Hasil-hasil audit internal beserta tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan hasil audit

intenal itu

q. Pernyataan dari orang yang berwenang mengeluarkan atau meluluskan produk

r. Ledakan dari ketidaksesuaian produk beserta tindakan-tindakan yang diambil

termasuk konsesi atau kelonggaran yang diperoleh

s. Hasil-hasil dari tindakan korektif

t. Hasil-hasil dari tindakan pencegahan

b. Klaususl 5. Tanggung jawab manajemen

Klausul 5.1 Komitmen manajemen

Klausul ini menekankan pada komitmen manajemen puncak (Top Management

Commitment). Manajemen organisasi harus memberikan manajemen menuju

pengembangan dan peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 melalui hal-hal

berikut :

a. Memiliki kesadaran yang cukup terhadap persyaratan-persyaratan dan peraturan-

peraturan yang ada serta diterapkan pada lingkup organisasi dari produk yang

ditawarkan

b. Memulai atau mengajukan tindakan/ukuran-ukuran serta mengkomunikasikannya

keseluruh organisasi tentang pentingnya memenuhi kebutuhan pelanggan.

c. Menetapkan kebijakan mutu (Quality Policy) dan tujuan mutu (Quality Objectives)

d. Meninjau ulang persayaratan-persyaratan sumber daya, guna mencapai tujuan-tujuan

mutu

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
e. Memberikan bukti bahwa telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu. Prinsip-

prinsip manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2000

f. Melakukan peninjauan ulang manajemen mutu ISO 9001:2000

Klausul 5.2 Fokus Pelanggan

Klausul ini memaksa (menguatkan) keterlibatan manajemen puncak dengan

kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Manajemen puncak harus menjamin bahwa kebutuhan

pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan.

Manajemen organisasi harus memiliki metodologi yang menjamin bahwa kebutuhan-

kebutuhan dan ekpektasi pelanggan telah ditetapkan melalui sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 dan dikonversikan kedalam persyaratan-persyaratan serta sesuai dengan

tujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Demikian pula tanggung jawab yang terkait

dengan produk, termasuk persayratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan telah

diidentifikasi dan ukuran-ukuran telah ditetapkna untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Kausul 5.3 Kebijakan Mutu

Klausul ini telah dikembangkan agar menjamin bahwa manajemen puncak

menetapkan kebijakan untuk mutu. Kebijakan mutu yang dirumuskan harus memberikan

perhatian utama pada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan-persyaratan

dan peningkatan terus-menerus efektifitas dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

serta memberikan suatu kerangka kerja untuk penetapan dan peninjauan ulang tujuan-

tujuan mutu.

Manajemen organisasi harus memperhatikan hal-hal berikut agar memenuhi persyaratan-

persyaratan dalam klausul 5.3 tentang kebijakan mutu

a. Memiliki kebijakan mutu dari organisasi


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
b. Kebijakan mutu itu ditandatangani oleh manajemen puncak

c. Kebijakan mutu sesuai dengan tujuan dari organisasi

d. Kebijakan mutu itu mencakup pernyataan komitmen untuk memenuhi persyaratan-

persyaratan, kepuasan pelanggan dan peningkatan terus-menerus

e. Kebijakan mutu itu dikomunikasikan dan dipahami pada tingkat yang tepat dalam

organisasi melalui ukuran-ukuran yang sesuai

f. Menetapkan mekanisme untuk meninjau ulang kesesuaian kebijakan mutu

g. Mengendalikan kebijakan mutu

Klausul 5.4 Perencanaan

Klausul 5.4.1 Tujuan mutu

Klausul ini menyatakan bahwa manajemen organisasi harus menetapkan tujuan-

tujuan mutu, pada fungsi dan tingkat (level) yang relevan dalam organisasi yang

menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Tujuan-tujuan mutu harus dapat

diukur dan konsisten dengan kebijakan mutu untuk peningkatan terus-menerus, sebaiknya

dengan menggunakan konsep SMART (specific, measurable, achievable, result orinted,

timely) ketika menetapkan tujuan-tujuan mutu, yang berarti : tujuan-tujuan mutu harus

ditetapkan secara :

a. Spesifik (bukan bersifat umum)

b. Dapat diukur

c. Dapat dicapai

d. Berorientasi pdaa pencapaian hasil

e. Tepat waktu untuk mencapai tujuan itu (ada batas waktu yang jelas untuk pencapaian

tujuan mutu itu )


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Klausul 5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu

Klausul ini telah diperbaiki untuk kejelasan dan menjamin bahwa manajemen

perubahan telah dimasukkan dalam perencanaan. Manajemen puncak harus menjamin

bahwa perencanaan sistem manajemen mutu dilakukan agar memenuhi persyaratan yang

diberikan dalam klausul 4.1, tujuan-tujuan mutu, dan integritas dari sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000 tetap terpelihara apabila perubahan-perubahan pada sistem

manajemen mutu itu direncanakan dan dilaksanakan.

Perencanaan mutu harus konsisten dengan semua persyaratan lain dari sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 dan didokumentasikan dalam suatu format yang sesuai

praktek pengoperasian organisasi, sebaiknya dengan menggunakan konsep RHUMBA

(realitic ,humanistic, understandable, measurable, behavioral, attainable) ketika

merencanakan mutu organisasi, yang berarti perencanaan mutu harus bersifat :

a. Realistic yaitu ambisius yang menantang (bukan angan-angan)

b. Humanistic yaitu memperhatikan aspek sumber daya manusia

c. Understandable yaitu dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi

d. Measurable yaitu memiliki ukuran-ukuran (indikator pengukuran) yang jelas

e. Dapat ditindaklanjuti sampai pada rencana tindakan (action plan) menggunakan 5W-

2H (what, where, who, when, why, how, how much)

f. Dapat dicapai apabila rencana itu dilaksanakan

Organisasi harus memberikan pertimbangan pada isu-isu berikut, secara tepat,

ketika melakukan perencanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, agar mampu

memenuhi persyaratan-persyaratan mutu yag dispesifikasikan :

1. Tujuan-tujuan mutu dan rencana-rencana mutu


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2. Alokasi sumber-sumber daya spesifik, tanggung jawab dan wewenang yang

dibutuhkan

3. Proses-proses yang merupakan praktek pengoperasian organisasi dan prosedur-

prosedur beserta instruksi-intruksi tertulis spesifik mana yang diterapkan, termasuk

mempertimbangkan proses-proses dari persyaratan-persyaratan dalam klausul 7

(realisasi produk) dari ISO 9001:2000 yang dikeluarkan karena tidak dapat diterapkan

dalam organisasi

4. Identifikasi dan akuisi (tambahan) dari setiap peralatan, sumber-sumber daya dan

keterampilan yang mungkin dibutuhkan

5. Identifikasi dari verifikasi (pengujian) yang sesuai pada tahap-tahap yang tepat selama

realisasi dan penyerahan produk agar memenuhi kebutuhan pelanggan

6. Klarifikasi (penjelasan atau uraian) dari standar-standar penerimaan untuk semua

persyaratan mutu, temasuk pertimbangan-pertimbangan subyektif yang ada

7. Keperluan untuk dan penyiapan catatan-catatan mutu

8. Peningkatan terus menerus dari sistem manajemen mutu

Klausul 5.5 Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi

Klausul 5.5.1 Tanggung Jawab dan Wewenang

Klaususl ini menyatakan bahwa manajemen organisasi harus memperhatikan hal-

hal berikut

a. Mengidentifikasi fungsi-fungsi dan hubungan keterkaitannya guna memudahkan

pencapaian efektifitas sistem manajemen mutu

b. Mendefenisikan komposisi dari manajemen organisasi

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
c. Membuat struktur oganisasi yang secara tegas dan jelas mengidentifikasi berbagai

hubungan keterkaitan fungsional

d. Mendefenisikan tanggung jawab dan wewenang serta mengkomunikasikan kepada

mereka yang terlibat dalam operasional dari sistem manejemen mutu ISO 9001:2000

Klausul 5.5.2 Wakil Manajemen

Klausul ini secra tegas menyatakan bahwa manajemen puncak harus mengangkat

secara formal sehingga anggota manajemen, yang bebas dari tanggung jawab lain, serta

memiliki wewenang yang didefinisikan secara tegas dan jelas, untuk menjamin efektifitas

dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.

Dengan demikian, seorang wakil manajemen harus memiliki tanggung jawab dan

wewenang yang meliputi :

a. Jaminam bahwa proses-proses dari sistem manajemen mutu ditetapkan dan dipelihara

b. Laporan kepada manajemen tentang kinerja dari sistem manajemen mutu, termasuk

kebutuhan-kebutuhan untuk peningkatan

c. Promosi kesadaran tentang usaha-usaha memenuhi kebutuhan pelanggan keseluruh

organisasi

Klausul 5.5.3 Komunikasi Internal

Klausul ini merupakan klausul baru yang menyatakan bahwa manajemen puncak

harus menjamin bahwa proses komunikasi yang tepat ditetapkan dalam organisasi dan

bahwa komunikasi itu berkaitan dengan upaya-upaya pencapaian efektifitas dari sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Klausul 5.6 Peninjauan Ulang Manajemen

Klausul 5.6.1 Umum

Klausul ini menyatakan bahwa manajemenmutu harus meninjau ulang sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 serta menetapkan dan merencanakan periode waktu

peninjauan ulang manajemen agar menjamin keberlangsungan kesesuaian, kelengkapan,

dan efektifitas dari sistem manajemen mutu.

Klaususl 5.6.2 Input Peninjauan Ulang

Klausul ini menyatakan bahwa input peninjauan ulang manajemen harus meliputi

kinerja sekarang dan kesempatan untuk peningkatan terus-menerus, yang berkaitan

dengan :

a. Hasil-hasil audit

b. Umpan balik pelanggan

c. Kinerja proses dan kesesuaian produk

d. Status dari tidakan korektif an preventif

e. Tindak lanjut dari peninjauan ulang manajemen yang lalu

f. Perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu.

Klausul 5.6.3 Output Peninjauan Ulang

Klausul ini menyatakan bahwa output peninjauan ulang manajemen harus mencakup

tindakan-tindakan yang berkaitan dengan :

a. Peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 beserta proses-prosesnya

b. Peningkatan produk yang terkait dengan kebutuhan pelanggan

c. Sumber-sumber daya yang diperlukan

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
c. Klausul 6. Manajemen Sumber Daya

Klausul 6.1 1Penyediaan Sumber Daya

klausul ini menyatakan bahwa personel yang bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

serta memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan yang relevan, pelatihan,

keterampilan, pengalaman.

Klaususl 6.2.2 Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan

Ruang lingkup dari klaususl ini telah dikembangkan sehingga mencakup tidak

hanya kebutuhan pelatihan, tetapi juga kompetensi dan kesadaran. Manajemen organisasi

harus memeperhatikan hal-hal berikut:

a. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan kompetensi untuk personel yang

melaksankan pekerjaan yang memepengaruhi mutu produk

b. Memberikan pelatihan atau tindakan lain yang diambil untuk memenuhi kebutuhan

kompetensi itu serta melakukan evaluasi efekifitas dari tindakan yang dilakukan itu

c. Menjamin bahwa karyawannya sadar akan relevansi serta pentingnya aktivitas mereka

dan bagaimana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan mutu

d. Memelihara catatan-catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman kerja

dari personel

Klausul 6.3 Infrastruktur

Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana yang

diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk. Prasarana mencakup,

serta dapat berlaku pada:

a. Gedung, ruang kerja dan utilitas terkait


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
b. Peralatan proses (baik perangkat keras maupun lunak, dan

c. Layanan pendukung (seperti angkutan atau komunikasi)

Klausul 6.4 Lingkungan Kerja (Work Environment)

Organisasi harus menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan

untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk

d. Klausul 7. Realiasi Produk (Produk Realization)

7.1 Perencanaan Realisasi Produk

Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang diperlukan untuk

realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus taat azas dengan persyaratan proses-

proses lain dari sistem manajemen mutu.

Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus menetapkan yang berikut, jika

sesuai:

a. Sasaran mutu dan persyaratan bagi produk

b. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen, dan penyediaan sumber daya yang

khas bagi produk itu

c. Kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi, dan uji yang khas bagi produk dan

kriteria keberterimaan produk

d. Rekaman yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi dan produk

yang dihasilkan memenuhi persyaratan

Keluaran perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai bagi metode operasi organisasi

7.2 Proses yang Berkaitan dengan Pelanggan

7.2.1 Tinjauan Persyaratan yang Berkaitan dengan Produk

Organisasi harus menetapkan:


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
a. Persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk penyerahan

dan kegiatan pasca penyerahan

b. Persyratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tapi perlu untuk pemakaian yang

ditentukan atau yang dimaksudkan, bila diketahui

c. Persyaratan undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan produk, dan

d. Persyaratan tambahan apapun yang ditentukan oleh organisasi

7.2.2 Tinjauan Persyaratan Berkaitan dengan Produk

Organisasi harus meninjau persyaratan berkaitan dengan produk. Tinjauan ini

harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk memasok produk kepada pelanggan

(misalnya penyampaian penawaran, penerimaan kontrak atau pesanan, penerimaan

perubahan pada kontrak atau pesanan) dan harus memastikan bahwa

a. Persyaratan produk telah didefenisikan

b. Persyaratan kontrak atau pesanan yang berbeda dari yang sebelumnya dinyatakan,

diselesaikan, dan

c. Organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

Rekaman hasil tinjauan dan tindakan yang timbul dari tinjauan harus dipelihara.

Bila pelanggan tidak memberikan pernyatan tertulis tentang persyaratan, persyaratan

pelanggan harus ditegaskan kembali confirmed) oleh organisasi sebelum hal itu diterima

Bila persyaratan produk diubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen relevan

diubah dan personel relevan tersebut disadarkan tentang persyaratan yng diubah

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
7.2.3 Komunikasi Pelanggan

Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang efektif

komunikasi dengan pelanggan berkaitan dengan

a. Informasi produk

b. Penawaran, penanganan kontrak/pesanan, termasuk perubahan, dan

c. Umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan

7.3 Perancangan dan Pengembangan

7.3.1 Perencanaan Perancangan dan Pengembangan

Organisasi harus merencanakan dan mengendalikan perancangan dan

pengembangan produk.

Selain perencanaan perancangan dan pengembangan, organisasi harus menetapkan:

a. Tahap perancangan dan pengembangan,

b. Tinjauan, verifikasi dan validasi yang sesuai bagi tiap tahap perancangan dan

pengembangan, dan

c. Tanggung jawab dan wewenang untuk perancangan dan pengembangan

Organisasi harus mengelola bidang temu (interfaces) antara kelompok berbeda

terkait dalam perancangan dan pengembangan untuk memastikan komunikasi efektif dan

kejelasan penugasan tanggung jawab.

Keluaran perencanaan harus diperbaharui, jika sesuai, selagi perancangan dan

pengembangan berlangsung.

7.3.2 Masukan Perancangan Dan Pengembangan

Masukan berkaitan dengan persyaratan produk harus ditetapkan dan rekamannya

dipelihara. Inputan ini harus mencakup


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
a. Persyaratan fungsi dan kinerja (performance)

b. Persyaratan undang-undang dan peraturan yang berlaku

c. Jika dapat, informasi yang diturunkan dari perancangan serupa yang sebelumnya, dan

d. Persyaratan lain yang perlu bagi perancangan dan pengembangan

Masukan ini harus ditinjau akan kecukupannya. Persyaratan harus lengkap, tidak bias dan

tidak saling bertentangan.

7.3.3 Keluaran Perancangan Dan Pengembangan

Keluaran perancangan dan pengembangan harus disajikan dalam bentuk yang

memungkinkan verifikasi terhadap masukan perancangan dan pengembangan dan harus

disetujui sebelum dikeluarkan / dilepas.

Keluaran perancangan dan pengembangan harus:

a. Memenuhi persyaratan masukan bagi perancangan dan pengembangan

b. Memberi informasi yang sesuai untuk pembelian, produksi dan penyediaan jasa/

layanan

c. Berisi atau mengacu pada kriteria keberterimaan produk, dan

d. Menentukan karakteristik produk yang penting (essential) untuk pemakaian yang

aman dan benar

7.3.4 Tinjauan Perancangan dan Pengembangan

Pada tahap yang sesuai harus dilakukan tinjauan sistematis pada perancangan dan

pengembangan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan

a. Untuk nilai kemampuan hasil perancangan dan pengembangan yang memenuhi

persyaratan, dan

b. Untuk menunjukkan masalah apapun dan menyarankan tindakan yang diperlukan


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Peserta tinjauan harus mencakup wakil-wakil fungsi yang berkaitan dengan tahap-tahap

perancangan dan pengembangan yang ditinjau. Rekaman hasil tinjauan dan tindakan

apapun yang perlu harus dipelihara

7.3.5 Verifikasi Perancangan dan Pengembangan

Harus dilakukan verifikasi sesuai dengan pengaturan yng direncanakan untuk

memastikan bahwa keluaran perancangan dan pengembangan telah memenuhi

persyaratan perancangan dan pengembangan. Rekaman hasil tinjauan dan tindakan apa

pun yang perlu harus dipelihara

7.3.6 Validasi Perancangan Dan Pengembangan

Harus dilakukan validasi perancangan dan pengembangan menurut pengaturan

yang telah direncanakan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan mampu

memenuhi persyaratan bagi pengaplikasian yang ditentukan atau pemakaian yang

dimaksudkan, bila diketahui. Bila dimungkinkan validasi harus diselesaikan sebelum

penyerahan atau implementasi produk. Rekaman hasil validasi dan tindakan apapun yang

perlu harus dipelihara

7.3.7 Pengendalian Perubahan Perancangan dan Pengembangan

Perubahan perancangan dan pengembangan harus ditunjukkan dan rekamannya

dipelihara. Perubahan harus ditinjau, diverifikasi dan divalidasi, jika sesuai , dan disetujui

sebelum dilaksanakan. Tinjauan perubahan perancangan dan pengembangan harus

mencakup evaluasi pengaruh perubahan pada bagian produk yang telah diserahkan/

sampaikan

Rekaman hasil tinjauan perubahan dan tindakan apapun yang perlu harus dipelihara

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
7.4 Pembelian

7.4.1 Proses Pembelian

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan

persyaratan pembelian yang ditentukan. Jenis dan jangkauan pengendalian pada pemasok

dan produk yng dibeli harus bergantung pada pengaruh produk yang dibeli pada produk

berikutnya atau pada produk akhir.

Organisasi harus menilai (evaluate) dan memilih (select) pemasok berdasarkan

kemampuannya memasok produk sesuai dengan persyaratan organissai. Kritearia seleksi,

evaluasi dan evaluasi ulang harus ditetapkan. Rekaman hasil penilaian dan tindakan

apapun yang perlu dan muncul dari evaluasi tersebut harus dipelihara

7.4.2 Informasi Pembelian

Informasi pembelian harus menguraikan produk yang dibeli, termasuk bila sesuai

a. Persyaratan persetujuan produk, prosedur, proses dan peralatan

b. Persyaratan kualifikasi personel, dan

c. Persyaratan sistem manajemen mutu

Organisasi harus memastikan kecukupan persyaraatn pembelian yang ditentukan sebelum

dikomunikasikan ke pemasok

7.4.3 Verifikasi Produk yang Dibeli

Organisasi harus menetapkan dan melaksanakan kegiatan inspeksi atau lain-lain

yang diperlukan untuk memastikan produk yag dibeli memenuhi persyaratan pembelian

yang telah ditentukan.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Bila organisasi atau pelanggannya bermaksud untuk melakukan verifikasi ditempat

pemasok, organisasi harus menyatakan pengaturan verifiksi yang dimaksudkan dan

metode pelepasan produk dalam informasi pembelian

7.5 Produksi Dan Penyediaan Jasa/Layanan

7.5.1 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa/ Layanan

Organisasi harus merencanakan dan menjalankan produksi dan peneydiaan

layanan dalam keadaan terkendali. Keadaan terkendali harus mencakup, dapat berlaku

untuk:

a. Tersedianya informasi yang menguraikan karakteristik produk

b. Tersedianya instruksi kerja, jika diperlukan

c. Pemakaian peralatan yang sesuai

d. Tersedianya dan pemakaian sarana pemantauan dan pengukuran

e. Pelaksanaan dari pemantauan dan pengukuran

f. Penerapan kegiatan-kegiatan pelepasan, penyerahan dan pasca penyerahan

7.5.2 Validasi Proses Untuk Produksi dan Penyediaan Jasa/ Layanan

Organisasi harus memvalidasi proses apapun untuk produksi dan penyediaan jasa

bila keluaran yang dihasilkan tidak dapat diverifikasi oleh pemantauan atau pengukuran

berurutan. Ini mencakup proses apapun bila kekurangannya hanya terlihat setelah produk

dipakai atau jasanya telah diserahkan.

Validasi harus memperagakan kemampuan proses ini untuk mencapai hasil yang

direcanakan

Organisasi harus menetapkan pengaturan bagi proses ini termasuk dapat berlaku

a. Kriteria yang ditetapkan untuk tinjauan dan persetujuan proses


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
b. Persetujuan peralatan dan kualifikasi personel

c. Pemakaian metode dan prosedur tertentu

d. Persyaratan untuk rekaman (record)

e. Validasi ulang

7.5.3 Identifkasi dan Mampu Telusur

Bila sesuai, organisasi harus mengidentifikasikan produk dengan cara yang sesuai

di seluruh realisasi produk. Organisasi harus mengidentifikasikan status produk

sehubungan dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran. Bila mampu telusur

dipersyaratkan, organisasi harus mengendalikan dan merekam identifikasi khas dari

produk.

7.5.4 Properti Pelanggan

Organisasi harus berhati-hati (exercise care) dengan property pelanggan ketika

didalam pengendalian organisasi atau saat dipakai oleh organisasi. Organisasi harus

menandai, memverifikasi, melindungi dan menjaga property pelanggan yang disediakan

untuk dipakai atau dirangkaikan (incorporation) ke dalam produk jadi. Jika property

apapun dari pelanggan hilang, rusak atau ditemukan tak layak pakai, hal ini harus

dilaporkan ke pelanggan dan rekamannya tetap dipelihara.

7.5.5 Pengawetan Produk

Organisasi harus mengawetkan kesesuaian produk selama proses internal dan

penyerahan ke tujuan yang dimaksudkan. Pengawetan ini harus mencakup identifikasi,

penanganan, pengemasan, penyimpanan dan perlindungan. Pengawetan juga harus

berlaku juga bagi bagian-bagian (parts) yang menjadikan produk.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan Dan Pengukuran

Organisasi harus menetapkan pemantuan dan pengukuran yang dilakukan dan

sarana pemantauan pengukur yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian

produk pada persyaratan yang ditetapkan.

Organisasi harus menetapkan proses untuk memastikan bahwa pemantauan dan

pengukuran dapat dilakukan dan melakukannya dengan cara taat azas dengan persyaratan

pemantauan dan pengukuran.

Bila perlu untuk memastikan keabsahan hasil, peralatan pengukuran harus:

a. dikalibrasi atau diverifikasi pada selang waktu tertentu. Atau sebelum dipakai,

terhadap standard pengukuran yang tenurut (traceable) kestandard internasional atau

nasional, bila standard itu tak ada, dasar yang dipakai untuk kalibrasi atau verifikasi

harus direkam

b. disetel atau disetel ulang (re-adjustable) seperlunya

c. teridentifikasi untuk memungkinkan status kalibrasinya ditetapkan

d. dijaga (safeguarded) dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukurannya tidak

sah

e. dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu selama penanganan, pemeliharaan dan

penyimpanan

Selain itu, organisasi harus menilai dan merekam keabsahan hasil pengukuran

sebelumnya bila peralatan ditemukan tidak memenuhi persyaratan. Organisasi harus

melakukan tindakan sesuai pada peralatan dan produk manapun yang terpengaruh.

Rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Bila dipakai dalam pemantauan dan pengukuran persyaratan tertentu, kemampuan

perangkat lunak (software) komputer untuk memenuhi aplikasi yang dimaksudkan harus

ditegaskan. Ini harus dilakukan sebelum pemakaian awal dan ditegaskan kembali

seperlunya.

e. Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan

8.1 umum

a. Organisasi harus merencanakan dan menetapkan proses-proses pemantauan,

pengukuran, analisis dan peningkatan perbaikan yang diperlukan

b. Untuk memperagakan kesesuaian produk

c. Untuk memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu ini harus bergantung pada

ketetapan metode yang berlaku, termasuk teknik statistik dan jangkauan pemakaiannya

8.2 Pemantauan dan Pengukuran (Monitoring dan Measurement)

8.2.1 Kepuasan Pelanggan

Sebagai salah satu pengukuran kinerja sistem manajemen mutu, organisasi harus

memantau informasi berkaitan dengan persepsi pelanggan apakah organisasi telah

memenuhi persyaratan pelanggan. Metode untuk memperoleh dan memakai informasi ini

harus ditetapkan

8.2.2 Audit Internal

Organisasi harus melakukan audit internal pada selang waktu terencana untuk

menentukan apaka sistem manajemen mutu:

a. Memenuhi pengaturan seperti yang direncanakan. Pada persyaratan standar

internasional ini dan pada persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh

organisasi.
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
b. Dilaksanakan dan dipelihara secara efektif

Program audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan status dan

pentingnya proses dan bidang yang diaudit, seperti juga hasil audit yang lalu. kriteria,

ruang lingkup, frekwensi dan metode audit harus ditetapkan. Pemilihan auditor dan

pelaksanaan audit harus memastikan keobjektifan dan tidak berpihaknya proses audit.

Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaan mereka sendiri.

Tanggung jawab dan persyaratan perencanaan dan pelaksanaan audit, dan

pelaporan hasil serta pemeliharaan rekaman. Harus ditetapkan dalam prosedur

terdokumentasi.

Manajemen yang bertanggung jawab atas bidang yang diaudut harus memastikan

bahwa tindakan yang diambil tanpa penundaan untuk menghilangkan ketidaksesuaian

yang ditemukan dan penyebabnya. Kegiatan tindak lanjut harus mencakup verifikasi

tindakan yang dilakukan dan pelaporan hasil verifikasi

8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses

Organisasi harus menerapkan metode sesuai untuk pemantauan dan, jika dapat,

pengukuran dari proses sistem manajemen mutu. Metode-metode ini harus

memperagakan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Bila hasil

yang direncanakan tidak tercapai, harus dilakukan koreksi dan tindakan perbaikan

seperlunya untuk memastikan kesesuaian produk

8.2.4 Pemantauan Dan Pengukuran Produk

Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk verifikasi

bahwa persyaratan produk dipenuhi ini harus dilakukan pada tahap-tahap sesuai dari

proses realisasi produk menurut pengaturannya sudah direncanakan.


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Bukti kesesuaian dengan kriteria keberterimaan harus dipelihara. Rekaman harus

menunjukkan orang yang berwenang melepas produk. Pelepasan produk atau penyerahan

jasa/ layanan tidak boleh dilanjutkan sampai semua pengaturan terencana diselesaikan

secara memuaskan, kecuali kalau disetujui oleh kewenangan yang relevan, dan bila dapat

disetujui oleh pelanggan.

8.3 Pengendalian Poduk yang Tidak Sesuai

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai pada persyaratan

produk ditandai dan dikendalikan untuk mencegah pemakaian atau penyerahan yang

tidak disengaja. Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang terkait dengan produk

tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur terdokumentasi.

Organisasi harus menangani produk tidak sesuai dengan satu atau lebih cara berikut.

a. Dengan melakukan tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan

b. Dengan membolehkan pemakaian, pelepasan atau penerimaan melalui konsesi oleh

orang berwenang yang relevan dan, bila dapat oleh pelanggan

c. Dengan melakukan tindakan mencegah pemakaian atau penerapan awal yang

dimaksudkan

Rekaman yang bersifat ketidaksesuaian dan tindakan apapun berikutnya termasuk

konsesi yang diperoleh, harus dipelihara. Bila produk tidak sesuai dikoreksi,padanya

harus dilakukan verifikasi ulang untuk memperagakan pada persyaratan yang berlaku.

Bila poduk tidak sesuai ditemukan setelah penyerahan atau pemakaian dimulai,

organisasi harus melakukan tindakan yang sesuai pada pengaruh, atau pengaruh

potensial, dari ketidaksesuian tersebut.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
8.4 Analisa data

Organisasi harus menetapkan, mengumpulkan dan menganalisis data sesuai untuk

memperagakan kesesuaian dan keefektifan sistem manajemen mutu dan untuk

mengevaluasi dimana perbaikan berlanjut sistem manajemen mutu dapat dilakukan. Ini

harus mencakup data yang dihasilkan dari pemantauan dan pengukuran dan dari sumber

relevan lain.

a. Kepuasan pelanggan

b. Kesesuaian pada persyaratan produk

c. Karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk peluang untuk tindakan

pencegahan, dan

d. Pemasok

8.5 Perbaikan

8.5.1 Perbaikan Berlanjut (Continual Improvement)

Organisasi harus melakukan tindakan untuk menghilangkan penyebab

ketidaksesuaian untuk mencegah terulang kembali. Tindakan koreksi harus sesuai dengan

pengaruh ketidaksesuaian yang dihadapi.

Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk menetapkan persyaratan bagi:

a. Peninjauan terhadap ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan)

b. Penetapan penyebab ketidaksesuaian

c. Penilain/ pengevaluasian kebutuhan tindakan yang diambil untuk memastikan bahwa

ketidaksesuaian tidak terulang lagi

d. Penetapan dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan

e. Rekaman hasil tindakan yang dilakukan


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
f. Peninjauan terhadap tindakan koreksi yang dilakukan

8.5.2 Tindakan Pencegahan

Organisasi harus menetapkan tindakan untuk menghilangkan penyebab

ketidaksesuaian potensial untuk mencegah terjadi kembali tindakan pencegahan harus

sesuai dengan pengaruh masalah potensial itu.

Harus ditetapkan prosedur terdokumentasi untuk menetapkan persyaratan bagi:

a. Penetapan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya

b. Penilaian kebutuhan akan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian

c. Penetapan dan implementasi tindakan yang diperlukan

d. Rekaman hasil tindakan yang dilakukan

e. Peninjauan tindakan pencegahan yang dilakukan

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Metodologi penelitian ini adalah bagaimana tata cara penelitian ini dilakukan.

Pemilihan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian sangat berpengaruh pada cara-

cara dalam memperoleh data. Pengumpulan data yang diambil harus sesuai dengan apa

yang diharapkan pada penelitian ini.

Dalam mencapai maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka dilakukan beberapa

tahapan yang dianggap perlu. Pelaksanaan yang dilakukan secara garis besar adalah

tahapan berikut :

a. Tahap pertama adalah menentukan daerah atau lokasi yang akan ditinjau pada

penelitian ini, sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

b. Tahap kedua adalah tinjauan pustaka, mengumpulkan data-data yang berhubungan

dengan penelitian ini, yang bersumber dari buku-buku serta referensi lainnya seperti

jurnal-jurnal, referensi dari instansi-instansi yang terkait sebagai bahan pertimbangan

dalam mengkaji penelitian ini. Adapun instansi tersebut adalah PT.Waskita Karya,

PT.Angkasa Pura II, Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara bagian

penerbangan.

c. Tahap ketiga adalah menyusun hipotesa-hipotesa dalam bentuk pengumpulan data

yang menyangkut parameter-parameter yang berhubungan dengan penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000. Data-data tersebut antara lain: lokasi Bandar Udara

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Kuala Namu beserta time skedulle pelaksanaan proyek, struktur organisasi PT.Waskita

Karya, kebijakan mutu PT. Waskita Karya.

d. Tahap keempat adalah pengoperasian data yang dibutuhkan, metode-metode

pengumpulan data dan penyajian data yang telah diperoleh melalui survey

pengumpulan data.

e. Tahap kelima adalah analisa data dari survey lapangan. Dalam penelitian ini meliputi

klasifikasi data-data yang dikumpulkan serta pelaksanaan manajemen mutu di

lapangan.

f. Tahap akhir atau keenam adalah pengambilan kesimpulan serta pemberian saran

berdasarkan hasil penelitian

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Urutan tahap-tahap penelitian ini, secara terperinci dapat dilihat pada diagram

dibawah ini :

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


o Pengukuran kalibrasi o Kebijaksanaan mutu dari instansi
o Time Schedulle pelaksanaan terkait
proyek o Notulen rapat manajemen mutu
internal
o Prosedur umum rencana mutu

Tabulasi Data

Analisa Data
 Identifikasi dan Klarifikasi data yang dikumpulkan
 Analisa setiap Parameter
 Persentase pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2000

Kesimpulan dan Saran

Gambar. Bagan Alir Metodologi Penelitian


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
3.2 Pengumpulan data

3.2.1 Tujuan Pengumpulan Data

Dalam studi penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, diperlukan data-

data yang berkaitan dengan penelitian ini, yang dapat digunakan untuk analisa lebih

lanjut. Sehingga didapatkan suatu cara yang tepat untuk memberikan solusi yang lebih

baik untuk mengoptimalkan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada

proyek bandara Kualanamu kabupaten Deli Serdang.

Adapun tujuan dari pengumpulan data dalam penelitian ini adalah untuk

mendapatkan data-data primer dan sekunder dari pelaksanaan pekerjaan pondasi dan

struktur atas gedung terminal bandara Kualanamu yang menjadi objek penelitian

sehingga didapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai pelaksanaan sistem manajemen

mutu pada proyek bandara Kualanamu.

3.2.2 Penentuan Lokasi Penelitian

Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini, maka lokasi penelitian yang

dijadikan studi penelitian adalah Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,

khususnya pekerjaan pondasi dan terminal yang dikerjakan oleh PT.Waskita Karya.

Dalam hal ini, penulis mengkaji sistem manajemen mutu yang diterapkan oleh PT.

Waskita karya.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
3.2.3 Pengumpulan Data Primer

Data-data primer dalam bentuk wawancara langsung dengan pihak-pihak yang

terkait dengan penelitian ini. Seperti, bapak Ir. Heru suprayitno sebagai pelaksana

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) PT.Waskita Karya.

Data-data primer yang diambil adalah data melalui wawancara dengan pertanyaan

seputar hal-hal yang menyangkut dengan penelitian ini.

3.2.4 Pengumpulan Data Sekunder

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini untuk studi penerapan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 , data-data sekunder yang dikumpulkan adalah :

a. Kebijaksanaan mutu dari instansi terkait

b. Notulen rapat manajemen mutu internal

c. Prosedur umum rencana mutu

3.3 Sistematika Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara sistematis berdasarkan

tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Adapun sistematika pengumpulan data meliputi :

a. Lokasi/tempat pengambilan data

Sesuai dengan tujuan penelitian, lokasi/tempat pengambilan data

adalah Proyek Bandar Udara Kuala Namu.

b. Waktu Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2008.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Pengumpulan data pada lokasi yang ditentukan, dilakukan dengan meminta

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan manajemen mutu ISO 9001:2000 kepada

perusahaan dan pada saat pekerjaan sedang dilaksanakan di lapangan.

3.3.1 Cara Pengambilan Data

a. Pengambilan data dilakukan dengan cara :

Pengambilan data dengan pengamatan secara langsung ke Bandara kuala Namu.

Metodenya adalah dengan ikut mengamati pekerjaan dilapangan, sehingga

disesuaikan dengan persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

b. Data-data sekunder diperoleh langsung dari pelaksana K3LM PT.Waskita Karya

3.3.2 Tenaga dan Peralatan Dalam Pengumpulan Data

Survey yang dilakukan untuk mengambil data-data yang berkaitan dengan

persyaratan-persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Pengambilan data

dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara langsung. Pengambilan data dilakukan

oleh pelaksana K3LM pada Bandar Udara Kuala Namu.

Adapun peralatan yang digunakan pada saat pengambilan data adalah :

a. Lembar Data.

b. Ballpoint atau Pensil

c. Alat Dokumentasi seperti Kamera

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
3.4 Metode analisa

Setelah diperoleh hasil data dari lapangan secara deskriptif maka data tersebut

akan dianalisa. Adapun hasil analisa pada penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh

mana persyaratan-persyaratan manajemen mutu ISO 9001:2000 telah dilaksanakan secara

optimal oleh PT.Waskita Karya.

Data yang dikumpulkan dituang ke dalam suatu analisa kuantitatif agar dapat

disusun dan diinterprestasikan, dengan tahap-tahap yang telah ditentukan.

DATA CODING

DATA ENTERING

Ada kesalahan
Tidak ada kesalahan

DATA CLEANING

DATA OUTPUT

DATA ANALYZING

Gambar. Tahapan Dalam Analisis Data Kuantitatif

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI DAN DATA PROYEK

4.1 Pengertian Umum

Organisasi adalah suatu bentuk perkumpulan antara dua orang atau lebih yang

bekerjasama untuk suatu tujuan yang sama dan terikat secara formal dalam perkumpulan

dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang/kelompok orang yang disebut

pimpinan dan seorang/kelompok orang lain yang disebut bawahan. Pelaksanaan fungsi

pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang dapat digerakkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung

pada faktor mutu yaitu: dana, bahan, peralatan, waktu, tenaga kerja. Untuk mengelola

mutu tersebut diatas diperlukan suatu pengorganisasian yang baik agar dapat dinilai dari

kemampuannya untuk menciptakan suatu organisasi yang baik.

Organisasi dapat dikatakan baik, apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terdapat tujuan yang jelas

2. Tujuan organisasi harus difahami oleh setiap orang dalam organisasi

3. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang di dalam organisasi

4. Adanya kesatuan arah

5. Adanya kesatuan perintah

6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang

7. Adanya pembagian tugas

8. Struktur organisasi harus relative permanen

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
9. Adanya jaminan jabatan

10. Balas jasa yang diberikan pada seseorang harus setimpal dengan jasa yang diberikan

orang tersebut

11. Penempatan orang yang sesuai dengan keahliannya

Fungsi organisasi secara umum adalah :

1. Sebagai sarana dimana anggota bekerjsama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Membagi pekerjaan agar nantinya tidak terjadi tumpang tindih dan uiplikasi pekerjaan

3. Membagi wewenang dan tanggungjawab sehingga tujuan yang telah ditetapkan

tercapai.

4. Mengatur tentang bagaimana kerjasama akan dilakukan

4.2. Ruang Lingkup Perusahaan

Ruang lingkup implementasi sistem manajemen mutu di perusahaan PT. Waskita

Karya mencakup semua persyaratan yang diminta di dalam standard ISO 9001:2000 di

kantor pusat, wilayah, divisi, cabang (termasuk cabang di luar negeri) dan proyek, mulai

dari proses marketing-produksi sampai ke pelanggan, serta proses pendukung lainnya

yang berlaku di perusahaan.

4.3. Sejarah Singkat PT. Waskita Karya (PERSERO)

PT.Waskita Karya adalah perusahaan negara (PN) yang lahir sejak Januari 1961,

dari perusahaan asing bernama “Volker Aannemings Maatschppij N.V.”, yang

dinasionalisir berdasarkan peraturan pemerintah No. 62/1961. semula waskita banyak

bergerak di bidang bangunan air, seperti pengerukan, pelabuhan dan irigasi. Sejak 1973
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
status berubah menjadi “Persero” dan mulai mengembangkan sayapnya sebagai

kontraktor umum yang melaksanakan berbagai jenis pekerjaan konstruksi. Seperti : Jalan,

Jembatan, Pelabuhan, Bandara, Gedung, Pabrik dan lain-lain.

Tahun 1980-an Waskita mulai melaksanakan proyek-proyek berteknologi tinggi.

Alih teknologi di kembangkan melalui kerjasama operasi maupun kerjasama usaha

dengan kontraktor asing. Hasil karya yang patut dibanggakan antara lain : Bandara

Internasional SOEKARNO-HATTA, Pabrik Semen PADANG, Hotel Sahid, Reaktor

serba guna SIWABESSY, pelabuhan KUALA TANJUNG, dan PLTU Muara Karang di

Jakarta.

Memasuki tahun 1990-an, beberapa proyek gedung bertingkat tinggi yang

bergengsi telah diselesaikan di Jakata, diantaranya : gedung BANK INDONESIA,

GRAHA NIAGA, PURI BANK EXIM, WISMA KOTA BNI, dan HOTEL SANGRI-LA,

serta sejumlah apartemen baik di Jakarta maupun di beberapa kota besar lainnya di

seluruh Indonesia.

Waskita berhasil mencatat prestasi khusus di bidang pembangunan jembatan,

yaitu :jembatan RAJAMANDALA, RANTAU BERANGIN, dan BARELANG IV.

Keberhasilan yang sama diraih di bidang pembangunan Bendungan dengan

diselesaikannya pembangunan 5 buah bendungan dengan waktu yang lebi cepat dari

rencana yaitu : bendungan PONDOK, GEROKGAK, TILONG, GAPIT da SUMI.

Dalam rangka meningkatkan kinerja, Waskita menerapkan system manajemen

keselamatan, ksehatan krja,lingkungan dan mutu yang mengacu pada standart inrnasional

yaitu OHSAS 18001:1999 (Occupational Health & Safety Assessment Series),

ISO14001:2004 ((Environmental Management System) dan ISO 9001:2000 (Quality


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Manajemen System) dan mendpatkan sertifikat ISO 901 pada tahun 1995 dan OHSAS

18001 pada tahun 2005 yang sekaligus merupakan bukti bahwa perusahaan dapat

memahami dan memenuhi persyaratan keselamatan, ksehatan kerja, lingkungan dan mutu

di dalam operasionalanya.

Memasuki millennium ketiga, dalam rangka menyongsong era globalisasi,

perusahaanmelakukan pmbaharuan di segala biang baik menyangkut visi, misi, strategi,

system, struktur, bahkan budaya perusahaan. Dengan motto “maju dengan karya

bermutu”, Waskita siap untuk menjadi badan usaha terkemika di Asia Tenggara

4.4. VISI dan MISI Perusahaan

Visi perusahaan yaiu menjadi badan usaha terkemuka dalam industri konstruksi dan MISI

perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui produk dan jasa kontruksi yang

bermutu dan berdaya saing tinggi, berusaha untuk memenuhi harapandan kepuasaan para

Stakeholder utama dengan cara menetapkan, menerapkan dan merawat Sitem Manajemen

Waskita (SMW).

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Waskita bertekad :

1. Mematuhi semua peraturan dan persyartan lain yang berlaku sesuai kaidah GCG,

temasuk persyaratan pelanggan.

2. Melakukan recruitment, pengembangan karir, suksesi, penilaian kinerja pegawai serta

peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai melalui pelaatihan dan

pembelajaran, pengalaman dan inovasi serta menyediakan tempat dan sarana kerja

yang sehat, aman dan nyaman untuk meningkatkan kepuasan an produktivitas kerja

pegawai.
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
3. Meminimalkan resiko usaha, mengelolainformasi yang aman tersedia da akurat,

mencegah polusi, meningkatkan fisiensi kerja, mengefisiensikan penggunaan dan

perawatan sumber daya serta mengutamakan produk ramah lingkungan.

4. Menjadikan visi, misi dan nilai-nilai budaya serta tantang internal/ ekstrnal yang

dihadapi perusahaan sebagai dasar alam menetapkan arah dan starategi, sasaran,

program, pengelolaan semua proses kegiatan, mengkomunikasikan serta meninjau

secara periodic agar tetap relevan.

5. Menggunakan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCFPE)

sebagai alat untuk mengukur SMW serta untuk perbaikan berkelanjutan.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR II DIREKTUR II
DIREKTUR I

BIRO
BIRO BIRO
BIRO BIRO PENELITIAN, PENGEMBANGAN, PERENCANAAN,
KEUANGAN DAN SUMBER PERINTISAN PENGEMBANGAN DAN
SEKRETARIAT PERUSAHAAN PENGAWASAN INTERN PENGENDALIAN PRODUKSI, DAN TEKNOLOGI
DAYA MANUSIA HUKUM
INFORMASI

KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN

WILAYAH I WILAYAH II WILAYAH III


PEMASARAN &
PERINTISAN

ANGGARAN &
PROYEK PENGENDALIAN

DIVISI I

PRODUKSI

DIVISI II
GARIS KOMANDO

PEMBINAAN
DIVISI III FUNGSIONAL

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
4.5. Organisasi Proyek

Organisasi proyek adalah organisasi yang terbentuk di dalam pelaksanaan suatu

proyek. Ada beberapa unsur yang terlibat dalam suatu proyek, unsur-unsur tersebut

adalah :

1. Pemilik

Pemilik adalah perorangan atau badan usaha yang memberikan tugas atas

nama pribadi atau kuasa pemilik dan mempunyai sumber keuangan proyek. Pada

proyek bandara Kualanamu ini yang menjadi pemilik adalah P.T Angkasa Pura II.

2. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah perusahaan yang memenuhi syarat untuk

melaksanakan tugas konsultan dalam bidang perencanaan, perancangan beserta

kelengkapannya. Konsultan perencana pada proyek bandara Kualanamu ini

adalah P.T Dacrea.

3. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan untuk melaksanakan tugas konsultan dalam bidang pengawasan

pekerjaan fisik. Konsultan pengawas pada proyek bandara Kualanamu ini adalah

P.T Angkasa Pura Schiphool.

4. Kontraktor atau Pelaksana Pekerjaan Fisik

Kontraktor atau pelaksana pekerjaan fisik adalah perusahaan yang memenuhi

persyaratan untuk melakukan pemborongan pekerjaan konstruksi fisik dan

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
kelengkapannya. Kontraktor pada proyek Bandara Kualanamu ini salah satunya

adalah P.T Waskita Karya.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
PEMILIK PROYEK
(PT. ANGKASA PURA II)

DIREKSI PENGAWAS
(DARI PEMILIK)

KONSULTAN
KONSULTAN PENGAWAS
PERENCANA
(PT. ANGKASA PURA SCHIPOOL)
(PT. DACREA)

KONTRAKTOR
(PT. WASKITA KARYA)

SUB SUB SUB


KONTRAKTOR KONTRAKTOR KONTRAKTOR
(PT. PAPUA AMAKANE) (PT. VIALINE MANDIRI AGUNG SELARAS) (PT. KARTA WIJAYA PUTRA)

KETERANGAN :

= HUBUNGAN STRUKTURAL

= HUBUNGAN KONTRAKTUAL

= HUBUNGAN KOORDINASI

4.6 Struktur Organisasi P.T Waskita Karya

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
Setelah memenangkan tender, maka untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah

ditetapkan, P.T Waskita Karya menyusun organisasi di lapangan. Sebagai kontraktor, P.T

Waskita Karya mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Mengambil alih kewenangan di lapangan dari pemilik untuk memulai pelaksanaan.

2. Melaksanakan semua pekerjaan lapangan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah

disetujui.

3. Melakukan koordinasi pada setiap tahap pekerjaan, mengajukan pertimbangan kepada

konsultan pengawas dan menangani metode kerja selama hal tersebut memungkinkan.

4. Mengajukan tuntutan dalam hal perpanjangan waktu pelaksanaan atau pekerjaan

tambahan. Untuk melaksanakan proyek yang telah diberikan pada P.T Waskita Karya.

Maka P.T Waskita Karya membentuk organisasi di lapangan yang didalamnya

terdapat personil inti P.T Waskita Karya.

Tugas dan wewenang masing-masing strukur jabatan adalah sebagai berikut:

1. Manajer Proyek

a. Fungsi Utama Jabatan:

Memimpin, mengarahkan, dan mengorganisir seluruh pelaksanaan kegiatan

proyek dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki agar mencapai sasaran

penjualan dan laba melalui produksi yang sesuai dengan persyaratan baik dari segi

waktu, biaya, dan sebagainya.

b. Tugas Pokok

1) Menyusun struktur organisasi proyek yang disertai dengan uraian pekerjaan yang telah

ditetapkan.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2) Memberi pengarahan dan penyusunan tenaga teknis pelaksanaan seluruh tahapan

pekerjaan.

3) Mengorganisir seluruh kegiatan proyek.

4) Mengorganisir pengelolaan keuangan, alat kerja, material, dan sumber proyek.

5) Membina dan mengelola sumber daya ketenagakerjaan sesuai dengan pekerjaan yang

ada.

6) Mengupayakan nilai lebih proyek bagi perusahaan.

7) Mangupayakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja.

8) Melakukan pengendalian jadwal, kualitas pekerjaan, dan biaya pelaksanaan.

9) Melaksanakan tertib administrasi/penyimpanan dokumen mutu tenaga kerjanya.

10) Membina hubungan baik dengan owner, serta dengan pihak-pihak lain yang

terkait dalam pelaksanaan proyek.

c. Wewenang

1) Melakukan tindakan bila terjadi penyimpangan pelaksanaan baik dalam hal mutu,

biaya, dan waktu pelaksanaan.

2) Melakukan penerimaan dan pengeluaran dana yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan.

3) Mengelola sumber daya manusia baik dalam hal rekruitment maupun dalam

pemberhentian pegawai.

4) Menetapkan kebutuhan akan sumber daya baik yang berupa kebutuhan akan alat,

material, tenaga kerja maupun dana.

5) Menetapkan penggunaan sumber daya sub kontraktor dan pemasok yang akan

digunakan.
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2. Kepala Seksi Teknik (K.S.T)

a. Fungsi Utama Jabatan

Mengelola kegiatan pengawasan dan pengendalian rencana kerja proyek, serta

mengatur dan merintis hubungan antara pelanggan sehingga terciptanya peluang

pekerjaan tambahan melalui value engineering.

b. Tugas Pokok

1. Menyusun rencana kerja mingguan dan bulanan untuk semua keperluan sumber daya

dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya tersebut secara efektif dan efisien.

2. Merencanakan semua kegiatan pelaksanaan dilapangan dan sumber daya yang

diperlukan.

3. Menyusun proposal alternatif disain atau jenis bahan agar mendapatkan hasil yang

lebih efisien.

4. Melaksanakan sistem manajemen mutu dan kebijakan mutu disetiap usaha diproyek.

5. Mengendalikan mutu pekerjaan dan waktu pelaksanaan sesuai rencana yang

ditetapkan dalam spesifikasinya.

6. Mengadakan supervisi terhadap pelaksanaan pekerjaan dan waktu pelaksanaan

pekerjaan dan melakukan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja.

c. Wewenang

1) Mengembangkan metode kerja untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang

efektif dan efisien.

2) Menyusun proposal dan alternatif disain atau jenis bahan agar mendapatkan hasil

yang optimal.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
3. Staf Seksi Perencanaan

a. Fungsi dan Tugas Utama

Menyiapkan gambar-gambar kerja dan detail rancana pekerjaan dengan hitungan

waktu pelaksanaan yang tersedia dan sumber daya yang digunakan.

b. Tugas Pokok

1) Mempersiapkan detail rencana kerja untuk pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.

2) Menyiapkan gambar kegiatan pelaksanaan di lapangan berdasarkan kebutuhan yang

diperlukan.

3) Melaksanakan supervisi atas pelaksanaan pekerjaan.

4) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.

4. Staf Seksi Survey

a. Fungsi Utama Jabatan

Melaksanakan persiapan langkah-langkah mengenai rencana pelaksanaan

pekerjaan yang diawali dengan penelitian, pengecekan awal, baik mengenai kesiapan

bahan, sumber daya alat dan material.

b. Tugas Pokok

1) Melaksanakan semua survey lapangan yang berhubungan dengan pelaksanaan di

lapangan

2) Melakukan pengukuran-pengukuran dan pemeliharaan terhadap patok-patok tetap

sebagi pedoman pelaksanaan pekerjaan.

3) Melakukan pengumpulan atas hasil kerja lapangan.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
c. Wewenang

Merekomendasikan kepada kasi teknik mengenai pemanfaatan sumber daya yang ada

5. Quality Assurance

a. Tugas Utama Jabatan

Mengelola dan melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengendalian

dokumen yang berhubungan dengan penerapan sistem Quality Assurance dan upaya

peningkatan mutu diproyek yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Tugas Pokok

1) Mengidentifikasi semua dokumen baik asli maupun dokumen terkendali.

2) Melaksanakan sistem manajemen mutu dan kebijakan mutu disetiap kegiatan proyek.

3) Menyusun rencana mutu sesuai dengan persyaratan kontrak dan sistem manajemen

mutu dan merekomendasikannya kepada manajer proyek.

c. Wewenang

Menyelenggarakan Quality Audit dalam hal pelaksanaan pekerjaan proyek yang

menjadi tanggung jawabnya.

6. Kepala Seksi Komersial

a. Fungsi Utama Jabatan

Mengelola dan melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengendalian biaya

dan evaluasi proyek serta membuat laporan perkembangannya, disamping menangani

pengelolaan administrasi kontrak dengan pihak ketiga.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
b. Tugas Pokok

1) Mengidentifikasi perjanjian kontrak dan membuat alternatif usulan bila menemukan

kondisi yang memberatkan posisi PT. Waskita Karya.

2) Menyiapkan standar kontrak proyek dan merekomendasikannya kepada manajer

proyek untuk proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

3) Memonitor pelaksanaan proyek dan mengevaluasi realisasi biaya versus RAB.

4) Membuat laporan dua mingguan mengenai pelaksanaan proyek yang menjadi

tanggung jawabnya dan mengkaitkan dengan rencana kebutuhan dana proyek.

5) Membuat laporan bulanan yang merupakan hasil analisis dari perkembangan

pelaksanaan proyek dengan disertai proyeksi sampai dengan proyeksi selesai.

c. Wewenang

1) Merekomendasikan kepada manajer proyek mengenai hasil analisis kebutuhan

sumber daya dan evaluasi perkembangan proyek.

2) Mengadakan audit intern mengenai realisasi biaya dan persediaan bahan dalam

gudang

7. Staf Seksi Administrasi Kontrak

a. Fungsi Utama Jabatan

Menyelenggarakan pemantauan atas dokumen kontrak yang berkaitan dengan

perolehan proyek dan sumber daya serta membuat laporan perkembangannya.

b. Tugas Pokok

1) Mengidentifikasi perjanjian kontrak dan membuat alternatif usulan bila menemukan

kondisi yang memberatkan posisi PT. waskita Karya

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2) Menetapkan Standar pokok proyek dan merekomendasikannya kepada manajer proyek

untuk proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

3) Merekomendasikan hasil analisa review kontrak yang menjadi tanggung jawabnya

kepada kepala seksi pengendalian biaya dan evaluasi proyek/ komersial.

c. Wewenang

Merekomendasikan hasil analisa review kontrak atas hasil perolehan proyek maupun

atas perolehan sumber daya.

8. Staf Pengendalian dan Evaluasi Proyek

a. Fungsi Utama Jabatan

Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi rencana kerja dan

pelaksanaan proyek.

b. Tugas Pokok

1) Menyusun anggaran biaya proyek bersama tim proyek.

2) Menyusun rencana kebutuhan dana per dua mingguan untuk keperluan produksi.

3) Menyusun data prestasi pekerjaan untuk keperluan penagihan.

4) Menyerahkan data proposal penagihan yang telah disetujui kepada bagian keuangan.

c. Wewenang

1) Merekomendasikan hasil evaluasi biaya kepada manajemen proyek untuk ditindak

lanjuti.

2) Merekomendasikan hasil evaluasi prestasi mandor, sub kontraktor, dan supplier

kepada manajer proyek.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
9. Quality Surveyor

a. Fungsi Utama Jabatan

Melaksanakan kegiatan pengujian bahan, material, peralatan dan sumber daya

proyek yang menjadi tanggung jawab apakah sesuai dengan spesifikasi dan pesanan.

b. Tugas Pokok

1) Menyiapkan pengujian sumber daya yang sudah ada, apakah telah sesuai dengan

spesifikasi atau perkataan yang dipersyaratkan baik dari segi volume barang maupun

kualitas.

2) Menyiapkan data survey bahan, material dan peralatan baik dari segi harta maupun

kapasitas penyediaan barang yang diperlukan.

3) Menyiapkan sumber daya yang menjadi kebutuhan pokok proyek yang sesuai dengan

kebutuhan baik dari volume barangnya maupun dari segi kualitas.

4) Menyiapkan jadwal penyediaan sesuai dengan schedulle yang telah ditetapkan

c. Wewenang

Memeriksa spesifikasi material bahan yang berkaitan dengan pesanan yang telah

dilakukan.

10. Staf Seksi Skedulling

a. Fungsi Utama Jabatan

Menyiapkan perhitungan waktu pelaksanaan yang berupa time schedulle, baik yang

berupa master schedulle dan NWP (Network Planning) dengan mengkaitkan terhadap

metode kerja yang dipakai.

b. Tugas Pokok

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
1) Menyiapkan data rencana kerja mingguan dan bulanan untuk keperluan sumber daya

dengan mengacu dari master schedule dan NWP.

2) Menyiapkan detail rencana kegiatan pelaksanaan dilapangan berdasarkan metode

penelitian.

3) Menyiapkan format kendali atas pelaksanaaan pekerjaan, baik untuk mingguan

maupun bulanan.

4) Pelaksanaan monitoring dan pencatatan atas pelaksanaan pekerjaan secara teratur

dari NWP yang telah ditetapkan.

11. Kepala Seksi Pengadaan dan Peralatan

a. Fungsi Utama Jabatan

Melaksanakan kegiatan pengadaan bahan, material, peralatan dan sumber daya

sub kontraktor untuk keperluan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Tugas Pokok

1) Melaksanakan tertib administrasi penyelenggaraan perolehan sumber daya proyek.

2) Melaksanakan tata cara perolehan sebagaimana yang telah ditetapkan divisi.

3) Mengadakan survey bahan, material dan peralatan, baik dari segi harga maupun

barangnya.

4) Memantau hasil perkembangan harga secara kontinu.

5) Mengadakan pengadaan sumber daya yang menjadio kebutuhan proyek sesuai

dengan analisis harga dan spesifikasinya.

c. Wewenang

Memeriksa spesifikasi material

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
12. Staf Seksi Pengadaan dan Peralatan

a. Fungsi Utama Jabatan

Melaksanakan kegiatan penyediaan data-data, bahan, material, peralatan dan sumber

daya untuk keperluan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Tugas Pokok

1) Menyiapkan Administrasi penyelenggaraan perolehan sumber daya proyek.

2) Melaksanakan perolehan sumber daya sebagaimana yang telah ditetapkan divisi.

3) Menyiapkan data survey bahan, material, peralatan baik dari segi harga maupun

barangnya.

4) Menyiapkan sumber daya yang menjadi kebutuhan pokok sesuai dengan

kebutuhannya baik dari segi harga maupun volume bahannya.

5) Menyiapkan jadwal pengadaan sesuai dengan schedulle yang telah ditetapkan.

c. Wewenang

Memeriksa spesifikasi material dan bahan yang berkaitan dengan pesanan yang telah

dilakukan.

13. Kepala Seksi Administrasi Keuangan dan Personalia

a. Fungsi Utama Jabatan

Mengelola sumber daya proyek yang meliputi keuangan, akuntansi, administrasi

kepersonaliaan yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek secara efektif dan efisien.

b. Tugas Pokok

1) Membuat rencana anggaran belanja proyek secara baik dan bermutu.


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2) Memantau atas realisasi anggaran yang telah ditetapkan.

3) Memantau pembuatan berita acara tagihan dan segera memproses faktur tagihannya.

4) Menyusun rencana tagihan untuk tim proyek dan melaporkannya ke divisi.

5) Menyusun laporan berkala ruang lingkup proyek.

6) Menyimpan arsip-arsip personalia yang dibutuhkan.

7) Menyiapkan data-data rencana kebutuhan pegawai serta program rencana rekrut

pegawai.

c. Wewenang

1) Memeriksa aspek keuangan yang berkaitan dengan kebutuhan anggaran dan

produksinya.

2) Menyediakan absensi pegawai dan merekomendasikannya kepada atasan untuk

mengambil tindakan bagi pegawai yang tidak disiplin.

14. Staf Seksi Administrasi Keuangan

a. Fungsi Utama Jabatan

Membantu kasie administrasi keuangan dalam mengelola keuangan proyek baik

meliputi anggaran, penyiapan data-data pekerjaan, dan penyiapan berkas tagihan.

b. Tugas Pokok

1) Melakukan pendataan mengenai kebutuhan belanja untuk keperluan dua mingguan

dan rencana bulanan dari bagian teknik dan lapangan.

2) Memonitor tagihan-tagihan yang telah masuk dan membuat jadwal rencana

pembayarannya sesuai kontrak yang telah ada.

3) Melaksanakan monitoring atas pelaksanaan melalui tahapan yang telah ditetapkan

4) Menyelengarakan pembukuanterhadap semua pengeluaran


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
c. Wewenang

Melaksanankan verifikasi atas pengeluaran kas/bank, apakah sesuai dengan dokumen

atau tidak.

15. Staf Seksi Akuntansi

a. Fungsi Utama Jabatan

Membantu kasie administrasi keuangan dalam mengelola pembukuan transaksi

proyek.

b. Tugas Pokok

1) Melaksanakan proses pembukuan atas transaksi secara akurat.

2) Melakukan proses akuntansi secara periodik dicetak sebagai bahan pertimbangan

evaluasi tim manajememn proyek.

c. Wewenang

Melaksanakan verifikasi atas pengeluaran kas/bank apakah sesuai dengan dokumen

atau tidak.

16. Staf Personalia Umum

a. Fungsi Utama Jabatan

Melaksanakan kegiatan administrasi kepersonaliaan dan umum di proyek yang

menjadi tanggung jawabnya.

b. Tugas Pokok

1) Menghitung dan membayar gaji, lembur, uang cuti, kompensasi lainnya sesuai

dengan aturan dan tepat waktu.


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2) Menyimpan arsip-arsip personalia yang diperlukan.

3) Menyiapkan laporan berkala ruang lingkup personalia dan umum.

4) Menyiapkan data rencana kebutuhan pegawai serta program rencana rekrut pegawai.

c. Wewenang

Menyediakan dan memeriksa absensi pegawai dan merekomendasikan kepada

atasannya untuk diberikan tindakan kepada pegawai yang tidak disiplin.

17. Staf Seksi Gudang

a. Fungsi Utama Jabatan

Membantu kasie administrasi dalam mengelola pembukuan gudang proyek

sebagaimana mestinya.

b. Tugas Pokok

1) Melakukan verifikasi dan pencatatan atas bahan/material baik yang masuk maupun

keluar.

2) Melakukan pengawasan dan keamanan bahan/material yang berada dibawah

tanggung jawabnya.

c. Wewenang

Melaksanakan verifikasi atas pengeluaran dan penerimaan bahan-bahan, apakah

sesuai dengan dokumen atau tidak.

18. Kasir

a. Fungsi Utama Jabatan

Menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran (kas dan Bank) secara tertib.

b. Tugas Pokok

1) Menerima tagihan/piutang baik berupa cek/giro maupun transfer bank.


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
2) Memegang dan menyimpan uang tunai secara aman.

3) Memonitor pencairan termin-termin pada bank.

4) Membuat bukti penerimaan kas/bank setiap transaksi.

19. Pelaksana Utama

a. Fungsi Utama Jabatan

Memimpin usaha penyelenggaran pekerjaan konstruksi di proyek agar sesuai dengan

jadwal, spesifikasi, mutu, biaya yang telah dijadwalkan.

b. Tugas pokok

1) Menyusun program produksi secara periodik.

2) Membuat izin-izin pelaksana.

3) Mengkoordinir pekerjaan pelaksana di proyek.

4) Menyusun metode kerja yang efisien dan efektif.

5) Mengkoordinir pengendalian pengamanan sumber daya.

c. Wewenang

1) Menghentikan pekerjaan sementara apabila terdapat penyimpangan pelaksanaan dan

merekomendasikan kepada manajer proyek.

2) Menegur pelaksanaan bila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan.

20. Pelaksana

a. Fungsi utama jabatan

Memimpin usaha penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di proyek dengan

berpedoman pada jadwal spesifikasi, mutu, biaya, yang telah ditetapkan oleh pelaksanaan

utama.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
b. Tugas Pokok

1) Menyiapkan sarana dan prasarana produksi secara teliti dan tertib.

2) Menyiapkan gambar-gambar kerja.

3) Menyiapkan pekerja-pekerja di proyek.

4) Mengkoordinir pekerja-pekerja.

5) Menyiapkan laporan kegiatan produksi mingguan yang meliputi pencapaian target

dan pengamanan sumber daya material.

c. Wewenang

Merekomendasikan kepada pelaksanan utama bila terdapat penyimpangan

pelaksanaan kegiatan dari rencana yang telah ditetapkan.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang,
2009.
USU Repository © 2009
BAB V

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN MUTU ISO-9001:2000

OLEH PT. WASKITA KARYA

5.1. Tanggung Jawab Manajemen

Berdasarkan hasil wawancara dan dari data yang diperoleh, bahwa tanggung

jawab manajemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek sebagai wakil manajemen

telah sesuai dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.

Misalnya :

a. Pembagian tugas-tugas atau kegiatan di proyek kepada seluruh personil secara

tertulis, medetail dan terperinci agar tidak mengalami kesulitan dalam waktu

pelaksanaannya.

b. Jadwal evaluasi rencana kemajuan mingguan dapat dilaksanakan sesuai dengan

program yang dibuat oleh manajer proyek yang ditetapkan oleh pimpinan puncak

perusahaan.

5.2 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan aktifitas perusahaan, struktur organisasi telah ditetapkan

untuk menjamin seluruh aktifitas operasional perusahaan berjalan dengan efektif.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
5.3. Sistem mutu

Sistem manajemen mutu pada pelaksanaan proyek Bandara Kuala Namu,

dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.

Misalnya:

a. Persyaratan kontrak telah dimonitor dan dievaluasi sesuai dengan prosedur yang

telah direncanakan

b. Proses pelaksanaan pekerjaan dan titik inspeksi/tes termasuk daftar instruksi kerja

dan dokumen telah dilaksanakan dan tidak mengalami kesulitan

5.4. Pengendalian Desain

Aktivitas desain pada proyek ini dilakukan oleh tim desain yang dipimpin oleh

kepala seksi teknik. Sebagian pekerjaan sistem desain diserahkan oleh tim desain

kepada pihak ketiga (subkontraktor). Proses desain dilakukan dalam tiga tahapan,

yaitu dimulai dengan menetapkan masukan-masukan yang dibutuhkan, kemudian

dianalisis dan ditinjau kesesuaiannya, hingga akhirnya dihasilkan keluaran desain

tahap konsep yang berupa kriteria dan preliminary design.

Tahap verifikasi dilakukan oleh Waskita dengan cara pembuatan perhitungan

alternatif, membandingkan desain yang dihasilkan dengan desain yang sudah teruji,

menganalisa dokumen-dokumen yang dihasilkan dan melaksanakan pengujian. Pada

tahap validasi, validasi atas desain dilakukan dengan cara menetapkan bahwa keluaran

desain tahap verifikasi dilaksanakan untuk tahap konstruksi dan melakukan tinjauan

terhadap hasil inspeksi dan kemudian dari pelaksanaan pada tahap konstruksi.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
5.5. Pengendalian Data dan Dokumen

Sistem pengendalian dokumen PT. Waskita Karya di proyek bandara ini

dilakukan melalui pusat pengendalian dokumen (PPD) proyek. Dokumen-dokumen

yang dikendalikan PPD adalah pedoman mutu, prosedur, instruksi kerja, gambar-

gambar teknis maupun gambar atau spesifikasi teknis yang diserahkan oleh pelanggan

serta dokumen-dokumen rujukan dari luar. Melalui mekanisme PPD, dokumen-

dokumen dikendalikan, disetujui dan disahkan serta didistribusikan ke berbagai pihak

yang memerlukan untuk melaksanakan dokumen tersebut. Semua dokumen asli atau

dokumen yang telah direvisi ditinjau ulang dan disetujui oleh personil yang

berwenang sebelum diterbitkan.

Pengendalian data dan dokumen tidak mengalami kesulitan dan sesuai dengan

prosedur serta terkoordinir. Data yang dihasilkan dari pelaksanaan isi dokumen terkait

disetujui atasan yang bertanggung jawab. Segala perubahan pada data tersebut dapat

dilaksanakan apabila disahkan oleh pelaksana. Contoh dokumen dan penomorannya :

- Formulir P6.K3LM-01-01 Prosedur perencanaan mutu

- Daftar material P6.K3LM-03-04 Daftar Material yang memerlukan

penanganan khusus

5.6. Pembelian

Berdasarkan data yang diperoleh, dalam bidang pembelian tidak mengalami

kesulitan karena telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Unit teknis telah

menetapkan kriteria teknis untuk menilai, memilih dan mengevaluasi subkontraktor.

Penilaian terhadap subkontraktor dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Mengirimkan daftar pertanyan tentang mutu kepada calon subkontraktor yang

terdiri dari beberapa kriteria yaitu :


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
1. Kinerja Mutu

2. Kinerja lingkungan

3. Kinerja K3

b. Menilai kinerja mutu calon subkontraktor berdasarkan daftar pertanyaan yang

telah diisi oleh calon subkontraktor

c. Menentukan kriteria penilaian menjadi empat (4) kelompok besar yaitu :

 Bagus : Nilai 450-600 (Lulus)

 Sedang : Nilai 350-450 (Lulus)

 Kurang : Nilai 300-350 (lulus dengan catatan)

 Buruk : Nilai < 300 (Gagal)

d. Mengajukan usulan bagi subkontraktor yang telah lulus penilaian untuk

dimasukkan kedalam Daftar Rekanan Waskita (DRW).

e. Memilih calon subkontraktor yang sudah terdaftar dalam DRW dan memberikan

penjelasan mengenai spesifikasi, kuantitas, jadwal waktu pelaksanaan/

pengiriman dan keterangan lain yang diperlukan

f. Meminta calon subkontraktor untuk mengajukan penawaran harga dan

menyerahkan contoh katalog atau setifikat uji material yang akan digunakan

g. Mengatur penempatan, memberi identifikasi, melakukan pengamanan dan

pemeliharaan terhadap contoh bahan yang sudah mndapatkan persetujuan

h. Membuat evaluasi atas penawaran calon subkontraktor dan menyampaikan

evaluasi ini kepada Kapro.

i. Menunjuk subkontraktor yang akan dipakai sesuai kewenangan, berdasarkan

evaluasi yang sudah dilakukan

Apabila hasil evaluasi tidak sesuai, unit teknis dapat dengan segera

menginformasikan kepada subkontraktor untuk melakukan perbaikan. Dalam hal ini


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
unit teknis tidak mengalami kesulitan, karena sesuai dengan posedur yang telah

ditetapkan.

5.7. Properti Pelanggan

Pengendalian barang milik pelanggan tidak mengalami kesulitan dan berjalan

dengan prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya :

- Pada proses penyimpanan dan penggunaan barang/material yang dipasok oleh

pelanggan tidak ditemukan adanya kerusakan atau kehilangan.

51.8. Identifikasi dan Mampu Telusur

Banyak dijumpai spesifikasi serta dijumpai ciri-ciri yang berbeda untuk setiap

pekerjaan. Untuk mempermudah pemasangan atau perakitan bagian-bagian proyek,

maka bagian-bagian yang di bangun diberi nomor menurut gambar kerja, jadi untuk

hal ini tidak akan mengalami kesulitan dan dapat diselesaikan sesuai dengan yang

diharapkan perusahaan.

5.9. Pengendalian Proses

Rangkaian kegiatan pelaksanaan menimbulkan masalah yang potensial, jadi untuk

itu pemantauan serta pengendalian rangkaian kegiatan pelaksanaan tersebut harus

dilaksanakan secara kontinu, misalnya :

- Adanya ketidaksesuaian mutu pada saat produk dipergunakan atau diuji

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
5.10. Inspeksi dan Pengujian

Inspeksi dan pengujian pada saat penerimaan, saat proses pekerjaan, saat

penyerahan semuanya dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan, misalnya :

a. Pada saat penerimaan barang/material tidak mengalami kerusakan semuanya

telah sesuai dan dapat dipergunakan.

b. Pada saat proses pekerjaan antara pemilik, konsultan pengawas dan kontraktor

dapat bekerjasama dengan baik.

c. Pada saat penyerahan tidak adanya penyimpangan selama inspeksi dan pengujian.

5.11. Status Inspeksi dan Pengujian

Pada status inspeksi dan pengujian dapat dilakukan apabila material atau barang

telah lulus inspeksi atau tes. Masing-masing status diberi identitas/kode petugas,

misalnya:

a. Petugas yang berhak memeriksa hasil inspeksi yaitu QC (Quality control) serta

sebagai pemeriksa material.

b. Petugas yang mempunyi hak menyimpan hasil inspeksi adalah unit QA (Quality

Assurance)

Adapun tahapan-tahapan inspeksi dan pengujian adalah sebagai berikut :

1. Inspeksi dan pengujian pada saat penerimaan

Sebelum menggunakan material atau barang yang diterima diperiksa terlebih

dahulu sesuai dengan prosedur inspeksi dan pengujian yang dilakukan. Apabila

keperluan terhadap material atau barang bersifat mendesak, material atau barang

langsung dapat digunakan sementara proses inspeksi atau tes sedang berlangsung.

Material atau barang ini diberi identifikasi dan didokumentasikan sehingga barang
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
atau material tersebut dapat ditarik kembali untuk diganti, apabila hasil inspeksi/tes

menunjukkan bahwa material atau barang tidak sesuai untuk digunakan. Penerbitan

laporan penyimpangan dilaksanakan jika tes yang dilakukan tidak mencegah barang-

barang tersebut tidak digunakan.

2. Inspeksi dan pengujian pada saat proses pekerjaan

Inspeksi dan pengujian pada saat proses dilakukan bersama-sama antara

PT.ANGKASA PURA II sebagai pemilik, PT.ANGKASA PURA SCHIPOOL

sebagai konsultan pengawas dan PT. WASKITA KARYA sebagai kontraktor.

3. Inspeksi dan pengujian pada saat penyerahan

Inspeksi dan pengujian akhir ditentukan dalam rencana mutu dan ditentukan dalam

kontrak untuk melakukan dengan hadirnya pelanggan atau yang ditunjuk mewakili.

Inspeksi dan pengujian akhir menandakan selesainya pekerjaan. Data sebelumnya

ditinjau apakah semua pengujian yang diisyaratkan sudah dikerjakan dan lolos

inspeksi dan pengujian, sebelumnya dilakukan penyerahan pekerjaan kepada

pelanggan. Laporan penyimpangan dibuat jika ada penyimpangan muncul selama

inspeksi dan pengujian yang dilakukan berdasarkan prosedur pengendalian

penyimpangan produk atau proses.

5.12. Pengendalian peralatan inspeksi Pengukuran dan Pengujian

Pelaksanaan kalibrasi untuk peralatan pengukuran (Theodolit dan Waterpass, lihat

lampiran) dilaksanakan dengan berpedoman kepada pesawat standar yang digunakan

sebagai acuan. Hasil kalibrasi baik yang dilakukan sendiri maupun oleh pihak ketiga

ditinjau oleh unit penanggung jawab. QA menetapkan ketelitian, jangkauan

pengukuran dan toleransi alat tersebut. Laporan ketidaksesuaian diterbitkan apabila

hasil kalibrasi tidak memuaskan. Untuk mendapatkan keputusan pada alat tersebut
Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
yang dapat berupa memperpendek periode kalibrasi atau menurunkan toleransi

pngukurannya. Jika keputusan yang diambil adalah menurunkan toleransi pengukuran

alat tersebut, maka toleransi baru tersebut harus dituliskan menggantikan nilai

toleransi alat yang sebelumnya.

5.13. Tindakan Pencegahan dan Perbaikan

Tim permintaan tindakan korektif dan preventif belum menemukan penyimpangan

pada pelaksanaan pekerjaan. Jika terdapat kesalahan maka akan segera ditindak

lanjuti. Tindakan-tindakan penanggulannya, misalnya :

a. Penambahan tim survey yang sesuai dengan kehliannya

b. Penambahan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya masing-

masing.

Permintaan melaksanakan tindakan korektif dan pencegahan dapat diajukan apabila :

 Pada saat audit mutu internal.

 Adanya penyimpangan pada produk atau proses yang cenderung berulang dan

ditemukan pada tingkat atau hal yang sama pada alat inspeksi/tes dilakukan.

 Hasil peninjauan atas rekaman atau catatan penyimpangan produk.

 Keluhan yang datang dari pelanggan atas adanya kekurangan pada produk ataupun

proses.

5.14. Pengendalian Rekaman Mutu

Catatan dan rekaman mutu disimpan sendiri oleh masing-masing unit yang

menghasilkan rekaman tersebut. Metode identifikasi, pengumpulan dan pengendalian

ditentukan sendiri oleh masing-masing unit yang menyimpan rekaman mutu tersebut.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
Penangan yang lebih lanjut atas rekaman yang telah habis masa penyimpanannya

ditentukan dalam prosedur penyimpanan rekaman mutu.

5.15. Audit Mutu Internal

PT. Waskita Karya mempunyai kebijakan untuk memastikan bahwa semua

proses pekerjaan dan bagian-bagian pendukungnya setelah melaksanakan secara

efektif dan memasuki program Quality Sistem. Wakil manajemen bertanggung jawab

untuk memastikan audit mutu internal dilakukan setiap enam bulan sekali.

5.16. Pelatihan (Training)

Sesuai dengan kebijakan mutu, PT. Waskita Karya dalam rangka

pengembangan karyawannya sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Setiap

pegawai diberikan pelatihan tentang sistem manajemen mutu perusahaan dan prosedur

serta instruksi kerja yang berlaku dan yang digunakan dibagian yang menjadi

tanggung jawabnya. Pelatihan ini dikoordinasi oleh unit administrasi dan keuangan.

Untuk para calon karyawan analisis pembukuan pelatihan dilakukan pada saat

wawancara/test penerimaan untuk menjamin bahwa calon tersebut memenuhi

kualifikasi yang diperlukan.

Untuk mengukur sejauh mana terlaksananya persyaratan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2000 oleh PT. Waskita Karya sebagai salah satu kontraktor yang telah

mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000, selain memaparkan secara deskriptif, penulis

juga menyajikan dalam bentuk tabel dan grafik, berdasarkan data primer dan sekunder

yang diperoleh, yaitu dapat dilihat di bawah ini :

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.1 Klausul Sistem Manajemen Mutu

Persyaratan Umum 50%

Umum 12.50%

Pedoman mutu 12.50%


Persyaratan Dokumentasi
Pengendalian dokumen 12.50%

Pengendalian rekaman 12.50%

Persentase

60%
50%
40%
30% Persentase
20%
10%
0%
Pengendalian

Pengendalian
Umum

Pedoman

dokumen
mutu

rekaman

Persyaratan Persyaratan Dokumentasi


Umum

Gambar 5.1 Persentase Pelaksanaan Klausul Sistem Manajemen Mutu

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.2 Klausul Tanggung Jawab Manajemen

Komitmen Manajemen 16.70%

Fokus Pada Pelanggan 16.70%

Kebijakan Mutu 16.70%

Sasaran Mutu

Perencanaan Perencanaan Sistem Manajemen 16.70%

Mutu

Tanggung jawab dan wewenang


Tanggung jawab, wewenang dan
Wakil Manajemen 16.70%
komunikasi
Komunikasi internal

Tinjauan Masukan
Tinjauan Manajemen 0%
Tinjauan Keluaran

18.00%
16.00%
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
Tanggungjawab,
Manajemen
Fokus Pada

Kebijakan Mutu

Manajemen
Perencanaan
Komitmen

Pelanggan

wewenang dan

Tinjauan

Gambar 5.2 Persentase Pelaksanaan Tanggung Jawab Manajemen mutu

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.3 Klausul Manajemen Sumber Daya

Penyediaan Sumber Daya

Manusia 25%

Sumber Daya Manusia 25.00%

Prasarana 25.00%

Lingkungan Kerja 25%

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%
Penyediaan Sumber Daya Prasarana Lingkungan Kerja
Sumber Daya Manusia
Manusia

Gambar 5.3 Persentase Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5.4 Klausul Realisasi Produk

Perencanaan Realisasi Produk 16.70%

Penetapan Persyaratan
Proses yang berkaitan dengan
Tinjauan persyaratan
Pelanggan
Komunikasi pelanggan 16.70%

Perencanaan, perancangan dan

pengembangan

Masukan perancangan dan

pengembangan

Keluaran perancangan dan

pengembangan
Perencanaan dan
tinjauan perancangan dan
Pengembangan
pengembangan

verifikasi perancangan dan

pengembangan

validasi perancangan dan pengembangan

pengendalian perubahan perancangan

dan pengembangan 16.70%

Proses pembelian

Pembelian Informasi pembelian

verifikasi produk yang dibeli 16.70%

Pengendalian produksi dan jasa

Validasi proses untuk produksi dan jasa


Produksi dan penyediaan jasa
identifikasi dan mampu telusur

properti pelanggan 16.70%

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
pengawetan produk

Pengendalian sarana

pemantauan dan pengukuran 16.70%

18.00%
16.00%
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
Proses yang

Produksi dan
Pembelian
Perencanaan

Perencanaan

Gambar 5.4 Persentase Pelaksanaan Realisasi Produk Pengendalian

Tabel 5.5 Klausul Pengukuran, Analisis dan Perbaikan

Kepuasan Pelanggan 6.25%

Audit Internal 0%

Pemantauan dan Pengukuran


Pemantauan dan pengukuran
proses 6.25%

Pemantauan dan pengukuran

produk 6.25%

Pengendalian produk yang tidak

sesuai 0%

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
Analisis Data 0%

Perbaikan berlanjut 0%

Perbaikan Tindakan koreksi 8.3%

Tindakan pencegahan 0%

Persentase
9.00%
8.00%
7.00%
6.00%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
Audit Internal

Perbaikan

Tindakan
Pelanggan

Pemantauan

Pemantauan

pencegahan
Kepuasan

Pengukuran

pengukuran

koreksi
berlanjut

tindakan
produk
proses
dan

dan

Pemantauan dan pengukuran pengendalian Analisis Perbaikan


produk yang Data
tidak sesuai

Gambar 5.5 Persentase Pelaksanaan Pengukuran, Analisis dan Perbaikan

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penyusunan tugas akhir ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan sistem manajemen mutu

yang lengkap dan terperinci sehingga proses pekerjaan dan bagian-bagian

pendukungnya dapat berjalan dengan terencana dan terkendali, baik ditinjau

dari aspek pembiayaan, mutu dan waktu sehingga lebih efektif dan benar

2. PT. Waskita Karya sebagai kontraktor, belum dapat sepenuhnya menerapkan

sustem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada proyek bandara kuala namu

Deli Serdang, hal ini dapat dilihat pelaksanaan skedulle yang belum terlaksana

sesuai yang direncanakan. Dari hasil komulatif pelaksanaan hingga bulan

November baru terlaksanan 42.32 % yang seharusnya pekerjaan sudah

terlaksana sebesar 69.682 %, kesimpulannya PT. Waskita Karya mengalami

keterlambatan pelaksanaan sebesar :

= Komulatif Rencana – komulatif Terlaksana

= 69.682 % - 42.32 % = 27.362 %

3. Dengan pemakaian sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 akan

menghasilkan produk fisik yang memenuhi standar spesifikasi, karena seluruh

prosedur pekerjaan dan pengadaan bahan dilakukan dengan memenuhi standar

produk dan mutu/keinginan pemilik proyek, adapun semua itu dapat dicapai

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
oleh karena seluruh pekerjaan dan pengadaan bahan pada proyek ini dilakukan

sesuai dengan prosedur standar sistem mutu ISO 9001:2000

4. ISO 9001:2000 mempunyai kelemahan apabila sistem ini diterapkan secara

kaku, persoalan dalam skema manajemen mutu yang bersifat kaku umumnya,

adalah bahwa skema itu hanya membatasi konsep mutu untuk pengecekan dan

kesesuaian, atau pengendalian mutu. Skema tersebut tidak menyajikan

pemastian mutu.

6.2 Saran

1. Diharapkan kepada pelaksanan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 tidak

hanya bertujuan untuk mendapatkan sertifikatnya saja, namun juga untuk

mndapatkan filosofi manajemen mutu tersebut dalam rangka pencapaian

tujuan untuk mematikan mutu hasil kerja.

2. Untuk menghasilkan produk-produk yang bermutu, berfungsi dengan baik dan

berdaya saing guna memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan, maka

diharapkan pada PT.Waskita Karya senantiasa mengembangkan sumber daya

manusia setiap karyawan, yang berguna untuk menunjang pelaksanaan dan

peningkatan sistem manajemen mutu di perusahaan.

3. Untuk keberhasilan manajemen mutu ISO 9001:2000, PT. Waskita Karya

sebagai kontraktor pengguna sistem manajemen ini hendaknya melakukan

pelaksanaan ISO 9001:2000 serentak dari kantor pusat, wilayah, divisi, cabang

hingga proyek dengan pengertian tenaga kerja keseluruhan merupakan suatu

team/group yang solid.

4. Dalam hubungan antara perusahaan dan rekannya, hendaknya PT. Waskita

Karya menjelaskan mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 kepada


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
sub kontraktor yang tekait agar memastikan mutu hasil kerja yang akan

dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

5. Meskipun dalam pelaksanaan pekerjaannya, subkontraktor berpedoman pada

kebijaksanaan yang diberikan kontraktor utama, tetap dalam upaya untuk

mengantisipasi kinerja subkontraktor yang seringkali melakukan

penyimpangan terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, PT. Waskita

Karya sebagai kontraktor utama berkewajiban untuk membentuk suatu tim

yang bertugas untuk mengevaluasi ataupun melakukan verifikasi terhadap

pelaksanaan pekerjaan dan pengadaan bahan yang dilakukan subkontraktor.

Hal ini disebabkan oleh karena pelaksanaan pekerjaan ataupun pengadaan

bahan yang dilakukan oleh subkontraktor di lapangan sangat mempengaruhi

kredibilitas PT. Waskita Karya sebagai perusahaan yang telah mempunyai

sertifikat ISO 9001:2000.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA

Adams, Scott. 2001. Dogbert’s Management Handbook. Jakarta: PT. Grasindo.

Anthony, Robert N. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Gaspersz, Vincent. 2002. ISO 9001:2000. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Griffin. 2004. Manajemen Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Handoyo, Hani. Manajemen Edisi II, B.P.F.E Universitas gajah Mada, 1984

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara.

Jannah, Lina Miftahul. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Jasin, A. 1981. Manajemen Modern. Jakarta: PDIN-LIPI

Lubis, Nurhayati. 2005. Teknik Penyusunan Karangan Ilmiah. Medan : USU Press

PT.Qims Intrasindo. 2006. Qims Consulting. Jakarta: PT.Qims Intrasindo.

PT.Tirta Lyonnaise Medan. 2003. Awareness dan Documentation Training ISO

9001:2000. Medan: PT.Tirta Lyonnaise Medan.

PT. Waskita Karya. 2008. Rencana K3LM Proyek Bandar Udara Medan Baru.

Medan: PT. Waskita Karya.

PT. Waskita Karya. 2008. SMK3LM Edisi 3 Revisi 2. Medan : PT. Waskita Karya.

Tunggal, Amin Wijaya. 1993. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Rineka Cipta.

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : 1. Kebijakan Mutu PT.Waskita Karya

1. Struktur Organisasi Proyek

2. Time Schedulle Proyek

3. Daftar Sub Kontraktor

4. Garis Besar Mutu Pekerjaan

5. Daftar Material yang memerlukan penangan khusus

6. Daftar persyaratan, standard an legislasi

7. Verifikasi sertifikat kalibrasi alat ukut Waterpass

8. Verifikasi keandalan kalibrasi timbangan AMP

9. Penyimpanan dan peralatan alat ukur optic

10. Verikasi kelaikan alat ukur station

11. Verifikasi kelaikan alat ukur Electronic Distance

Meter

12. Koreksi alat ukur Theodolite

13. Verifikasi sertifikat kalibrasi alat ukur Theodolite

14. Pembagian zona pekerjaan

15. Denah lokasi Site facilities


Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009
16. Kondisi Existing

17. Akses keluar-masuk pekerjaan Grubbing, Clearing

& Stripping

18. Akses keluar-masuk pekerjaan timbunan

19. Daftar personil pelaksana inspeksi dan tes

20. Daftar kriteria keberterimaan material/produk

Lampiran II :

Widia Sari : Study Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada Proyek Bandara Kuala Namu Kabupaten Deli
Serdang, 2009.
USU Repository © 2009

Anda mungkin juga menyukai