1. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah suatu organel yang memiliki bentuk seperti kantong pipih yang
meluas di dalam sitoplasma sel eukariot. Ciri-ciri retikulum endoplasma (RE) memiliki membran yang
dinamis dengan struktur seperti labirin. Retikulum endoplasma berfungsi sebagai kegiatan
metabolisme, detoksifikasi, dan pemindahan polipeptida metabolis.
2. Ribosom
Ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesis protein. Sel yang mempunyai laju sintesis
protein tinggi pada umumnya memiliki jumlah ribosom yang banyak, contohnya adalah sel hati
manusia yang mengandung beberapa juta ribosom. Terdapat dua letak posisi ribosom di
sitoplasma, yakni ribosom bebas yang tersuspensi dalam sitosol dan ribosom yang terikat
dilekatkan pada retikulum endoplasma.
3. Badan Golgi
Badan golgi atau dengan nama lain seperti aparatus golgi, kompleks golgi, dan vesikula golgi
adalah organel sel bermembran mirip RE yang ditemukan pertama kali oleh Camillio Golgi pada
tahun 1898. Badan golgi adalah organel yang tampak seperti tumpukan beberapa kantung
bermembran dengan bentuk pipih. Setiap kantung pipih disebut dengan sisterna, sakulus alau
lamela. Tiap sisterna cenderung berbentuk seperti cakram dengan membran halus. Ruangan yang
ada dalam kantung disebut lumen.
Setiap sisterna agak melengkung, sehingga seluruh kompleks golgi tampak seperti busur.
Sisterna pada bagian ujung cembung disebut permukaan cis atau permukaan pembentukan yang
dekat dengan retikulum endoplasma, sedangkan sisterna pada ujung cenderung cekung, disebut
permukaan trans atau permukaan pematangan.
Fungsi Badan Golgi pada sel eukariotik mempunyai banyak fungsi, antara lain:
Ada dua jenis badan mikro, yaitu peroksisom dan glioksisom Perbedaannya hanya terletak pada
enzim yang dikandungnya. Pada jaringan hewan, letak badan mikro tersebar merata dalam sel,
namun pada umumnya terdapat di sekitar retikulum endoplasma. Sementara pada sel tumbuhan,
badan mikro sering berasosiasi dengan kloroplas yang mencerminkan keterkaitan metabolisme
antara kedua organela tersebut dalam menjalankan reaksi reaksi jalur glikolat
a.Peroksisom
Peroksisom adalah organela sel yang berperan sebagai aktifitas peroksidatif yakni berkaitan
dengan nama senyawa yang merupakan senyawa perantara dalam reaksi, yaitu hidrogen
peroksida. Sejumlah enzim khusus yang terdapat dalam peroksisom meliputi asam urat oksidase,
asam D-amino oksidase, asil-koA oksidase, poliamin oksidase, asam β-hidroksi oksidase,
NADH-glioksilat reduktase, NADP-isositrat dehidrogenase dan katalase..
Fungsi peroksisom di dalam sel hewan beraneka ragam. Katalase peroksisomal terlibat dalam
penguraian H2O2 yang bersifat toksik bagi sel dan mempunyai sumber yang berasal dari reaksi
peroksisomal yang lain. Asam urat oksidase sangat penting dalam jalur katabolik yang
menguraikan purin. Pada pengamatan awal menunjukkan ditemukannya peroksisom yang
melimpah pada sel-sel yang sedang melakukan metabolisme lemak, sehingga diyakini organela
ini terlibat dalam metabolisme lemak. Tetapi kini telah diketahui bahwa peroksisom
mengandung sebagian besar sistem β-oksidasi untuk asam lemak, meskipun enzim ini berbeda
dengan yang ada di mitokondria, namun enzim ini dapat menghasilkan senyawa yang sama yaitu
asetil-koA
b. Glioksisom
Glioksisom adalah organel sel tumbuhan yang ditemukan pertama kali pada sel-sel penyimpan
lemak dari perkecambahan biji yang ternyata mengandung enzim untuk seluruh daur glikolat,
selain katalase dan oksidase. Organel ini tidak saja mengandung enzim khusus untuk daur
glikolat, tetapi juga mengandung beberapa enzim penting dari daur kreb, yang berfungsi secara
simultan baik pada mitokondria maupun glioksisom.
5. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang memiliki ciri-ciri (a) diselubungi selapis membran pembatas,
(b) mengandung dua atau lebih enzim hidrolase asam, (c) menunjukkan kelatenan enzim atau
"Enzyme latency". Ketiga ciri tersebut berlaku terutama untuk lisosom dalam jaringan hewan.
Pengamatan dengan mikroskop elektron memperlihatkan adanya tiga struktur lisosom yang
berkaitan erat dengan fungsi fisiologisnya. Ketiga lisosom tersebut yaitu
Lisosom Primer. Dibentuk paling awal oleh sel dan belum ikut serta dalam suatu
peristiwa dalam sel tersebut. Lisosom primer mempunyai ciri-ciri berselaput tunggal.
mengandung enzim positif dengan reaksi reaksi untuk fosfatase asam, penampangnya
membulat.
Lisosom Sekunder. Lisosom ini berperan dalam aktifitas pencernaan dalam sel,
mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu (1) mencerna bahan yang berasal dari dari luar
sel yang masuk secara endositosis, disebut juga fagosom. Lisosom ini dinamakan
heterolisosom atau vakuola pencernaan. Heterolisosom dibentuk dari hasil peleburan
antara lisosom primer dengan fagosom; (2) mencema bahan intrasel milik sel itu sendiri
atau disebut sitosegrosom. Lisosom ini dinamakan pula autolisosom atau vakuola
autofagi. Autolisosom dibentuk dari hasil peleburan antara lisosom primer dengan
sitosegrosom.
Telolisosom, Bila heterolisosom dan autolisosom mengalami penuaan dan mengalami
degenerasi menjadi badan residu yang tetap tinggal dalam sel, dinamakan telolisosom,
atau postlisosom atau badan-badan residu sewaktu-waktu bahan yang terdapat di dalam
telolisosom dapat dilepaskan ke luar sel.
Berdasarkan analisis kimia yang dilakukan terhadap lisosom menunjukkan bahwa komponen-
komponen penyusun membran lisosom serupa dengan penyusun membran plasma pada
umumnya. Sifat membran lisosom yang unik adalah kemampuan membran tersebut melebur
dengan membran sel yang lain. Yang paling sering adalah peleburan lisosom primer dengan
fagosom selama pencernaan sel dan antara lisosom primer dengan membran plasma selama
sekresiseluler.
Isi lumen lisosom terdiri dari protein yang sebagian besar adalah enzim-enzim yang bekerja
dengan kegitan optimal pada pH kurang dari 6. Fungsi lisosom dalam sel sangat bervariasi, tetapi
semua fungsi tersebut berkaitan dengan pencernaan yang sebagian besar terjadi di dalam sel atau
pencernaan intrasel, yaitu:
Heterofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari luar sel masuk melalui
mekanisme endositosis, yang kemudian diselubungi oleh membran, kemudian diberi
nama endosom. Bahan-bahan tersebut akhirnya akan dikeluarkan kembali ke luar sel
dengan mekanisme eksositosis atau endosom melebur dengan satu atau beberapa lisosom
dan membentuk partikel baru dengan nama lisosom sekunder. Enzim hidrolase dalam
lisosom sekunder memecah materi endositik menghasilkan berbagai macam materi baik
yang berguna maupun yang bersifat limbah.
Autofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari dalam sel itu sendiri.
Peristiwa tersebut contohnya adalah proses regresi dari suatu organ, misalnya perubahan
uterus setelah parturasi, metamorfosis insekta, hilangnya ekor berudu. Vakuola autofagi
mengandung pecahan-pecahan mitokondria, retikulum endoplasma, badan mikro, partikel
glikogen, sehingga vakuola tersebut terlibat dalam aktivitas penguraian sel
6. Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah sistem struktural dan aktivitas di dalam sel. Secara umum, ciri-ciri skeleton
yakni memiliki bentuk seperti anyaman filamen-filamen halus ketika diamati dengan mikroskop
elektron. Sitoskeleton berperan dalam mekanisme gerakan intrasel seperti perpindahan organel
dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain itu, fungsi sitoskeleton yakni memberikan bentuk
pada sel dan memberikan daya mekanis sel.
Sitoskelet berupa anyaman filamen yang terdiri dari tiga macam yakni mikrotubulus,
mikrofilamen dan filamen intermedia.
a. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah filamen yang memiliki rongga seperti tabung, kaku, serta mudah
mengalami penguraian di suatu tempat dan juga mudah mengalami perakitan kembali di tempat
yang lain. Penyusun mikrotubulus adalah molekul tubulin.
b. Mikrofilamen (Filamen Aktin)
Mikrofilamen adalah struktur dengan bantuk batang padat debgan diameter sektita 7 nm.
Mikrofilamen juga disebut filamen aktin dikarenakan bahan penyusunnya berupa molekul aktin.
Mkrofilamen berupa rantai ganda subunit aktin yang saling melilit. Fungsi mikrofilamen yakni
memberikan daya tahan terhadap tegangan/daya tarik serta pergerakan sel terutama kontraksi
otot.
c. Filamen Intermedia
Filamen intermedia adalah struktur yang memiliki diameter lebih besar dari mikrofilamen namun
diameternya kurang dari mikrotubulus, yakni ukuran diameternya 8-12 nm. Terdapat 4 kelompok
filamen intermedia yakni:
Fungsi filamen intermedia adalah mempertahankan bentuk sel, menahan tarikan, tempat
tautannya nukleus, dan pembentukan lamina nukleus.
7. Mitokondria
Mitokondria adalah organel sel yang memiliki mebran rangkap dengan bentuk bulat panjang.
Organel ini ditemukan pada organime dengan sel eukariotik aerob. Membran mitokondria
tersusun atas dua lapis membran kuat, fleksibel, stabil, dengan bahan penyusun berupa
lipoprotein. Membran dalam mitokondria berbentuk lekukan yang disebut krista yang berfungsi
untuk memperluas permukaan agar memaksimalkan penyerapan oksigen
Mitokondria juga mempunyai DNA tersendiri yang berfungsi untuk menghasilkan kode sintesis
protein spesifik. Fungsi mitokondria yakni berperan dalam proses oksidasi makanan, respirasi
sel, dehidrogenasi, fosforilasi oksidasif, dan sistem transfer elektron. Oksidasi zat makanan yang
terjadi di dalam mitokondria menghasilkan energi dan zat residu. Berkaitan dengan fungsinya
tersebut, maka mitokondria dijuluki dengan the power house of cell.
Penjelasan lengkap mengenai mitokondria diulas tersendiri dalam materi "Struktur dan Fungsi
Lengkap Organel Mitokondria". Sedangkan Fungsi mitokondria sebagai respirasi juga ditulis
dalam materi "Respirasi Sel dan Cara Mudah Menghafalkannya"
8. Plastida
Plastida adalah organel bermembran rangkap dengan bentuk dan fungsi yang bermacam-macam.
Plastida terdiri dari 3 macam yakni kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.
a. Kloroplas
.
Kloroplas adalah organel sel tumbuhan yang mengandung pigmen warna hijau/klorofil. Klorofil
memiliki fungsi menyerap gelombang cahaya saat fotosintesis. Struktur kloroplas tersusun
atas membran luar yang berfungsi untuk keluar masuknya molekul-molekul yang memiliki
ukuran kurang dari 10 kilodalton; membran dalam yang memiiki sifat selektif permeabel yang
berfungsi untuk keluar masuknya zat secara transpor aktif; stroma adalah cairan dalam kloroplas
yang memiliki fungsi untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk amilum; dan
tilakoid tempat terjadinya fotosintesis.
b. Kromoplas
Kromoplas adalah plastida yang memiliki warna oranye serta merah karena memiliki kandungan
pigmen karoten. Sel-sel yang memiliki kromoplas biasanya terdapat pada organ bunga, buah
masak, serta daun yang akan mengalami keguguran. Warna pada kromoplas memiliki variasi
yang banyak. Hal tersebut dikarenakan adanya rasosiasi dengan pigmen bunga dan buah lainnya,
seperti pigmen antosianin yang tersimpan di dalam vakuola.
c. Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna. Fungsi leukoplas adalah untuk menyimpan
cadangan makanan, seperti amilum dan protein pada sel-sel batang ketela pohon dan sel-sel akar
pada kentang. Terdapat 3 jenis leukoplas yakni Amiloplas, Elaioplas, dan Proteoplas.
9. Vakuola
Vakuola addalah organel bermembran yang beris cairan vakuola. Vakuola terdapat pada sel
hewan dan sel nan tumbuhan. Namun, vakuola pada sel tumbuhan fungsinya lebih nyata
daripada vakuola sel hewan. Saat tumbuhan masih muda, sel tumbuhan tersebut memiliki
vakuola yang ukurannya kecil. Ketika tumbuhan sudah dewasa, maka ukuran vakuola akan
membesar dan mendominasi ruang sel dan sitoplasma serta mendesak sitoplasma ke tepi dinding
sel.
10. Sentrosom
Sentrosom adalah bagian struktur berbentuk bulat kecil yang berada di salah satu kutub inti sel
hewan. Pada saat terjadi pembelahan sel, sentrosom akan membelah menjadi sentriol. Sentriol
merupakan benang mikritubulus yang berfunsgsi menggerakan kromosom ketika sel melakukan
pembelahan.
3. Mereka berfungsi sebagai pengatur silia primer yang hadir pada sel-sel epitel ginjal, lapisan
perut, reseptor penciuman, dan sel-sel batang di mata.