Minyak Atsiri
1|Page
I. Pendahuluan
A. Profil Prancis
2|Page
area Marseille (Provence-Alpes-Côte d’Azur) dengan populasi kurang sedikit dari
5 juta.
Prancis merupakan anggota PBB dan menjabat sebagai anggota permanen Dewan
Keamanan PBB, anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), North Atlantic
Treaty Organisation (NATO), dan Organisasi Francophone International (OFI).
Tingkat lapangan kerja di Prancis untuk kategori usia 15-64 tahun merupakan
yang terendah dibandingkan dengan negara OECD lainnya. Sedangkan tingkat
pengangguran di Prancis tahun 2014 mencapai 10,4% dari populasi aktif Pracis.1
1
Sumber: www.insee.fr
3|Page
dengan urutan ke-4 di Eropa, dan biaya implementasi (tenaga kerja, transportasi,
pajak, real estate) merupakan yang terendah di Eropa.
Bank merupakan salah satu sektor ekonomi swasta terbesar di Prancis. Sektor
perbankan Prancis memiliki 383 lembaga kredit, mempekerjakan sekitar
371.700 karyawan, dan mewakili 2,3% dari tenaga kerja swasta di Prancis.
B. Pemilihan Produk
Minyak atsiri sudah digunakan lebih dari 5000 tahun sejak jaman peradaban kuno
Mesopotamia. Kemudian setelah beberapa tahun, teknologi untuk mendapatkan minyak
ini telah tersebar sampai ke Mesir, India, Yunani, dan Roma. Jenis minyak atsiri yang
paling sering digunakan adalah lavender, chamomile, peppermint, tea tree, eucalyptus,
geranium, jasmine, rose, lemon, orange, rosemary, frankincense dan sandalwood.
Minyak atsiri pada awalnya digunakan untuk pengobatan, dan diaplikasikan untuk obat
perawatan kulit, dan kanker. Kemudian setelah beberapa lama, penggunaan minyak
atsiri ini mulai menurun di bidang medis. Minat minyak esensial kembali dihidupkan
beberapa dekade terakhir ini dengan adanya popularitas aromaterapi, cabang dari
pengobatan alternatif yang mengklaim bahwa minyak esensial dan senyawa aromatik
lainnya memiliki efek kuratif.
Perdagangan minyak atsiri paling banyak terjadi di Uni Eropa, Amerika, dan Asia Timur.
Bahkan Uni Eropa menjadi pedagang terbesar untuk produk ini. Dengan melihat adanya
peluang yang besar untuk meningkatkan penjualan produk minyak atsiri, maka minyak
atsiri dipilih menjadi kajian pembahasan dalam Market Brief ini.
Kode HS Kategori
3301 12 Essential oils of citrus fruit, orange
3301 13 Essential oils of lemon
4|Page
3301 24 Essential oils of peppermint
3301 29 11 Essential oils of cloves, niaouli, ylang-ylang
3301 90 Other
3302 10 Essential oils, used in the food or drink industry
3303 00 10 Perfumes
3303 00 90 Toilet waters
3304 10 Lip make-up preparations
3304 20 Eye make-up preparations
3304 30 Manicure or pedicure preparations
3304 91 Other; powder
3305 10 Shampoos
3305 20 Preparations for permanent waving or straightening
3305 30 Hair lacquers
3306 10 Dentifices
3306 20 Yarn used to clean between the teeth (dental floss)
3307 10 Pre-shave, shaving or aftershave preparations
3307 20 Personal deodorants and antiperspirants
3307 30 Perfumed bath salts and other bath preparations
5|Page
II. Identifikasi Produk
A. Definisi produk
Minyak atsiri adalah cairan hidrofobik terkonsentrasi yang mengandung senyawa aroma
tanaman yang mudah menguap. Minyak atsiri juga dikenal sebagai minyak eterik
(aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak
aromatik (aromatic oil). Minyak ini merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau
minyak gosok (untuk pengobatan) alami.
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya yang kuat dapat mempengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang
berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting
dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga
atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan
pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang biasanya digunakan adalah alkohol.
Sedangkan dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan adalah minyak yang mudah
diperoleh, seperti minyak kelapa.
B. Segmentasi produk
Pertama-tama, minyak atsiri banyak digunakan dalam industri kecantikan yang pada
umumnya dikaitkan dengan wanita. Produk kosmetik natural maupun produk kosmetik
industri disegmentasi ke dalam beberapa kelompok yang sama seperti: perawatan kulit,
perawatan wajah, make-up, parfum, wewangian, dan perlengkapan mandi. Meskipun
demikian, ada beberapa kategori yang dibedakan seperti styling products, cat kuku, dan
6|Page
pewarna rambut, karena jenis produk ini sangat sulit untuk diformulasikan dengan
bahan natural atau dengan harga bahan yang sesuai dengan brand price tersebut.
Selain itu, minyak atsiri banyak digunakan pula untuk wewangian dan therapy. Semua
sub-sektor, dengan pengecualian produk kosmetik dekoratif, dapat menggunakan
minyak atsiri sebagai bahannya.
Produk perawatan kulit (25,3% dari pasar ritel Eropa) terdiri dari pelembab kulit,
pembersih wajah, pelindung sinar matahari, obat anti jerawat dan anti penuaan.
Sejumlah minyak atsiri digunakan dalam produk ini dengan tujuan untuk memperoleh
keefektifan produk, seperti untuk anti penuaan. Produk perawatan rambut (21,1%)
terdiri dari shampoo, konditioner, styling products, pewarna rambut dan relaxers. Di
segmen ini penggunaan minyak atsiri sangat penting untuk menambah wangi. Produk
kosmetik dekoratif (13,1%) meliputi alas bedak, cat kuku dan kosmetik berwarna.
Namun di segmen ini minyak atsiri tidak terlalu banyak digunakan. Wewangian (15,0%)
adalah sektor dimana minyak atsiri paling banyak digunakan. Perlengkapan mandi
(25,4%) meliputi sabun, deodoran, obat penghilang rambut, dan produk perawatan
lainnya. Penggunaan minyak atsiri sangat sedikit di segmen ini.
Selain industri kecantikan, minyak atsiri juga bisa digunakan untuk memasak,
mengharumkan ruangan, menolak serangga dan hama lainnya.
7|Page
III. Identifikasi Pasar
Estimasi nilai penjualan produk minyak atsiri: parfum, wewangian dan obat di Prancis
mencapai 85 juta euro per tahun, dimana 5 juta euro khusus untuk pertanian organik. Di
Prancis ada sekitar 123 perusahaan yang bergerak dalam sektor produksi minyak
esensial, dan memperkerjakan 4800 tenaga kerja. Upaya teknis, standardisasi dan
organisasi merupakan karakteristik utama dalam segmen ini di Prancis. Perusahaan
kecil (kurang dari 20 tenaga kerja) sangat banyak dan merepresentasikan sepertiga dari
sektor ini. Sektor produksi minyak atsiri di Prancis berpusat di wilayah Provence-Alpes-
Côte d'Azur yang mewakili 58% dari total tenaga kerja.
Nilai total impor Prancis untuk produk minyak atsiri dari dunia mencapai 4,4 milyar
euro pada tahun 2014. Swiss merupakan negara pengimpor minyak atsiri terbesar ke
Prancis dengan share sebesar 19,34%, disusul dengan Jerman (14,77%), Irlandia
(13,21%), Italia dan Belanda masing-masing 8,5%, dan lainnya. Indonesia menempati
urutan ke 21 dan mendapat share sebesar 0,71%. Dari kawasan Asia, posisi Indonesia
ini berada di urutan ke-3 setelah China (1,94%) dan India (0,85%).
Berikut adalah tabel nilai impor minyak atsiri Prancis dari seluruh dunia:
8|Page
(Sumber: data diolah dari Eurostat 2014)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 ke 2014 terjadi kenaikkan
impor di Prancis (+17,57%) untuk produk minyak atsiri. Hal ini disebabkan karena di
Eropa, para konsumen sedang marak menggunakan produk yang natural, dan
kepedulian mereka tentang komposisi bahan dan manfaat kesehatan dengan
menggunakan produk alami telah meningkat. Hal ini juga yang menyebabkan adanya
perubahan dalam produk perawatan kulit dan industri kosmetik.
Namun demikian, menurut tabel dibawah ini, peningkatan impor Prancis ini tidak
berbanding lurus dengan jumlah ekspor minyak atsiri dari Indonesia ke Prancis.
Penurunan ekspor ini disebabkan oleh krisis ekonomi global, dan cuaca buruk yang
mengakibatkan penurunan produksi.
9|Page
(Sumber: Eurostat 2014)
Dari berbagai jenis minyak atsiri, jenis yang paling banyak dieskpor dari Indonesia ke
Prancis adalah resinoid (620 ribu) dan clove, niaouli, dan yang-yang (580 ribu). Resinoid
dibuat dari bahan organik mati, jenis-jenis yang paling umum adalah balsem, resin
(damar wangi dan kuning), oleoresin (copaiba balsam dan turpentine), dan resin karet
oleo (kemenyan dan myrhh). Resinoid digunakan di industri wewangian sebagai fiksatif
untuk memperpanjang efek wewangian.
10 | P a g e
(Sumber: Eurostat 2014)
B. Market trends
11 | P a g e
Pendekatan pembeli dengan produsen
Manufaktur kosmetik Eropa melakukan pendekatan kepada produsen, sehingga
memperpendek rantai nilai dengan mengeliminasi beberapa perantara. Hal ini
ditujukan untuk memperbaiki segi keefektifan, jejak, dan keamanan dari pasokan.
Beberapa perusahaan kosmetik tidak hanya memfokuskan marketing mereka
pada manfaat produk, namun juga pada aspek pertanian dan bagaimana bahan
baku didapat dan menguntungkan masyarakat setempat. Perusahaan-
perusahaan ini dengan demikian berusaha untuk membangun hubungan dengan
memberi pemasokkan pada masyarakat setempat.
Sebagai contoh, Prancis merupakan pemasok 50% tanaman lavender ke dunia
dan tanaman ini banyak dikembangkan di daerah Prancis Selatan (Provence).
Lahan tanaman lavender ini juga sering menjadi sorotan utama untuk promosi
produk (terutama sabun dan parfum) mereka. Pengunjung bahkan bisa
mendatangi langsung ladang lavender tersebut, melihat proses pengolahan, dan
mengunjungi toko setempat.
Safety
Untuk membuat produk inovatif tetapi tetap aman untuk dikonsumsi, maka
sekarang ini produsen harus memperhatikan sisi kandungan dari produk yang
diekspor. Produk tersebut harus bebas dari senyawa penyebab alergi, tetapi
dengan tetap menjaga kealamian produk. Konsumen maupun manufaktur dari
Prancis banyak yang meminta produk yang aman dan yang dihasilkan dari rantai
produksi yang sudah terverifikasi.
12 | P a g e
C. Jalur distribusi
Internet
Beberapa produsen memiliki situs Internet untuk memasarkan produknya,
namun harus diperhatikan terlebih dahulu bahwa produk yang dijual benar-
benar tersertifikasi.
Farmasi
Farmasi merupakan distributor essential oil terutama untuk produk yang
menyangkut kesehatan, dan essential oil tidak bisa dijual dengan bebas namun
harus menggunakan resep dokter.
13 | P a g e
Supermarket
Supermaket menjual essential oil dalam variasi yang terbatas karena
supermarket menjual beberapa merek dan tanpa spesialisasi.
Butik spesial yang menjual essential oil
D. Hambatan
Kompetisi produk
Sangat sulit bagi buyer untuk mengganti speciality oils yang sudah tersertifikasi,
diproduksi dengan benar, atau berasal dari area eksotis yang spesifik karena
biasanya produk seperti ini sudah mempunyai arti sendiri bagi konsumen.
Beberapa merek kosmetik menjual produk yang berjenis pure essential oils
sebagai faktor pembeda. Namun demikian, bila minyak mempunyai spesifikasi,
atau ciri tertentu bagi buyer maka mereka akan semakin sulit untuk disubstitusi.
Harga juga menjadi salah satu penentu terbesar dalam substitusi produk. Jika
harga yang tinggi menjadi masalah untuk pada pembeli dikarenakan
ketersediaan, maka pembeli akan mulai mencari alternatif lain untuk substitusi
minyak.
Dalam melakukan substitusi satu minyak dengan minyak yang lain, maka harus
diperhatikan konsep produk dan komposisi teknik. Mengganti bahan seringkali
menyebabkan terbuatnya produk baru, bukan membuat produk yang sama
dengan bahan yang berbeda.
Beberapa minyak atsiri diperdagangkan dengan jumlah yang besar dan telah
membentuk komunitas pasar yang sangat kompetitif di Eropa, contohnya adalah
minyak lavender, citrus, dan mints. Untuk produk-produk tersebut mungkin
pasarnya akan lebih sulit untuk dimasuki.
Masalah utama dari Peraturan Uni Eropa tentang kosmetik adalah pengawasan
yang ketat atas klaim yang relevan dengan minyak aromaterapi. Jika produsen
14 | P a g e
Indonesia ingin mengklaim bahwa minyak mereka memiliki kandungan
aromatherapeutic, maka mereka harus dapat membuktikan ini dalam
dokumentasi produk, baik melalui literatur ilmiah atau melalui hasil tes. Banyak
informasi sudah tersedia untuk beberapa minyak konvensional, tetapi untuk
minyak yang belum dipasarkan untuk penggunaan aromatherapeutic, produsen
perlu didukung oleh penelitian untuk menarik pembeli potensial.
Iklim di Indonesia menjadi salah satu kendala karena beberapa tanaman hanya
dapat tumbuh pada musim tertentu.
15 | P a g e
IV. Peluang & Strategi
A. Peluang
Minyak atsiri yang diproduksi di Prancis, seperti lavender dan beberapa ekstrak sari
bunga, banyak digunakan untuk bahan dasar parfum, kosmetika, pewangi ruangan, serta
farmasi/pengobatan. Namun demikian, karena tingginya biaya produksi di Prancis,
maka banyak produsen yang sudah merubah orientasi menjadi importir.
Selain itu, Indonesia merupakan produsen terbesar dari salah satu jenis minyak atsiri
yaitu minyak nilam (patchouli oil) dan menguasai 80-90% pangsa pasar perdagangan
dunia. Minyak nilam produksi Indonesia ini terkenal dengan mutunya yang baik. Minyak
ini merupakan salah satu bahan baku dari pembuatan parfum karena campuran minyak
nilam akan membuat aroma parfum menjadi tahan lama. Tentunya dalam hal ini,
Indonesia mempunyai kesempatan untuk meningkatkan ekspornya ke Prancis.
B. Strategi
Berikut merupakan beberapa saran dan strategi yang dapat digunakan oleh produsen
asal Indonesia untuk meningkatkan ekspornya:
Produsen disarankan untuk memiliki image yang kuat untuk kategori produk
mereka, seperti dengan membuat image produk mereka menjadi 'langka' dan
'berharga'. Selain itu, produk yang dihasilkan juga bisa dihubungkan dengan
tempat asal penanaman bahan tersebut. Contohnya adalah Geranium Bourbon
yang berasal dari Grasse, Provence. Image ini memainkan peranan yang sangat
penting dan dapat digunakan oleh buyer untuk kampanye marketing.
Aktif dalam mengikuti beberapa ajang pameran merupakan salah satu metode
yang paling ampuh untuk mengetahui daya terima dari pasar, mendapatkan
informasi tentang pasar dan mencari prospek untuk partner bisnis. Salah satu
pameran terkenal yang ada di Prancis adalah Beyond Beauty di Paris.
16 | P a g e
Untuk produk aromatheraphy, produsen disarankan untuk membuat marketing
stories. Sebagai contoh aromatherapy yang biasa terdapat di dalam kosmetik
sering memfokuskan citranya sebagai produk yang energizing atau relaxation.
Sering kali kata kunci yang digunakan dalam marketing adalah relieving, calming,
balancing, relaxing, dan soothing.
17 | P a g e
V. Regulasi Perdagangan Minyak Atsiri
A. Peraturan Eropa
Persyaratan umum
o Kualitas: buyer Eropa mempunyai ekspektasi untuk kualitas yang bagus
dan terjamin. Kebanyakan buyer meminta eksportir untuk memenuhi
persyaratan HACCP untuk food processing, GMP (Good Manufacturing
Practices) tidak wajib untuk produk kosmetik tetapi disarankan agar
memiliki competitive advantage, GACP (Good Agricultural and Collection
Practices) untuk bahan kosmetik liar sebelum diolah, IFRA (International
Fragrance Association) untuk komposisi aroma yang aman digunakan, dan
persyaratan lainnya yang mungkin diminta oleh buyer.
18 | P a g e
o Sustainability: pembeli Eropa lebih memilih produsen yang dapat
membuktikan standar untuk produk yang memenuhi syarat sustainability.
o Representative samples: Metode yang digunakan untuk sampling harus
dapat merepresentasikan semua produk yang dikirim dari segi kuantitas,
kualitas, dan periode.
B. Peraturan Prancis
Undang-undang Kesehatan Publik Pasal Article L512 dilengkapi oleh Pasal 84-
534 Undang-undang tanggal 30 Juni 1984 mengatur tentang essential oil atau
essence vegetasi yang digunakan dalam kegiatan farmasi
Undang-undang Kesehatan Publik Pasal Article L512 dilengkapi oleh Pasal 86-
778 Tanggal 23 Juni 1986 mengatur tentang larangan perdagangan minyak atsiri
kepada publik untuk 31 essential oil yang berasal dari tanaman absinthe,
armoise, pinus, hysope, sauge officinale, tanaisie, thuya
Pasal L4211-1 Kode Kesehatan Publik dirubah dengan Undang-undang Nomor
2007-613 mengatur alih fungsi essential oil dari farmasi ke produksi kosmetik
Undang-undang 2007-1198 tanggal 2007 mengatur tentang keharusan
mencantumkan nama ilmiah atau nama latin tanaman beraroma yang digunakan
sebagai bahan baku produk essensial oil
Pasal L5311-1 Undang Kesehatan Publik memberikan kewenangan kepada
AFSSAPS untuk mengawasi dan melarang bahan kimia yang berbahaya termasuk
yang terkandung dalam essential oil
Komisi Normalisasi T75-A AF NOR (Assosiation Francaise de Normalisation)
mengatur tentang pencantuman label pada produk essential oil yang
menerangkan tentang kandungan bahan kimia, karakteristik produk dan
mengeluarkan aturan-aturan yang terkait dengan norma-norma essential oil
19 | P a g e
Mencantumkan kandungan kimia dan karakteristiknya
Asal wilayah penanaman tumbuhan beraroma bahan baku yang digunakan
sebagai bahan baku
Menjelaskan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pembuatan
essential oil missaldaun atau bunga
Garansi kategori yang berikan adalah benar seperti kategori Essensial Oil 100%
murni
Nama produsen
Berat bersih
Masa penggunaan
Alergi yang ditimbulkan
20 | P a g e
VI. Informasi penting
21 | P a g e
France 606314 www.itpclyon.fr
C. Daftar Importir
22 | P a g e
Importir tipe farmasi:
23 | P a g e
D. Daftar Pameran
Email : Alexandra.Thaon@informa.com
Website : www.beyondbeautyevents.com
24 | P a g e