Anda di halaman 1dari 3

KELAINAN SIKLUS MENSTRUASI

Seringkali terjadi kasus pada wanita yang memiliki pengalaman gangguan haid.
Terminologi gangguan haid tersebut bervariasi berdasarkan karakteristik haid normal yaitu
durasi 4-7 hari, jumlah darah 30-80 ml, dan lama siklus 21-35 hari. Berikut gangguan haid
pada masa reproduksi dibagi berdasarkan :

a. Gangguan lama dan jumlah darah haid


 Menorrhagia/Hypermenorrhea
Gangguan haid dimana lama siklus reguler tetapi jumlah darah dan durasi
lebih dari normal. Penyebab dari gangguan ini yaitu uterine fibroid,
adenomyosis, endometrial polyps, atau karena kelainan darah seperti
trombositopenia.
 Hypomenorrhea
Gangguan haid yang berkebalikan dengan menorrhagia, yaitu jumlah darah
dan durasi kurang dari normal. Lama siklusnya reguler. Biasanya gangguan ini
dialami oleh atlit dan penderita anorexic. Penyebabnya karena ada gangguan
sistem endokrin seperti hypogonadotropic atau congenital/keturunan.

b. Gangguan siklus haid


 Oligomenorrhea
Gangguan haid dimana lama siklus nya lebih panjang yaitu lebih dari 35 hari.
Biasanya disebabkan oleh gangguan HPO axis yaitu hyperprolactinemia,
kelainan thyroid. Gangguan ini banyak dialami oleh wanita yang memiliki
metabolic syndrome.
 Polymenorrhea
Gangguan haid dimana lama siklus nya menjadi lebih pendek sekitar <21 hari.
Penyebabnya bisa karena fase luteal yang memendek dan anovulation.
Kelainan sistem endokrin juga bisa menyebabkan gangguan ini.

c. Gangguan di luar fase menstruasi


 Metrorrhagia
Gangguan haid dimana terjadi perdarahan diantara menstruasi normal. Jumlah
darah yang keluar biasnya lebih sedikit daripada normal. Terjadi karena
cervical lesions, cerviacla polyps, atau carcinoma.
 Menometrorrhagia
Gangguan haid dimana durasi lebih pendek atau panjang yang sifatnya
irreguler. Jumlah darah lebih banyak dari biasanya.

d. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid


 Amenorrhea
Tidak terjadi haid pada seorang wanita dengan mencakup salah satu tanda
sebagai berikut :
1. Tidak terjadi haid sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya pertumbuhan
atau perkembangan tanda kelamin sekunder.
2. Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan
normal dan perkembangan tanda kelamin sekunder.
3. Tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3 bulan berturut-turut pada
wanita yang sebelumnya pernah haid.
 Dysmenorrhea
Istilah pada wanita saat merasa sakit/nyeri menstruasi. Rasa sakit datang pada
saat melakukan aktivitas normal. Dibagi menjadi 2 yaitu :
- Primary : Dysmenorrhea yang tidak diketahui penyebab patologis. Dialami
oleh wanita dibawah 20 tahun. Gejala hampir mirip dengan endometriosis.
- Secondary : Dysmenorrhea yang disebabkan oleh adanya kelainan
patologis seperti cervical stenosis, pelvis adhesions, dan uterine fibroids.

 Premenstrual Syndrome (PMS)


Wanita mengalami perubahan fisik atau mental saat menstruasi. Perubahan
yang terjadi seperti payudara menjadi kencang dan nyeri tekan, berat badan
meningkat, pada mental dapat terjadi fluktuasi mood lebih sensitif mudah
lelah dan depresi. Banyak yang menjadi faktor dari PMS ini muncul, seperti
ketidakseimabangan hormon, terganggunya renin-angiotensin-aldosteron,
Peningkatan kadar progesteron dan prolaktin.

Dysfunctional Uterine Bleeding

Perdarahan uterus abnormal yang terjadi tanpa adanya keadaan patologis pada pelvis,
penyakit sistemik tertentu atau kehamilan. Perdarahan yang bersifat unpredictable, volume
perdarahan yang tidak bisa ditentukan banyak atau sedikit dan durasi yang random.

Penyebab perdarahan oleh gangguan siklus ovulasi dan fungsi HPO axis sehingga
terjadi ketidakseimbangan hormon. Ketidakseimbangan tersebut mempengaruhi siklus
menstruasi menjadi tidak normal.

Faktor yang mempengaruhi kelainan ini bisa dilihat dari usia dan berat badan. Pada
wanita berusia 40-50 tahun 50% terkena kelainan ini, sedangkan wanita remaja 20%
kemungkinan. Berdasarkan berat badan dapat mempengaruhi, wanita yang memiliki berat
badan lebih cenderung berpotensi besar terkena DUB.

Klasifikasi

1. Ovulatorik
20% dari kasus DUB terjadi karena penurunan kadar estrogen sehingga
memberikan feedback negatif terhadap FSH dan LH. Maka terjadilah kadar
progesteron yang turun.

2. Anovulatorik
80% dari kasus DUB dan terjadi pada masa perimenopause (40-50 tahun)

Epidemiologi

DUB sering menjadi masalah kebanyakan ginekologi. Diperkirakan 5% wanita


berusia 30-49 tahun mengeluhkan masalah menorrhagia. Di Indonesia belum ada yang
menyebutkan angka kekerapannya. Tidak jarang, kelainan ini menyebabkan kematian yang
diakibatjan oleh adanya hemorrhagic shock terutama pada penderita anemia dan iron
deficiency.

Gejala dan tanda

- Pendarahan dari vagian tidak seperti biasanya


- Periode yang terjadi bisa kurang dari 28 hari atau lebih dari 35 hari
- Perdarahannya lebih berat/banyak
- Mood fluctuation
- Tenderness dan kekeringan vagina
- Merasa mudah lelah

Anda mungkin juga menyukai