Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin terlihat

nyata. Dengan kesadaran ini, pemerintah dan masyarakat, terutama pendidik,

mencurahkan sebagian besar tenaga, dana dan pikirannya untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Misalnya melakukan perubahan kurikulum, perubahan

teknik pengajaran dan penyelenggaraan kerja sama antara lembaga pendidikan

dengan lembaga lain (Kadir dan Ma’sum, 1982, 1991-1992). Untuk

meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya

antara lain, (1) menerbitkan suplemen kurikulum 1994 yang berisi tentang

materi pelajaran mana yang masih tetap diajarkan pada kelas-kelas tertentu

dan materi mana yang tidak perlu lagi diajarkan serta materi yang wajib

diajarkan (Depdikbud, 1999:5), (2) mendirikan sekolah-sekolah baru, dan (3)

meningkatkan perbaikan proses belajar mengajar dan hasil belajar melalui

pelatihan-pelatihan guru-guru.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk satuan

pendidikan menengah yang mempersiapkan siswanya agar dapat bekerja baik

secara mandiri dalam dunia usaha dan industri sesuai dengan program

keahlian yang dimiliki. Oleh karena itu SMK memuat program produktif yang

berfungsi membekali siswa agar memiliki kompetensi atau kemampuan pada

suatu pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan

1
permintaan pasar kerja. Program produktif berbasis kompetensi yang

menekankan pada pembekalan penguasaan kompetensi kepada siswa yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan tata nilai secara tuntas dan

utuh.

Salah satu program produktif pada bidang keahlian Teknik Otomotif

Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan yaitu mata diklat Sistem Bahan Bakar

Bensin. Mata Diklat Sistem Bahan Bakar Bensin merupakan salah satu mata

diklat yang diberikan pada siswa kelas XI yang sangat penting dalam bidang

keahlian Teknik Otomotif. Sistem Bahan Bakar Bensin mendidik dan

mempersiapkan siswa untuk mampu menguasai dan memahami prinsip-

prinsip dasar serta cara kerja Sistem Bahan Bakar khususnya pada motor

bensin pada kendaraan otomotif.

Pada dasarya Sistem Bahan Bakar Bensin merupakan mata diklat yang

lebih sulit untuk dipahami siswa dari pada mata diklat lainnya. Salah satu

penyebabnya adalah karena pada mata diklat ini siswa ditantang untuk

memiliki pemahaman dan kemampuan menganalisis cara kerja pada Sistem

Bahan Bakar Bensin. Seorang guru harus dapat menentukan strategi

pengajaran yang sesuai dengan kemampuan siswanya sehingga mudah

dipahami.

Mengajarkan Sistem Bahan Bakar Bensin merupakan suatu kegiatan

pengajaran sedemikian rupa sehingga siswa belajar untuk mendapatkan

kemampuan dan keterampilan tentang Sistem Bahan Bakar Bensin.

Kemampuan dan ketrampilan tersebut ditandai dengan adanya interaksi yang

2
positif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, yang sesuai dengan

tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Namun dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya yang

berhubungan dengan Sistem Bahan Bakar Bensin, ternyata masih banyak

mengalami hambatan-hambatan baik yang dialami siswa maupun guru. Salah

satu hambatan yang terjadi adalah kesulitan dalam memahami konsep-konsep

Sistem Bahan Bakar Bensin.

Seperti yang terjadi di kelas XI TKR SMK N 2 Kota Solok, didapatkan

latar belakang siswa sangat bervariasi dalam motivasi belajarnya. Mereka rata-

rata dalam belajar tanpa dibekali keinginan untuk memahami konsep-konsep

yang diajarkan oleh guru. Mereka kurang dalam mengkaitkan materi satu

dengan yang lain. Sehingga yang terjadi mereka kebingungan dan selanjutnya

menyelesiakan soal seenaknya sendiri.

Berdasarkan wawancara dengan guru-guru yang mengajar di kelas XI

TKR SMK N 2 Kota Solok diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran

banyak guru yang mengeluhkan siswa kurang bergairah mengikuti pelajaran,

sering keluar masuk kelas, dan malas membuat tugas. Siswa kurang aktif dan

bila ditanya sangat sedikit yang berani menjawabnya. Siswa kurang

termotivasi untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya di kelas. Dalam

proses pembelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin, siswa lebih cenderung

mencatat dan menyalin dari pada memahami materi yang diajarkan. Dalam

mengerjakan tugas besar kebanyakan siswa menyalin dan mencontoh

pekerjaan temannya yang pandai tanpa diiringi oleh rasa ingin tahu bagaimana

3
cara/proses untuk mendapatkan jawabannya. Siswa tidak berani bertanya

dengan alasan mereka takut dan malu dikatakan bodoh, sehingga tugas yang

diberikan guru banyak yang tidak dikerjakan dan siswa yang mendapat nilai

rendah merasa tidak punya beban sehingga kurang peduli terhadap hasil yang

diperolehnya.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari guru yang mengajar

Sistem Bahan Bakar Bensin Hasil belajar siswa kelas XI TKR cenderung

belum optimum, mata diklat Sistem Bahan Bakar Bensin dianggap sulit bagi

siswa. Setiap pokok bahasan yang disajikan dalam Sistem Bahan Bakar

Bensin itu selalu berkesinambungan, maka peneliti ingin memperbaiki

pembelajaran dengan mengadakan penelitian yang berjudul: “Upaya

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar dengan Pendekatan Kontekstual

Siswa Kelas XI TKR SMK N 2 Kota Solok.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa masih rendah.

2. Siswa kurang aktif dan tidak berani mengeluarkan pendapat.

3. Kurangnya motivasi siswa belajar Sistem Bahan Bakar Bensin dan


dalam mengerjakan tugas.

4
C. Batasan Masalah

Dengan keterbatasan kemampuan, dana dan waktu yang ada pada diri

penulis, serta agar terpusatnya tindakan dalam penelitian ini maka penulis

membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Cara meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Sistem Bahan Bakar

Bensin.

2. Cara meningkatkan hasil belajar Sistem Bahan Bakar Bensin pada kelas XI

TKR SMK N 2 Kota Solok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah dengan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK N 2 Kota Solok”

E. Tujuan

Tujuan utama dari penelitian ini peneliti bagi menjadi dua, yaitu :

1. Tujuan umum

Sebagai motivasi bagi guru agar mau melaksanakan pendekatan

pembelajaran kontekstual dan mendorong minat belajar siswa karena

menggunakan model pembelajaran yang menarik.

5
2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran

kontekstual prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

F. Manfaat

Penelitian yang dilaksanakan di SMK N 2 Kota Solok ini memiliki

beberapa manfaat, dianataranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai

pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

melalui pendekatan pembelajaran konteksual.

2. Bagi Guru

Jika hasil penelitian ini dirasakan dapat membantu proses pembelajaran

menjadi lebih baik, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan para guru agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran

kontekstual sebagai usaha memperbaiki dan menyempurnakan proses

pembelajaran, mendorong peningkatan profesionalisme guru,

memperbaiki kinerja guru serta menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.

3. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa

meningkat serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

gagasannya dengan bahasa sendiri.

6
4. Bagi Sekolah

Setelah dilaksanakannya penelitian ini diharapkan hasil pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual dapat menjadi umpan balik untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan meningkatkan

kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi siswa dan kinerja

guru.

5. Bagi kurikulum

Penelitian ini diharapakan dapat dijadikan salah satu upaya pengembangan

kurikululm ke arah yang lebih baik ke depannya.

6. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai