6 Bab I
6 Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan
untuk menceritakan masalah yang berkaitan dengan organ kelamin apalagi untuk
erat dengan tumbuh kembang tubuhnya.Terutama dalam hal ini adalah organ
reproduksi yang memberi dampak besar terhadap kehidupan remaja dimasa yang
akan datang. Terlebih pada remaja putri yang memang diciptakan Tuhan Yang
Maha Esa dengan bentuk dan fungsi tubuh yang sangat istimewa dan juga sangat
2
rentan terhadap gangguan dari luar, dalam hal ini Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR) dengan gejala yang umum adalah Flour albus (Kemenkes RI, 2009).
pencegahan Flour albus yang kurang baik, yaitu hygiene yang buruk setelah
buang air kecil dan buang air besar, menyebabkan patogen mengkontaminasi
vulva. Cuci tangan yang tidak adekuat dapat mengiritasi atau kontaminasi bakteri
pada vulva. Pakaian ketat, celana dalam yang tidak menyerap juga dapat
harus mengetahui tata cara atau upaya menjaga kebersihan dan kesehatan genital
albus) yaitu menjaga kebersihan terutama area vagina salah satunya dengan
mengganti pakaian dalam minimal dua kali sehari, menghindari seks bebas,
benar,menghindari penggunaan celana dalam yang ketat atau dari bahan yang
tidak menyerap keringat seperti nilon, serta tidak memakai celana yang berlapis–
lapis atau celana yang terlalu tebal karena akan menyebabkan kondisi lembab
Flour albus yang dialaminya, apakah berperilaku sehat atau tidak sehat
Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami Flour albus minimal satu kali
dalam hidupnya adalah remaja yang berumur 10-19 tahun dan 45% diantaranya
bisa mengalami Flour albus sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2013).
Berdasarkan data statistic Indonesia tahun 2014 dari 43,3 juta jiwa remaja
dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83,3% pernah berhubungan seksual,yang
merupakan salah satu penyebab terjadinya Flour albus dan 37,7% menderita
Flour albus yang dialami remaja saat ini akibat factor keinginan remaja
putri untuk melakukan hubungan intim,56% remaja putri berusia 13-16 tahun
sudah pernah berhubungan intim. Flour albus yang dialami remaja dalam 3 bulan
berjumlah 922 orang, (Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun
2018). Data yang diperoleh dari SMAN Surulangun pada bulan Januari tahun
2018 jumlah siswa kelas X berjumlah 360 orang, kelas XI berjumlah 265
XI,10 siswi kelas X pernah mengalami Flour albus dan 2 siswi kelas X belum
pernah mengalami Flour albus, serta 8 siswi kelas X masih belum memahami
dan mengerti tentang Flour albus, serta belum mengerti cara menjaga area
genital dengan baik, hal ini dikarenakan siswi kelas X masih belum banyak
4 siswi kelas XI sudah mengerti tentang flour albus dan cara menjaga area
genetalia yang mereka dapatkan dari orang tua dan sumber informasi. Sedangkan
siswi kelas XI sudah banyak mendapatkan informasi baik dari sekolah maupun
B. Rumusan Masalah
tingginya angka kejadian Flour albus pada remaja putri sehingga dirumuskan
Genital Hygiene Dengan Kejadian Flour albus pada Remaja Putri Kelas X Di
C. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
2. Tujuan Khusus
2018.
2018.
D. Manfaat penelitian
1. Secara Teoritis
albus).
2. Secara Praktis
hygiene bagi :
a. Bagi Puskesmas
Hasil masukan ini dapat berguna sebagai masukan dalam
Utara.
7
baik.