Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

 IDENTITAS

Nama : Tn Ry

Umur : 36 tahun

Alamat : Majenang , 03/03 , Kedungpring

Pekerjaan : Pedagang

Tanggal periksa : 07 Mei 2018

 ANAMNESIS

Keluhan utama : nyeri saat buang air kecil


Riwayat penyakit sekarang : Pasien dating ke poliklinik RSMB dengan keluhan nyeri saat
buang air kecil sejak 2 minggu yang lalu , BAK terasa panas (+) , pasien menyangkal
adanya BAK berpasir dan BAK berdarah . Serta disangkal adanya demam , mual ,
muntah . BAB tidak ada keluhan. Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan
sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien menyangkal pernah merasakan keluhan serupa sebelumnya
Riwayat DM (-)
Riwayat HT (-)
Riwayat batu ginjal (-)
Riwayat penyakit keluarga :
Keluarga pasien menyangkal adanya keluhan seperti pasien
Riwayat HT (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat personal sosial :
Pasien mengaku minum banyak air putih
Pasien mengaku sering menahan BAK
 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Heart Rate : 88x/menit
Respirasi Rate : 20x/menit
Suhu : 36,8

 Pemeriksaan Kepala
- Bentuk normocephal, rambut warna hitam, distribusi merata
- Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik(-/-), mata cekung
(-/-)
- Telinga : Secret (-), discharge (-)
- Hidung : Secret (-), epistaksis (-), tidak ada deviasi septum
- Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, kripta tidak melebar,
detritus (-)
- Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-) tremor(-), mukosa kering (-),
perdarahan gusi (-)
- Bibir : Kering (-), sianosis (-)

 Pemeriksaan leher
- Trakea : trakea ditengah (+), struma (-)
- Kelenjar tiroid : tidak membesar
- Kelenjar lnn : tidak membesar, nyeri (-)
- JVP : tidak meningkat
 Pemeriksaan Dada
 Pemeriksaan jantung : dalam batas normal

 Pemeriksaan Paru :

Kanan Kiri
Inspeksi Tampak simetris Tampak simetris

Palpasi Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)


deformitas (-) deformitas
Perkusi Sonor pada seluruh lapangan Sonor pada seluruh lapangan
paru paru
Auskultasi Vesikuler (+) vesikuler (+)

Pemeriksaan : Inspeksi : flat (+), distended (-)


Abdomen Auskultasi : peristaltik (+)
Palpasi : supel (+), NT (+) suprapubik
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut

 Pemeriksaan Laboratorium

Urinalisis

Parameter
Epitel 2-3 / uretra
Eritrosit -
Keton -
Kristal + uric acid
Lain-lain +1 bakteri
Lekosit 18-20
pH 7,0
Nitrit -
 Diagnosis

Infeksi Saluran Kemih

 Tatalaksana
Ciprofloxacin 2x500 mg ( 7 hari)
Asam mefenamat 3x500 mg

 Prognosis
Dubia ad Bonam
PEMBAHASAN

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih ( ginjal , ureter , kandung
kemih atau uretra ) . Istilah ISK menunjukkan adanya mikroorganisme dalam urine.

Klasifikasi infeksi saluran kemih dibedakan berdasarkan anatomi dan klinis.

Klasifikasi infeksi saluran kemih berdasarkan anatominya , yakni :

1. Infeksi saluran kemih atas


Berdasarkan waktunya dibagi menjadi :
 Pielonefritis akut
 Pielonefritis kronis
2. Infeksi saluran kemih bawah
Berdasarkan persentasi klinisnya dibagi menjadi :
 Perempuan : sistitis
 Pria :sistitis , prostatitis , epidimitis dan uretritis

Berdasarkan klinisnya ISK dibagi menjadi 2 yaitu

 ISK sederhana / tak berkomplikasi adalah isk yang terjadi pada perempuan yang
tidak hamil dan tidak disertai dengan adanya kelainan structural maupun
fungsional saluran kemih
 ISK komplikasi adalah infeksi yang dikarenakan adanya kelainan anatomis dari
saluran kemih , menyebar ke bagian tubuh yang lain , bertambah berat dengan
adanya underlying disease atau resisten terhadap pengobatan.

 Etiologi
Penyebab dari infeksi saluran kemih adalah bakteri . Namun tidak dapat disingkirkan
penyebab lain seperti virus , jamur juga dapat terjadi.
Bakter paling banyak menjadi penyebab terjadinya infeksi saluran kemih adalah bakteri
gram negative
Mikroorganisme Persentase
biakan bakteri

E.Coli 50-90 %

Klebsiella atau 10-40%


enterobacter

Proteus Morganella 5-10


atau providencia

Pseudomonas 2-10
aeroginosa

S. Epidermidis 2-10

Enterococci 2-10

Candida albicans 1-2

S.aureus 1-2

 Patofisiologi
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemoh dan
berkembang biak. Saluran kemih terdiri atas ginjal , ureter , kandung kemih serta uretra.
Kuman ini biasanya masuk ke saluran kemih melalui uretra , kateter , perjalanan sampai
ke kandung kemih dan dapat bergerak naik ke ginjal menyebabkan pielonefritis. ISK
terjadi karena gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi sebagai
agent dan epitel saluran kemih sebagai host.
Mikroorganisme dapat memasuki saluran kemih melalui 3 cara yakni ascending ,
hematogen atau limfogen melalui organ sebelumnya yang telah mengalami infeksi
 Tanda dan Gejala
Infeksi saluran kemih dapat diketahui dari beberapa gejala yaitu demam, susah buang air
kecil , nyeri buang air kecil , nyeri pinggang , terasa panas saat BAK , BAK berdarah
serta nyeri suprapubik.
Namun tidak semua pasien infeksi saluran kemih menunjukkan gejala yang jelas. Maka
dari itu diperlukan pemeriksaan penunjang seperti urinalisis hingga kultur urin.
Sampel yang paling baik digunakan untuk pemeriksaan bakteri pada urin adalah
menggunakan urin di pagi hari . Sampel yang digunakan diantaranta aspirasi suprapubik,
kateterisasi serta urine porsi tengah.
Pada pemeriksaan laboratorium
1. Urinalisis
Jika didapatkan leukosaria artinya dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih lekosit per
lapang pandang dalam sedimen urin
Jika didapatkan hematuria artinya dinyatakan adanya infeksi apabila terdapat 5-10 per
lapang pandang sedimen urine

2. Pemeriksaan bakteri
-Mikroskopis : dinyatakan positif jika ditemukan +1 bakteri per lapang pandang
- Biakan urin
Interpretasi hasil biakan :
Apabila terdapat >105 CFU /ml urin porsi tengah disebut bakteriuria bermakna

 Tatalaksana
Berdasarkan guideline Ikatan Ahli Urologi Indonesia tahun 2015 untuk pengobatan
infeksi saluran kemih direkomendasikan selama 7-10 hari , tetapi durasi ini dapat
diperpanjang dengan melihat keadaan klinis pasien

Rekomendasi Antibiotik sebagai terapi awal empiris

Fluoroquinolon

Aminopenicilin + Beta Lactam

Cephasloporin
Aminoglucoside

Rekomendasi Antibiotik bila terapi awal gagal atau kasus berat

Fluoroquinolone (Jika tidak digunakan pada awal terapi)

Piperacilin + Beta Lactam inhibitor

Cephalosporin

Carbapenem

Antibiotik yang tidak direkomendasikan sebagai terapi empiris

Aminopenicilin ; Amoxicilin, Ampicilin

Trimetoprim – Sulphamethoxazole

Fosfomycin trometamol

Selain dengan terapi medikamentosa ,juga diperlukan terapi suportif yakni mendapat
asupan gizi yang cukup serta, menjaga kebersihan daerah perineum dan periuretra.

 Prognosis

Prognosis pada pasien dengan infeksi saluran kemih umumnya baik dan dapat sembuh dengan
sempurna dengan mendapatkan antibiotic yang sesuai dan tepat

Anda mungkin juga menyukai