PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pentingnya menjaga kesehatan lambung karena gastritis atau sakit maag akan
sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa.
dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma,
2013).
fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung
keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari gastritis
merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung
melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, faktor psikis
adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Menurut
Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar
menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak di Sumatera Barat tahun 2009
diantaranya adalah nyeri pada ulu hati, mual, muntah, kembung, diare dan pusing.
komplikasi diantaranya adalah peptic ulcer, gangguan absorbsi vitamin B12 dan
Kota Medan, di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%,
Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak
Lampung, gastritis merupakan salah satu dari sepuluh besar penyakit terbanyak
pada tahun 2013 maupun tahun 2014 di hampir seluruh puskesmas kota Bandar
dengan jumlah kasus gastritis terbanyak dengan jumlah 6.309 kasus (Dinkes kota
rasa tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas,
rasa mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh, disertai sakit kepala. Gejala
ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau
gejala muncul berulang karena salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau
Menurut Neal (2006) terapi tukak lambung terutama ditujukan untuk menurunkan
sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan regenerasi sel epitel). Pengobatan
gastritis selama ini menggunakan obat kimia yang bersifat menetralkan atau
menstransfor H+ keluar dari sel parietal lambung (proton pump inhibitor) seperti
tidak lepas dari efek samping. Diantara obat yang paling konvensional digunakan
untuk pengobatan gastritis adalah obat pompa proton inhibitor (PPI) seperti
omeprazol namun sebagian besar obat ini menghasilkan efek samping yang tidak
sehingga pasien perlu perawatan di rumah sakit atau rawatan rumah atau akibat
ekstrem, yaitu kematian. Akhirnya, timbul biaya sangat besar yang harus
ditanggung oleh masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan yaitu tidak hanya
menggunakan atau mendapatkan obat yang benar, tetapi terlalu banyak, frekuensi
minum obat yang tidak sesuai, tidak menggunakan atau mendapatkan obat yang
diresepkan, dan cara minum obat yang tidak benar. Kebanyakan di masyarakat,
obat antasida langsung diminum tanpa dikunyah saat sebelum dan setelah makan
sehingga apabila terdapat kesalahan dalam teknik dan saat 5 pengonsumsian obat
“hubungan obat ranitidin dan omeprazole dengan cepat turun nyeri pada pasien
masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan obat ranitidin dan
omeprazole dengan cepat turun nyeri pada pasien gastritis di Rumah Sakit
Cepat Turun Nyeri Pada Pasien Gastritis Di Rumah Sakit Pertamina Bintang
d. Untuk mengetahui hubungan obat ranitidin dan omeprazole dengan cepat turun
nyeri pada pasien gastritis di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Tahun
2017
1.3 Manfaat Penelitian
referensi dan sebagai tambahan informasi dan untuk kemajuan ilmu pengetahuan
tentang hubungan obat ranitidin dan omeprazole dengan cepat turun nyeri pada
yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat agar dapat lebih mengerti tentang
Hubungan obat ranitidin dan omeprazole dengan cepat turun nyeri pada pasien
b. Bagi responden
wawasan para responden tentang Hubungan obat ranitidin dan omeprazole dengan
cepat turun nyeri pada pasien gastritis di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Tahun 2017
1.4 Ruang Lingkup Peneliti
Tahun 2017
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei Tahun 2017