BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
Misi :
Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan penekanan
pada aspek komersial dan operasi yang baik serta tumbuh dan berkembang
bersama lingkungan hidup.
Mission :
Managing upstream oil and gas activities with emphasis on strongly
commercial and operational excellence, which grow and evolve with the
environment.
Tata Nilai :
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
1. CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.
3. CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. CUSTOMER FOCUSED (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki
talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
geologi dari Belanda pada tahun 1902. Ahli geologi yang menemukan Minyak
dan Gas bumi adalah Muller dan Ulrich.
Pada tahun 1936, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)
melaksanakan penyelidikan gravitasi pada lapangan Sangatta dan dilanjutkan
dengan pemboran sumur eksplorasi ST-01 pada tahun 1939. Pemboran dilakukan
hingga kedalaman 1.348 meter dalam upaya Eksploitasi Minyak dan Gas bumi.
Dalam kurun waktu 1939 hingga tahun 1949 kegiatan pemboran dilapangan
Sangatta di berhentikan karena perang. Setelah berhenti akibat perang, pemboran
kembali dilanjutkan pada tahun 1949. Namun, tiga tahun kemudian pencarian
Minyak dan Gas bumi di lapangan Sangatta di hentikan karena dinilai tidak
ekonomis pada saat itu.
Penyelidikan Geologi dan Seismik kembali dilanjutkan pada tahun 1970,
dan dua tahun berselang, Pertamina merehabilitasi enam sumur bekas pemboran
oleh BPM. Pemboran pengembangan sendiri mulai dilakukan pada tahun 1973.
Pada tahun 1976 Pertamina mulai memproduksi migas dilapangan Sangatta secara
komersial dengan tingkat produksi ± 5.034 BOPD. Produksi tertinggi lapangan
Sangatta tercatat pada tahun 1979 dengan jumlah produksi ± 9.125 BOPD. Dalam
kurun waktu 1980 hingga 2005, produksi rata-rata harian di lapangan Sangatta
mengalami penurunan. Dalam rentang waktu 1980 hingga 2004 tingkat produksi
adalah ± 3.500 BOPD, lalu pada tahun 2005 tingkat produksi kembali mengalami
penurunan dan tercatat jumlah produksi sebesar ± 2.086 BOPD.
Pada tahun 2008 hingga 2009, kegiatan pemboran mengalami hambatan
karena pihak Pertamina EP Sangatta belum mendapatkan izin dari departemen
kehutanan. Akhirnya pada tahun 2010, Pertamina mengadakan perjanjian
kerjasama dengan balai taman nasional kutai tentang optimalisasi pengelolaan
kawasan taman nasional Kutai yang mengizinkan perusahaan untuk melakukan
pemboran 30 sumur. Sumur eksplorasi tahap-1 menghasilkan potensi 1.000
BOPD, namun saat ini sudah tidak berproduksi. Produksi tahun 2015 tercatat
menjadi ± 1.212 BOPD. Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar
1.443 per September 2017 barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan sekitar
1.016 million standard cubic feet per day (MMSCF) untuk gas.
9
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
Mei 2007 PT. SPO melakukan pengiriman perdana gas lapangan sambutan ke
PLTG TG. Batu dengan volume 4.881 MMSCFD serta energinya sebesar
6,193.995 MMBTU. Selanjutnya tepatnya di bulan Juli 2008, PT.SPO melakukan
pengiriman perdana lagi ke Plant 13 VICO dengan volume 5.199 MMSCFD serta
energinya sebesar 4,731.090 MMBTU. Setelah itu, pada tanggal 31 Desember
2009 PT. SOP memutuskan penjualan gas ke Plant 13 VICO. Di akhir masa
kontrak PT. SOP pengelolaannya diambil alih beserta asetnya oleh PT.Pertamina
EP Sangatta – Semberah Field pada tanggal 16 November 2015.
Tabel 2.1 Produksi Harian Minyak, Gas dan Air di Samberah Area
Minyak ± 708.094 BOPD
Gas ± 1.877 MSCFD
Air ± 870 BWPD
Data 26 September 2017
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
3 Minyak 14 17 6 11
4 Injeksi Air 3 4 1 3
5 Abandon 2 2 0 2
6 Tidak Aktif
Data 26 September 2017
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
3. Corrosion Inhibitor
Digunakan untuk mencegah korosi pada pipa atau riser. Prinsip
kerjanya ialah Corrosion Inhibitor yang diinjeksikan bersamaan
dengan minyak atau gas akan melapisi dinding pipa sehingga
mencegah reaksi antara pipa yang mengandung logam besi dengan
oksigen.
4. Scale Inhibitor
Digunakan untuk mencegah scale pada pipa/riser. Scale yang
terbentuk pada pipa dapat menghambat/ memperkecil aliran fluida
dalam pipa sehingga harus dicegah. Apabila scale tersebut
didiamkan maka juga dapat menyebabkan korosi pada riser.
16