Anda di halaman 1dari 9

Kasus Pelanggaran yang Terjadi di Pariaman

1. Polres Padang Pariaman Berhasil Tangkap Pelaku Pengedar Narkoba

TNS – Polres Padang Pariaman tak henti-hentinya dalam memberantas segala


macam peredaran narkoba diwilayahnya. Ini dibuktikan dengan dilakukannya
penangkapan terhadap pelaku narkoba, Rabu (11/10/17) malam.

MF (32) tak berkutik dari petugas Satnarkoba Polres Padang Pariaman,


setelah di rumah kontrakannya yang beralamat di Korong Tembok Nagari Sintuak
Kec. Sintuak Toboh Gadang Kab. Padang pariaman ditemukan beberapa paket
sabu siap edar.

“Dari rumah kontrakan pelaku ditemukan narkoba jenis sabu-sabu yang dibungkus
dengan plastik bening dan siap edar”, ujar Kapolres Padang Pariaman AKBP Eri
Dwi Hariyanto, S.Ik melalui Kasubbag Humas Iptu Irwan Sikumbang kepada TNS.

Saat dilakukan penggeledahan yang dipimpin langsung Kasat Narkoba Iptu Edi
Harto, SH, ditemukan barang bukti 1 paket besar (25,81 g) seharga Rp. 25 juta, 1
peket sedang (2,77 g) seharga Rp. 3 juta, 2 paket (0,83 g dan 0,9 g) seharga Rp.
600 ribu, 1 paket (0,33 g) seharga Rp. 300 ribu, 1 paket (0,16 g) seharga Rp. 150
ribu, 1 paket (0,81 g) seharga Rp. 400 ribu, 1 paket (0,13 g) seharga Rp. 200 ribu.

Selain itu petugas juga menyita barang bukti lainnya berupa 4 bungkus plastik
optik bening, 2 unit alat timbangan digital, 2 unit hp, 2 lembar resi bukti transfer
ATM Bank BRI, dan uang diduga hasil penjualan sabu Rp. 500,000,- (lima ratus ribu
rupiah).

Iptu Irwan menerangkan, penangkapan berawal dari informasi masyarakat bahwa


pelaku MF dicurigai sebagai pengedar narkotika jenis sabu di daerah Situak
Toboh, selanjutnya tim opsnal melakukan penyelidikan.

Sewaktu dilakukan penangkapan terhadap MF di dalam kamar kontrakan dan


dilakukan penggeledahan dengan disaksikan Wali Korong dan salah seorang
masyarakat setempat, ditemukan narkotika jenis sabu diatas meja dikamar
belakang lengkap dan 2 buah timbangan.

“Saat ini pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mapolres untuk penyidikan
dan pengembangan lebih lanjut”, tuturnya.(*).
Penyebab terjadinya pengedar narkoba :

1. Faktor Pribadi :
 Mental yang lemah, ini menyebabkan remaja mudah goyah dan mudah terpengaruh
ajakan keburukan. Mental yang lemah ini bisa berbentuk seperti selalu merasa sendiri dan
terasingkan, tidak memiliki tanggung jawab, kurang mampu bergaul dengan baik, dan
lain-lain.
 Strees dan depresi, untuk kejenuhan hati, seseorang melakukan segala macam cara
melalui jalan pintas, bahkan terkadang cara itu tidak menjadi solusi tetapi malah
memperparah keadaan.
 Ingin tahu dan coba-coba, ini juga salah satunya, remaja iseng-iseng untuk mencoba
dan akhirnya kecanduan
 Mencari sensasi dan tantangan, ada juga seseorang yang ingin mencari sensasi dan
tantangan dengan menjadi pengedar.

2.Faktor Keluarga
 Broken home, orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi perceraian dapat
menimbulkan anak mendapatkan tekanan batin, sehingga sering kali anak menghilangkan
tekanan tersebut dengan mencoba narkoba.
 Kurangnya perhatian orang tua pada anak, ini juga salah satu penyebab dari faktor
keluarga, orang tua terlalu sibuk bekerja atau bahkan kurang peduli dengan pendidikan
dan moral anak.
 Terlalu memanjakan anak, memanjakan anak juga bisa menjadi masalah,
khususnya penyalahgunaan narkoba.
 Pendidikan keras terhadap anak, mendidik anak dengan otoritas penuh akan
menyebabkan mental anak terganggu, bisa jadi ia akan memberontak dan melakukan
tindakan diluar perkiraan.
 Kurangnya komunikasi dan keterbukaan, orang tua harus mengerti segala sesuatu
tentang anak, jika komunikasi tidak berjalan baik, meka tidak akan ada keterbukaan
antara orang tua dan anak, bukan hanya anak tetapi ini juga bisa terjadi pada kepala
keluarga.

3. Faktor Sosial :
 Adanya teman yang mengedarkan narkoba, ini sebenarnya masih terkait dengan
faktor penyebab dari segi sosial. Untuk itu perlu berhati-hai dalam mencari teman,
pastikan teman adalah orang yang benar-benar baik.
 Iming-iming, iming-iming akan banyaknya keuntungan uang yang didapat dengan
mengedarkan narkoba bisa menjadikan seseorang gelap mata.
 Paksaan dan dijebak teman, ada juga kasus seseorang terlibat narkoba karena dijebak
oleh temannya, ini juga menjadi salah sat faktor penyebab.

5. Faktor Ekonomi :
Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau sebagainya, ini
akan menjadi faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengedarkan narkoba atau tindakan
kriminal lainnya.
2. Ratusan Siswa SMK Serbu dan Lempari SMAN 6 Pariaman dengan Batu

PARIAMAN, GOSUMBAR.COM - Aksi tawuran pelajar terjadi di Kota Pariaman. Sekitar200-


an siswa dari sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyerbu Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 6 Pariaman, Senin (5/10/17) pagi. Para pelajar SMK tersebut gabungan dari
beberapa SMK di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman.Mereka mendatangi SMA
Negeri 6 menggunakan sepeda motor.Menurut Kepala SMA Negeri 6 Pariaman Drs.
Syamsurizal, para pelajar SMK tersebut tiba-tiba saja melempari gedung SMA Negeri 6 dengan
batu. Kondisi ini membuat panik para siswa dan guru yang sedang melaksanakan ujian mid
semester.“Kita tak menduga ada aksi serbuan siswa SMK ini ke sekolah, sehingga sempat
menimbulkan kepanikan para siswa dan guru yang sedang melaksanakan ujian mid semester.
Untung masyarakat sekitar berhasil menghalau mereka keluar dari lokasi sekolah kita,” sebut
Syamsurizal melalui telepon genggamnya. Meskipun penyerbuan tersebut tidak berlangsung
lama, namun cukup membuat kerusakan fisik bangunan sekolah dan memecahkan kaca jendela,
merusak CCTV dan atap bagian atas.“Informasi yang beredar dari salah seorang siswa yang
berhasil ditangkap oleh Satpol PP, bahwa penyerbuan tersebut dipicu oleh aksi
pengeroyokan yang dilakukan oleh siswa SMAN 6 terhadap pelajar SMKN 1 pada hari
Sabtu, di Pantai Gandoriah, namun si pemberi informasi juga mendapatkan infonya dari
siswa yang lain secara berantai,” kata Syamsurizal seperti dikutip Haluan.

Kasatpol PP Pariaman Yota Balad mengatakan, para pelajar SMK yang melakukan
penyerbuan berhasil ditangkap ketika sedang berkumpul di salah satu lapangan di Desa
Jalan baru.“Yang kita tangkap sejumlah 30 orang, terdiri dari 11 siswa SMKN 1, 3 orang
siswa SMKN 3, 2 orang SMK YDB Lubuk Alung dan SMK lainnya yang ada di Kota/Kab.
Pariaman. Rencananya mereka ini juga akan menyerbu SMA lain yang ada di Pariaman,” sebut
Yota.Yota juga mengatakan, informasi yang diterima dari beberapa siswa yang ditangkap,
tawuran disebabkan oleh pengeroyokan yang dilakukan siswa SMAN 6 Pariaman terhadap siswa
SMK pada hari Sabtu saat berlangsungnya Tour de Singkarak (TdS).Ia menambahkan bahwa
pihak kepolisian juga ikut membantu mengamankan 10 orang provokator yang berhasil
ditangkap oleh tim reserse dan telah diamankan di Polresta Pariaman.

Penyebab terjadinya tawuran :

1. Pengaruh Pergaulan
Di sekolah, ada beberapa kelompok siswa. Ada kelompok orang yang rajin dan cerdas
seperti mereka yang selalu juara kelas, anggota OSIS, dan mereka yang selalu mengikuti
berbagai perlombaan. Ada kelompok orang yang cerdas namun tidak terlalu ingin mengikuti
hiruk pikuk kegiatan sekolah. Mereka biasanya lebih suka bermain game dengan laptopnya atau
hanya sekedar bergaul dengan teman-temannya. Yang terakhir, ada kelompok orang yang bisa
dikatakan “salah pergaulan”. Mereka biasanya membentuk geng dan suka melanggar peraturan
sekolah. Nah, kelompok yang terakhir inilah yang seringkali mengadakan tawuran.
2. Gengsi
Gengsi sering menjadi alasan mengapa seseorang ikut tawuran. Orang yang tidak mau
ikut tawuran dianggap lemah, penakut, dan akan menjadi bulan-bulanan kelompoknya. Tawuran
dianggap sebagai ajang eksistensi dan gagah-gagahan.
3. Pengaruh Lingkungan Urban
Lingkungan urban di Indonesia yang terdapat banyak kemiskinan dan padatnya penduduk
membuatnya rentan akan aksi kejahatan dan kekerasan. Lingkungan yang keras seperti inilah
yang menginspirasi para pelaku tawuran karena hal seperti itu dianggap sudah biasa terjadi.
Bahkan tawuran ada yang terjadi di kalangan orang dewasa seperti antar RT, antar geng, atau
antar kelurahan.
4. Ketegasan Pihak Sekolah dan Pemerintah
Sekolah dan pemerintah juga turut berperan untuk mencegah terjadinya tawuran. Seperti
melarang keluyuran di luar sekolah saat masih beratribut sekolah. Setelah pulang sekolah, para
siswa yang terlibat tawuran biasanya tidak langsung pulang ke rumah walaupun hanya untuk
sekedar berganti pakaian. Tetapi mereka langsung ke “posko geng”nya untuk mengumpulkan
“pasukan”. Pembiaran anak dibawah umur untuk membawa kendaraan bermotor dan lemahnya
upaya pencegahan pembolosan juga merupakan faktor pendukung terjadinya tawuran.
5. Minuman Keras
Saat dalam kondisi mabuk, siswa bisa saja tanpa sadar menuju ke “markas geng” sekolah
lain dan mengejek/menantang mereka sehingga terjadilah tawuran.
6. Pengaruh Keluarga
Ketika anggota gengnya terlibat karena pengaruh lingkungan, para pemimpinnya
biasanya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Mungkin keluarganya broken atau ayahnya
menjadi anggota geng/ormas anarkis. Maka dari itulah dia mencari perhatian dengan menjadi
ketua geng yang sering sekali memprovokasi aksi tawuran.
7. Tumbuhnya Jiwa Premanisme
Mental sebagian siswa yang ingin tampil keren, punya banyak uang, tapi tidak perlu kerja
juga menjadi penyebab terjadinya tawuran. Mereka biasanya suka memalak siswa yang lemah.
Nah, ketika siswa yang dipalah tersebut ternyata merupakan anggota geng lain, siswa tersebut
pasti akan melapor ke ketuanya sehingga terjadilah tawuran.
8. Kurangnya Perhatian dari Guru
Guru biasanya hanya memperhatikan mereka yang pintar dan mengabaikan mereka yang
kurang pintar. Padahal kemampuan setiap siswa berbeda-beda. Seharusnya yang kurang pintar
ini dibimbing dan dicari tahu bakatnya kemudian disalurkan ke ekstrakurikuler yang tepat,
supaya siswa ini juga punya prestasi di sekolah. Proses ini seharusnya dilakukan sejak mereka
masih menjadi siswa baru karena mereka belum mengenal satu sama lain. Jika tidak
diperhatikan, mereka akan mencari perhatian lain dengan berkumpul dengan “sesama” mereka.
Inilah cikal bakal munculnya geng dan terutama tawuran.
9. Sejarah Hubungan Antar Sekolah
Ada beberapa sekolah yang punya hubungan yang buruk dengan sekolah lainnya. Bukan
guru/kepala sekolahnya, tetapi para siswanya. Mereka saling mempunyai sentimen negatif
terhadap sekolah tertentu. Akibatnya ketika mereka bertemu (misalnya dalam sebuah
perlombaan), sangat rentan terjadi tawuran. Sama halnya seperti tawuran antar suporter sepak
bola. Apalagi jika dipicu dengan yel-yel yang menyinggung sekolah lain.
3. ABG di Pariaman ini Mesum Menjelang Magrib, Digerebek Warga saat Tanpa Busana

PARIAMAN - Kota Pariaman kembali di hebohkan oleh prilaku sepasaang ABG bau
Kencur. Betapa tidak menjelang adzhan magrib berkumandang sekira pukul 18.15 WIB,
warga kelurahan Jawi-jawi II Kecamatan Pariaman Tengah memergoki sepasang kekasih
yang tengah berduan di dalam sebuah rumah tanpa busana, pada Minggu (24/7/2017).

Saksi mata Ali Usman warga Kelurahan Taratak mengatakan, bahwa lokasi rumah
tempat kedua sejoli melakukan perbuatan asusila merupakan rumah milik orang tua
lelaki D (18) dengan pasangannya F (17) asal Lubuk Alung.

"Rumah ini terletak di antara perbatasan Kelurahan Jawi-jawi II dan Taratak, ketika sore
itu saya sedang duduk di sebuah cucian motor Rambo yang berdekatan dengan TKP,
kemudian datanglah seorang pemuda setempat menghadap dengan melaporkan bahwa
D telah membawa seorang perempuan F kedalam rumahnya tanpa sepengetahuan RT,"
terang Ali yang akrab dipanggil Ucok.

Setelah mendapat laporan tersebut sambungnya, Ucok dengan beberapa pemuda


setempat mendatangi rumah yang dimaksudkan, sampai di depan pintu, ABG D langsung
mencegat Ucokk dan CS dengan mengatakan, tidak ada orang di dalam rumah.

"Ketika kami hendak memasuki rumah tadi, si D mencegat kami di depan pintu dengan
alasan ia hendak pergi keluar, namun kecurigaan semakin mendalam ketika melihat
muka dan rambut D acak-acakan, selanjutnya saya tanyakan apakah orang tuanya ada
dirumah atau tidak, ia menjawab tidak. Dengan spontan maka kami menyerobot masuk
kedalam rumah," ulas nya.

Disaat berada didalam rumah pandangan Ucok tertuju pada sebuah kamar yang
pintunya sedang terbuka dalam kondisi gelap, maka masuklah ia kedalam kamar
tersebut. Di atas tempat tidur ucok melihat seperti ada gundukkan tinggi yang
berbungkus dengan kain putih, ia curiga kenapa gundukkan itu bergerak-gerak, maka
dengan serta merta ia menarik kain penutupnya.

"Pertama di tarik memang terasa keras, namun saya tarik lagi hingga berulang-ulang maka
terelepaslah kain putih itu dan muncullah seorang perempuan dari dalamnya, yang
di saksikan pada saat itu bahwa perempuan ini dari bagian pusar hingga mata kakinya
tanpa benang sehelaipun, kecuali dada keatas," tutur Ucok.

Khawatir mengundang masa lebih banyak lagi dan ditakutkan akan main hakim sendiri
maka D dan F secepatnya dibawa ke kantor Satpol PP Pariaman oleh para saksi.

Handrizal Fitri S.STP Kasatpol PP Pariaman mengatakan, bahwa peristiwa penangkapan


sepasang ABG mesum tersebut oleh warga Kelurahan Taratak dan Jawi-jawi II memang
benar adanya dan tengah diproses hukum.
"Sekitar pukul enam sore tadi kami dan anggota mendapatkan laporan dari masyarakat,
bahwa ada sepasang muda-mudi yang ditangkap di sebuah rumah di kelurahan Jawijawi II, dan
telah diamankan serta digelandang ke kantor Pol PP. Terkait latar belakang
kejadian ini kita akan memintai keterangan lebih lanjut dari saksi, kemudian kita akan
memintai juga keterangan dan pemeriksaan dari sepasang kekasih ini," pungkasnya.

Terkait apakah D dan F memang berbuat asusila atau tidak, keduanya masih dalam
pemeriksaan oleh PPNS Pol PP Pariaman."Tindakan selanjutnya kita akan memanggil
orang tua dari pasangan ABG tersebut dan ninik mamak kelurahan Jawi-jawi II, jika
memang terbuki keduanya berbuat asusila tentunya mereka akan dikenai sanksi adat
dan Perda Kota Pariaman tentang perbuatan pelanggaran norma dan asusila," tutup
Handrizal. (warman)

Penyebab :

1. Budaya Barat
Budaya Barat merupakan salah satu unsur yang berpengaruh dalam meningkatnya seks
bebas. Dari zaman dulu sampai dengan sekarang budayaketimuran kita sedikit demi sedikit
tergerus oleh pengaruh budaya yang datangnya dari barat. Budaya barat yang mengusung adanya
seks bebas sangat bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di Negara kita, baik itu norma
sosial apalagi norma agama. Salah satu cara masuknya budaya barat adalah melalui film. Melalui
film, budaya barat yang bebas, sebebas bebasnya lambat laun dikemas sedemikian rupa sehingga
anak anak zaman sekarang menganggap bahwa adegan adegan yang bersifat dewasa itu layak di
lakukakan.
2. Kurangnya Sosialisasi
Sosialiasi tentang prilaku seks bebas di Indonesia sangat kurang padahal hal tersebut
sangat penting untuk dilakukan agar remaja jangan terjebak di dalam lingkaran setan seks bebas.
Kurangnya sosialisasin ini dapat dilihat dari kurangnya pengawasan orang tua dan guru dalam
perilaku pacaran. Selain itu dapat kita lihat ketika seorang petugas tiket bioskop membolehkan
anak di bawah umur nonton film dengan Panutan umur.

3. Teknologi
Dalam era digtalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat
memudahkan kita untuk mencari dan melihat apa saja. Ada yang mengatakan
bahwa kamu sekarang bisa menghasilkan banyak uang hanya dengan
menggerakkan jempolmu saja, akan tetapi kamu juga bisa mendapatkan dosa
dengan hal yang sama. Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi merupakan salah
satu pintu masuknya hal hal yang harusnya hanya diperbolehkan untuk orang
dewasa namun bisa diakses dengan bebas tanpa batasan umur. Banyaknya
situs-situs dewasa yang mengajarkan hal-hal negatif sangat mudah diakses oleh
remaja.
4. Iklan Berbau Pornografi
Ketika kita berselancar di dunia maya, saya yakin anda akan menemukan beberapa
website atau blog yang menempatkan iklan yang berbau pornografi di situsnya. Hal ini
menjadikan akses terhadap pornografi menjadi sangat mudah.

6. Kurangnya pemahaman Agama


Pemahaman tentang agama sangat penting untuk menangkal budaya asing. Kurangnya
pemahaman agama akan menyebabkan banyaknya pelanggaran terhadap Norma Agama
termasuk seks bebas ini. Oleh karena itu remaja sangat perlu untuk diberikan pemahaman
tentang agama sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupan zaman sekarang yang sangat
keras.

4. Pembunuhan di Kota Pariaman, Korban Ditemukan Oleh Sang Anak Dalam Tumpukan
Kain

PARIAMAN, HALUAN – Warga Kota Pariaman gempar dengan ditemukannya wanita paruh
baya tewas bersimbah di Desa Toboh Palabah, Kecamatan Pariaman Selatan, Kamis (29/09/17) .

Diketahui korban bernama Zaimah Yaqub (65), pensiunan guru agama. Korban ditemukan oleh
anaknya dengan kondisi bersimbah dan ditutupi oleh tumpukan kain, di bawah meja makan.

Zulvi Fadli (32), anak korban, menceritakan kepada Harianhaluan.com


mengatakan, ketika sampai di rumah (lokasi kejadian), barang dan pakaian
dalam rumah berserakan tetapi tidak melihat korban (ibunya).

Ia pun langsung menghubungi Polres Pariaman. Selanjutnya Fadli menuju


belakang rumah mencari korban di kandang ayam atau kolam, namun korban
tidak ditemui.

Fadli melanjutkan, dia kembali ke dalam rumah dan melihat tudung saji terletak dilantai. Saat
membuka tudung tersebut, tidak sengaja ia menginjak kaki korban. dan ia mengalami shock
ketika melihat kondisi muka orangtunya berdarah dan tidak bernyawa serta ditutupi oleh
tumpukan kain.

"Melihat kondisi ibu (korban) seperti itu membuat saya tertekan," ujar Fadli yang merupakan
ASN Pemko Pariaman, Jumat (30/09/17).

Kapolres Pariaman, Ricko Junaldi, yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya sudah
meminta keterangan saksi-saksi, Penyebab korban meninggal, lanjut Kapolres Pariaman belum
diketahui pasti karena korban baru dibawa ke rumah sakit untuk dirujuk dan diotopsi. Sedangkan
orang yang dicurigai sebagai tersangka masih dalam tahap selidik. (h/mg-fyt)
Penyebab terjadinya pembunuhan :

 motif itu masing-masing dilatarbelakangi harta benda atau ekonomi, kekuasaan, dan
hubungan sosial. Salah satu motif itu bisa jadi alasan bagi pelaku untuk melakukan
pembunuhan.
 ada kecenderungan sebagian orang tidak lagi mengetahui mana yang benar dan salah
untuk sebuah perilaku. Akibatnya orang akan menjadi egois dan berorientasi pada harta
benda.
 Merosotnya nilai moral dan agama. Itu kemudian jadi cerminan bagi semua pihak untuk
mengambil pelajaran agar hal serupa tidak lagi terjadi.

5. Dugaan Korupsi Dana Hibah, Ketua KONI Pariaman Ditahan

PARIAMAN – Penyidik pidana khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Pariaman melakukan


penahanan terhadap Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pariaman FB.

FB tersangkut perkara dugaan korupsi dana hibah Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman untuk
KONI yang diduga merugikan Negara mencapai Rp500 juta.

Penahanan FB dilakukan, setelah tim jaksa menyatakan berkas perkara tahap II yang diajukan
oleh penyidik Polres Pariaman lengkap, Kamis sore (19/10/17).

Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Pariaman, Hendri
Sipayung yang dihubungi Jumat (20/10/17) membenarkan penahanan FB.

“Ya benar, kita sudah melakukan penahanan terhadap FB dalam kapasitasnya sebagai Ketua
KONI Pariaman, terhitung Rabu kemaren,” kata Hendri Sipayung dibalik seluler.

Tersangka FB ditahan dengan status tahanan titipan sejak Rabu sore di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Muaro Padang. Hendri menjelaskan, FB tersangkut perkara dugaan penyelewengan dana
hibah Pemko Pariaman untuk KONI. Nilai dana hibah yang diterima KONI mencapai Rp3
millyar lebih. “Sedangkan, dana yang diduga diselewengkan oleh Ketua KONI FB dan itu
menjadi kerugian negara, ditaksir nilai mencapai Rp500 juta,” kata Hendri. (tomi)

Penyebab terjadinya korupsi :

 FAKTOR POLITIK
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat ketika terjadi
instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang kekuasaan, bahkan ketika meraih dan
mempertahankan kekuasaan. Perilaku korup seperti menyuap, politik uang merupakan fenomena
yang sering terjadi. Menurut Susanto korupsi pada level pemerintahan adalah dari sisi
penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian perlindungan, pencurian barangbarang publik
untuk kepentingan pribadi, tergolong korupsi yang disebabkan oleh konstlelasi politik (Susanto:
2002).
 FAKTOR HUKUM
Faktor hukum dapat dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundangundangan dan sisi
lain lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya substansi hukum, mudah ditemukan dalam
aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil; rumusan yang tidak jelas tegas (non lext certa)
sehingga multi tafsir, kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat
maupun yang lebih tinggi).
 FAKTOR EKONOMI
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat
dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Selain rendahnya gaji atau
pendapatan, banyak aspek ekonomi lain yang menjadi penyebab terjadinya korupsi, di antaranya
adalah kekuasaan pemerintah yang dibarengi dengan faktor kesempatan bagi pegawai
pemerintah untuk memenuhi kekayaan mereka dan kroninya.
 FAKTOR ORGANISASI
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang luas, termasuk sistem pengorganisasian
lingkungan masyarakat. Organisai yang menjadi korban korupsi atau dimana korupsi terjadi
biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk
melakukan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai