Anda di halaman 1dari 34

Mulut dan

Usus kecil
Kerongkongan

Sistem
pencernaan Usus besar
manusia

Lambung Dubur
* Lambung
1.Anatomi Lambung
Lambung merupakan organ muskular yang
berbentuk menyerupai huruf J yang berfungsi
menerima dan mencampur makanan dari esofagus
dengan cairan lambung dan mendorong makanan
ke usus kecil. Lambung memiliki panjang sekitar 25
cm dan 10 cm pada saat kosong, volume 1-1,5 liter pada dewasa
normal.Terletak persis di bawah diafragma, terdiri dari kardia, fundus,
korpus, antrum dan pylorus .
Lapisan – lapisan lambung

a. Lapisan Mukosa
Lapisan mukosa merupakan lapisan
yang tersusun atas lipatan - lipatan
longitudinal, disebut juga rugae.
Mukosa lambung terdiri atas tiga lapisan, yakni epitel, lapisan
propria, dan muskularis mukosa.
b.Lapisan submukosa
Lapisan submukosa tersusun atas jaringan alveolar longgar yang
menghubungkan lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini
memungkinkan mukosa bergerak dengan gerakan peristaltik. Pada
lapisan ini banyak mengandung pleksus saraf, pembuluh darah, dan
saluran limfe.
c.Lapisan muskularis
Lapisan muskularis tersusun atas tiga lapis otot polos. Bagian luar
tersusun atas lapisan longitudinal, bagian tengah tersusun atas lapisan
sirkuler, dan bagiandalam tersusun atas lapisan oblik.

d.Lapisan serosa
Lapisan ini adalah lapisan tipis jaringan ikat yang menutupi lapisan
muskularis. Merupakan lapisan paling luar yang merupakan bagian
dari peritonium visceralis. Jaringan ikat yang menutupi peritonium
visceralis banyak mengandung sel lemak .
Penyakit yang menyerang lambung
* Apakah Anda mengalami gejala perih atau sakit seperti terbakar
pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih
buruk ketika makan, mual, muntah, kehilangan
selera, kebung, atau terasa penuh pada bagian atas setelah
makan..?

Anda mungkin mengalami penyakit gastritis. Dalam bahasa sehari-


hari, gastritis lebih dikenal dengan Maag.
* Apa sih penyakit Gastritis itu ?

Gastritis berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang


berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Penyakit Gastritis dapat terjadi karena kurangnya mekanisme
pertahanan senyawa bicarbonat yang melindungi dinding lambung
dari serangan asam hidroklorida yang dikeluarkan oleh mukosa
lambung bersamaan dengan di cernanya makanan sehingga
menyebabkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Apa penyebab penyakit Gastritis ?

Gastritis dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain:


 infeksi bakteri
pemakaian obat penghilangrasa nyeri ( obat anti inflamasi non steroid
[NSAID]) secara terus menerus seperti aspirin,ibuprofen dan
naproxen,
konsumsi alkohol secara berlebihan
penggunaan kokain
stress fisik, hingga autoimun
 radiasi,dan faktor lain.
Penyebab tersering dari gastritis adalah infeksi bakteri yaitu
bakteri Helicobacter pylori. Hal ini menyebabkan berkurangnya aliran
darah dilambung, sekresi mukosa, dan asam bikarbonat sehingga
menimbulkan perdangan.
Apa tanda dan gejala Gastritis ?

* mual dan muntah


* nyeri epigastrum yang
timbul tidak lama setelah makan dan minum
unsur-unsur yang dapat merangsang lambung ( alkohol, salisilat,
makanan tercemar toksin stafilokokus )
* pucat
* lemah
* keringat dingin
* nadi cepat
* nafsu makan menurun secara drastis
* suhu badan meningkat
* sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar
Diagnosa

* Evaluasi dimulai dengan sejarah medis dan pemeriksaan fisik.


* Tes darah dapat membantu, terutama jika diduga ada anemia.
* Tes terbaik untuk mendiagnosis gastritis dan ulkus peptikum adalah
endoskopi lambung. Pada tes ini, tabung tipis dengan kamera di
ujungnya perlahan-lahan maju melalui mulut dan tenggorokan dan
masuk ke perut. Cara ini memungkinkan untuk visualisasi langsung
lapisan perut dan untuk biopsi untuk mengevaluasi infeksi H. pylori
dan kanker.
* Sinar-X juga dapat digunakan, tetapi ini kurang akurat
dibandingkan endoskopi.
Gastritis
superfisialis
akut
Gastritis
Gastritis sel
atrofik
plasma
kronik

Penyakit Gastritis
Maniere bakterialis

Macam –
macam
gastritis

Gastritis
Gastritis
karena stres
atrofik
akut

Gastritis Gastritis
eosinofilik erosif kronis
Gastritis
karena virus
atau jamur
a. Gastritis superfisialis akut merupakan penyakit yang
sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh
sendiri. Merupakan respons mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal.
Pengobatan :
Diobati dengan Antasida
b. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada
penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami
gangguan sistem kekebalan.
Pengobatan :
Diobati dengan antibiotik
c. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari
reaksi Alergi terhadap infestasi cacing gelang.
Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
Pengobatan :
Diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan
d. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis
yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat
atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.
Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti
yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang
menyebabkan perdarahan hebat.
Pengobatan :
Memberikan antasid (untuk menetralkan asam lambung)
dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau
menghentikan pembentukan asam lambung)
e. Penyakit M�niere merupakan jenis gastritis yang
penyebabnya tidak diketahui.
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya
melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang
terisi cairan.Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita
kanker lambung.
Pengobatan :
Mengangkat sebagian atau seluruh lambung

f. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari


infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di
dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).
Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal
tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika
lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa
tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis
menetap atau gastritis sementara.
Pengobatan :
antibiotik (misalnya amoxicillin dan claritromycinn) dan
obat anti-tukak (omeprazole).
G. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari:
- bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan
obat Anti peradangan non-steroid lainnya
- penyakit Crohn
- infeksi virus dan bakteri.
Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat,
bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok,
luka terbuka).
Paling sering terjadi pada alkoholik.
Pengobatan :

Bisa diobati dengan antasid.Penderita sebaiknya menghindari obat


tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid
lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung.
Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus
karena obat anti peradangan non-steroid.
h. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan
lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan
kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan
asam dan enzim.
Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut.
Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang
sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan
gastrektomi parsial)
Pengobatan :
Tidak dapat di sembuhkan ,sebagian besar penderita harus
mendapatkan suntikan tambahan B 12.
i. Gastritis plasma merupakan gastritis yang tidak di ketahui
penyebabnya.Sel plasma terkumpul di dalam dinding
lambung dan organ lainnya.

Pengobatan :
Diobati dengan obat anti ulkus yang menghalangi pelepasan
asam lambung.

Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan


korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi.
OBAT – OBAT GASTRITIS
 Antagonis H2
Yang termasuk antagonis reseptor H2 adalah Simetidine, Ranitidine,
Nizatidine, dan Famotidine. Antagonis reseptor H2 menghambat
secara sempurna sekresi asam lambung yang sekresinya diinduksi oleh
histamin maupun gastrin, tetapi menghambat secara parsial sekresi
asam lambung yang sekresinya diinduksi oleh asetilkolin. Antagonis
reseptor H2 juga menghambat sekresi asam lambung yang distimulasi
oleh makanan, insulin, kafein. Antagonis reseptor H2 mengurangi
volume cairan lambung dan konsentrasi H+.
Efek samping Antagonis reseptor H2
Sakit kepala, pusing, mual, diare, obstipasi, sakit otot dan sendi,
sistem saraf pusat (kecemasan, halusinasi terutama pada orang tua
dan konsumsi jangka panjang), penurunan transaminase serum.
• Simetidine
Simetidin, memiliki struktur imidazole, dapat terdistribusi luas ke
seluruh tubuh, termasuk air susu dan dapat melewati plasenta.
Diekskresi sebagian besar lewat urin, memiliki t½ pendek, meningkat
pada gangguan ginjal. 30% dosis diinaktivasi lambat dalam hati. 70%
dosis eksresi lewat urin dalam bentuk tidak berubah.
Kontra Indikasi :Gangguan fungsi ginjal
Dosis : dewasa 200 mg & 400 mg 3x / hari sebelum tidur atau 400
mg sebelum sarapan & 400 mg sebelum tidur. Anak-anak 20-40
mg/kg BB/ hari.
Efek Samping : lelah, pusing, diare, ruam, Jarang :
ginekomastia, rasa bingung yang reversibel, impotensi (pria), reaksi
alergi, artralgia, mialgia, gangguan darah, nefritis interstitial, sakit
kepala, hepatotoksik, pankreatitis.
Interaksi Obat : meningkatkan kadar
lignokain, fenitoin, warfarin, teofilin, beberapa golongan antiaritmia
(benzodiazepin, β-bloker, vasodilator) dalam darah.Nama
dagang:corsamet,ulsikur,tagamet
• Ranitidine
memiliki cincin furan dan durasi yang lebih lama dan 5-10 kali lebih
potensial dari simetidin. Ranitidine dimetabolisme dalam hati.
Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap ranitidin
Dosis : 150 mg 2x / hari atau dosis tunggal 300 mg sebelum tidur.
Efek samping : sakit kepala, pusing, gangguan gastro intestinal, ruam
kulit.
Interaksi obat : ranitidin menurunkan bersihan
warfarin, prokainamid, dan N-asetil prokainamid, meningkatkan
absorpsi midazolam, menurunkan absorpsi kobalamin.
• Famotidin
memiliki struktur thiazole, serupa dengan Ranitidin pada aksi
farmakologi. Memiliki aksi 20-60 kali lebih potensial dari Simetidin
dan 3-200 kali lebih potensial dari Ranitidin. Famotidin dimetabolisme
dalam hati.
Kontra Indikasi :Hipersensitif terhadap famotidin
Dosis : Ulkus duodenum terapi akut 40 mg 1 x / hari sebelum tidur
atau 20 mg 2 x / hari, pemeliharaan 20 mg 1 x / hari sebelum tidur.
Kondisi hipersekresi patologis 20 mg 4 x / hari.
Efek samping : konstipasi, diare, muntah, erupsi kulit, sakit
kepala, trombositopenia, nyeri sendi, penurunan nafsu makan.
Interaksi obat : Antasid, ketokonazol, obat yang dimetabolisme
melalui sistem mikrosom hati (warfarin, teofilin, diazepam).
Nama dagang :Facid,famocid,Famos,restadin
• Nizatidin
memiliki struktur kombinasi cincin thiazole Famotidin dan rantai
samping Ranitidin. Serupa dengan Ranitidin pada aksi farmakologi dan
potensinya. Nizatidin dieliminasi melalui ginjal dan bioavailabilitas
mendekati 100%.
Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap Nizatidin
Dosis : tukak duodenum aktif dewasa 300 mg / hari sebelum tidur
atau 150 mg 2 x / hari selama 8 minggu.
 Antasida
Antasida (senyawa magnesium, aluminium, dan bismut, hidrotalsit,
kalsium karbonat, Na-bikarbonat)merupakan obat yang digunakan
untuk menetralkan asam lambung.Antasida di bagi menjadi dua yaitu:
• Antasida sistemik, diabsorpsi dalam usus halus sehingga dapat
menyebabkan urin bersifat alkali. Untuk keadaan pasien dengan
gangguan ginjal, dapat terjadi alkalosis metabolik sehingga saat ini
penggunaannya sudah jarang. Contoh antasida sistemik adalah
Natrium bikarbonat (NaHCO3).
• Antasida non sistemik, tidak diabsorpsi dalam usus sehingga tidak
menimbulkan alkalosis metabolik. Salah satunya adalah Magnesium
[Mg(OH)2], Aluminium [(Al(OH)3], Kalsium (CaCO3), Magnesium
trisilikat (Mg2Si3O8nH2O), Magaldrat.

Antasida dengan aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida


boleh diberikan selama kehamilan dan laktasi.

Efek samping :umumnya berupa konstipasi


 Senyawa magnesium dan aluminium
Keduanya dengan sifat netralisasi baik tanpa diserap usus
merupakan pilihan pertama. Karena garam magnesium bersifat
mencahar, maka biasanya dikombinasi dengan senyawa aluminium
(atau kalsium karbonat) yang bersifat obstipasi (dalam
perbandingan 1:5).Nama dagang:Gelusil,Aludona,maalok,Antasida
DOEN.
 Natrium bikarbonat dan kalsium karbonat
Bekerja kuat dan pesat, tetapi dapat diserap usus dengan
menimbulkan alkalosis. Adanya alkali berlebihan di dalam darah
dan jaringan menimbulkan gejala mual, muntah, anoreksia, nyeri
kepala, dan gangguan perilaku. Nama dagang :waisan forte.
 Bismut subsitrat
Dapat membentuk lapisan pelindung yang menutupi tukak, lagipula
berkhasiat bakteriostatik terhadap Helicobacter pylori. Kini
banyak digunakan pada terapi eradikasi tukak, selalu bersama
dua atau tiga obat lain.Nama dagang:Denol
 Proton Pump Inhibitor (PPI)
Contoh : Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol dan
esomeprazol.
Mekanisme kerja
Obat-obat golongan proton pump inhibitor mengurangi sekresi
asam lambung dengan jalan menghambat enzim H+, K+, ATPase
(enzim ini dikenal sebagai pompa proton) secara selektif dalam
sel-sel parietal yang menyebabkan terjadinya penghambatan
terhadap kerja enzim. Kemudian dilanjutkan dengan terhentinya
produksi asam lambung.
Efek Samping
Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kenaikan gastrin
darah dan dapat menimbulkan tumor karsinoid pada tikus percobaan.
Pada manusia belum dapat dibuktikan.
Interaksi Obat
1. Omeprazol dengan Diazepam à terjadi peningkatan kadar
Diazepam.
2. Omeprazol dengan Barbiturat à memanjangkan waktu tidur yang
merupakan efek dari Barbiturat.
Omeprazol

Indikasi :tukak lambung


Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap omeprazol
Efek samping : dialami oleh lebih dari 1% yang memakai obat) adalah
sakit kepala, diare, sakit perut, mual, pusing,
masalah kebangkitan dan kurang tidur, meskipun dalam
uji klinis kejadian efek ini dengan omeprazole sebagian
besar sebanding dengan yang ditemukan dengan
plasebo
Interaksi obat :Omeprazol adalah inhibitor kompetitif dari enzim
CYP2C19 dan CYP2C9 , dan karena itu mungkin
berinteraksi dengan obat yang tergantung pada mereka
untuk metabolisme , seperti diazepam , escitalopram ,
dan warfarin ; konsentrasi obat ini dapat meningkat
jika mereka digunakan secara bersamaan dengan
omeprazole.
Nama dagang :Losec,pumpitor,solid
 Lansoprazol

Indikasi :Pengobatan ulkus lambung dan duodenum , dan NSAID -


induced bisul
Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap lansoprazol
Efek samping :mulut kering , sulit tidur, mengantuk , kabur penglihatan
, ruam,
Interaksi obat :Sukralfat,ampisilin, bisacodyl
clopidogrel,delavirdine,fluvoxamine besi
garamvorikonazol, aminofilin, dan teofilin ,astemizol
Nama Dagang :Betalans,Caprazol,inazol

Esomeprazol

Indikasi :pengobatan ulkus duodenum yang disebabkan oleh H.


pylori, mencegah dari ulkus lambung kronis pada orang
yang di NSAID terapi, dan pengobatan ulkus gastrointestinal
berhubungan dengan penyakit Crohn
Kontra indikasi :hiresensitif terhadap substansi aktif esomeprazol atau
benzimidazol atau komponen lain dari ini
Efek samping :sakit kepala, diare, mual, gas, penurunan nafsu
makan, konstipasi, mulut kering, dan sakit perut

Interaksi obat :Esomeprazole adalah inhibitor kompetitif dari enzim


CYP2C19dan CYP2C9 , dan karena itu mungkin
berinteraksi dengan obat yang tergantung pada mereka
untuk metabolisme , seperti diazepam dan warfarin ;
konsentrasi obat ini dapat meningkat jika mereka
digunakan secara bersamaan dengan esomeprazole.
Nama Dagang :Nexium
Pantoprazol

Indikasi :Pantoprazole digunakan untuk pengobatan jangka


pendek dari erosi dan ulserasi dari esophagus yang
disebabkan oleh penyakit refluks gastroesophageal .
Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap pantoprazol
Efek samping : mual, muntah; gas, sakit perut; diare, atau sakit
kepala
Interaksi obat :Pantoprazole relatif bebas dari interaksi obat;
Namun, mungkin mengubah penyerapan obat lain yang
tergantung pada jumlah asam dalam perut, seperti
ketokonazol atau digoksin.
Nama dagang : pantozol,pepzol, , Tecta, Pantoloc, Protium, Protonix,
Pantecta, Pantoheal, Pantpas, PPI-40, dan Neoppi)
 Rebeprazol

Indikasi :Pengobatan jangka pendek dalam penyembuhan dan


gejala relief ulkus duodenum dan gastroesophageal
reflux disease erosif atau ulseratif
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap rebeprazol
Efek samping : kegelisahan, arthralgia ,kelemahan sembelit, diare ,
kering mulut, eritema ,sakit kepala ,peningkatan atau
penurunan nafsu makan
Inyeraksi obat :Rabeprazole menurunkan konsentrasi ketokonazol
dalam plasma (33%), meningkatkan konsentrasi
digoxin(dalam 22%), dan tidak berinteraksi dengan
cairan antasida. Rabeprazole kompatibel dengan obat
dimetabolisme oleh CYP450 ( teofilin , warfarin ,
diazepam , fenitoin ).
Nama dagang : pariet
 ANALOG PROSTAGLANDIN
Mekanisme kerja
Prostaglandin E2 dan I2 dihasilkan oleh mukosa lambung,
menghambat seksresi HCl dan merangsang seksresi mukus dan
bikarbonat (efek sitoprotektif).
Farmakologi dan farmakokinetik
Misoprostol
yaitu analog prostaglandin E digunakan untuk mencegah ulkus
lambung yang disebabkan antiinflamasi non steroid (NSAIDs).
Obat ini kurang efektif bila dibandingkan antagonis H2 untuk
pengobatan akut ulkus peptikum.
Kontra indikasi : Kehamilan dan laktasi
Efek samping yang sering timbul adalah diare dan mual. Selain
itu, menyebabkan kontraksi uterus dan menjadi kontraindikasi
selama kehamilan.
Dosis 200 µg 4x sehari atau 400 µg 2x sehari
Nama dagang : Cytotec ,Gastrul ,Noprostol.
 SUKRALFAT
· Mekanisme kerja
melibatkan ikatan selektif pada jaringan ulkus yang nekrotik,
dimana obat ini bekerja sebagai sawar terhadap asam, pepsin,
Farmakologi dan farmakokinetik
Sukralfat dapat digunakan untuk mengobati ulkus, tetapi lebih
utama digunakan dalam pencegahan stress ulserasi. Diindikasikan
untuk penggunaan jangka pendek, dan lebih efektif pada ulkus
usus.
Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap sukralfat
Efek samping yang sering terjadi dari penggunaan obat ini yaitu
konstipasi yang disebabkan karena adanya magnesium.
· Dosis
Dosis sukralfat adalah 2 g 2 kali sehari (pagi dan sebelum tidur
malam) atau 1 g 4 kali sehari pada waktu lambung kosong (paling
kurang 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam), diberikan
selama 4-6 minggu atau pada kasus yang resisten 12 minggu,
maksimal 8 g sehari.
· Interaksi obat
Sukralfat dapat menurunkan absorpsi siprofloksasin, norfloksasin,
ofloksasin, tetrasiklin, warfarin, fenitoin, ketokonazol, glikosida
jantung, dan tiroksin, simetidin, ranitidin dan teofilin.
Nama dagang ; Inpepsa , neciblok , musin.
 SENYAWA BISMUT
· Mekanisme kerja
Senyawa bismut juga bekerja secara selektif berikatan dengan
ulkus, melapisi dan melindungi ulkus dari asam dan pepsin. Bila
dikombinasi dengan antibiotik seperti metronidazol dan
tetrasiklin, kecepatan penyembuhan ulkus mencapai 98%.
• Farmakologi dan farmakokinetik
Bismut subsalisilat (Pepto-Bismol®) telah digunakan dalam uji di
AS. Ketidaknormalan ginjal dapat menurunkan eliminasi
bismut, sehingga perlu perhatian penggunaannya pada pasien lanjut
usia dan gagal ginjal.
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap bismut
• Dosis
Regimen ini terdiri dari antagonis reseptor H2 (omeprazole 40 mg
2 kali sehari), bismuth subsalisilat 525 mg 4 kali
sehari, metronidazol 250-500 mg 4 kali sehari, dan tetrasiklin
400 mg 4 kali sehari (atau amoksisilin 500 mg 4 kali sehari atau
klaritromisin 250-500 mg 4 kali sehari). Jangka waktu pemakaian
regimen dosis ini yaitu 14 hari.
· Interaksi obat
Trikalium disitratobismutat dapat menurunkan absorpsi tetrasiklin
MENGATASI GASTRITIS
* mengurangi mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu lambung
seperti makanan asam dan pedas, makanan yang mengandung gas seperti
ubi, buncis, kol, dll
1. Makanan yang menyembuhkan borok
Minum dua gelas air sebelum dan sesudah makan. Minumlah yang banyak
sepanjang hari.Keju, kelapa susu (rum),pisang
2. Makanan yang tidak berbahaya
Telor rebus, biskuit, kentang rebus, ketela, mie instan, pisang yang sudah
masak
3. Makanan yang membuat borok semakin parah
Minuman keras, kopi, rokok, cabai dan merica, makanan berlemak,
minuman bersoda.
* meminum obat antasida sesudah makan
* pola makan dan istirahat yang teratur
MENCEGAH GASTRITIS
* makan yang teratur
* hindari alkohol
* makan dalam porsi kecil dan sering
* menghindari stress
DAFTAR PUSTAKA

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/cara-pencegahan-
gastritis/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24623/4/Chapter
%20II.pdf
http://nursingbegin.com/askep-gastritis/
http://www.totalkesehatananda.com/gastritis.html
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/19/penyakit-maag-
gastritis/
Thieme,Simadibrata, M. 2005. Kelainan saluran cerna sebagai efek
samping obat antiinflamasi non steroid. Acta Medica Indonesiana
ISO Indonesia Volume 46
Buku farmakologi kelas XI

Anda mungkin juga menyukai