Askep Bronkitis
Askep Bronkitis
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. ANAMNESIS
AKeluhan utama pada klien dengan bronchitis meliputi batuk kering dan
produktif dengan sputum purulen, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai >40
o
C, dan sesak napas.
Aktivitas/istirahat
Gejala: Keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas, ketidakmampuan untuk tidur, perlu
tidur dalam posisi duduk tinggi, dispnea pada saat istirahat atau respons
terhadap aktivitas atau latihan.
Tanda: Keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan massa otot.
Sirkulasi
Gejala: Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda: Peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat,
disritmia, distensi vena leher (penyakit berat), edema dependen, bunyi jantung
redup, warna kulit/membran mukosa: normal atau abu-abu/ sianosis; kuku
tabuh dan sianosis perifer, pucat dapat menunjukkan anemia.
Integritas ego
Gejala: Peningkatan faktor resiko, perubahan pola hidup.
Tanda: Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
Makanan/cairan
Gejala: Mual/muntah, ketidakmampuan untuk makan karena distres
pernapasan, peningkatan berat badan menunjukkan edema.
Tanda: Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, palpitasi abdominal
dapat menyatakan hepatomegali.
Higiene
Gejala: Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari.
Tanda: Kebersihan buruk, bau badan.
Pernapasan
Gejala: “lapar udara” kronis, batuk menetap dengan produksi sputum setiap
hari (terutama pada saat bangun) selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap
tahun sedikitnya 2 tahun, produksi sputum (hijau, putih, atau kuning) dapat
banyak sekali, riwayat pneumonia berulang, terpajan pada polusi kimia/iritan
pernapasan dalam jangka panjang, penggunaan oksigen pada malam hari atau
terus menerus.
Tanda: Pernapasan: biasanya cepat, dapat lambat; fase ekspirasi memanjang
dengan mendengkur, lebih memilih posisi tiga titik (“tripot”) untuk bernapas,
penggunaan otot bantu pernapasan, dada: dapat terlihat hiperinflasi dengan
peninggian diameter AP (bentuk-barrel); gerakan diafragma minimal, bunyi
napas: menyebar, lembut, atau krekels lembab kasar, perkusi: bunyi pekak
pada area paru, kesulitan bicara kalimat atau lebih dari 4 atau 5 kata sekaligus,
warna: pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku; abu-abu keseluruhan;
warna merah “biru menggembung”.
Keamanan
Gejala: Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat/faktor lingkungan,
adanya/berulangnya infeksi.
Seksualitas
Gejala: Penurunan libido.
Interaksi sosial
Gejala: Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, kegagalan
dukungan dari/terhadap pasangan/orang terdekat, penyakit lama atau
ketidakmampuan membaik.
Tanda: Ketidakmampuan untuk membuat/mempertahankan suara karena
distres pernapasan, keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan
anggota keluarga lain.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien dengan bronchitis biasanya
didapatkan adanya peningkatan suhu tubuh lebih dari 40°c, frekuensi napas
meningkat dari frekuensi normal, nadi biasanya meningkat seirama dengan
peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, serta biasanya tidak ada
masalah dengan tekanan darah.
B1 (breathing)
Inspeksi
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi
pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada kasus
bronchitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/ tong. Gerakan
pernapasan masih simetris. Hasil pengkajian lainnya menunjukkan klien
juga mengalami batuk yang produktif dengan sputum purulen berwarna kuning
kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah.
Palapasi
Taktil fremitus biasanya normal.
Perkusi
Hasil penkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh
lapang paru.
Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka
suara napas melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik ditambah
adanya konsolidasi di sekitar abses, maka akan terdengar suara napas bronchial
dan ronkhi basah.
B2 (blood)
Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi
takikardi. Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya
tidak didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
B3 (brain)
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi
penyakit yang serius.
B4 (bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan, oleh
karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah
satu tanda awal dari syok.
B5 (bowel)
Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan,
dan penurun berat badan.
B6 (bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-
hari.(Muttaqin, Arif.2008)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
4) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi
5) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan
6) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi parenkim.
A. ANALISA DATA
NO. ANALISA DATA MASALAH KEP. DIAGNOSA KEP.
1. DS.DO Ketidak efektifan pola Ketidak efektifan pola
Klien mengeluh batuk nafas nafas berhubungan
berdahak yang efektif dengan peningkatan
Dahak berwarna kunig produksi secret