Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Landasan Teori
Sistem penerangan (lighting sistem diperlukan untuk keselamatan pengendara di malam hari.
Sistem ini dibagi ke dalam sistem lempu penerangan luar, lampu penerangan dalam dan
lampu peringatan. Lampu penerangan luar terdiri atas lampu besar/depan, lampu belakang,
lampu jarak/kota dan lampu ruangan. Sedangkan lampu peringatan terdiri atas lampu rem,
lampu tanda belok, lampu mundur dan lampu hazard.
1. Lampu besar atau lampu kepala
Lampu besar merupakan sebuah sistem lampu penerangan untuk menerangi jalan pada bagian
depan kendaraan khususnya pada malam hari maupun pada keadaan jalanan berkabut.
Umumnya dilengkapi lampu jauh dan lampu dekat, dan dapat dihidupkan dari salah satu
switch oleh dimmer swicth.
Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan yang berfungsi untuk menerangi jalan di malam
hari. Umumnya lampu depan dilengkapi dengan lampu jarak jauh dan dekat. Nyala lampu
jarak jauh dan dekat ini dikontrol oleh dimmer swicth.
LAMPU DEKAT
LAMPU JAUH
Gambar 1 . Lampu Besar
Perhitungan arus pada lampu jarak atau lampu kota depan adalah :
P = 2 x 8 W = 16 W
I = P/V =16W/12W = 1,33 A
P = Daya ( Watt )
I = Arus ( Ampere )
V = Tegangan yang berasal dari baterai ( Volt)
Jumlah lampu yang ada pada lampu kota adalah empat buah, sedangkan daya pada masing –
masing lampu adalah 8 W
Maka arus yang dihasilkan adalah 1,33 A
3. Lampu Belakang
Lampu kecil ini untuk memberi tanda adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada
waktu malam hari bagi kendaraan lain, baik yang ada di depan maupun di belakang. Lampu –
lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut lampu jarak (clearence light) dan untuk
bagian belakang disebut lampu belakang (tail light).
Lampu ini ditempatkan di belakang, berfungsi untuk memberi isyarat adanya lebar sebuah
kendaraan jika dilihat dari belakang.
a. Unit lampu belakang secara umum :
Unit ini adalah bagian integral dari lampu belakang, unit ini dikelompokan dalam lampu
belakang. Unit pemisah rangkaian belakang mempunyai :
1) Lensa
Lensa pada lampu belakang menggunakan sejenis plastik dan biasanya berwarna merah.
2) Bodi dan reflektor
Bodi dan reflektor pada lampu belakang dibungkus plastik atau dibalut campuran plastik
(alloy).
3) Penyangga lampu
Penyangga lampu ini berfungsi untuk menyangga dan menempatkan lampu dalam bodi.
Penyangga ini dibungkus plastik dan mempunyai pegas kontak dan terminal tegangan rendah
atau kabel.
4) Lampu
Lampu yang digunakan pada lampu belakang biasanya adalah lampu dengan dua buah
filamen yang merupakan gabungan antara lampu belakang dengan lampu rem. Lampu
belakang memiliki daya
Secara umum dua lampu belakang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi sinar
lampu dengan tingkat pencahayaan medium. Tiap unitnya mempunyai : lensa, reflektor, bodi
lampu, pemegang bolam dan bolam.
Urutan hubungan listrik tersebut adalah sebagai berikut :
1) Saklar penyalaan dihubungkan pada sekering.
2) Sekering dihubungkan pada salah satu terminal saklar dengan kabel berukuran ± 2 mm.
3) Terminal penahan lampu lainnya dihubungkan oleh kabel berukuran ± 2 pada bodi atau
chasis (massa).
b. Perhitungan Arusnya
Saat lampu belakang menyala, maka arus yang dihasilkan sebesar :
P = 2 x 6W = 12 W
I = P/V = 12W/12V =1 A
P = Daya ( Watt )
I = Arus ( Ampere )
V= Tegangan yang berasal dari baterai ( Volt )
Jumlah lampu yang ada pada lampu belakang adalah dua buah, sedangkan daya masing –
masing lampu adalah 6 W
Maka arus yang dihasilkan adalah 1 A
4. Lampu Rem
Lampu ini dilengkapi pada bagian belakang. Digunakan untuk isyarat kendaraan
dibelakangnya bahwa kendaraan sedang mengurangi kecepatan sehingga dapat mencegah
terjadinya benturan dengan kendaraan di belakangnya.
a. Saklar lampu rem
Adalah saklar listrik berpegas yang digunakan pada system pengereman kendaraan bermotor
untuk mengontrol lampu rem. Metode pengoprasian saklar adalah secara mekanis dan
hidrolis.
Tipe mekanis ditempatkan pada rangka penyangga pedal rem dan dioperasikan melalui
plunyer atau tuas yang digerakkan oleh pedal rem. Kedua terminal kabel tegangan rendah
atau kabel dihubungkan ke sirkuit/ hubungan lampu rem. Ketika tipe mekanis dipasangkan
pada tipe hidrolis, satu saklar dipasangkan pada tiap-tiap system hidrolik, contohnya system
pengereman dual dapat mempunyai dua saklar hidrolik.
b. Unit lampu rem
Unit lampu rem merupakan bagian internal rangkaian lampu belakang dan mempunyai
pemisah dalam rangkaian atau akan digabungkan dalam unit lampu belakang. Kontruksi unit
ini sama dengan unit lampu belakang, kecuali bolam lampu secara umum tunggal atau kontak
dobel : lampu 6 W digunakan tiap unit.
c. Perhitungan arusnya
Saat lampu rem menyala, maka arus yang dihasilkan sebesar :
P = 2 x 6 = 12 W
I = P/V = 12/12 = 1 A
P = Daya ( Watt )
I = Arus ( Ampere )
V= Tegangan yang berasal dari baterai ( Volt )
Jumlah lampu yang ada pada lampu belakang adalah dua buah, sedangkan daya masing –
masing lampu adalah 6 W
Maka arus yang dihasilkan adalah 1 A
5. Jaringan Kabel
Jaringan Kabel ( wiring harness ) adalah sekelompok kabel – kabel dan kawat yang masing –
masing terisolasi, menghubungkan ke komponen – kompenen, dan melindungi komponen-
komponen sirkuit, dan sebagainya, semuanya disatukan dalam satu unit mempermudah
dihubungkannya antara komponen-komponen kelistrikan dari suatu kendaraan.
Masing – masing jaringan kabel ( wiring harness ) terdiri dari item sebagai berikut :
a. Kawat dan kabel
Ada 3 macamyang utama, kawat dan kabel – kabel yang digunakan pada kendaraan yaitu :
1) Kawat tegangan rendah
2) Kawat tegangan tinggi (pada sistem kelistrikan mesin)
3) Kabel-kabel
Beberapa tipe kabel dan kawat dibuat dengan tujuan untuk digunakan dalam beberapa kondisi
yang berbeda (besarnya arus yang mengalir, temperatur, penggunaan dan lain-lain).
1) Kawat tegangan rendah
Sebagaian besar kawat dan kabel yang terdapat dalam kendaraan adalah kawat yang
bertegangan rendah (low-voltage wire). Masing-masing kawat yang bertegangan rendah
terdiri dari elemen kawat dan isolasinya.
2. Relay
Relay adalah suatu komponen yang digunakan sebagai saklar penghubung dan pemutus untuk
arus beban yang cukup besar, dikontrol oleh sinyal listrik dengan arus yang kecil. Dengan
menggunakan relay , kabel yang menuju saklar tidak perlu menggunakan kabel yang
tebal/besar, sebab arus yang terhubung kesaklar sangatlah kecil. Relay juga bisa berfungsi
sebagai pengaman saklar. Relay mempunyai 4 terminal / kaki yaitu 30 yang terhubung
dengan positif baterai, terminal 85 terhubung dengan saklar, terminal 86 terhubung dengan
massa, terminal 87 terhubung dengan beban.
Relay elektromagnetik akan bekerja apabila arus listrik megalir diantara titik A dan B arus
mengalir melalui kumparan dan menimbulkan daya kemagnetan di sekelilingnya. Akibatnya
plunyer tertarik ke atas dan menghubungkan titik kontak sehingga titik kontak A dan B dialiri
arus listrik.
Gambar 12 . Relay
Round shped relay ada dua tipe yaitu tipe dengan 3 terminal dan tipe dengan 4 terminal.
Apabila switch diputar ke ON arus mengalir melalui:
1. Untuk tipe 3 terminal
massa(s)(b)coil(a)B
2. Untuk tipe 4 terminal
massa(e)(b)coil(a)Terminal (s)
Akibat gaya magnet pada coil menarik plat (c) ke atas dan point tertutup untuk mengalir arus
listrik.
Penggunaan relay biasanya terdapat pada lampu besar. Bila tidak menggunakan relay dalam
sirkuit lampu besar maka akan menyebabkan beberapa kesukaran sebagai berikut :
a. Sirkuit akan menjadi lebih panjang dan akan menyebabkan turunnya voltage.
b. Diperlukan jaringan kabel yang lebih besar karena arus yang besar mengalir melaluinya.
c. Arus listrik yang besar menyebabkan bunga api pada swicth, dimana akan memperpendek
umur swicth dan menimbulkan bahaya saat mengendarai.
3. Connector
Connector atau yang sering disebut dengan soket digunakan untuk menghubungkan
kelistrikan antara dua jaringan kabel atau antara sebuah jaringan kabel dan sebuah komponen.
Connector diklasifikasikan dalam connector laki-laki dan perempuan karena bentuknya
berbeda. Semua connector dilihat dari ujung yang terbuka dengan pengunci di bagian atas.
Salah satu contoh connector yang digunakan pada saklar kombinasi terdiri atas 6 terminal
yang masing-masing terhubung dengan beban.
Gambar 13 .Connector
4. Baterai
Baterai atau biasa yang disebut dengan “aki” bekerja dengan cara menggabungkan sel-sel
secara seri satu dengan yang lain sehingga membentuk voltase yang diinginkan. Sel-sel
tersebut mengandung asam dan menghasilkan daya voltase (out put) hampir 2,1 volt tiap
selnya.
Dalam hal ini baterai sangatlah diperlukan, karena apabila pada sistem penerangan khususnya
lampu-lampu menyala maka memerlukan arus agar lampu-lampu tersebut dapat menyala.
Oleh karena itu harus selalu memeriksa keadaan batrai, apakah keadannya masih baik atau
tidak. Jika baterai tersebut menggunakan tipe basah, maka kita harus selalu memeriksa
keadaan air yang ada di dalamnya dan harus rajin menambah air accu apabila sudah mulai
berkurang.
Gambar 14 . Baterai
5. Swicth
Switcht ( saklar ) berfungsi untuk menyambung dan memutus arus, sehinnga sistem
penerangan dapat dihidupkan dan dimatikan sesuai dengan kebutuhan. Swicth ( saklar ) yang
terdapat dalam suatu kendaraan umumnya menggunakan satu atau dua tipe, switch yang
dioperasikan langsung oleh tangan dan swicth yang dioperasikan oleh tekanan, tekanan
hidraulis atau temperatur. Swicth yang dioperasikan langsung oleh tangan diantaranya :
a. Swicth putar
Swicth putar (Rotary Swicth) mempunyai contack point yang diatur satu sumbu di atas
sebuah permukaan yang bundar (plat) dan dioperasikan dengan cara memutar tombol atau
kunci. Sebagai contoh kunci kontak.
b. Swicth tekan
Swicth tekan (push swicth) dilengkapi dengan contack point dan diopersikan dengan jalan
menekan tombol swicth. Contah, swicth lampu hazard.
c. Swicth ungkit
Sesuai namanya, swicth ungkit (seesaw switch) mempunyai dua ujung. Contack point-nya
akan menutup saat ON ditekan, dan membuka saat ujung OFF ditekan.
d. Swicth tuas
Contack point dari swicth tuas (lever swicth) dioperasikan oleh gerakan tuas ke atas, ke
bawah, ke kiri dan ke kanan. Sebagai contoh swicth tanda belok.
E. Hasil Perhitungan
Yang pertama – tama dihitung adalah mencari jumlah daya pada setiap komponen yang ada
(lampu-lampu).
Lampu Besar : 2 x 90 W = 180 W
Lampu Jarak / kota : 2 x 8 W = 16 W
Lampu Belakang : 2 x 6 W = 12 W
Lampu Rem : 2 x 6 W = 12 W
220 W
Total keseluruhan daya dari komponen diatas adalah 220 W.
Kebutuhan arus pada lampu-lampu yang ada secara keseluruhan adalah :
I = P/V
I = 220/12
I = 18,33 A
Jika semua lampu menyala secara bersamaan maka akan memerlukan arus sebesar 18,33 A.
Maka kemampuan alternator masih mampu untuk menghidupkan seluruh lampu-lampu yang
ada pada engine tersebut, karena arus yang dihasilkan masih jauh dari kemampuan alternator
yang ada. Arus yang dihasilkan masih lebih kecil dari kemampuan yang ada pada alternator,
karena kemampuan alternator yang ada adalah 12 Volt 50 A. Sedangkan arus yang diperlukan
adalah hanya sekitar 18,33 A.