Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat
serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
Tiada gading yang tak retak, begitu pun referat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga referat ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi penulis dan pihak yang bersangkutan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa
disertai lendir dan darah. Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung
lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari
penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan
Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan sering kali menyebabkan
kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) ada 2 milyar kasus diare pada orang dewasa di seluruh
dunia setiap tahun. Di seluruh dunia, sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare
per tahun. Selain itu, diare masih merupakan penyebab kematian anak di seluruh
Indonesia, dilaporkan 60 juta pasien per tahun 70-80% mengenai anak berusia di
bawah 5 tahun.
balita sakitnya untuk rawat jalan; sebagian besarnya dibawa ke Puskesmas (45%)
dan 31,7 % dibawa ke praktek tenaga kesehatan. Sedangkan berdasarkan studi awal
yang dilakukan oleh POUZN (Point of Use Water Disinfection ZINC Treatment)
Project yang dilaksanakan oleh AC Nielsen, Mei 2009 di Bandung; dalam perilaku
mendapatkan saran kesehatan (care seeking behavior) maka ibu yang anaknya diare
akan mencari nasehat dari tetangga (69%), dari bidan (31%), Puskesmas (16%),
tatalaksana diare yang diperbaharui ini kepada bidan dan petugas kesehatan lainnya
dan panduan ini dikembangkan sebagai alat bantu bagi petugas kesehatan untuk
Oleh sebab itu, penyusunan referat kasus ini bertujuan untuk menjelaskan
lebih dalam tentang Disentri dengan Dehidrasi Berat dan ditujukan untuk praktisi
klinis yang membaca referat kasus ini. Diharapkan setelah membaca laporan kasus
ini, pembaca dapat sedikit atau pun lebih banyak mengerti tentang Disentri dengan
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur
lendir
2.2 Etiologi
1. Shigella sp.
pada kolon melalui enterotoksin dan invasi bakteri. Secara klasik, Shigellosis
timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses
berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa
rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap
polimorfonuklear dan sel darah merah. Kultur feses dapat digunakan untuk
isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotik. Terapi dengan rehidrasi yang
adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari keparahan penyakit. Derivat
2. Amoeba
2.3 Patofisiologi
1. Shigella sp.
osmotik
2.4 Diagnosis
1. Shigella sp.
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah
dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit,
Muntah-muntah.
Anoreksia.
2. Disentri amoeba
(≤10x/hari)
Pemeriksaan Penunjang
- Biakan tinja
leukopenia
2.5 Tatalaksana
atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat diberikan antibiotika.
Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral.
Jika frekuensi buang air besar terlalu sering, dehidrasi akan terjadi dan berat
badan penderita turun. Dalam keadaan ini perlu diberikan cairan melalui infus
untuk menggantikan cairan yang hilang. Akan tetapi jika penderita tidak
muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman atau pemberian air kaldu atau
oralit. Bila penderita berangsur sembuh, susu tanpa gula mulai dapat diberikan.
Berikut gambar untuk menentukan derajat dehidrasi dan rencana terapi yang
akan diberikan.
kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan. Pengobatan spesifik
Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis pasien diobati dengan
diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan, antibiotika diganti dengan jenis
yang lain. Pemberian Ampisilin dosis4 x 500 mg/hari selama 5 hari. Begitu pula
3-5 hari.
- Pencegahan
1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara
KESIMPULAN
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit
perut dan buang air besar encer yang bercampur lendir dan darah. Etiologi dari
disentri ada 2, yaitu disenstri basiler yang disebabkan oleh Shigella,sp . dan disentri
basiler berupa diare berlendir, alkalis, tinja kecil-kecil dan banyak, darah dan
tenesmus serta bila tinja berbentuk dilapisi lendir. Manifestasi klinis disentri amuba
berupa tinja biasanya besar, asam, berdarah dantenesmus jarang. Diagnosis dari
antibiotic.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. ISSN 2088. 1-44.
Zulkifli Lukman Amin. 2015. Tatalaksana Diare Akut. CDK-230/ vol. 42 no. 7.
504-508.