Anda di halaman 1dari 8

KASUS KEGAWATDARURATAN

Syok Hipoglikemia + Hipertensi Emergency

DISUSUN OLEH :
dr. A.Isra Azraeni Mustari

PEMBIMBING :
dr. H. Muh. Amjad

RSUD MAJENE
KABUPATEN MAJENE
SULAWESI BARAT
2016-2017

1
SYOK ec HIPOGLIKEMIA
(KEGAWATDARURATAN)

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.H
Umur : 54 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Rangas
No. RM : 1350xx

1. Subyektif
 Ny A, 54 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan penurunan kesadaran sejak
30 menit yang lalu. Menurut keluarga pasien, sebelumnya pasien masih bisa diajak
komunikasi dengan baik, tiba-tiba pasien tertidur dan sulit untuk dibangunkan. Menurut
keluarga pasien, sebelumnya pasien mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit karena merasa mual. Pasien hanya makan bubur 3 sendok
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam, pusing, muntah, bab cair, nyeri dada,
trauma, lemas sebelah anggota badan disangkal oleh keluarga pasien. Pasien memiliki
riwayat diabetes mellitus dengan minum obat teratur.
 Riwayat diabetes mellitus, darah tinggi diakui keluarga pasien
 Riwayat stroke, TB, asma dan alergi obat-obatan disangkal keluarga pasien
 Ayah pasien memiliki riwayat diabetes mellitus
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan:
Tanda-tanda Vital :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Somnolen, E : 4 M : 4 V: 2 (GCS : 10)
Nadi : 54 kali/menit
Pernapasan : 24 kali/menit
Suhu : 37 oC
Tekanan darah : 190/110 mmHg

2
Status Generalis :
Kepala : dalam batas normal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor
(3mm/3mm), refleks cahaya +/+
THT : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : pergerakan dada simetris
Paru : sonor +/+, bunyi napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, bising usus baik
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-)

Pemeriksaan Lab :

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


GDS 43

3. Assessment
Diagnosa kerja: Syok ec Hipoglikemia + Hipertensi Emergency

Hipoglikemia didefinisikan sebagai keadaan dimana kadar glukosa plasma lebih rendah dari
45 mg/dl –50 mg/dl. Pasien diabetes yang tidak terkontrol dapat mengalami gejala
hipoglikemia pada kadar gula darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal,
sedangkan pada pasien diabetes dengan pengendalian gula darah yang ketat (sering mengalami
hipoglikemia) dapat mentoleransi kadar gula darah yang rendah tanpa mengalami gejala
hipoglikemia. Pendekatan diagnosis kejadian hipoglikemia juga dilakukan dengan bantuan
Whipple’s Triad yang meliputi: keluhan yang berhubungan dengan hipoglikemia, kadar
glukosa plasma yang rendah, dan perbaikan kondisi setelah perbaikan kadar gula darah.
Hipoglikemia akut diklasifikasikan menjadi ringan, sedang, dan berat menurut gejala klinis
yang dialami oleh pasien .
- Ringan : Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari – hari
yang nyata
- Sedang : Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari –

3
hari yang nyata
- Berat : Sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi sendiri karena adanya
gangguan kognitif. Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak membutuhkan terapi parenteral,
membutuhkan terapi parenteral (glukagon intramuskuler atau intravena), disertai kejang
atau koma.
Gejala dan tanda dari hipoglikemia merupakan akibat dari aktivasi sistem saraf otonom dan
neuroglikopenia. Pada pasien dengan usia lajut dan pasien yang mengalami hipoglikemia
berulang, respon sistem saraf otonom dapat berkurang sehingga pasien yang mengalami
hipoglikemia tidak menyadari kalau kadar gula darahnya rendah (hypoglycemia unawareness).
Kejadian ini dapat memperberat akibat dari hipoglikemia karena penderita terlambat untuk
mengkonsumsi glukosa untuk meningkatkan kadar gula darahnya. Gejala dan tanda yang
muncul pada keadaan hipoglikemia.

Kadar gula Gejala Neurogenik Gejala Neuroglikopenik


79,2 mg/dL gemetar, goyah, gelisah irritabilita, kebingungan
70,2 mg/dL gugup, berdebar – debar sulit berpikir, sulit berbicara
59,4 mg/dL berkeringat ataxia, paresthesia
50,4 mg/dL mulut kering, rasa kelaparan sakit kepala, stupor,
39,6 mg/dL pucat, midriasis kejang, koma, kematian

Hipoglikemia dapat terjadi ketika kadar insulin dalam tubuh berlebihan. Terkadang kondisi
berlebih ini merupakan sebuah kondisi yang terjadi setelah melakukan terapi diabetes mellitus.
Selain itu, hipoglikemia juga dapat disebabkan antibodi pengikat insulin, yang dapat
mengakibatkan tertundanya pelepasan insulin dari tubuh. Selain itu, hipoglikemia dapat terjadi
karena malproduksi insulin dari pankreas ketika terdapat tumor pankreas. Setelah
hipoglikemia terjadi, efek yang paling banyak terjadi adalah naiknya nafsu makan dan
stimulasi masif dari saraf simpatik yang menyebabkan takikardi, berkeringat, dan tremor.
Ketika terjadi hipoglikemia tubuh sebenarnya akan terjadi mekanisme homeostasis dengan
menstimulasi lepasnya hormon glukagon yang berfungsi untuk menghambat penyerapan,
penyimpanan, dan peningkatan glukosa yang ada di dalam darah. Glukagon akan membuat
glukosa tersedia bagi tubuh dan dapat meningkatkan proses glikogen dan glukoneogenesis.
Akan tetapi, glukagon tidak memengaruhi penyerapan dan metabolisme glukosa di dalam sel.
Terapi hipoglikemia terdiri dari

4
- Non Medika Mentosa
Ketika orang berpikir glukosa darah mereka terlalu rendah, mereka harus memeriksa kadar
glukosa darah pada sampel darah menggunakan alat ukur. Jika kadar glukosa di bawah 70
mg/dl, makanan yang tepat yang harus dikonsumsi untuk menaikkan glukosa darah adalah:
a. Glukosa gel 1 porsi yang jumlah sama dengan 15 gram karbohidrat.
b. 1/2 gelas atau 4 ons jus buah.
c. 1/2 gelas atau 4 ons minuman ringan biasa.
d. 1 cangkir atau 8 ons susu.
e. 5 atau 6 buah permen.
f. 1 sendok makan gula atau madu.
Langkah berikutnya adalah memeriksa kembali glukosa darah dalam 15 menit untuk
memastikan kadar glukosa telah meningkat menjadi 70 mg/dl atau lebih . Jika masih terlalu
rendah, diberikan makanan serupa. Langkah-langkah ini harus diulang sampai kadar glukosa
darah adalah 70 mg/dl atau lebih.
Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2006) pedoman tatalaksana hipoglikemiaa
adalah sebagai berikut:
a. Glukosa diarahkan pada kadar glukosa puasa yaitu 120 mg/dl.
b. Bila diperlukan pemberian glukosa cepat (Intravena) bisa diberikan satu flakon (25 cc)
dextrosa 40% (10 gr dextrosa) untuk meningkatkan kadar glukosa kurang lebih 25-50 mg/dL.
Manajemen hipoglikemia menurut Soemadji (2009) tergantung pada derajat hipoglikemia,
yaitu :
a. Hipoglikemia ringan
- Diberikan 150-200 ml teh manis atau jus buah atau 6-10 butir permen atau 2-3 sendok teh
sirup atau madu.
- Bila tidak membaik dalam 15 menit, ulangi pemberian.
- Tidak dianjurkan untuk memberikan makanan tinggi kalori seperti coklat, kue, ice cream,
cake dan lain-lain.
b. Hipoglikemia berat
- Tergantung pada tingkat kesadaran pasien.
- Bila pasien dalam keadaan tidak sadar, jangan memberi makanan atau minuman karena
bisa berpotensi terjadi aspirasi.

5
2. Medika Mentosa
Adapun terapi medika mentosa hipoglikemia yang dapat diberikan adalah:
a. Glukosa Oral.
b. Glukosa Intravena.
c. Glukagon (SC/IM).
d. Thiamine 100 mg (SC/IM) pada pasien alkoholisme.
e. Monitoring
Kadar Glukosa (mg/dL) Terapi Hipoglikemia
< 30 mg/dl Injeksi IV dextrose 40 % (25 cc) bolus 3 flakon
30-60 mg/dl Injeksi IV dextrosa 40 % (25 cc) bolus 2 flakon
60-100 mg/dl Injeksi IV dextrosa 40 % (25 cc) bolus 1 flakon
Follow up :
1. Periksa kadar gula darah 30 menit setelah injeksi.
2. Setelah 30 menit pemberian bolus 3 atau 2 atau 1 flakon dapat diberikan 1 flakon lagi
sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar glukosa darah 120 mg/dl.
Pencegahan hipogklemia rencana perawatan diabetes dirancang untuk sesuai dengan dosis dan
waktu pengobatan dengan waktu makan dan kegiatan seseorang yang seperti biasa.
Inkompatibilitas dapat menyebabkan hipoglikemia. Misalnya, meningkatkan dosis insulin atau
obat lain yang, tapi kemudian melewatkan penggunaan insulin dapat menyebabkan
hipoglikemia. Untuk membantu mencegah hipoglikemia, orang dengan diabetes harus selalu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Obat-obatan untuk diabetes
Penyedia layanan kesehatan dapat menjelaskan obat-obat yang digunakan untuk terapi
diabetes yang dapat menyebabkan hipoglikemia dan menjelaskan bagaimana dan kapan harus
mengkonsumsi obat tersebut
Orang-orang yang mengkonsumsi obat untuk diabetes harus bertanya kepada dokter atau
tenaga kesehatan profesional kesehatan mengenai
1. Apakah obat yang dikonsumsi dapat menyebabkan hipoglikemia.
2. Kapan mereka harus mengkonsumsi obat diabetes terebut.
3. Berapa jumlah obat yang harus mereka konsumsi.
4. Mereka harus tetap mengkonsumsi obat ketika mereka sakit.
5. Mereka harus menyesuaikan obat sebelum melakukan aktivitas.Fisik
6. Mereka harus menyesuaikan obat jika melewatkan waktu makan (Fonseca, 2008).

6
b. Pola makan
Seorang ahli diet dapat membantu merancang rancangan menu makan yang sesuai preferensi
pribadi dan gaya hidup. Rencana makan ini penting bagi pengelolaan hipoglikemi. Orang-
orang hipoglikemi harus makan secara teratur, cukup makanan setiap kali makan, dan
mencoba untuk tidak melewatkan waktu makan atau makanan ringan. Beberapa makanan
ringan dapat lebih efektif daripada makanan lain dalam mencegah hipoglikemia pada malam
hari. Ahli diet dapat membuat rekomendasi untuk makanan ringan.
c. Aktivitas sehari-hari
Untuk membantu mencegah hipoglikemia yang disebabkan oleh aktivitas fisik, penyedia
layanan kesehatan mungkin menyarankan:
1. Memeriksa glukosa darah sebelum olahraga atau aktivitas fisik lainnya dan konsumsi
camilan jika kadar gula darah di bawah 100 miligram perdesiliter (mg/dL).
2. Menyesuaikan obat sebelum aktivitas fisik.
3. Pemeriksaan glukosa darah secara teratur dengan interval selama waktu beraktivitas fisik
dan konsumsi makanan ringan sesuai kebutuhan.
4. Memeriksa glukosa darah secara berkala setelah aktivitas fisik(Fonseca, 2008).
d. Konsumsi alkohol
Minum-minuman beralkohol, terutama pada saat perut kosong, dapat menyebabkan
hipoglikemia, bahkan satu atau dua hari kemudian. Alkohol dapat sangat berbahaya bagi orang
yang memakai insulin atau obat yang meningkatkan produksi insulin
e. Rencana pengelolaan diabetes
Manajemen diabetes intensif untuk menjaga glukosa darah agar mendekati kisaran normal
dapat mencegah komplikasi jangka panjang yang bisa meningkatkan risiko hipoglikemia.
Mereka yang berencana melakukan kontrol ketat harus berbicara dengan penyedia layanan
kesehatan mengenai cara-cara yanga dapat dilakukan untuk mencegah hipoglikemia dan cara
terbaik untuk mengobatinya.
4. Plan
- Konsul ke dr.Rapiuddin, Sp.PD
- Dextrose 40% 2 flakon/ bolus
- 02 3 lpm/ nasal canule
- Captopril 12,5 mg 2x1
- Amlodipin 5mg 0-0-1
- Inj ranitidine 50mg/12jam/iv

7
- Inj Ondansentron 4mg/8jam/Iv
- GDS serial
- Cek laboratorium Darah Rutin, GDS, elektrolit, ureum creatinine, EKG.

Majene, 25 Juli 2017

Peserta Pendamping

dr. A. Isra Azraeni M. dr. H.Muh.Amjad

Anda mungkin juga menyukai