Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT HIV DAN UPAYA PENCEGAHANYA

Oleh :
Doni Agung Nugroho
NIM.0910723020
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hiv


Sasaran : klien dan keluarga
Tempat : Balai Desa Sawojajar 1Malang
Hari/tanggal : 15 November 2011
Alokasi waktu : 50 menit
Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi
Pertemuan ke : 1 ( Pertama )
Pengajar : Doni Agung Nugroho
A. Tujuan lnstruksional
a. Umum :
setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, peserta mengerti dan memahami tentang penyakit
hiv dan upaya pencegahanya
b. Khusus :
1. klien dan keluarga memahami tentang pengertian hiv
2. klien dan keluarga mengerti penyebab hiv
3. klien dan keluarga memahami bagaimana gejala dan cara penularan hiv
4. klien dan keluarga mengerti serta memahami upaya penanganan hiv
5. klien dan keluarga mengerti serta memahami upaya pencegahan hiv

B. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian hiv
b. Penyebab hiv
c. Gejala dan cara penularan penyakit hiv
d. Upaya pengobatan hiv
e. Upaya pencegahan hiv
C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan perserta Metode Media &


kegiatan alat

Pembukaa (5 menit) 1.Salam pembukaan 1. Menjawab salam Ceramah Microphone


n 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri keterangan
3. Menjelaskan Penyaji
maksud dan tujuan
4. Membagikan
leaflet

Penyajian ( 15 menit) 1.Menyampaikan Memperhatikan dan Ceramah Leaflet,


materi mendengarkan Diskusi Flipehart,
keterangan penyaji ppt

Penutup (5menit) 1.Melakukan Tanya Mendengarkan Ceramah, Leaflet


jawab dan bertanya diskusi, ,Flipehart,
2.Menutup serta menjawab Tanya Ppt
pertemuan pertanyaan Jawab
3.Menyampaikan
kesimpulan
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses :
a. perserta mengikuti kegiatan pengajaran dengan baik
b. perserta terlibat aktif dalam pembelajaran
c. perserta aktif bertanya

2. Evaluasi hasil :
a. perserta mampu memahami tentang penyakit hiv
b. perserta mampu memahami upaya pencegahan penyakit hiv
c. perserta mampu maenjawab pertanyaan penyaji
E. Materi (terlampir)

F. Daftar Pustaka
1.http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS diakses tgl 14 november 2011
2. http://id.wikipedia.org/wiki/HIV diakses tgl 14 november 2011
3.http://iskandarnet.wordpress.com/2008/01/24/contoh-laporan-tentang-hivaids/diaksestgl 14
november 2011
1.Definisi Hiv
Hiv adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AlDS.
Hiv adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel system kekebalan tubuh manusia-terutama
CD4+ Sel T dan macrophage, komponen system system kekebalan tubuh “tuan rumah” – dan
menghancurkan atau menusak fungsi mereka
2. penyebab Hiv
HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus
limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus
mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk
ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi
penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus
(Gbr. 15-1). Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein
HIV-1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2.
Vpx meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain,
Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam
serum dari para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan
penyakit klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-1
3.Gejala dan cara penularan penyakit hiv
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum
terjadi):
Gejala Mayor
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
-Penularan penyakit hiv ada 3 macam yaitu
1. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang pengidap. Ini
adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi
penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea,
klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar disbanding seks vaginal
dan resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari pada yang insertive.
2.Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a. Transfusi darah yang tercemar HIV
b.Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya pada para
pencandu narkotik suntik.
c. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3.Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam hamil, saat
melahirkan ataupun setelah melahirkan.

4.Upaya pengobatan hiv


Obat-obat Antiretroviral (ARV) bukanlah satu pengobatan untuk HlV/AIDS tetapi cukup
memperpanjang hidup dari mereka yang mengidap HlV. Pada tempat yang kurang baik
pengaturannya permulaan dari pengobatan ARV biasanya dari medis direkomendasikan ketika
jumlah sel CD4 dari orang yang mengidap HlV/AIDS adalah 200 atau lebih rendah. Untuk lebih
efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau lebih ARV di konsumsi, secara umum ini adalah
mengenai terapi Antiretroviral yang sangat aktif (HAART). Kombinasi dari ARV berikut
inidapat menggunakan:
1. Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase lnhibitors (NRTI) mentargetkan
pencegahan protein reverse transcriptase HIV dalam mencegah perpindahan dari viral
RNA menjadi viral DNA (contohnya AZT,dll,ddC &3TC)
2. Non-nucleoisede Reverse Transcriptase lnhibiors ( NNRTI’s) memperlambat reproduksi
dari hiv dengan campuran dengan reverse transcriptase, suatu enzim viral yang penting.
Enzim tersebut sangat ensensial untuk HIV dalam memasukan materi turunan kedalam
sel-sel . obat-obatan NNRTI termasuk Nevirapine, delavirdine (Rescripta), efavirenza
(Sustiva).
Protease Inhibitors (PI) mengtargetkan protein protease HIV dan menahannya sehingga suatu
baru tidak dapat berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepaskan. pencegahan perpindahan dari
ibu ke anak (PMTCT): seorang wanita yang mengidap HIV(+) dapat menularkan HIV kepada
bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan masa menyusui. Dalam keti- dak hadiran dari
intervensi pencegahan, kemungkinan bahwa bayi dari seorang wanita yang mengidap HIV(+)
akan terinfeksi kira–kira 25%–35%. Dua pilihan pengobatan tersedia untuk mengurangi
penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak. Obat–obatan tersebut adalah:
1. Ziduvidine (AZT) dapat diberikan sebagai suatu rangkaian panjang dari 14–28 minggu
selama masa kehamilan. Studi menunjukkan bahwa hal ini menurunkan angka penularan
mendekati 67%. Suatu rangkaian pendek dimulai pada kehamilan terlambat sekitar 36
minggu menjadi 50% penurunan. Suatu rangkaian pendek dimulai pada masa persalinan
sekitas 38%. Beberapa studi telah menyelidiki pengunaan dari Ziduvidine (AZT) dalam
kombinasi dengan Lamivudine (3TC)
2. Nevirapine: diberikan dalam dosis tunggal kepada ibu dalam masa persalinan dan satu
dosis tunggal kepada bayi pada sekitar 2–3 hari. Diperkirakan bahwa dosis tersebut dapat
menurunkan penularan HIV sekitar 47%. Nevirapine hanya digunakan pada ibu dengan
membawa satu tablet kerumah ketika masa persalinan tiba, sementara bayi tersebut harus
diberikan satu dosis dalam 3 hari.
Post–exposure prophylaxis (PEP) adalah sebuah program dari beberapa obat antiviral, yang
dikonsumsi beberapa kali setiap harinya, paling kurang 30 hari, untuk mencegah seseorang
menjadi terinfeksi dengan HIV sesudah terinfeksi, baik melalui serangan seksual maupun
terinfeksi occupational. Dihubungankan dengan permulaan pengunaan dari PEP, maka suatu
pengujian HIV harus dijalani untuk menetapkan status orang yang bersangkutan. Informasi dan
bimbingan perlu diberikan untuk memungkinkan orang tersebut mengerti obat–obatan,
keperluan untuk mentaati, kebutuhan untuk mempraktekan hubungan seks yang aman dan
memperbaharui pengujian HIV. Antiretrovirals direkomen dasikan untuk PEP termasuk AZT
dan 3TC yang digunakan dalam kombinasi. CDC telah memperingatkan mengenai pengunaan
dari Nevirapine sebagai bagian dari PEP yang berhutang pada bahaya akan kerusakan pada hati.
Sesudah terkena infeksi yang potensial ke HIV, pengobatan PEP perlu dimulai sekurangnya
selama 72 jam, sekalipun terdapat bukti untuk mengusulkan bahwa lebih awal seseorang
memulai pengobatan, maka keuntungannya pun akan menjadi lebih besar. PEP tidak
merekomendasikan proses terinfeksi secara biasa ke HIV/AIDS sebagaimana hal ini tidak efektif
100%; hal tersebut dapat memberikan efek samping yang hebat dan mendorong perilaku seksual
yang tidak aman.
5.Upaya pencegahan hiv
1. Pencegahan melalui hubungan seksual meliputi :
Tidak melakukan hubungan seks pra nikah
Tidak berganti-ganti pasangan
Apabila salah satu pihak sudah terinfeksi HIV gunakanlah kondom
2. Pencegahan melalui darah
Transfusi darah dengan yang tidak terinfeksi.
Sterilisasi jarum suntik dan alat-alat yang melukai kulit.
Hindari pengguna narkoba.
Tidak menggunakan alat suntik, alat tindik, alat tato, pisau cukur dan sikat gigi berdarah
dengan orang lain.
Steril peralatan medis yang berhubungan dengan cairan manusia.
3. Pencegahan penularan ibu kepada anak
Ibu yang telah terinfeksi HIV agar mempertimbangkan kehamilannya.
Tidak menyusui bayinya.
4. Pencegahan melalui pendidikan gaya hidup
Perlu komunikasi, edukasi, informasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
Hindari gaya hidup yang mencari kesenangan sesaat.

Anda mungkin juga menyukai