Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA

DENGAN PERUBAHANKONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH KRONIK


DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

ROSIDA FEBRIYANTI
NIM : A01401962

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ...... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. ....viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. SKIZOFRENIA
1. Pengertian Skizofrenia............................................................ 6
2. Penyebab Skizofrenia ............................................................. 6
3. Tanda dan gejala Skizofrenia ................................................ 6
4. Proses Terjadinya Skizofrenia ................................................ 7
B. HARGA DIRI RENDAH KRONIK
1. Pengertian Harga Diri Rendah Kronik ................................... 7
2. Penyebab Harga Diri Rendah Kronik ..................................... 7
3. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah kronik ......................... 7
4. Akibat yang ditimbulkan dari Harga Diri Rendah Kronik ..... 8
5. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronik........................ 8
6. Rentang Respon ...................................................................... 9
7. Penatalaksanaan pada Klien Harga Diri Rendah Kronik ....... 9
C. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik
1. Pengkajian ......................................................................... 12
2. Diagnosa............................................................................. 14
3. Perencanaan ....................................................................... 14
4. Pelaksanaan ....................................................................... 15
5. evaluasi ................................................................................. 16
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus ...................................................................... 17
B. Subyek Studi Kasus .................................................................. 17
C. Fokus Studi Kasus ..................................................................... 17
D. Definisi Operasional .................................................................. 18
E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 18
F. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 18
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................. 20
H. Analisis Data dan Penyajian Data ............................................. 20
I. Etika Studi Kasus ...................................................................... 20
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ...................................................................... 24
B. Pembahasan ............................................................................... 34
C. Keterbatasan Studi Kasus .......................................................... 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 24
B. Saran .......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan
kekuatan dan pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien Skizofrenia dengan gangguan
Konsep Diri : Harga Diri Rendah diwilayah Puskesmas Gombong II”.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang
setulus tulusnya kepada:
1. Herniyatun, M. Kep. Sp. Kep selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan keperawatan
2. Nurlaila, S.Kep. Ns. M.Kep. selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Gombong
3. Tri Sumarsih, MNS. selaku pembimbing penulisan karya tulis komprehensif
yang telah membimbing penulis
4. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII
Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta do’a
untuk kelancaran tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
karya tulis ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat berarti
bagi penulis untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan ini
dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan.
Terimakasih.
Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong
KTI, 2017
Rosida Febriyanti1, Tri Sumarsih2

ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
: HARGA DIRI RENDAH KRONIK DI WILAYAH PUSKESMAS
GOMBONG II

Latar belakang. Skizofrenia merupakan bentuk psikosis terberat dimana klien


tidak memiliki hubungan dengan kenyataan sehingga pemikiran dan perilakunya
abnormal. Harga diri rendah kronik adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri.
Harga diri rendah merupakan gejala gangguan jiwa yang prevalensinya sebesar
12%.
Tujuan penulisan. Menggambarkan asuhan keperawatan jiwa dengan Gangguan
Konsep Diri : Harga Diri Rendah menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan
secara komprehensif.
Asuhan keperawatan. Saat dilakukan pengkajiandidapatkan hasil klien merasa
malu, lebih senang menyendiri, kontak mata berkurang. Masalah keperawatan
yang muncul yaitu Harga Diri Rendah Kronik. Intervensi dan implementasi yang
sudah dilakukan berupa mengenal harga diri rendah dan mneyebutkan
kemampuan yang dimiliki, menilai, memilih, melakukan kegiatan yang akan
dilatih. Evaluasi yang dilakukan selama 4 kali pertemuan didapatkan masalah
harga diri rendah belum teratasi. Tindakan yang direncanakan telah dilakukan
oleh penulis selama 4 kali pertemuan dengan hasil evaluasi masalah harga diri
rendah pada subjek studi kasus pertama dan pada subjek studi kasus kedua belum
teratasi. Tindakan menggunakan terapi individu dengan strategi pelaksanaan dapat
mengurangi harga diri rendah.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Harga Diri Rendah Kronik, Skizofrenia.


DIII Study Program of Nursing
STIKES Muhammadiyah Gombong
KTI, 2017
Rosida Febriyanti1, Tri Sumarsih2

ABSTRACT
ASSURANCE OF NURSING LIFE WITH SELF-CONCEPT CONCEPT:
LOW CHRONIC PRICE IN THE PUSKESMAS GOMBONG II REGION

Background. Schizophrenia is the toughest form of psychosis in which the client


has no connection with reality so that his thinking and behavior are abnormal.
Chronic low self-esteem is a feeling of worthless, meaningless and prolonged self-
esteem due to a negative evaluation of oneself. Low self-esteem is a symptom of
mental disorder that is 12% prevalence.
Writing purpose. Describes nursing care of the soul with Self Concept Disorder:
Low Self-Esteem uses a comprehensive implementation strategy approach.
Nursing care. When the client is assessed, the client's results feel embarrassed,
preferring to be alone, less eye contact. The nursing problem that arises is Chronic
Low Self-esteem. Intervention and implementation that have been done in the
form of recognize low self esteem and mongebutkan ability possessed, assessing,
choosing, doing activities to be trained. Evaluation conducted during the 4th
meeting found the problem of low self-esteem has not been resolved. The planned
action has been carried out by the author during 4 meetings with the results of a
low self esteem evaluation on the subject of the first case study and on the second
case study subject not resolved. The act of using individual therapy with an
implementation strategy can reduce low self-esteem.

Keywords: Nursing Care, Low Self-esteem Chronic, Schizophrenia.


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak
normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun mental yang dibagi
dalam dua golongan yaitu gangguan jiwa (neurosis) dan sakit jiwa (psikosis)
(Yosep, 2011). Sesorang dengan gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan
bio-psiko-social. Penderita gangguan jiwa didunia di perkirakan akan
semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat.
Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius. Gangguan jiwa
merupakan permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh gangguan
biologis, sosial, psikologis, genetik fisik atau kimiawi dengan jumlah
penderita yang terus meningkat dari tahun ketahun (WHO, 2015).
Prevalensi gangguan jiwa didunia pada tahun 2014 diperkirakan gangguan
jiwa mencapai 516 juta jiwa (WHO,2015). Pravelensi gangguan jiwa di
Indonesia berdasar data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
sebesar 1,7 per mil. Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010,
menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta.
Dari 150 juta populasi orang dewasa indonesia, berdasarkan data
Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan
mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat
dan tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas Tahun 2013) pravelensi
gangguan mental di Indonesia 6,0%. Provinsi dengan gangguan mental
emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat,
DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur.
Prevalensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai 3,3% dari seluruh
populasi yang ada (Balitbangkes, 2008). Berdasarkan data dari dinas
kesehatan provinsi Jawa tengah tercatat ada 1.091 kasus yang mengalami
gangguan jiwa dan beberapa dari kasus tersebut hidup dalam pasungan.

1
2

Angka tersebut diperoleh dari pendataan sejak januari hingga november


2012 (Hendry, 2012). Berdasarkan jumlah kunjungan masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa kepelayanan kesehatan baik puskesmas, rumah
sakit, maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya pada tahun 2009 terdapat
1,3 juta orang yang melakukan kunjungan, hal ini diperkirakan sebanyak
4,09% (Profil Kesehatan Kab/ Kota Jawa Tengah Tahun 2009). Cakupan
pelayanan kesehatan jiwa kebupaten Kebumen di puskesmas pada Tahun
2014 tercatat 686 jiwa ( laki-laki 411 jiwa dan perempuan 275 jiwa ).
Kebupaten Kebumen menduduki perangkat kedua sebagai wilayahh dengan
rpenderita gangguan jiwa terbanyak setelah Kabupaten Semarang. Hasil
pendataan di 35 puskesmas di Kabupaten Kebumen dari 26 puskesmas
tercatat 773 warga mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan catatan rekan
medis Puskesmas Gombong II, selama tahun 2007 telah mengirimkan
rujukan ke RS Jiwa Magelang dan Banyumas sebanyak 10 oranng. Untuk
klien jiwa yang teratur minum obat sebanyak 5 oranng. Dari penelusuran di
9 Desa yang berada diruang lingkup kerja Puskesmas Gombong II, terdapat
sekitar 47 pasien gangguan jiwa, mayoritas dari meraka hidup serumah
dengan keluarganya. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita
skizofrenia serta anggota keluarga yang bertanggung jawab merawat
penderita skizofrenia dilingkup wilayah kerja Puskesmas Gombong II
Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen yaitu sebanyak 35 orang.
Puskesmas merupakan pelayanan pertama atau pelayanan primer pada
masyarakat untuk meningkatkan angka kesehatan dengan skizofrenia.
Upaya kesehatan jiwa masih perlu sosialisasi lebih, dimana persepsi
keluarga/masyarakat bahwa penyakit gangguan jiwa merupakan aib
keluarga dan tidak membawa/keterlambatan membawa orang gangguan jiwa
ke fasilitas kesehatan.
Berdasarkan Rumah Sakit Jiwa daerah Surakarta (RSJD) pada tahun
2016 sampai januari 2017 terdapat pasien yang mengalami Gangguan Jiwa
Konsep Diri : Harga Diri Rendah sebanyak 2520 pasien pada tahun 2016
dan 334 pasien pada bulan januari 2017. Ada beberapa faktor yang
3

menyebabkan harga diri rendah yaitu faktor predisposisi adalah penolakan


orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis. Sedangkan faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah
adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau
bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas
(Herman,2011). Dampak dari tingginya gangguan jiwa menyebabkan peran
sosial yang terhambat dan menimbulkan penderitaan pada klien karena
perilaku buruk, dengan meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan evaluasi
program kegiatan kesehatan jiwa dengan cara peningkatan pembinaan
program kegiatan kesehatan jiwa di sarana kesehatan pemerintah, swasta
dan puskesmas terutama upaya promotif dan preventif. Data kunjungan
rawat inap Rumah Sakit Jiwa Surakarta pada bulan Januari sampai April
2013 didapat 785 orang. Pasien dengan harga diri rendah menempati urutan
keempat dengan angka kejadian 12% atau berjumlah 94 orang.
Tindakan keperawatan menggunakan standar praktek asuhan
keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu keperawatan jiwa (Stuart, 2007).
Peran perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan
keperawatan memerlukan suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah
kegiatan yang dibakukan. Hal ini bertujuan agar penyelenggaraan pelayanan
keperawatan memenuhi standar keperawatan. Salah satu jenis SOP yang
digunakan adalah SOP tentang strategi pelaksanaan (SP) tindakan
keperawatan pada pasien. SP tindakan keperawatan merupakan standar
model pendekatan asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan jiwa
yang salah satunya adalah pasien yang mengalami masalah utama Harga
Diri Rendah. SP yang dapatt digunakan diantaranya seperti mengenal
masalah Harga Diri Rendah dan aspek positif yang dimiliki, membantu
klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih kegiatan yang akan dilatih, melatih pasien melakukan legiatan yang
telah dipilih (Fitria, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rivo
(2011) mengenai kemampuan pasien meningkatkan harga diri rendah yang
4

diberikan terapi individu dengan pendekatan strategi pelaksananan


komunikasi dan terapi kelompok, didapatkan hasil terapi individu dengan
strategi pelaksanaan komunikasi lebih efektif meningkatkan harga diri
pasien dari terapi kelompok.
Konsep diri adalah gambaran tentang diri sendiri sebagai ide, perasaan
dan kepercayaan untuk mengenal dan siap untuk berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain serta berinteraksi dengan lingkungan.
Konsep diri juga dapat diartikan cara tiap individu memandang dirinya
secara utuh baik secara fisik, mental, intelektual, sosial, dan spiritual
(Rawlin dalam Dermawan, 2013). Harga diri rendah adalah perasaan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri, dan sering juga disertai
dengan kurangya perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
menurun, tidak berani bertatap muka dengan lawan bicara, lebih banyak
menundukan kepala, berbicara lambat dan nada suara lemah (Keliat dalam
Suerni, 2013). Harapan pasien akan mendapatkan tingkat aktualisasi diri
maksimum untuk mewujudkan potensinya, peningkatan percaya diri dan
harga diri klien, adapun harapan perawat harus mengambil sikap menerima
untuk memperluas kesadaran diri klien dan mengurangi unsur ancaman dan
adapun bagi pelayanan kesehatan untuk bersama-sama mengembangkan dan
menerapkan teknik manajemen gejala yang dapat mencegah kekambuhan
dan meningkatkan pemulihan.
B. Rumusan masalah
Bagaimana gambaran asuhan keperawatan klien skizofrenia dengan
gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah dalam peningkatan harga diri
yang positif.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan dengan memberikan aspek
positif yang dimiliki pasien dalam meningkatkan kepercayaan diri
pasien.
5

2. Tujuan Khusus
a. Mengambarkan hasil pengkajian asuhan keperawatan jiwa pada
pasien Harga Diri Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong
II.
b. Menggambarkan analisa data dan diagnosa keperawatan pada
pasien Harga Diri Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong
II.
c. Menggambarkan rencana keperawatan pada pasien Harga Diri
Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II`
d. Menggambarkan tindakan keperawatan pada pasien Harga Diri
Rendah Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II
e. Menggambarkan evaluasi pada pasien Harga Diri Rendah Kronik
di wilayah Puskesmas Gombong II.
f. Menggambarkan dokumentasi pada pasien Harga Diri Rendah
Kronik di wilayah Puskesmas Gombong II.
D. Manfaat penulisan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
dunia keperawatan bagi baerbagai lembaga kesehatan, meliputi :
1. Bagi masyarakat
Sebagai penambah ilmu pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan
kemandirian pasien untuk menambah kepercayaan diri.
2. Bagi pengembangan Ilmu Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam meningkatkan kemandirian pasien pada klien gangguan konsep
diri : Harga Diri Rendah.
3. Bagi penulis
Sebagai penambah wawasan untuk mengaplikasikan dan
mengimplementasikan kemandirian pasien khususnya pada asuhan
keperawatan jiwa pada pasien harga diri rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Davidson, G.C, 2010. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Rajagrafindo permai.

Dinkes Jawa Tengah. 2009 . Profil Kesehatan Jawa Tengah. Dinkes Jawa Tengah
.
Depkes. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2013,
Badan Peneliti & Pengembanga Depkes RI. Jakarta.
Dermawan D, Rusdi. 2013. Konsep Dan Kerangka Dasar Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta :Gosyen Pusblishing.
Direja, Ade Hermawan Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Dermawan, D., R. 2013. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta
Salemba Medika.
Friedman, M.M, Bowden, V.R dan Jones, E. G. 2010. Family Nursing:
research,theory, &practice (5th ED). Alih bahasa oleh Achir Yani, S. H,
dkk. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori & Peraktik. Jakarta:
EGC.
Herdman. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.`
Hutahean, Serri. 2010. Konsep Dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Iskandar, M. D, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Keliat, C. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna, 2016. Prisip Dan Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa. Stuart.
Jakarta: Elsevier
Kaplan,H.I, Sadock,B. J. 2010. Buku ajar Psikiatri Klinis. 2. Jakarta : EGC.
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI.
Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Nursalam, 2008. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan
Praktik/Nursalam Ed. 2. Salemba Medika: Jakarta.
Prabowo, E. 2014. Konsep&Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
NuhaMedika.
Potter, P. A,& Perry, A. G. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Rivo, 2011. Penelitian yang terkait tentang frekuensi halusinasi Diakses pada
tanggal 12 Desember 2011 dari http://www.Google.com //.
Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2010 Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Suerni T, Budi Anna Keliat, Novy Helena CD. 2013. Penerapan Terapi Kognitif
& Psikoedukasi Keluara Pada Klien Harga Diri Rendah Di Ruang
Yudistira Rumah Sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan
Jiwa. Volume. 1, No. 2, November 2013.
Tucker, S.M. 2008. Standar Perawatan Pasien (Proses Diagnosis dan Evaluasi.
Edisi 5 Volume 4. Jakarta : EGC.
Videbeck, S.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Renata Komalasari & Alfina
Hany, Penerjemah). Jakarta : EGC.
Wakhid A, Achir Yani S.Hamid, Novi Helena CD. 2013. Penerapan Terapi
Latihan Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri
Rendah Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau Di RS
Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume. 1, No 1,
Mei 2013; 34-48.
Yosep, I. 2010. Buku Ajar Keperawatn Jiwa. Bandung : Refika Aditama.
INTERAKSI KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA
KLIEN DAN KELUARGA

PENGERTIAN Suatu petunjuk yang harus di lakukan jika akan melakukan


komunikasi teraupetik dengan klien dan keluarga untuk setiap
pertemuan
TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan interaksi dengan
komunikasi teraupetik supaya prosedur di lakukan
dengan baik
2. Menstandar kan sikap komunikasi terapeutik
3. Menstandarkan tehnik komunikasi terapeutik
KEBIJAKAN ISO 9001 : 2000
PETUGAS 1. Dosen pengajar
2. Petugas piket laboratorium
PERALATAN 1. Alat tulis
2. Kertas
PROSEDUR A. Fase Orientasi
1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan
a. Memperkenal kan diri perawat dan nama klien
b. Memanggil nama panggilan yang di sukai
c. Menyampaikan tujuan interaksi (membantu
mengatasi masalah)
2. Melakukan evaluasi dan validasi data
a. Menanyakan perasaan klien hari ini
b. Memvalidasi / mengevaluasi / mengklarifikasi
masalah klien
3. Melakukan kontrak
a. Menyepakati topik yang akan di bicarakan
b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan
c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di
bicarakan
B. Fase Kerja
Melaksanakan kegiatan sesuai topik yang di
rencanakan
Memberikan pujian / reinforcement yang realistik
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi subjektif
Menanyakan perasaan klien setelah berbincang –
bincang
2. Evaluasi Objektif
Meminta klien untuk menjelaskan kembali inti
pembicaraan yang telah di lakukan
3. Rencana Tindak Lanjut
Meminta klien untuk mengingat aspek positif yang
belum di sebutkan
4. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati topik yang akan di bicarakan
b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan
c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di
bicarakan
D. Sikap Terapeutik
1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata
2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka
ada rileks
3. Mempertahankan jarak terapeutik
E. Tehnik Komunikasi
1. Menggunakan kata – kata yang mudah di mengerti
2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat
Dokumen terkait Keliat B, A. 2015, Hubungan Terapeutik Perawat Klien,
EGC, Jakarta
Keliat B.A, Dkk. 2014. Proses Keperawatan Jiwa EdI.
EGC.Jakarta
Nurjanah, I. 2005. Komunikasi Keperawatan: Dasar Dasar
Komunikasi Bagi Perawat, Mecomedika, Yogyakarta
INSTRUMEN PENGKAJIAN

Ada 6 item hasil wawancara atau data subjektif klien dan 6 item tanda dari hasil
observasi atau data objektif klien dikomunitas.

Tanda dan Gejala Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Kronik

No Data subjektif Ya Tidak


1. Klien mengatakan merasa malu
2. Klien mengatakan merasa tidak berarti dan
merasa tidak berguna
3. Klien mengatakan merasa tidak mempunyai
kemampuan positif
4. Klien mengatakan merasa menilai diri negatif
5. Klien mengatakan kurang konsentrasi dan
merasa tidak mampu melakukan apapun
6. Klien mengatakan sulit tidur
No Data objektif Ya Tidak
1. Klien terlihat kontak mata berkurang dan
murung
2. Klien terlihat berjalan menunduk dan postur
tubuh menunduk
3. Klien terlihat menghindari orang lain
4. Klien terlihat bicara pelan dan lebih banyak
diam
5. Klien terlihat lebih senang menyendiri dan
aktifitas menurun
6. Klien terlihat mengkritik orang lain

Sumber : (NANDA, 2012-2014)


Keterangan :

Beri tanda centang (√) pada kolom YA apabila muncul tanda dan gejala dan pada
kolom TIDAK apabila tidak muncul tanda dan gejala.
JADWAL KEGIATAN HARIAN KLIEN

Nama klien :

Usia :

No Hari, Kegiatan Keterangan


Tanggal&Jam


































Keterangan :
Tulis pada kolom keterangan apabila dilakukan dengan cara
M = Mandiri
B = Dibantu
T = Tidak Melakukan

Anda mungkin juga menyukai