Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

PERANCANGAN

4.1. Perancangan Struktur

4.1.1. Data-data Perancangan

1. Nama jembatan : Jembatan Overpass Halpotohan.


2. Lokasi jembatan : Ruas Tol Trans Sumatera Sta.78 + 866
3. Konstruksi jembatan : Jembatan prategang I girder
4. Data konstruksi jembatan
Bentang jembatan
- Bentang 1 : 16,440 m
- Bentang 2 : 41,290 m
- Bentang 3 : 16,450 m
Lebar jembatan : 9 m (2 lajur)
Lebar jalur :2x3m
Lebar trotoar : 1,5 m
5. Tipikal potongan melintang jembatan

Gambar 4.1 Gambar tipikal melintang jembatan Overpass Halpotohan

113
4.1.2. Spesifikasi Bahan untuk Struktur
a. Beton

Struktur utama dalam perencanaan ini hampir seluruhnya menggunakan


konstruksi dari beton bertulang. Mutu beton yang digunakan dalam
perencanaan konstruksi dapat dilihat di bawah ini :
1) Gelagar prategang = K - 500
2) Pelat lantai = K – 350
b. Baja Tulangan
Tulangan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tulangan yang
ada dipasaran dengan alasan mudah diproduksi dan umum bagi pelaksana
dilapangan.
c. Balok Prategang
balok prategang yang digunakan diproduksi dari PT.Wijaya Karya
dengan dimensi yang sudah di pabrikasi oleh perusahaan tersebut.
Adapun untuk spesifikasi dimensinya telah ada, namun diperoleh sesuai
dengan hasil preliminary design.
d. Kabel prategang (tendon)
Kabel prategang yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Diameter nominal = ½ in.
Tegangan ultimit minimum (fpu) = 1860 Mpa
Tegangan leleh minimum (fpy) = 1674 Mpa
Nominal section, Ap = 98,71 mm²
Kabel tendon yang digunakan = Seven Wire Strand

4.2. Perhitungan Struktur

4.2.1. Data Teknik Perencanaan

Data-data perencanaan atau parameter-parameter yang digunakan pada


perancangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
Tebal deck (tdeck) 0,25 m
Jarak antar girder (S) 2,1 m
Kuat tekan beton (fc') 29 Mpa
Tegangan leleh baja tulangan (fy) 400 Mpa
Tebal aspal (taspal) 0,1 m

114
Luas penampang barier (Abarier) 0,3722 m²
Berat volume beton (ɣbeton) 2400 Kg/m³
Berat volume aspal (ɣaspal) 2200 kg/m³
Beban roda truck (32.0 Kip) (Wtire) 7250 kg AASHTO Pasal 3.6.1.2.2
Dynamic Load Allowance (IM/FBD) 33 % AASHTO Pasal 3.6.2.1-1
Beban pedestrian (0,075 ksf) (Wpedestrian) 366 kg/m² AASHTO Pasal 3.6.1.6
Lebar trotoar (L) 1 m
Faktor Beban :
a. Beban Mati (DC) 1,25 AASHTO Tabel 3.4.1-2
b. Beban Mati Tambahan (DW) 1,5 AASHTO Tabel 3.4.1-2
c. Beban Hidup (TRUCK & PEDESTRIAN) 1,75 AASHTO Tabel 3.4.1-2

4.2.2. Preliminary Design

a. Preliminary Pelat lantai

Menurut tabel 2.2 tentang rasio kedalaman minimum yang telah


dijelaskan pada BAB II menurut AASHTO 2012, tebal pelat minimum
yang digunakan dengan “Tipe slab dengan tulangan paralel, material
beton bertulang, bentang sederhana” adalah :
1, 2 S  10 1, 2(2,1m)  10
=
30 30
1, 2(6,889764 ft )  10
=
30
= 0,61 feet
= 186 mm
Maka, pelat lantai yang digunakan adalah pelat dengan ketebalan
minimumnya 186 mm. Untuk itu penulis mengasumsi ketebalan pelat
sebesar 250 mm.

b. Preliminary Profil Girder

Untuk profil girder dengan “tipe profil I-girder sistem prategang”,


menurut tabel 2.2 yang dijelaskan pada BAB II menurut AASHTO
2012, tinggi girder minimumnya adalah :
0,045 L
Bentang I dan III = 0,045 L
= 0,045 (16,44 m)
= 0,045 (53,94 ft)

115
= 2,4273 ft
= 0,74 m
Bentang II = 0,045 (41,29 m)
= 0,045 (135,47 ft)
= 6,1 ft
= 1,86 m
Maka, profil girder yang digunakan sesuai dengan standar pabrikasi
yang dikeluarkan oleh PT.Wijaya Karya, yaitu : Bentang I dan III (H-
90) dan Bentang II (H-210).

Tabel 4.1 Tabel dimensi profil girder produksi PT.Wijaya Karya yang
digunakan pada perencanaan
Profil H-90
H1 75 mm
H2 75 mm
H3 100 mm
H4 125 mm
A 170 mm
B 350 mm
C 650 mm
H 900 mm
Profil H-210
H1 200 mm

H2 120 mm

H3 250 mm
H4 250 mm
A 200 mm
B 800 mm
B1 600 mm
C 700 mm

H 2100 mm

116
4.2.3. Perhitungan Struktur Pelat Lantai

a. Perhitungan Lebar Efektif Pelat


Untuk perhitungan lebar efektif pelat lantai sudah dijelaskan sebelumnya
pada tabel 2.23 di BAB II menurut AASHTO 2012. Untuk “tipe pelat
lantai beton cor di tempat dengan arah jalur primer relatifnya terhadap
lalu lintasnya paralel atau tegak lurus” maka berlaku rumus +M : 26 +
6,6S dan -M : 48 + 3,0S.
Lebar efektif (M+) = 26 + 6,6 S
= 26 + 6,6 (2,1 m)
= 26 + 6,6 (6,89 ft)
= 26 + 45,474
= 71,474 in.
= 1,815 m
Lebar efektif (M-) = 48 + 3,0 S
= 48 + 3,0 (2,1 m)
= 48 + 3,0 (6,89 ft)
= 48 + 20,67
= 68,67 in.
= 1,74 m
Untuk lebar efektif yang digunakan adalah nilai lebar efektif yang
terbesar, maka pada perancangan pelat lantai ini, lebar efektif yang
digunakan adalah 1,815 m.
b. Perhitungan Pembebanan

Berdasarkan standar spesifikasi AASHTO (American Association of


State Highway and Transportation Officials) dan struktur yang menjadi
beban pada pelat lantai tersebut data pembebanan untuk perhitungan
struktur pelat lantai terdiri dari :
1) Beban berat dari komponen itu sendiri (DC)
Berat sendiri pelat (WDC) = tpelat  beff   beton
= 0,25 m x 1,815 m x 2400 kg/m³
= 1089 kg/m

117
2) Beban mati tambahan (DW)
- Beban Aspal (wearing surface)
Beban Aspal (WDWaspal) = taspal  beff   aspal
= 0,1 m x 1,815 x 2200 kg/m³
= 399,3 kg/m
- Beban Barrier
Beban Barrier (WDwbarier) = Abarier  beff   beton
= 0,3722 m² x 1,815 m x 2400 kg/m³
= 1621,3032 kg
3) Beban hidup kendaraan (LL)
Beban truk (WLltruk) = (1  FBD)  Wtire  m
= (1 + 33%) x 7250 kg x 1
= 9642,5 kg
4) Beban pejalan kaki (PL)
Beban pejalan kaki (WPL) = Wpedestrian  beff
= 366 kg/m² x 1,815 m
= 664,29 kg/m

c. Analisa Momen dan Kombinasi Beban

Analisa momen dengan menggunakan program aplikasi SAP2000,


dimana beban-beban tersebut diinputkan sebagai berikut :
1) Berat sendiri pelat (WDC)

2) Beban Aspal (WDWaspal)

118
3) Beban barrier (WDWbarrier)

4) Beban truk (WLLtruk)


No. Permodelan

1.

2.

3.

4.

5.

5) Beban pejalan kaki (WPL)

119
Setelah dilakukan analisa momen dengan menggunakan SAP2000 seperti
yang terlampir pada lampiran, diperoleh nilai momen maksimum sebagai
berikut :
Momen Tumpuan (-) Lapangan (+)
maksimum (Kg.m) (Kg.m)
WDC 992,35 285,19
WDWaspal+barier 2188,76 418,17
WLLtruck 3484,4 2917,39
WPLpedest 332,15 61,23

Kombinasi beban :
Momen tumpuan (-) = MDLFBDL + MSDLFBSDL + MTFBT + MPFBp
= 11202,54 Kg.m
Momen lapangan (+) = MDLFBDL + MSDLFBSDL + MTFBT + MPFBp
= 6196,3275 Kg.m

d. Desain Tulangan Pelat Lantai

1) Tulangan Lentur Positif (Lapangan)

Untuk perencanaan tulangan lapangan parameter-parameternya


adalah sebagai berikut :

Momen ultimit lapangan Mu 619632,75 kg.cm


Selimut beton c 5 cm
Tebal deck tdeck 25 cm
Diameter rencana D 1,3 cm
d = tdeck-c-D/2 d 19,35 cm
Kuat tekan beton f c' 290 Kg/cm²
Tegangan leleh baja fy 4000 Kg/cm²
Lebar efektif beff 181,5 cm
Ø 0,85

Mu
As perlu =
 fy 0,9d

619632, 75kg.cm
=
0,85  4000kg / cm2  0,9 19,35cm

120
= 10,464825 cm²

Asperlu  fy
a =
0,8 f c'  beff

10, 464825cm2  4000kg / cm2


=
0,8  290kg / cm2 181,5cm

= 0,994 cm

Kontrol :

Mn  Mu
1
  Asperlu  fy (d  a)  Mu
2
0,85 x 10,464825 x 4000 (19,35 – ½ 0,994) > Mu
670795,7 kg.cm > 619632,75 kg.cm ....... Aman !!!
Kebutuhan tulangan
As tulangan = ¼ π d²
= ¼ π x 1,3²
= 1,327 cm²
Jumlah tulangan = As perlu / As tulangan
= 10,464825 / 1,327
= 7,89 ~ 8 buah
beff  c
Jarak tulangan =
n 1
181,5  5
=
8 1
= 25,2 cm ~ 250 mm
Maka, untuk tulangan lentur positif (lapangan) dibutuhkan tulangan
D13 - 250 mm

2) Tulangan Lentur Negatif (Tumpuan)

Untuk parameter-parameternya adalah sebagai berikut :


Momen ultimit tumpuan Mu 1120254 kg.cm
Selimut beton c 5 cm
Tebal deck tdeck 25 cm
Diameter rencana D 1,6 cm

121
d = tdeck-c-D/2 d 19,2 cm
Kuat tekan beton f c' 290 Kg/cm²
Tegangan leleh baja fy 4000 Kg/cm²
Lebar efektif beff 181,5 cm
Ø 0,85

Mu
As perlu =
 fy 0,9d

1120254kg.cm
=
0,85  4000kg / cm2  0,9 19, 2cm

= 19,067504 cm²

Asperlu  fy
a =
0,8 f c'  beff

19, 067504cm2  4000kg / cm2


=
0,8  290kg / cm2 181,5cm

= 1,8112952 cm

Kontrol :

Mn  Mu
1
  Asperlu  fy (d  a)  Mu
2
0,85 x 19,067504 x 4000 (19,2 – ½ 1,8112952) > Mu
1186014kg.cm > 1120254 kg.cm ....... Aman !!!
Kebutuhan tulangan
As tulangan = ¼ π d²
= ¼ π x 1,6²
= 2,011 cm²
Jumlah tulangan = As perlu / As tulangan
= 19,067504 / 2,011
= 9,48 ~ 10 buah
beff  c
Jarak tulangan =
n 1
181,5  5
=
10  1

122
= 19,61 cm ~ 200 mm
Maka, untuk tulangan lentur positif (lapangan) dibutuhkan tulangan
D16 - 200 mm

4.2.4. Perhitungan Profil Girder

a. Data Teknik Perencanaan

Parameter-parameter yang akan digunakan dalam perencanaan profil


girder adalah sebagai berikut :
Tebal deck tdeck 0,25 m
Jarak antar girder S 2,1 m
Kuat tekan beton fc' 29 Mpa
Tegangan leleh baja tulangan fy 400 Mpa
Tebal aspal taspal 0,1 m
Luas penampang barier Abarier 0,3722 m²
Berat volume beton ɣbeton 2400 Kg/m³
Berat volume aspal ɣaspal 2200 kg/m³
Beban roda truck (32.0 Kip) Wtire 7250 kg AASHTO Pasal 3.6.1.2.2
Beban Lane load (0.64 Kip) Wll AASHTO Pasal 3.6.1.2.4
Dynamic Load Allowance IM/FBD 33 % AASHTO Pasal 3.6.2.1-1
Beban pedestrian (0,075 ksf) Wpedestrian 366 kg/m² AASHTO Pasal 3.6.1.6
Tebal trotoar ttrotoar 0,4 m
Lebar trotoar L 1 m
Multiple presence factor m 1 AASHTO Pasal 3.6.1.1.2-1
Faktor Beban :
a. Beban Mati (DL) 1,25 AASHTO Tabel 3.4.1-2
b. Beban Mati Tambahan (SDL) 1,5 AASHTO Tabel 3.4.1-2
c. Beban Hidup (TRUCK &
PEDESTRIAN) 1,75 AASHTO Tabel 3.4.1-2

b. Perhitungan Pembebanan

Untuk perencanaan profil girder, perlu diperhitungkan beban-beban


yang bekerja dan berpengaruh pada profil girder jembatan. Beban-beban
yang berpengaruh untuk perencanaan profil girder tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Beban Mati Tambahan Aspal (DWaspal)
Beban aspal (Waspal) = taspal   aspal
= 0,1 m x 2200 kg/m³
= 220 kg/m²

123
2) Beban Mati Tambahan barrier (DWbarier)
Beban barrier (Wbarier) = Abarier   beton
= 0,3722 m² x 2400 kg/m³
= 893,28 kg/m
3) Beban trotoar (DCtrotoar)
Beban trotoar (Wtrotoar) = ttrotoar   beton
= 0,4 m x 2400 kg/m³
= 960 kg/m²
4) Beban pejalan kaki (PL)
Beban pejalan kaki (WPL) = Wpedestrian  Ltrotoar
= 366 kg/m² x 1 m
= 366 kg/m
5) Beban hidup kendaraan (LL)
Untuk beban hidup kendaraan menggunakan HSn-44-1 pada aplikasi
Csi Bridge. Beban kendaraan tersebut sudah di standarkan oleh
AASHTO 2012.
6) Beban lajur (LL)
Untuk beban lajur (lane load) sudah distandarkan oleh AASHTO
2012 sebesar 0,64 klf merupakan beban merata di sepanjan lajur
kendaraan dengan lebar 10 ft (3 cm).
c. Permodelan dengan menggunakan aplikasi Csi Bridge

Gambar 4.2 Permodelan tampak melintang jembatan

124
Gambar 4.3 Permodelan tampak atas jembatan

Untuk permodelan input beban pada aplikasi terlampir pada lampiran.

d. Analisis Penampang Balok

1. Girder H-90 (sebelum komposit)

H 900 mm
H1 75 mm
H2 75 mm
H3 100 mm
H4 125 mm
A 170 mm
B 350 mm
C 650 mm

125
Menghitung luas profil

tinggi Luas
titik lebar (mm)
(mm) (mm²)
a. bangun persegi
1 350 75 26250
4 170 700 119000
7 650 125 81250
b. Bangun segitiga
2 90 75 3375
3 90 75 3375
5 240 100 12000
6 240 100 12000
Luas total (Atot) 257250

Menghitung Momen Inersia

Momen inersia yang diperoleh dari profil I-girder H-90 adalah


sebesar 22666102468 mm⁴, untuk perhitungan lengkapnya terlampir
pada lampiran 4.

126
2. Girder H-90 (setelah komposit)

tinggi Luas
titik lebar (mm)
(mm) (mm²)
a. bangun persegi
1 350 75 26250
4 170 700 119000
7 650 125 81250
8 2100 250 525000
b. Bangun segitiga
2 90 75 3375
3 90 75 3375
5 240 100 12000
6 240 100 12000
Luas total (Atot) 782250

Menghitung Momen Inersia

Momen inersia yang diperoleh dari profil I-girder H-90 dalam


keadaan komposit adalah sebesar 101008733726 mm⁴, untuk
perhitungan lengkapnya terlampir pada lampiran 4.

127
e. Perhitungan Kehilangan Sebagian Prategang

Data-data Perencanaan perhitungan kehilangan prategang

a. Prestressing strands
Grade 270 diameter 0,5 in (12,7 mm)

Luas penampang nominal (Aps) 98,71 mm² ASTM A416


kuat leleh baja (fpy) 1674 Mpa ASTM A416
kuat ultimit baja (fpu) 1860 Mpa ASTM A416
Modulus elastisitas baja strands
197200 N/mm²
(Ep) ASTM A416
b. Section Properties
Panjang balok (L) 16,44 m
Tinggi girder 900 mm
tebal badan girder 170 mm
luas penampang girder (Ag) 257250 mm²
Momen Inersia (Ig) 22666102468 mm⁴
yb 363,24 mm
yt 536,76 mm
CGS dari bawah jarak 8,22 m (5 in) 127 mm
P/S gaya eksentrisitas 8,22 m (e) 323,00 mm
c. Concrete
fc' (K-500) 41,5 Mpa
fci' (80 % fc') 33,2 Mpa
fc' slab 29 Mpa
Ec 30277,63 Mpa
Eci 27081,14 Mpa
Es 25310,27459 Mpa
Momen Girder (Mg) 208583651 N.mm
Nstrands 65 buah

128
Kehilangan total sebagian prategang
DfpT  DfpES  DfpSR  DfpCR  DfpR 2
Menghitung tegangan awal pada tendon sebelum transfer
fpt  fpES = 0,75 fpu
= 0,75 x 1860 Mpa
= 1395 Mpa
Menentukan kerugian seketika
Pemendekan elastis (Elastic Shortening)
DfpES   Ep / Eci  fcgp

Sebagai alternatif, kerugian yang diakibatkan oleh pemendekan elastis


dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Apsfpbt ( Ig  e8,22
2
Ag )  e8, 22 MgAg
fpES 
AgIgEci
Aps ( Ig  e8,22
2
Ag ) 
Ep

Aps  fpbt  ( Ig  e8,22


2
Ag )  e8,22  Mg  Ag
fpES =
Ag  Ig  Eci
Aps  ( Ig  e8,22
2
 Ag ) 
Ep
= 380,698 Mpa
Menghitung tegangan prategang akibat pemendekan elastis saat transfer
fpt = fpbt  fpES
= 1395 Mpa – 380,698 Mpa
= 1014,302 Mpa
Menghitung gaya prategang pada saat transfer
Pt = N strands  Aps  fpt
= 65 x 98,71 mm² x 1014,302 Mpa
= 6507913,777 N
Menentukan kerugian tergantung waktu
Kehilangan akibat Susut (Shrinkage Losses)
DfpSR  (17.0  0,15H )
H adalah nilai kelembaban relatif tahunan rata-rata

129
Gambar 4.4 Nilai kelembaban relatif tahunan rata-rata untuk daerah Medan, Sumatera
Utara ; 94%.
DfpSR = (17 – 0,15 H)
= (17 – (0,15 x 94)) ksi
= 2,9 ksi
DfpSR = 20 Mpa
Kehilangan akibat Rangkak (Creep Losses)
DfpCR  12.0 fcgp  7.0 Dfcdp  0
fcgp adalah tegangan beton pada pusat gravitasi baja prategang pada saat
pengalihan

Aps (0, 75 fpu )  e8,22 Ag  Mg  e8,22


2

1  
Ag  Ig  Ig
fcgp =
Aps  Ep   e8,22  Ag 
2

1   1  
Ag  Eci   Ig 
= 54,25 Mpa
Nilai fcgp juga dapat ditentukan dengan menggunakan dua metode
lainnya :
1) Gunakan persamaan yang sama di atas dan atur tegangan pada untai
sama dengan tegangan pada untai sama dengan tegangan setelah
transfer dan bukan tegangan sesaat sebelum transfer dan biarkan
nilai penyebutnya menjadi 1.
2) Karena perubahan pada regangan beton selama transfer (regangan
sebelum transfer dikurangi regangan segera setelah transfer) sama
dengan perubahan regangan pada untaian prategang selama transfer,

130
perubahan tegangan beton sama dengan perubahan tegangan
prategang. Selama perpindahan dibagi dengan rasio modular antara
baja prategang dan beton pada saat pengalihan. Dengan
memperhatikan bahwa tegangan beton segera sebelum transfer
adalah 0 dan bahwa perubahan tegangan prategang selama transfer
adalah kehilangan akibat pemendekan elastis, fcgp dapat dihitung
sebagai berikut :
DfpES
fcgp =
Ep / Eci
380, 698
=
197200 / 27081,14
= 52,28 Mpa
Dfcdp adalah perubahan tegangan beton pada pusat gravitasi baja
prategang karena beban permanen, kecuali beban yang bekerja pada saat
gaya prategang diterapkan. Nilai Dfcdp harus dihitung pada bagian yang
sama atau pada bagian untuk mana fcgp dihitung.
a) Momen slab
Lebar (mm) 9000 mm
Tebal slab (mm) 250 mm
ɣbeton 2400 Kg/m³
Panjang (L) 16440 mm
q = A   beton
= (9000 mm x 250 mm) x 2400 x 10-8 N/mm³
q = 54 N/mm
1
Mmaks =  q l2
8
1
=  54 164402
8
Mslab = 1824346800 N.mm
b) Momen parapet, aspal, railing
Momen trotoar 31442,123 Kgm
Momen aspal 11337,307 Kgm
Momen railing 21474,886 kgm

131
Nilai momen di atas diperoleh dari analisa momen menggunakan
aplikasi Csi Bridge.
Mslab  e8,22 ( Mtrotoar  Mrailing  Maspal )  ( N . Abeambot  CGSps)
Dfcdp = 
Ig Ic
1824346800  323 (314421230  113373070  214748860)  (363, 24  127)

= 22666102468 101008733726

= 27,50 Mpa
Maka, DfpCR adalah
DfpCR = 12.0 fcgp  7.0 Dfcdp
= 12 (52,28 Mpa) – 7 (27,5 Mpa)
= 12 (4,38 ksi) – 7 (3,99 ksi)
= 52,56 – 27,93
= 24,63 ksi
= 169,82 Mpa
Kehilangan akibat Relaksasi (Relaxation)
DfpR 2  20  0, 4 DfpES  0, 2( DfpSR  DfpCR)
Menghitung kehilangan akibar relaksasi setelah transfer
DfpR2 = 20 – 0,4 (220,152 Mpa)-0,2(20 Mpa + 169,82 Mpa)
= 20 – 0,4 (31,93 ksi) – 0,2 (2,9 ksi + 24,63 ksi)
= 20 – 12,772 – 5,506
= 1,722 ksi
= 11,87 Mpa
Untuk low relaxation strands, by 30%
DfpR2 = DfpR2 x 30%
= 11,87 Mpa x 0,3
= 3,561 Mpa
Total Kehilangan setelah transfer
DfpT = DfpES + DfpSR + DfpCR + DfpR2
= 220,152 + 20 + 169,82 + 11,87
= 421,842 Mpa
Jadi, diperoleh total kehilangan prategang akibat pemendekan elastis,
susut, rangkak, dan relaksasi diperoleh sebesar 421,842 Mpa

132
Menghitung final efektif respon prestress
Maks fpe = 0,8 fpy
= 0,8 x 1674 Mpa
= 1339,2 Mpa
Menghitung aktual efektif tegangan prestress setelah semua
kehilangan
fpe = 0,75 fpu - DfpT
= 0,75 (1860 Mpa) – 421,842 Mpa
= 1395 – 421,842
= 973,158 Mpa < 1339,2 Mpa
Menghitung aktual efektif gaya prestress setelah semua kehilangan
Pe = Nstrands x Aps x fpe
= 44 x 98,71 mm² x 973,158 Mpa
= 4226658,752 Mpa

Persentase total kehilangan prategang saat transfer

Tabel 4.2 Persentase total kehilangan prategang saat transfer


Total kehilangan Persentase
Kehilangan prategang
(Mpa) (%)
Sesudah penarikan (0,7 fpu) 1395 100
Kehilangan karena pemendekan elastis -220,15 -15,78
Kehilangan karena susut -20 -1,434
Kehilangan karena rangkak -169,82 -12,173
Kehilangan karena relaksasi -11,87 -0,851
Tegangan neto akhir, fpe 973,16 69,762
Persentase kehilangan total 30,238 %

Menghitung jacking stress


log(24t )  fpj 
DfpR1 =   0,55 fpj
40  fpy 
log(24) 1395 
=   0,55 1395
40 1674 
= 13,638 Mpa
Jacking stress = tegangan awal + DfpR1

133
= 1395 + 13,638
= 1408,638 Mpa
f. Perhitungan Tendon
Data-data perencanaan perhitungan tendon :
panjang bentang (L) 16440 mm
fc' 41,5 Mpa
fci' 31,125 Mpa
fpu 1862 Mpa
Luas girder 257250 mm2
ɣ beton 0,0000024 kg/mm3
ct 536,76 mm
cb 363,24 mm
h (tinggi profil) 900 mm
luas profil (Ac) 257250 mm²
Analisa Momen
MD (Momen akibat berat sendiri girder)
q = Agirder x ɣbeton
= 257250 mm² x 0,0000024 kg/mm³
= 0,6174 kg.mm
MD = 1/8 x q x L²
= 1/8 x 0,6174 kg.mm x (16440 mm)²
= 20858365 kg.mm
Momen akibat beban tambahan + Momen akibat beban hidup
Untuk momen akibat beban tambahan dan momen akibat beban hidup di
tengah bentang didapatkan dari hasil analisa momen menggunakan
aplikasi program Csi Bridge. Berikut tabulasi momen yang diperoleh dari
Csi Bridge :
Momen akibat beban Aspal 9737,84 kg.m
Momen akibat beban railing 18694,6 kg.m
Momen akibat beban trotoar 27558,52 kg.m
Momen akibat pejalan kaki 10506,69 kg.m
Momen akibat kendaraan 40345,27 kg.m
Momen akibat gaya rem 3509,952 kg.m
Total 110352874,5 kg.mm

134
MD + MSD + ML = 20858365 kg.mm + 110352874,5 kg.mm
= 131211239,6 kg.mm

Menghitung modulus penampang atas

fti = 3 fci'

= 3 0,75 fc'

= 3 0, 75  41,5

= 3 31,125 Mpa

= 3 4,514 ksi
= 6,374 ksi
= 43,95 Mpa
fc = 0,45 x fc’
= 0,45 x 6,02 ksi
= 2,709 ksi
= 18,68 Mpa

St =
1    M D  M SD  M L
 fti  f c

=
1  69,762% 20858365kg.mm  110352874,5kg.mm
69,762%  43,95Mpa  18,68Mpa

=
1  0,69762 208583650 N .mm  1103528745N .mm
0,69762  43,95Mpa  18,68Mpa
St = 97375744,25 mm³
Menghitung modulus penampang bawah

ft = 6 f c'

= 6 41,5 Mpa

= 6 6, 02 ksi
= 14,72 Mpa
f ci = 0,6 x fc’
= 0,6 x 6,02 ksi

135
= 3,612 ksi
= 24,904 Mpa

Sb =
1    M D  M SD  M L
ft  f ci

=
1  0,69762 208583650 N .mm  1103528745N .mm
0,69762 14,72Mpa  24,904Mpa
Sb = 33167525,76 Mpa
Analisis tegangan pada saat transfer
Ct
f ci = fti   fti  f ci 
h
536, 76
= 43,95   43,95  24,904 
900
= 32,59 Mpa
Menghitung nilai prategang awal (Pi)
Pi = Ac  f ci
= 257250 mm² x 32,59 Mpa
= 8383777,5 N
Eksentrisitas yang diperlukan di penampang yang mengalami momen
maksimum di tengah bentang
St MD
ec =  fti  f ci  
Pi Pi
97375744, 25 208583650
=  43,95  32,59  
8383777,5 8383777,5
= 156,823 mm
Karena Cb = 363,24 mm dan mengasumsikan selimut beton digunakan
sebesar 50 mm, maka :
ec = 363,24 – 50 mm
= 313,24 mm
Luas tendon yang dibutuhkan, Ap
Pi
Ap =
0, 7 fpu

136
8383777,5
=
0, 7 1862
= 6432,24 mm²
Banyak strand
Ap
Nstrands =
Aps
= 6432,24/98,71
= 65 buah
Cek tegangan serat ekstrim beton
Pi aktual = 0,7 fpu x Ap
= 0,7 (1862) x 6432,24
= 8383781,616
Pi  ect  MD
ft = 1  2  t
Ac  r  S
8383781, 616  313, 24  536, 76  208583650
= 1 
257250  88109, 24  97375744, 25
= (-32,59 x (-0,91)) – 2,14
= 29,66 – 2,14

= 27,52 Mpa ≤ fti = 43,95 Mpa

Pi  ecb  M D
fb =  1  2  
Ac  r  Sb

8383781, 616  313, 24  363, 24  208583650


= 1 
257250  88109, 24  33167525, 76

= (-32,59 x 2,29) + 6,29

= -74,6311 + 6,29

= -68,3411 Mpa ≤ fci = 24,904 Mpa

Analisa tegangan pada kondisi beban kerja

Pe = Nstrands x Aps x ɣfpi

= 65 x 98,71 x 0,69762 x (0,7 x 1862)

= 5834063,45 N

137
Pe  ect  MT
ft = 1   t
Ac  r 2  S

5834063, 45  313, 24  536, 76  131211239, 6


= 1 
257250  88109, 24  97375744, 25

= (-22,68 x (-0,91)) - 1,35

= 20,64 – 1,35

= 19,29 Mpa > fc = 18,68 Mpa

Jadi, tinggi penampang perlu diperbesar atau gunakan beton dengan


kekuatan lebih tinggi dengan menggunakan beton K-550 (fc’ = 45,65).

fc = 0,45 x 45,65

= 20,54 Mpa, OK

Pe  ecb  M T
fb =  1  2  
Ac  r  Sb

5834063, 45  313, 24  363, 24  131211239, 6


= 1 
257250  88109, 24  33167525, 76

= (-22,68 x 2,29) + 1,35

= -51,94 + 1,35

= -50,59 Mpa ≤ ft = 14,72 Mpa, OK

Cek tegangan penampang tumpuan

f ci' = 0,75 x 45,65 = 34,24 Mpa

f ci = 0,6 x 34,24 = 20,54 Mpa

f ti = 3 fci' = 46,195 Mpa untuk tengah bentang

f ci = 6 fci' = 92,25 Mpa untuk tumpuan

f c = 0,45 x 45,65 = 20,54 Mpa

138
f ti = 6 fc' = 106,46 Mpa

ft = 12 f c' = 212,875 Mpa

Pada saat transfer, tegangan tekan di penampang tumpuan

Pi  ecb 
fb = 1  2   0
Ac  r 

8383781, 616  e 363, 24 


= 1
257250  88109, 24 
20,54

ee = 89,264 mm

dengan demikian, coba ee = 150 mm.

Pi  ect 
ft = 1  2 
Ac  r 

8383781, 616  150  536, 76 


ft = 1
257250  88109, 24 

= -2,809 Mpa < fti = 104,64 Mpa OK

Pi  ecb 
fb = 1  2   0
Ac  r 

8383781, 616  150  363, 24 


= 1
257250  88109, 24 

= -52,74 Mpa < fci =92,25 Mpa OK

Pada kondisi beban kerja

Pe  ect 
ft = 1  2 0
Ac  r 

5834063, 45  150  536, 76 


= 1 0
257250  88109, 24 

= -1,95 Mpa < ft = 212,875 Mpa OK

Pe  ecb 
fb = 1  2   0
Ac  r 

139
5834063, 45  150  363, 24 
= 1 0
257250  88109, 24 

= -8,65 Mpa < fc = 20,54 Mpa OK

Jadi, gunakan balok prategang penampang I yang tingginya 900 mm


dengan fc’ sama dengan 45,65 Mpa (K-550) dengan 65 strands ½ in
yang mempunyai eksentrisitas di tengah bentang sebesar ec = 313,24
mm dan eksentrisitas penampang ujung sebesar ee = 150 mm.

Menghitung batas kekuatan girder (Strength I)

Menghitung momen kapasitas nominal

Aps  fpu
c =
 0,85  fc'  1  b    k  Aps  dfpup  
 

 f py 
k = 2 1, 04  
 f pu
 

 1674Mpa 
= 2 1, 04  
 1860Mpa 

 242, 79ksi 
= 2 1, 04 
 269, 77ksi 

k = 0,28

dp = hgirder + hslab – cgs tengah bentang

= 900 mm + 250 mm – 313,24 mm

= 836,76 mm

98, 711860
c =
  1860  
 0,85  45, 65  0,85  2100    0, 28  98, 71 
  836, 76  

= 2,65 mm

140
Menghitung tinggi tekanan blok

a = 1c

= 0,85 x 2,65

= 2,25 mm

Karena a = 2,25 mm kecil dari ketebalan sayap, tekanan blok terletak


pada sayap, oleh karen itu, perilaku segi empat pada gelagar
dikonfirmasi

 c 
f ps = f pu 1  k 
 dp
 

 2, 65 
= 1860 1  0, 28
 836, 76 

= 1858,35 Mpa

Kapasitas momen nominal (Mn), sebagai berikut

 a
Mn = Aps  fps  dp  
 2

 2, 25 
= 98, 711858,35  836, 76  
 2 

= 153286986,3 N.mm

Menghitung resistansi lentur faktor pada bagian ini, periksa apakah


bagian tersebut aman terhadap tegangan. Regangan tarik, di deretan
bawah strands prategang diberikan sebagai berikut.

 dt  c 
t =   c
 c 

dt = hgirder + hslab – jarak c.g pada baja prategang bawah

141
= 900 + 250 – 50

= 1100 mm

 dt  c 
t =   c
 c 

 1100  2, 65 
=  0, 003
 2, 65 

= 1,24 ≥ 0,005

Mr =  M n

= 1 x 153286986,3

Mr = 153286986,3 N.mm > Mu = 131211239,6 N.mm (OK)

142

Anda mungkin juga menyukai