TINJAUAN TEORITIS
1. Anatomi Tulang
skapula dan pada bagian distal bersendi pada siku lengan dengan dua tulang,
ulna dan radius. Ujung proksimal humerus memiliki bentuk kepala bulat
(caput humeri) yang bersendi dengan kavitas glenoidalis dari scapula untuk
Tuberculum majus merupakan sebuah proyeksi lateral pada bagian distal dari
paling lateral yang teraba pada regio bahu. Antara tuberculum majus dan
pada bagian distal dari kedua tuberculum, dimana caput humeri perlahan
chirurgicum karena fraktur sering terjadi pada bagian ini (Pearce E, 2009).
berbentuk segitiga hingga akhirnya menipis dan melebar pada ujung distalnya.
Beberapa bagian yang khas merupakan penanda yang terletak pada bagian
tombol bundar pada sisi lateral humerus, yang bersendi dengan caput radii.
yang bersendi dengan caput radii ketika lengan difleksikan. Trochlea humeri,
yang berada pada sisi medial dari capitulum humeri, bersendi dengan ulna
(Timurawan A, 2017).
Fossa coronoidea merupakan suatu depresi anterior yang menerima
merupakan suatu depresi posterior yang besar yang menerima olecranon ulna
merupakan suatu proyeksi kasar pada sisi medial dan lateral dari ujung distal
ulnaris, suatu saraf yang dapat membuat seseorang merasa sangat nyeri ketika
2007)
Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput (ujung atas),
a. Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala, yang
membuat sendi dengan rongga glenoid dari skapla dan merupakan bagian
dari banguan sendi bahu. Dibawahnya terdapat bagian yang lebih ramping
disebut leher anatomik. Disebelah luar ujung atas dibawah leher anatomik
medial ke sebelah lateral dan memberi jalan kepada saraf radialis atau
c. Ujung Bawah
ulna dan disebelah luar terdapat kapitulum yang bersendi dengan radius.
Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat epikondil yaitu
2. Fisiologi Tulang
(Sobotta, 2009)
B. Konsep Fraktur
1. Definisi
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 2005). Sedangkan
yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang
2. Penyebab Fraktur
gerakan punter mendadak dan kontraksi otot yang ekstrim. Patah tulang
perdarahan keotot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf
b) Fraktur humerus
e) Fraktur colles
f) Fraktur metacarpal
b) Fraktur femur
d) Fraktur patella
f) Fraktur cruris
g) Fraktur ankle
h) Fraktur metatarsal
Nyeri pada fraktur adalah nyeri yang termasuk dalam nyeri nosiseptif.
apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka system nosisseptif akan bergeser
otak. Sinyal nyeri dalam bentuk impuls listrik akan dihantarkan oleh
serabut saraf nosiseptor tidak bermielin (serabut C dan delta) yang
5. Penatalaksanaan
& Suddarth (2005), pengkajian primer dan resusitasi sangat penting untuk
Perdarahan dari patah tulang panjang dapat menjadi penyebab terjadinya syok
C. Fraktur Humerus
1. Definisi
oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung (de Jong, 2010).
2. Etiologi
di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Trauma ada 2 jenis
yaitu :
1. Trauma langsung
2. Trauma tidak langsung yaitu terjadi benturan pada tulang dan titik tumpu
memecah
tulang
3. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2002) tanda dan gejala dari fraktur
humerus, yaitu:
1. Nyeri
fragmen tulang.
2. Deformitas
3. Krepitus
krepitus yang terasa akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah
cidera.
4. Klasifikasi
Menurut Hoppenfield (2011) patah tulang humerus dapat dibagi menurut ada
luar.
derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya
patah tulang.
2009) adalah:
struktur neurovascular.
lukanya.
1) Fraktur transversal
Fraktur yang terjadi karena benturan langsung pada titik fraktur dengan
2) Fraktur oblik
Fraktur ini terjadi karena benturan tak langsung ketika suatu kekuatan
pada jarak tertentu menyebabkan tulang patah pada bagian yang paling
3) Fraktur spiral
Fraktur spiral terjadi ketika sebuah anggota gerak terpuntir dengan kuat
patahan dari fraktur spiral hampir sama dengan fraktur obilk, akan tetapi
5) Fraktur kompresi
6) Fraktur greenstick
Fraktur di mana garis fraktur pada tulang tersebut hanya parsial (tidak
lengkap) pada sisi konveks bagian tulang yang tertekuk, seperti ranting
pohon yang lentur. Fraktur jenis ini hanya terjadi pada anak-anak.
7) Fraktur patologik
dan eksorotasi rotator cuff serta distal fragmen bergeser ke arah medial.
5. Patofisiologi
pegas untuk menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang
lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang
terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks,
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.
inflamasi yang ditandai denagn vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan
infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses
1. Faktor intrinsic
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan
2. Faktor ektrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung
terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
”butterfly”.
6. Pathway
Kerusakan neurovascular
Port de entrée Nyeri/ketidaknyamanan
Terapi imobilitas/gips
Spasme otot
Perubahan sirkulasi Gerakan frakmen tulang
embolisme lemak Ketidakmampuan
Cedera jaringan lunak menggerakkan lengan
Penurunan kekuatan otot
2. Risiko tinggi infeksi Trauma jaringan
Ketidakmampuan
menggerakkan
8. Kerusakan integritas 1. Nyeri lengan Penurunan
kulit kekuatan otot
6. Ketidakefektifan koping
individu dan keluarga
7. ansietas 3. Hambatan
mobilitas fisik
4. Deficit perawat diri
5. Risiko tinggi trauma
Kurang terpajan informasi
Salah interprestasi
9. Defisiensi pengetahuan
tentang prognosis dan
kebutuhan pengobatan
7. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
b) Radiologi
bahu dan siku harus terlihat dalam foto. Radiografi humerus kontralateral
8. Penatalaksanaan
1. Konservatif
fragmen sampai 300 masih dapat ditoleransi, ditinjau dari segi fungsi dan
kosmetik. Hanya pada patah tulang terbuka dan non-union perlu reposisi
siku fleksi 90° dan bagian lengan bawah digantung dengan sling disekitar
leher pasien. Cast (pembalut) dapat diganti setelah 2-3 minggu dengan
pembalut pendek (short cast) dari bahu hingga siku atau functional
harus dilatih gerak sejak awal. Latihan pada bahu dimulai dalam 1minggu
konservatif:
a) Hanging Cast
atau setengah diangkat sepanjang waktu dengan posisi cast tetap untuk
efektivitas.
b) Coaptation Splint
dan untuk jenis fraktur oblik pendek dan transversa yang dapat
trauma.
tidak dapat ditoleransi dengan metode terapi lain dan lebih nyaman
ektremitas atas.
e) Functional Bracing
pembedahan, diantaranya :
b Fraktur terbuka
c Fraktur segmental
e Fraktur patologis
h Non-union
siku.
9. Komplikasi
1) Komplikasi Awal
a) Cedera vaskuler
b) Cedera saraf
humerus. Pada cedera yang tertutup, saraf ini sangat jarang terpotong,
Jika fungsi saraf masih ada sebelum manipulasi lalu kemudian cacat
c) Infeksi
2) Komplikasi Lanjut
energy rendah kurang dari 3%. Fraktur energi tinggi segmental dan
dibawah 10%.
b) Joint stiffness
perlu difikirkan.
badan untuk 2-3 minggu. Pada anak yang lebih tua memerlukan plaster
splint pendek.
D. Asuhan Keperawatan Faktur Humerus Sinistra
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Terdiri dari nama, nomor rekam medis, agama, jenis kelamin, pekerjaan,
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
lain-lain.
a) Pola Makan
Berapa kali pasien makan dalam sehari, porsi nya habis atau
lain.
b) Pola Minum
3) Pola Eliminasi
a) BAB
b) BAK
1) Pola Kognitif-Persepsi
b) Role/ Peran
diderita.
potensi.
proses kognitif.
d. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
b) Tingkat kesadaran
2) Kepala
a) Rambut
b) Wajah
c) Mata
d) Hidung
e) Bibir
f) Gigi
g) Lidah :
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
5) Jantung
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
6) Perut/ Abdomen
a) Inspeksi
b) Auskultasi
c) Palpasi
d) Perkusi
7) Ekstremitas
8) Sistem Integumen
9) Sistem Neurologi
(Muttaqin, 2011).
2. Diagnosa
respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
Indonesia.
perawat.
yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.
Internasional, 2007).
pelayanan kesehatan.
masyarakat.
kesehatan lain.
diagnosa keperawatan yang ada pada klien dengan fraktur humerus sinistra.
Menurut NANDA (2015), diagnosa keperawatan pada pasien Fraktur