TIPE 1B
NIM : 710015018
YOGYAKARTA
2018
1. Judul Seminar :
2.Tipe Seminar :
3.Identitas Mahasiswa
4.Lokasi :
6.Biaya seminar :
Pengusul
710015018
Mengetahui Mentetujui
Ketua Jurusan T. Pertambangan Dosen Pembimbing
Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat,hidayah dan karunia-Nya, sehingga proposal seminar geologi
yang berjudul KONDISI GEOLOGI DAN PEMODELAN KESTABILAN
LERENG JALUR TRANSEK LIWA-RANAU, LIWA, LAMPUNG BARAT
ini dapat terselesaikan.
Usulan seminar ini dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat
penyusunan laporan seminar geologi di Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
Penyusun
Daftar Isi................................................................................................................ iv
Bab I. Pendahuluan
Perkiraan Biaya..........................................................................................22
Daftar pustaka........................................................................................................24
Lampiran................................................................................................................25
nasional secara signifikan yaitu dengan rata- rata kontribusi periode 2002 - 2006
sebesar 104,637 triliun rupiah atau dengan rata-rata persentase kontribusi periode
2002 – 2006 sebesar 6,28%. Pada tahun 2006, kontribusi PDB Industri Kreatif
berdasarkan harga konstan 2000 adalah sebesar 104,787 triliun rupiah yaitu 5,67%
dari total PDB Nasional. Jika dihitung dengan nilai nominal senilai 189,4 triliun
keramik di daerah ini mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku dari daerah
sekitar. Di lain pihak, wilayah Kabupaten Banjarnegara ini sejak lama telah dikenal
juga sebagai penghasil bahan galian felspar yang merupakan bahan baku utama
yang berjarak sekitar 150 kilometer dari kota Semarang (ibukota provinsi) ke arah
darat.
seminar ini hanya akan membahas mengenai Pemanfaatan hasil gerakan tanah
dengan potensi lempung dan feldsfar untuk bahan baku keramik di daerah
Maksud dari pembuatan usulan seminar ini adalah untuk memahami serta
mempelajari tentang Pemanfaatan hasil gerakan tanah dengan potensi lempung dan
Tengah.
tingkat sarjana pada jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta dan untuk mengetahui hasil pemanfaatan hasil gerakan tanah potensi
koordinat antara 109° 32' sampai 109°43' Bujur Timur (BT) serta antara 7° 10'
Agama : Islam.
No. Hp : 089601908857.
Email :ghaniabdul4995@gmail.com.
Gambar 2.1 Peta geologi daerah Kabupaten Banjarnegara bagian Selatan,Provinsi Jawa Tengah
Condon dkk., 1996) berskala 1: 100.000, dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Jawa Tengah, dari tua ke muda dapat diuraikan sebagai berikut (Gambar
2):
Daerah penyelidikan ini secara stratigrafi terdiri dari sebaran batuan- batuan
dari Komplek Luk Ulo (KTl), Grauwake (KTs), Formasi Totogan (Tomt), Anggota
Tuf Formasi Waturanda (Tmwt), dan Formasi Waturanda (Tmw). Kompleks Luk
yang terdiri dari berbagai bongkahan batuan yang tercampur secara tektonik dalam
matrik serpih dan batu lanau kelabu gelapyang terkoyakkan.Ukuran bongkah tak
seragam, tersusun dari basal, rijang hitam dan merah, batuan basa dan ultrabasa
sekis dan filit, grewake, granit, tuf terkersikkan, batu gamping merah dan kelabu.
bersusunan, tersusun dari kuarsa, felspar, kalsit, kaca, dan kepingan batuan,
dari breksi, batulempung, napal, batupasir, konglomerat, dan tuf. Bagian bawah
satuan terdiri dari perselingan tak teratur breksi, batulempung tufan, napal, dan
Stratigrafi Regional yang digunakan penulis mengacu pada Djuri dkk. (1996),
Kastowo dan Suwarna (1996) dan Condon dkk. (1996). Batuan tertua pada daerah
penelitian adalah Formasi Pemali. Di atas Formasi Pemali secara berurutan ke atas
darat pada kala Plistosen Akhir. Setelah itu diendapkan produk volkanik Gunung
Slamet Muda dan endapan aluvial pada lingkungan darat pada kala Holosen.
Formasi Totogan
Harloff (1933) dan Tjia HD (1996) menamakan sebagai tufa napalm I, sedangkan
Suyanto & Roksamil (1974) menyebutnya sebagai lempung breksi. Litologi berupa
sambung.
Formasi Ligung
Formasi Ligung tersusun atas aglomerat andesit, breksi, dan tuf berwarna abu-abu
di beberapa tempat. Terdapat Anggota Lempung Formasi Ligung yang tersusun atas
batulempung tufan, batupasir tufan, dan konglomerat, setempat sisa tumbuhan dan
bukan marin.
Formasi peniron
Peneliti terdahulu menamakan sebagai horizon breksi III. Formasi ini menindih
selaras diatas formasi haling dan merupakan sedimen turbidit termuda yang
aneka bahan dengan komponen andesit, batulempung, batupasir dengan masa dasar
Formasi ini terendapkan selaras diatas formasi waturanda, litologi tersusun dari
Formasi Waturanda
Fomasi ini terdiri dari batupasir vulkanik dan breksi vulkanik yang berumur miosen
awal-miosen tengah yang berkedudukan selaras diatas formasi totogan. Formasi ini
memiliki anggota Tuff, dimana Harloff (1933) menyebutnya sebagai Eerste Merger
Tuff Horizon.
melibatkan seluruh batuan berumur Kapur hingga Holosen. Lipatan yang ditemui
mempunyai arah umum baratlaut - tenggara.Jenis sesar berupa sesar naik, sesar
turun, dan sesar geser menganan. Sesar yang ditemui umumnya berarah barat
sebagian diduga sesar mempunyai pola penyebaran seperti pola sesar dan
umumnya mempunyai arah jurus barat laut - timur tenggara dan barat laut -
tenggara dengan beberapa timur laut – barat daya. Kekar umumnya dijumpai pada
batuan berumur Tersier dan pra-Tersier dan berkembang baik pada batuan berumur
Kapur, yang di beberapa tempat terlihat saling memotong. Pola umum struktur
kompleks melange Lokasi Ulo berarah Timur – Barat dimana blok tektonik
tersusun atas sekis kristalin, filit, marmer, riolit, dasit, batuan mafik dan ultra mafik,
sebagai keratan tektonik dan sebagai blok fault-bounded. Kompleks ini ditutupi
sesuai dengan informasi geologi daerah ini, antara lain adalah : felspar, lempung,
dan talk.
beberapa ratus meter (berukuran bukit). Lempung merupakan matrik serpih dari
Komplek Melange Lok Ulo, sedangkan talk merupakan hasil ubahan dari
Felspar di daerah ini sebagian besar dijumpai berupa felspar diagenetik hasil
proses malihan atau metamorfisma dari batuan lain. Felspar diagenetik yang
kekuningan hingga kecoklatan, berbutir halus hingga sedang, keras, getas, dan
sebagian rapuh.
lokasi dengan luas endapan secara keseluruhan sekitar 182,5 Ha dan sumber daya
pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus seperti barang
pecah belah, saniter, isolator dan juga digunakan dalam industri gelas/kaca.
malihan yang terbentuk sebagai akibat proses metamorfosa dari berbagai jenis
batuan yang lebih tua, seperti yang dijumpai pada Komplek Luk Ulo. Lempung ini
Lempung digunakan secara luas sebagai bahan baku pembuatan keramik dan
batuan talk serpentinit hasil proses serpentinisasi lanjut dari batuan ultrabasa.
kebiruan, dan kehitaman, berkilap lilin, dan berfoliasi. Talk ini biasanya dapat
BAB III
JADWAL PELAKSANAAN
Seminar Pertambangan Page 20
3.1. Jadwal Penyusunan Rencana Seminar
Oktober November
No. Nama Kegiatan
IV I II III IV
3 Revisi
4 Laporan
5 Seminar
6 Penjilidan
BAB IV
Rencana Biaya
selama penyusunan Seminar. Pendanaan ini sendiri berasal dari dana pribadi yang
DAFTAR PUSTAKA
Harben, P.W., and Robert L. Bates; Industrial Minerals : Geology and World
Deposits; Metal Bulletin Plc; London
Suhala, S. dan M. Arifin [Ed.]; 1997; Bahan Galian Industri; Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral; Bandung
Anonim., 2012, Kajian Potensi Sumber Daya Geologi untuk Menunjang Ekonomi
Kreatif, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung, Tidak dipublikasikan.
Condon,W.H., Pardiyanto, L., Ketner, K.B., Amin, T.C., Gafoer, S., dan Samodra,
H., 1996, Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan, Jawa, skala 1 :
100.000, P3G, Bandung.
LAMPIRAN
Riwayat hidup
Agama : Islam
Jawa Barat
Telp/Hp : 089601908857
Pendidikan Formal :