Anda di halaman 1dari 25

USULAN SEMINAR

TIPE 1B

NAMA : Farisnayan Indragus Sugianto

NIM : 710015018

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIOANAL

YOGYAKARTA

2018

Seminar Pertambangan Page 1


HALAMAN PENGESAHAN
USULAN SEMINAR PERTAMBANGAN
.

1. Judul Seminar :

2.Tipe Seminar :

3.Identitas Mahasiswa

a. Nama Lengkap : Farisnayan Indragus Sugianto


b. NIM : 710015018
c. Pengurus Tinggi : STTNAS Yogyakarta
d. Program Studi : Teknik Pertambangan
e. Dosen pembimbing

4.Lokasi :

5.Jangka Wktu Seminar :

6.Biaya seminar :

Yogyakarta, Oktober 2018

Pengusul

Farisnayan Indragus Sugianto

710015018

Mengetahui Mentetujui
Ketua Jurusan T. Pertambangan Dosen Pembimbing

R. Andy Erwin Wijaya, ST., MT


NIK :

Seminar Pertambangan Page 2


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat,hidayah dan karunia-Nya, sehingga proposal seminar geologi
yang berjudul KONDISI GEOLOGI DAN PEMODELAN KESTABILAN
LERENG JALUR TRANSEK LIWA-RANAU, LIWA, LAMPUNG BARAT
ini dapat terselesaikan.

Usulan seminar ini dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat
penyusunan laporan seminar geologi di Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih dan


penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.


2. R. Andy Erwin Wijaya, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. . selaku dosen pembimbing seminar Pertambangan.
4. Ayah Dan Ibu tercinta.
5. Teman dan serta rekan-rekan mahasiswa Pertambangan serta rekan-
rekan lain, atas segala dorongan dan bantuannya.

Besar harapan penyusun, semoga proposal seminar geologi ini dapat


dipertimbangkan. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penyusun ucapkan
terima kasih.

Yogyakarta, September 2018

Penyusun

Farisnayan Indragus Sugianto

Seminar Pertambangan Page 3


DAFTAR ISI
Halaman Depan ....................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................................. ii

Kata Pengantar .......................................................................................................iii

Daftar Isi................................................................................................................ iv

Daftar Gambar ........................................................................................................ v

Daftar Tabel ........................................................................................................... vi

Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ vii

1.2. Maksud dan Tujuan................................................................................. vii

1.3. Perumusan Masalah ................................................................................ vii

1.4. Lokasi ...................................................................................................... ix

1.5. Metode .................................................................................................... ix

1.6. Personalia Penelitian ................................................................................ x

Bab II. Tinjauan Pustaka

II.I GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN........................................12

II.I.I Stratigrafi Regional .............................................................14

II.I.2 Struktur Geologi Regional....................................................17

II.2 DASAR TEORI..................................................................................18

Bab III. Pelaksanaan

III.1. Jadwal Penyusunan Rencana Seminar..............................................21

Bab IV.Rencana Biaya

Perkiraan Biaya..........................................................................................22

Daftar pustaka........................................................................................................24

Lampiran................................................................................................................25

Seminar Pertambangan Page 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta daerah Purwanegara dan sekitarnya, Kabupaten


Banjarnegara.................................................................10

Gambar 2.1 Peta geologi daerah Kabupaten Banjarnegara bagian


Selatan, Provinsi Jawa Tengah........................................12

Gambar 2.2 stratigrafi regional daerah penelitian.........14

Gambar 2.2 Struktur Geologi Regional.........................17

Seminar Pertambangan Page 5


Daftar Tabel

Tabel II.2 Sumber Daya Felspar......................................................................19

Tabel II.2 Sumber Daya Lempung...................................................................19

Tabel III.1 Jadwal Penyusunan Rencana Seminar..........................................20

Tabel III.2 Rincian Biaya Penelitian.................................................................21

Seminar Pertambangan Page 6


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 6 Tahun 2009

tentang pengembangan ekonomi kreatif, dalam rangka keterpaduan

pelaksanaanangan ekonomi kreatif, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM) turut serta mendukung dan melaksanakan kebijakan pengembangan

ekonomi kreatif tahun 2009 – 2012, yaitu dengan melakukan pengembangan

kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan dan bakat individu

yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Industri kreatif ini telah mampu memberikan sumbangan kepada PDB

nasional secara signifikan yaitu dengan rata- rata kontribusi periode 2002 - 2006

sebesar 104,637 triliun rupiah atau dengan rata-rata persentase kontribusi periode

2002 – 2006 sebesar 6,28%. Pada tahun 2006, kontribusi PDB Industri Kreatif

berdasarkan harga konstan 2000 adalah sebesar 104,787 triliun rupiah yaitu 5,67%

dari total PDB Nasional. Jika dihitung dengan nilai nominal senilai 189,4 triliun

rupiah (Pangestu, 2008).

Di wilayah Kabupaten Banjarnegara ini tepatnya di daerah Desa Klampok,

Kecamatan Purworejo Klampok terdapat sentra kerajinan keramik. Industri

keramik di daerah ini mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku dari daerah

sekitar. Di lain pihak, wilayah Kabupaten Banjarnegara ini sejak lama telah dikenal

juga sebagai penghasil bahan galian felspar yang merupakan bahan baku utama

untuk pembuatan barang keramik.

Seminar Pertambangan Page 7


Pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara terletak di kota Banjarnegara

yang berjarak sekitar 150 kilometer dari kota Semarang (ibukota provinsi) ke arah

baratdaya yang dapat ditempuh sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kendaraan

darat.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diangkat maka dalam penyusunan makalah

seminar ini hanya akan membahas mengenai Pemanfaatan hasil gerakan tanah

dengan potensi lempung dan feldsfar untuk bahan baku keramik di daerah

purwanegara Banjarnegara Jawa Tengah.

1.3 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari pembuatan usulan seminar ini adalah untuk memahami serta

mempelajari tentang Pemanfaatan hasil gerakan tanah dengan potensi lempung dan

feldsfar untuk bahan baku keramik di daerah purwanegara Banjarnegara Jawa

Tengah.

Tujuan dari penulisan proposal ini untuk memenuhi kurikulum akademik

tingkat sarjana pada jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

Yogyakarta dan untuk mengetahui hasil pemanfaatan hasil gerakan tanah potensi

lempung dan feldsfar untuk bahan baku keramik di daerah purwanegara

Banjarnegara Jawa Tengah.

1.4 Metode Penelitian

Kegiatan kajian mencakup tahap persiapan, pengumpulan data primer ke

lapangan, analisis laboratorium, dan pengolahan data analisis kimia major

element, analisis petrografi dan analisis X R D pada Laboratorium Pusat

Seminar Pertambangan Page 8


Sumber Daya Geologi serta analisis keramik (analisis fisik, analisis bakar,

pendahuluan/ teknologi dan pembuatan prototipe) pada Balai Besar Industri

Keramik.Tahap pengolahan data meliputi evaluasi dan analisis dat a , yaitu

pengidentifikasian, pengelompokkan dan pengujian data hasil pengamatan

lapangan dan analisis laboratorium.

1.5 Lokasi Penelitian


Wilayah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah,

yakni Kecamatan Purwanegara. Secara geografis daerah ini terletak pada

koordinat antara 109° 32' sampai 109°43' Bujur Timur (BT) serta antara 7° 10'

sampai 7° 31' Lintang Selatan (LS) (Gambar 1).Pusat pemerintahan Kabupaten

Banjarnegara terletak di kota Banjarnegara yang berjarak sekitar 150 kilometer

dari kota Semarang (ibukotaprovinsi) ke arah baratdaya yang dapat ditempuh

sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kendaraan darat.

Seminar Pertambangan Page 9


Gambar 1.1 Peta lokasi daerah Purwanegara dan sekitarnya, Kabupaten Banjarnegara

Seminar Pertambangan Page 10


1.6 Personalia Peneliti

Nama : Ghaniyu sentosa.


No. Mahasiswa : 410014107.

Perguruan Tinggi : STTNAS Yogyakarta.

Program Studi : Teknik Geologi.

Tempat/Tanggal Lahir : 2 mei 1995, Depok Jawa Barat.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Agama : Islam.

Alamat Asal : Perumahan Pondok Tirta Mandala Blok L no 8


Kelurahan Sukamaju Kecamatan Sukmajaya
Rt06/19.

Alamat di Jogja : Jalan Nilam No 2 Pugeran Sleman Yogyakarta.

No. Hp : 089601908857.

Email :ghaniabdul4995@gmail.com.

Seminar Pertambangan Page 11


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 FISIOGRAFI DAERAH PENELITIAN

Gambar 2.1 Peta geologi daerah Kabupaten Banjarnegara bagian Selatan,Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan (WH.

Condon dkk., 1996) berskala 1: 100.000, dari Pusat Penelitian dan Pengembangan

Geologi Bandung, tatanan stratigrafi daerah penelitian di Kabupaten Banjarnegara,

Provinsi Jawa Tengah, dari tua ke muda dapat diuraikan sebagai berikut (Gambar

2):

Daerah penyelidikan ini secara stratigrafi terdiri dari sebaran batuan- batuan

dari Komplek Luk Ulo (KTl), Grauwake (KTs), Formasi Totogan (Tomt), Anggota

Tuf Formasi Waturanda (Tmwt), dan Formasi Waturanda (Tmw). Kompleks Luk

Seminar Pertambangan Page 12


Ulo (KTl) berumur Kapur Akhir hingga Paleosen yang merupakan batuan bancuh

yang terdiri dari berbagai bongkahan batuan yang tercampur secara tektonik dalam

matrik serpih dan batu lanau kelabu gelapyang terkoyakkan.Ukuran bongkah tak

seragam, tersusun dari basal, rijang hitam dan merah, batuan basa dan ultrabasa

sekis dan filit, grewake, granit, tuf terkersikkan, batu gamping merah dan kelabu.

Umumnya bongkahan berbentuk lonjong, setiap batas litologi merupakan sentuh

tektonik.Di beberapa tempat terlihat tanda-tanda pelongsoran. Grauwake (KTs),

berumur Kapur Akhir– Paleosen, terdapat sebagai bongkah atau

kepungan tektonik, berbutir halus–kasar,kelabu tua kehijauan,perlapisan

bersusunan, tersusun dari kuarsa, felspar, kalsit, kaca, dan kepingan batuan,

setempat bentuk boudin, di banyak tempat merupakan kepingan dalam

matriks yang menyerpih.Formasi Totogan (Tomt) berumur Oligo Miosen, terdiri

dari breksi, batulempung, napal, batupasir, konglomerat, dan tuf. Bagian bawah

satuan terdiri dari perselingan tak teratur breksi, batulempung tufan, napal, dan

konglomerat. Breksi anekabahan, komponen menyudut, berupa batulempung,

batusabak, batupasir, batugamping basal,sekis,granit.

Seminar Pertambangan Page 13


2.1.1 Stratigrafi Regional

Gambar 2.2 stratigrafi regional daerah penelitian

Stratigrafi Regional yang digunakan penulis mengacu pada Djuri dkk. (1996),

Kastowo dan Suwarna (1996) dan Condon dkk. (1996). Batuan tertua pada daerah

penelitian adalah Formasi Pemali. Di atas Formasi Pemali secara berurutan ke atas

diendapkan selaras dengan Formasi Rambatan, Formasi Halang, dan Formasi

Kumbang. Hubungan Formasi Halang dan Formasi Kumbang adalah menjari.

Formasi-formasi tersebut diendapkan melalui mekanisme turbidit. Di atas Formasi

Kumbang diendapkan selaras Formasi Tapak dan Formasi Kalibiuk. Formasi

Kaliglagah diendapkan selaras di atas Formasi Kalibiuk. Di atas Formasi

Seminar Pertambangan Page 14


Kaliglagah diendapkan Formasi Ligung, Formasi Mengger pada lingkungan darat.

Selaras di atas Formasi Mengger diendapkan Formasi Linggopodo pada lingkungan

darat pada kala Plistosen Akhir. Setelah itu diendapkan produk volkanik Gunung

Slamet Muda dan endapan aluvial pada lingkungan darat pada kala Holosen.

 Formasi Totogan

Harloff (1933) dan Tjia HD (1996) menamakan sebagai tufa napalm I, sedangkan

Suyanto & Roksamil (1974) menyebutnya sebagai lempung breksi. Litologi berupa

breksi dengan komponen batulempung, batupasir, batugamping, napal, dan tufa.

Berumur oligosen-miosen awal, dan berkedudukan selaras diatas formasi karang

sambung.

 Formasi Ligung

Formasi Ligung tersusun atas aglomerat andesit, breksi, dan tuf berwarna abu-abu

di beberapa tempat. Terdapat Anggota Lempung Formasi Ligung yang tersusun atas

batulempung tufan, batupasir tufan, dan konglomerat, setempat sisa tumbuhan dan

batubara muda yang menunjukkan bahwa anggota ini diendapkan di lingkungan

bukan marin.

 Formasi peniron

Peneliti terdahulu menamakan sebagai horizon breksi III. Formasi ini menindih

selaras diatas formasi haling dan merupakan sedimen turbidit termuda yang

diendapkan di Zona pegunungan serayu selatan. Litologinya terdiri dari breksi

aneka bahan dengan komponen andesit, batulempung, batupasir dengan masa dasar

batupasir sisipan tufa, batupasir, napal, dan batulempung.


Seminar Pertambangan Page 15
 Formasi Penosogan

Formasi ini terendapkan selaras diatas formasi waturanda, litologi tersusun dari

perselingan batupasir, batulempung, tufa, napal, dan kalkarenit. Ketebalan formasi

ini 1000 meter, memiliki umur miosen awal-miosen tengah.

 Formasi Waturanda

Fomasi ini terdiri dari batupasir vulkanik dan breksi vulkanik yang berumur miosen

awal-miosen tengah yang berkedudukan selaras diatas formasi totogan. Formasi ini

memiliki anggota Tuff, dimana Harloff (1933) menyebutnya sebagai Eerste Merger

Tuff Horizon.

2.1.2 Struktur Geologi Regional


Struktur geologi yang berkembang di daerah Kabupaten Banjarnegara ini

antara lain adalah perlipatan, pensesaran, pelurusan, dan pengkekaran yang

melibatkan seluruh batuan berumur Kapur hingga Holosen. Lipatan yang ditemui

mempunyai arah umum baratlaut - tenggara.Jenis sesar berupa sesar naik, sesar

turun, dan sesar geser menganan. Sesar yang ditemui umumnya berarah barat

baratlaut - timur tenggara sampai utara baratlaut - selatan tenggara.Kelurusan yang

sebagian diduga sesar mempunyai pola penyebaran seperti pola sesar dan

umumnya mempunyai arah jurus barat laut - timur tenggara dan barat laut -

tenggara dengan beberapa timur laut – barat daya. Kekar umumnya dijumpai pada

batuan berumur Tersier dan pra-Tersier dan berkembang baik pada batuan berumur

Kapur, yang di beberapa tempat terlihat saling memotong. Pola umum struktur

kompleks melange Lokasi Ulo berarah Timur – Barat dimana blok tektonik

tersusun atas sekis kristalin, filit, marmer, riolit, dasit, batuan mafik dan ultra mafik,

Seminar Pertambangan Page 16


gamping, rijang, serpih silikaan, serpih, batupasir dan konglomerat, terdapat

sebagai keratan tektonik dan sebagai blok fault-bounded. Kompleks ini ditutupi

secara tidak selaras oleh Formasi Karangsambung yang berumur Eosen.

Gambar 2.1.2 Struktur Geologi Regional

2.2 DASAR TEORI

Seminar Pertambangan Page 17


Bahan galian bukan logam yang termasuk kelompok bahan keramik yang

terdapat di daerah Kabupaten Banjarnegara ini telah diperkirakan sebelumnya

sesuai dengan informasi geologi daerah ini, antara lain adalah : felspar, lempung,

dan talk.

Felspar merupakan satuan batuan dalam sebaran Batuan Grewake, dijumpai

dengan ukuran bongkah yang berukuran dari beberapa cm hingga mencapai

beberapa ratus meter (berukuran bukit). Lempung merupakan matrik serpih dari

Komplek Melange Lok Ulo, sedangkan talk merupakan hasil ubahan dari

serpentinit satuan batuan Batuan Basa dan Ultrabasa

Felspar di daerah ini sebagian besar dijumpai berupa felspar diagenetik hasil

proses malihan atau metamorfisma dari batuan lain. Felspar diagenetik yang

dijumpai di daerah penyelidikan ini umumnya berwarna abu-abu, krem

kekuningan hingga kecoklatan, berbutir halus hingga sedang, keras, getas, dan

sebagian rapuh.

Dari hasil penyelidikan lapangan, felspar dijumpai tersebar di duabelas

lokasi dengan luas endapan secara keseluruhan sekitar 182,5 Ha dan sumber daya

tereka sekitar.33.625.000 ton.

Sumber Daya Felspar

Seminar Pertambangan Page 18


LUAS SUMBER
No LOKASI
(HA) DAYA (Ton)
1 Gunungbutak 24 6.000.000
2 Pengadon 36,5 9.125.000
3 Depok 5,5 687.500
4 Penisian 20 5.000.000
5 Kalipucung 26 3.250.000
6 Gerinjing 6 1.500.000
7 Saga 22 2.750.000
8 Kumbang 27 3.375.000
9 Gaok 1 125.000
10 Jerakah 6 750.000
11 Sabuk 4 500.000
12 Jagansari 4,5 562.500
JUMLAH 182,5 33.625.000

Felspar digunakan di berbagai industri, banyak diperlukan sebagai bahan

pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam pembuatan keramik halus seperti barang

pecah belah, saniter, isolator dan juga digunakan dalam industri gelas/kaca.

Lempung yang dijumpai di daerah Kabupaten Banjarnegara ini yakni lempung

malihan yang terbentuk sebagai akibat proses metamorfosa dari berbagai jenis

batuan yang lebih tua, seperti yang dijumpai pada Komplek Luk Ulo. Lempung ini

umumnya berwarna abu-abu gelap, kehijauan hingga kehitaman, menyerpih, keras,

getas, dan berbutir halus hingga sedang.

Endapan lempung dijumpai tersebar di empat lokasi dengan luas keseluruhan

sekitar 13 Ha dan jumlah sumber daya tereka sekitar 1.898.000 ton.

Sumber Daya Lempung


LUAS SUMBER
No LOKASI
(HA) DAYA (Ton)
1 Penisian 1 78.000
2 Saga 2,5 325.000
3 Gaok 7,5 975.000
4 Sabuk 2 520.000
JUMLAH 13 1.898.000

Lempung digunakan secara luas sebagai bahan baku pembuatan keramik dan

gerabah. Lempung di beberapa lokasi telah mulai diusahakan untuk dikirim ke

Seminar Pertambangan Page 19


pabrik semen yang menggunakan sebagai bahan baku pengoreksi. Penggunaan

lempung bersama-sama dengan felspar dari daerah sekitarnya dengan komposisi

tertentu diharapkan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bodi

keramik Sedangkan talk yang terdapat di daerah penyelidikan dijumpai berupa

batuan talk serpentinit hasil proses serpentinisasi lanjut dari batuan ultrabasa.

Batuan talk serpentinit ini umumnya berwarna abu-abu gelap kehijauan,

kebiruan, dan kehitaman, berkilap lilin, dan berfoliasi. Talk ini biasanya dapat

dijumpai berupa bongkah-bongkah aneka ukuran di daerah sebaran felspar.

BAB III
JADWAL PELAKSANAAN
Seminar Pertambangan Page 20
3.1. Jadwal Penyusunan Rencana Seminar

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Seminar

Oktober November
No. Nama Kegiatan
IV I II III IV

1 Studi Pustaka dan


Pengumpulan Data
2 Konsultasi

3 Revisi

4 Laporan

5 Seminar

6 Penjilidan

BAB IV
Rencana Biaya

Seminar Pertambangan Page 21


4.1 Perkiraan Biaya

Dalam bab ini dijelaskan mengenai perkiraan rincian biaya penelitian

selama penyusunan Seminar. Pendanaan ini sendiri berasal dari dana pribadi yang

rinciannya bisa di lihat pada (Tabel III.2), di bawah ini.

Tabel 4.1 Rincian Biaya Penelitian

Keperluan Jumlah Harga Satuan (Rp) Total


Rp Rp
Kertas A4 5 38.000,00 190.000,00
Rp Rp
Tinta Printer 2 100.000,00 200.000,00
Rp Rp
Penjilidan 2 35.000,00 70.000,00
Rp
Lain - Lain - - 200.000,00
Rp
Jumlah 660.000,00

DAFTAR PUSTAKA

Seminar Pertambangan Page 22


Anonim, 2014; Kajian Teknis Pemanfaatan Feldspar Untuk Bahan
Bangunan; Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Banjarnegara.

Anonim, 2014; Banjarnegara Dalam Angka 2013; Badan Pusat


StatistikKabupaten Banjarnegara.

Condon, W.H., dkk.; 1996; Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan


Pekalongan, Jawa, Skala 1:100.000; Pusat Penelitian dan
PengembanganGeologi; Bandung.

Harben, P.W., and Robert L. Bates; Industrial Minerals : Geology and World
Deposits; Metal Bulletin Plc; London

Nuryanto dan Frank Edwin; 2012, Optimasi Pemanfaatan Potensi Felspar


Banjarnegara Jawa Tengah untuk Industri Keramik; Jurnal Riset Industri
Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 87-96.

Suhala, S. dan M. Arifin [Ed.]; 1997; Bahan Galian Industri; Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral; Bandung

Anonim., 2012, Kajian Potensi Sumber Daya Geologi untuk Menunjang Ekonomi
Kreatif, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung, Tidak dipublikasikan.

Condon,W.H., Pardiyanto, L., Ketner, K.B., Amin, T.C., Gafoer, S., dan Samodra,
H., 1996, Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan, Jawa, skala 1 :
100.000, P3G, Bandung.

Pangestu, M.E., 2008, Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi


Kreatif Indonesia 2025; Rencana Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif
Indonesia (2009 – 2015), Departemen Perdagangan Republik Indonesia.

LAMPIRAN
Riwayat hidup

Seminar Pertambangan Page 23


Data Pribadi

Nama : GHANIYU SENTOSA

Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 2 Mei 1995

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Alamat : Pondok Tirta Mandala Blok L No 8 Rt06/19

Kelurahan sukamaju kecamatan cilodong Depok

Jawa Barat

Telp/Hp : 089601908857

Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan Formal :

2003-2009 SDN Sukamaju 1

2009-2011 SMPN Taruna Bakti

2011-2013 SMA Plus PGRI Cibinong

Seminar Pertambangan Page 24


J
U
R
N
A
L

Seminar Pertambangan Page 25

Anda mungkin juga menyukai