Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN VCO (VIRGIN COCONUT OIL) DENGAN

TEKNIK MASSAGE DALAM PENYEMBUHAN LUKA


DEKUBITUS DERAJAT II PADA LANSIA

Irawan Derajat Dewandono1

1) Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Dekubitus merupakan masalah dermatologi yang sangat serius terutama bagi pasien
yang harus dirawat lama dengan keterbatasan aktivitas. Dekubitus terjadi pada area
yang terlokalisir dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan biasanya terjadi pada
permukaan tulang yang menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang
lama menyebabkan peningkatan tekanan kapiler. Dekubitus yang tidak diberikan
perawatan dapat mengakibatkan nekrosis jaringan. Pemanfaatan VCO (virgin coconut
oil) dengan teknik massage diharapkan dapat meminimalisir terjadinya infeksi dan dapat
menjadi terapi penyembuhan luka dekubitus derajat II. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh massage dalam penyembuhan luka dekubitus derajat II, pengaruh
pemberian massage dengan VCO untuk penyembuhan luka dekubtus derajat II,
mengetahui kendala penurunan derajat luka dekubitus melalui teknik massage dengan
VCO. Desain penelitian Case Study dengan menggunakan metode analisis jalinan.
Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan jumlah responden dua
orang lansia yang tinggal di Panti Wredha yang berbeda. Peneliti menganalisis
mengenai : tindakan massage, respon pasien lansia terhadap tindakan massage,
perkembangan luka dekubitus dan kendala yang ditemui saat penelitian. Terapi massage
dengan metode effleurage berpengaruh positif yaitu memberikan sensasi nyaman
terhadap kedua pasien lansia. Terapi massage dengan VCO memberikan perkembangan
luka yang cukup signifikan, dengan hasil luka tampak kering, warna kecoklatan, eritema
tampak samar dan jaringan luka menutup tanpa adanya tanda-tanda infeksi. Hambatan
yang ditemui dalam penelitian yaitu adanya nyeri yang timbul pada terapi minggu
pertama, terjadinya penolakan pasien ketika massage, pergerakan pasien yang tidak
kooperatif membuat massage terasa lebih rumit. Terapi massage dengan VCO efektif
dalam meminimalisir terjadinya infeksi dan dapat menurunkan derajat luka dekubitus.

Kata Kunci : Massage effleurage, VCO (Virgin Coconut Oil), Perkembangan Luka

ABSTRACT

Decubitus ulcer is one of serious dermatological problems to clients who shall undergo
prolonged care with limited activities. It occurs in the localized area whose tissues
undergo necrosis, frequently on the surface of protruding bones, due to the prolonged
pressures that cause the capillary pressure increase. Decubitus ulcers which are not
given care will result in tissue necrosis. The utilization of Virgin Coconut Oil (VCO) with
the massage technique is expected to minimize the incidence of infection but can be a

1
healing therapy for the decubitus ulcers of Grade II. The objectives of this research are to
investigate : (1) the effect of the massage management on the healing of the decubitus
ulcers of Grade II; (2) the effect of the massage management utilizing the VCO on the
healing of the decubitus ulcers of Grade II; and (3) the constraint to the decubitus ulcer
grade through the massage technique utilizing the VCO. This research used the case
study with flow method of analysis. The samples of the research were taken by using the
purposive sampling technique. They consisted of two elderly respondents living in
different nursing homes. The analysis was focused on the massage intervention, the
response of the elderly clients to the massage intervention, the healing development of
decubitus ulcers, and constraints encountered during the research. The result of the
research shows that the massage therapy with effleurage method has a positive effect. i.e.
giving a comfort sensation to the elderly clients. The massage therapy utilizing the VCO
results in a fairly significant healing development. The ulcers are dry and look brownish;
the erythema looks faint; and the wound tissues cover completely without any sign of
infection. The constraints encountered in the research are the occurrence of paints in the
first week therapy, the clients’ rejection toward the massage therapy, and the
uncooperative mobilization of the clients which make the massage therapy seem
complicated. Thus, it can be concluded that the massage therapy utilizing the VCO is
effective to minimize the incidence of infection and can decrease the grade of the
decubitus ulcers.

Keywords: Effleurage massage, VCO (Virgin Coconut Oil), healing development of


decubitus ulcers

PENDAHULUAN Dalam beberapa dekade ini


Penuaan atau proses terjadinya telah terjadi kenaikan yang
tua adalah suatu proses substansial dari populasi orang-orang
menghilangnya secara perlahan-lahan yang berumur lebih dari 60 tahun,
kemampuan jaringan untuk yang biasa disebut kelompok usia
memperbaiki diri atau mengganti dan lanjut (lansia). Kelompok ini
mempertahankan fungsi normalnya, merupakan segmen populasi yang
sehingga tidak dapat bertahan rawan di samping anak, yang
terhadap infeksi serta memperbaiki memerlukan perhatian, termasuk
kerusakan yang diderita masalah kulit. Meskipun penyakit
(Constantinides 1994). Seiring kulit tidak memberikan andil penting
dengan proses menua tersebut, tubuh pada statistik kematian, namun
akan mengalami berbagai masalah masalah kulit yang dihadapi
kesehatan atau yang biasa disebut kelompok ini cukup banyak
dengan penyakit degeneratif (Maryam (Kabulrachman 2009).
dkk. 2008).

2
Menurut sumber PBB (2005) Lueckonette 2006 dalam Ramlah
penduduk lansia di Indonesia tahun 2011).
2000, sebesar 16.156.000, angka ini Peningkatan umur pada lansia
akan bertambah menjadi 34.592.000 sangat berkorelasi dengan
pada tahun 2025 dan 67.353.000 pada ketidakmampuan pada lansia
tahun 2050. Angka sebesar itu, tentu (Springhouse 2002 dalam Ramlah
akan memberikan dampak pada 2011). Komplikasi dari imobilisasi
masalah kesehatan, termasuk kulit. dapat mengakibatkan komplikasi
Penuaan merupakan proses alami pada system pernafasan misalnya
yang terjadi pada semua makhluk penurunan ventilasi, atelektasis, dan
hidup dan menyangkut semua organ, pneumonia, komplikasi endokrin dan
termasuk kulit. Perubahan yang ginjal, peningkatan dieresis,
terjadi mudah dilihat penampilannya, natriuresis, dan pergeseran cairan
karena kulit merupakan organ yang ekstraseluler, intoleransi glukosa,
paling luar (Kabulrachman 2009). hiperkalsemia dengan kehilangan
Pergerakan yang terbatas kalsium, batu ginjal serta
merupakan perubahan yang berkaitan keseimbangan nitrogen negatif.
dengan mobilisasi pada lansia. Komplikasi gastrointestinal yang
Seiring penuaan, serat otot akan dapat timbul adalah anoreksia,
mengecil. Kekuatan otot berkurang konstipasi dan luka tekan (ulkus
seiring berkurangnya massa otot dan dekubitus) (Rizka A dkk. 2009).
massa tulang. Lansia yang tidak Luka dekubitus adalah suatu
berolahraga dengan teratur akan area yang terlokalisir dengan jaringan
mengalami kehilangan yang sama yang mengalami nekrosis dan
dengan lansia yang tidak aktif (Potter biasanya terjadi pada permukaan
& Perry 2009 dalam Ramlah 2011). tulang yang menonjol, sebagai akibat
Penurunan fungsional yang dialami dari tekanan dalam jangka waktu
oleh lansia akan mempengaruhi yang lama menyebabkan peningkatan
kondisi kesehatan fisik lansia seperti tekanan kapiler (Suriadi 2004).
munculnya beberapa penyakit akibat Dekubitus merupakan masalah
penurunan fungsi tersebut (Meiner & yang sangat serius terutama bagi

3
pasien yang harus dirawat lama di jaman sekarang telah mutakhir dan
rumah sakit dengan keterbatasan mengalami kemajuan di bidang
aktifitas Multiple and life threatening kedokteran, bedah, perawatan, dan
medical complications dapat terjadi pendidikan perawatan diri, dekubitus
akibat dari timbulnya dekubitus tetap menjadi penyebab utama
selama pasien dirawat dirumah sakit. morbiditas dan mortalitas. Hal ini
Pasien dengan immobilisasi yang terutama berlaku untuk orang dengan
berlangsung lama berpotensi besar gangguan sensasi, imobilitas
untuk mengalami dekubitus (Widodo berkepanjangan, atau usia lanjut
2007). (Salcido 2012).
Di Indonesia pernah dilakukan Infeksi merupakan komplikasi
survey di Rumah Sakit Sardjito utama yang paling umum dari ulkus
Yogyakarta tahun 2001. Dilaporkan tekan. Menyinggung organisme
dari 40 pasien tirah baring, 40% patologis dalam ulkus dekubitus
menderita luka dekubitus (Setyawan terdapat organisme anaerobik atau
2008 dalam Tarihoran 2010). Setiajati aerobik. Patogen aerobik umumnya
(2001) melakukan survey di Rumah yang berada di semua ulkus
Sakit Dr. Moewardi Surakarta, dekubitus, sedangkan anaerob
didapatkan 38,18% pasien mengalami cenderung lebih sering berada pada
luka tekan (Setyawan 2008 dalam luka yang lebih besar (65 % di derajat
tarihoran 2010). Secara keseluruhan III ke atas). Organisme yang paling
Indonesia, kejadian luka tekan umum diisolasi dari ulkus tekanan
dirumah sakit 33% (Suriadi et al 2007 adalah proteus mirabilis, group D
dalam Tarihoran 2010). streptococcus, escherichia coli,
Ulkus tekan atau ulkus Staphylococcus sp, Pseudomonas
dekubitus, telah berpengaruh pada sp,dan organisme corynebacterium.
manusia selama berabad-abad, dan Pasien dengan bakteremia lebih
manajemen penanganan ulkus cenderung memiliki species
dekubitus secara menyeluruh Bacteroides dalam ulkus dekubitus
sekarang menjadi masalah kesehatan mereka. Luka ini tidak perlu dilihat
nasional yang terkemuka. Meskipun secara rutin kecuali tanda-tanda

4
infeksi sistemik yang hadir (misalnya, hari ke-7 perawatan dekubitus.
drainase berbau busuk, leukositosis, Sedangkan pada penelitian pemberian
demam, hipotensi, peningkatan perubahan posisi lateral inklin 300
denyut jantung, perubahan status didapatkan angka kejadian dekubitus
mental) (Salcido 2012). sebanyak 1,4% dari 1000 pasien
Akibat dari hal tersebut diatas, dengan stadium 1 pada hari ke-14
timbulnya dekubitus juga dapat perawatan. Dekubitus terjadi karena
meningkatkan durasi lamanya tinggal kurangnya monitoring dan perawatan
di rumah sakit atau LOS (length of kulit bagian yang tertekan, sehingga
stay) sehingga hal ini akan berdampak pada terjadinya gangguan
meningkatkan beban terutama biaya integritas kulit pada bagian yang
rawat inap akan meningkat seiring tertekan. Perawat mempunyai peran
dengan lamanya waktu tinggal di penting untuk mencegah terjadinya
rumah sakit (Widodo 2007). dekubitus. Tindakan yang biasa
Jika timbul dekubitus, dilakukan adalah memiringkan posisi
keragaman terapi topikal menegaskan tubuh ke kanan dan ke kiri. Hal itu
kenyataan bahwa tidak ada satupun bertujuan untuk mengurangi masa
diantara semua terapi topikal yang tekan pada area kulit tetapi tidak
secara nyata lebih efektif daripada menjaga vaskularitas kulit. Dalam
lainnya. Tindakan debridement penelitian diungkapkan, terapi pijat
mungkin diperlukan untuk lesi yaitu metode yang digunakan untuk
dengan jaringan nekrotik yang rapuh. melancarkan sirkulasi darah dan
Kasur khusus (misalnya kasur udara membantu menjaga vaskularitas kulit.
statis atau kasur air) mungkin Salah satu terapi pijat yaitu teknik
diperlukan bagi pasien yang kondisi massage punggung yang mana
umumnya sangat menurun (Harrison merupakan teknik pijat effeleurages
1999). sekali atau dua kali sehari efektif
Pada pemberian perubahan dalam mencegah perkembangan luka
posisi tirah baring didapatkan angka tekan. Sebuah studi percontohan yang
kejadian dekubitus sebanyak 13,3% dilakukan oleh Van Den Bunt
dari 15 pasien, dengan stadium 1 pada menunjukkan efek positif massage

5
pada pencegahan luka tekan kulit yang kering dan kasar, dan
(Prayadni KN dkk. 2012). mengurangi penguapan air dan sel
Dalam hal terapi pemijatan kulit namun tidak dapat mengganti
atau massage dibutuhkan lotion seluruh fungsi kegunaan dari minyak
sebagai pelumas dan pelembab kulit. kulit semula (Wasitaatmadja 1997
Pelembab adalah bahan yang dalam Hasibuan 2011).
dioleskan di kulit terdiri atas bahan Virgin coconut oil adalah
yang bersifat oklusif, humektan, produk olahan kelapa yang aman
emolien, dan protein rejuvenator dikonsumsi oleh masyarakat dan
(Draelos ZD 2000 dalam Fajar memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Waskito 2009) dengan tujuan untuk Mutu VCO ditentukan dari
menambah dan atau mempertahankan kandungan asam lemak rantai
kandungan air dalam lapisan korneum medium atau medium chain fatty acid
(Madison KC 2003 dalam Fajar (MCFA) dan asam laurat (C12:0).
Waskito 2009), sehingga kulit akan Kandungan MCFA dan kadar asam
terasa halus dan lembut. Karena laurat dipengaruhi oleh varietas
efeknya inilah maka pelembab kelapa, tinggi tempat tumbuh,
merupakan salah satu produk teknologi proses VCO (Novarianto
perawatan kulit yang paling banyak 2007 dalam Sari 2009).
dipakai di masyarakat untuk VCO mengandung asam laurat
mengatasi kulit kering (Loden M yang tinggi (sampai 51%), sebuah
2005 dalam Fajar Waskito 2009) lemak jenuh dengan rantai karbon
Menurut Rindegan (2004) pelembab sedang (jumlah karbonnya 12) yang
yang ideal adalah pelembab yang biasa disebut Medium Chain Fatty
mampu melembutkan kulit dan Acid (MCFA). Di dalam tubuh
melindunginya dari kerusakan. manusia asam laurat akan diubah
Umumnya kosmetika pelembab menjadi monolaurin, sebuah senyawa
terdiri dari berbagai minyak nabati, monogliserida yang bersifat antivirus,
hewan maupun sintesis yang dapat antibakteri, dan antiprotozoa (Fife
membentuk lemak permukaan kulit 2004). MCFA mudah diserap ke
buatan untuk melenturkan lapisan dalam sel kemudian ke dalam

6
mitokondria, sehingga metabolisme kulit lebih halus, warna lebih merah,
meningkat. Adanya peningkatan dan bersinar. Minyak kelapa murni
metabolisme maka sel-sel bekerja merupakan pelembab kulit alami
lebih efisien membentuk sel-sel baru karena mampu mencegah kerusakan
serta mengganti sel-sel yang rusak jaringan dan memberikan
lebih cepat (Inggita et al 2006 dalam perlindungan terhadap kulit tersebut.
Sari 2009). Minyak kelapa murni pun mampu
VCO juga berfungsi sebagai mencegah berkembangnya bercak-
antioksidan yang kuat, karena VCO bercak dikulit akibat penuaan dan
memiliki kandungan vitamin E dan melindungi kulit dari cahaya
polifenol. Tinggi rendahnya matahari. Bahkan minyak kelapa
kandungan Vitamin E dan polifenol murni dapat memperbaiki kulit yang
dalam VCO sangat ditentukan oleh rusak atau sakit. Oleh karena itu,
kualitas bahan bakunya (kelapa) dan penggunaan minyak kelapa murni
proses produksi yang digunakan. akan mampu menampilkan kulit lebih
Secara umum, proses produksi yang muda (Rindengan & Novarianto 2004
menerapkan penggunaan panas dapat dalam Hasibuan 2011).
menurunkan kadar Vitamin E dan Uraian diatas melandasi
polifenol sekitar 25%. Bahkan dapat peneliti untuk melakukan penelitian
hilang sama sekali dengan pemanasan tentang pemanfaatan VCO (Virgin
yang berlebihan (Subroto 2006 dalam Coconut Oil) dalam penyembuhan
Sari 2009). luka dekubitus derajat II pada lansia.
Menurut Sutarmi dan Hartin Permasalahan yang muncul adalah
Rozalin (2005), VCO dapat menjadi bagaimana pengaruh massage untuk
minyak pijat yang berguna mencegah penyembuhan luka dekubitus derajat
infeksi kulit dan mengobati kulit yang II, bagaimana pengaruh pemberian
rusak serta menjadi lotion agar kulit teknik massage dengan VCO (Virgin
lebih kenyal, lembab awet muda, Coconut Oil) untuk penyembuhan
serta mencegah noda kehitaman. luka dekubitus derajat II, bagaimana
Selain itu, VCO dapat mempercepat kendala penurunan derajat luka
lepasnya lapisan kulit terluar sehingga dekubitus melalui teknik massage

7
dengan VCO (Virgin Coconut Oil). dan luka dekubitus derajat II
Tujuan penelitian ini adalah untuk merupakan objek analisis dari
mengetahui pemanfaatan VCO penelitian ini. Luka dekubitus yang
(Virgin Coconut Oil) dengan teknik terdapat pada kedua pasien lansia
massage untuk penyembuhan luka akan diberikan terapi VCO dengan
dekubitus. massage 1 kali setiap harinya. Tujuan
peneliti agar dapat melihat manfaat
BAHAN DAN METODE dari terapi VCO tersebut dengan cara
Peralatan yang digunakan menganalisis efek penyembuhan dan
pada penelitian ini antara lain : perubahan yang ditimbulkan.
handscoon, VCO (virgin coconut oil) Keinginan peneliti, VCO dengan
yang dibeli di apotek, spuit 3cc. massage dapat memberikan efek
Bahan yang diperlukan untuk proses terapeutik dengan harapan terjadi
pengukuran luka adalah mika, spidol, penurunan derajat luka dekubitus
kertas dan midline. bahkan luka akan sembuh atau
Penelitian ini merupakan jaringan kulit kembali membaik.
bentuk penelitian kualitatif deskriptif Validitas data pada penelitian ini
dengan strategi atau desain “Case menggunakan triangulasi dan analisis
Study” dengan menggunakan data yang digunakan adalah model
responden dua orang lansia yang analisis jalinan.
mengalami dekubitus derajat II Penelitian ini dilaksanakan
sebagai objek analisisnya. Nama pada bulan Februari hingga Maret
responden lansia dalam penelitian ini 2014. Observasi penelitian ini
disamarkan dengan menggunakan dilakukan pada dua orang lansia yang
kode L1 untuk lansia pertama dan L2 mengalami dekubitus derajat II yang
untuk lansia kedua. Informan pada berada di Panti Wredha yang berbeda.
penelitian ini adalah pasien lansia Perawat I merupakan perawat yang
yang menderita dekubitus, perawat melakukan perawatan pada L1 yang
dan dokter. Tindakan perlakuan berada di Panti Wredha St. Theresia
dengan pemberian VCO (Virgin Dharma Bhakti Kasih Surakarta dan
Coconut Oil) dengan teknik massage perawat II merupakan perawat yang

8
melakukan perawatan pada L2 yang II pada lansia meliputi : (1) Pengaruh
berada di Panti Wredha Griya Sehat tindakan massage untuk
Bahagia Karanganyar. penyembuhan luka dekubitus derajat
Pemberian massage dengan II, (2) Pengaruh pemberian teknik
VCO (Virgin Coconut Oil) untuk massage dengan VCO (virgin coconut
mengatasi luka dekubitus derajat II oil) untuk penyembuhan luka
dapat diterapkan apabila hasil patch dekubitus derajat II, (3) Kendala
test negatif atau tidak terdapat alergi penurunan derajat luka dekubitus
pada kulit lansia. Test alergi melalui teknik massage dengan VCO
menggunakan metode uji tempel (virgin coconut oil).
(patch test) dilakukan selama 2 hari
sebelum pemberian terapi massage HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan VCO. Pemberian terapi Pengaruh tindakan massage untuk
massage dengan VCO dilakukan penyembuhan luka dekubitus
selama 30 hari dan observasi derajat II
dilakukan setiap kali pada waktu 1. Perubahan Massage
pemberian massage dengan VCO. Perubahan arah massage yang
Pengukuran luka dilakukan setiap dilakukan perawat dikarenakan luka
minggu sekali untuk mengetahui pada kulit lansia telah menutup
perkembangan luka. Berdasarkan sehingga perawat tidak melanjutkan
tindakan massage dengan VCO yang teknik massage sesuai prosedur
telah dilakukan diperoleh beberapa karena area kulit yang sudah
data yang dapat dianalisis. Sajian data mengalami peutupan jaringan luka
yang tertulis pada penelitian ini boleh dilakukan massage. Menurut
memaparkan hasil observasi pada Trisnowiyoto (2012) adanya
pasien lansia dengan dekubitus perlukaan merupakan kontra indikasi
derajat II. Berikut ini adalah sajian untuk di massage. Sedangkan
data dari peneliti mengenai Perawat II berpendapat bahwa teknik
pemanfaatan VCO (virgin coconut massage sesuai prosedur membuat
oil) dengan teknik massage dalam massage yang dilakukan menjadi
penyembuhan luka dekubitus derajat lebih rumit. Menurut Bintari (2012)

9
faktor-faktor yang mempengaruhi disaat kondisi luka pasien sudah
kepatuhan perawat dengan standar membaik atau jaringan luka yang
operasional prosedur adalah masa sudah menutup. Jarak massage tidak
kerja, pendidikan, dan umur perawat disebutkan seberapa jauh pengukuran
tersebut. Masa kerja berpengaruh antara area luka dan area yang dapat
terhadap kepatuhan perawat dalam dimassage, tetapi massage boleh
melakukan tindakan dikarenakan diberikan pada organ lain yang sehat.
semakin lama seseorang bekerja di Menurut Trisnowiyoto (2012)
suatu tempat, maka orang tersebut memilih organ yang sehat perlu
akan cenderung untuk melakukan diperhatikan dalam memijat, organ
tindakan sesuai dengan kehendaknya. yang mengalami luka merupakan
Hal ini dilakukan karena orang kontraindikasi untuk dimassage.
tersebut telah merasa dekat dengan Adanya perlukaan merupakan kontra-
rekan kerja dan juga atasannya. indikasi dari tindakan massage.
Pendidikan seorang perawat 3. Tekanan
berdasarkan tingkatanya, semakin Perawat I dan II menggunakan
tinggi pendidikannya maka akan tekanan yang lembut dan pelan.
semakin profesional dalam Perawat telah menguasai teknik
memutuskan sebuah tindakan. penekanan yang sesuai dengan
Berdasarkan bertambahnya umur prosedur yang ada. Rangsangan
seseorang akan menentukan tindakan penekanan massage yang dilakukan
yang sesuai prosedur dan lebih oleh perawat I dan II memberikan
bijaksana, akan tetapi juga hasil yang positif bagi pasien.
dipengaruhi oleh perilaku orang Menurut Trisnowiyanto (2012)
tersebut. menuliskan bahwa salah satu variasi
2. Jarak Massage massage effleurage adalah gosokan
Jarak saat massage yang dengan menggunakan telapak tangan
dilakukan perawat tidak menyentuh dilakukan dengan tekanan yang
area luka dekubitus. Perawat lembut dan dangkal (superficial
melakukan massage pada seluruh stroking).
bagian punggung termasuk area luka,

10
4. Respon kali adalah kondisi luka basah, lecet
Keadaan luka dekubitus yang (luka superficial), warna luka merah
telah tertutup pada kedua pasien (L1 segar, terdapat kemerahan (eritema).
dan L2) membuat kedua pasien Menurut Morisson (2003) luka
merasa nyaman. Kenyamanan yang dekubitus derajat II adalah luka yang
dirasakan oleh kedua pasien adalah mengalami eritema yang tidak hilang
perasaan tenang, rileks, mengantuk saat dilakukan tekanan ringan dengan
dan bahkan tertidur. Menurut jari, adanya beberapa gangguan
Trisnowiyanto (2012) efek dan mikrosirkulasi, kerusakan superficial,
kegunaan massage effleurage adalah termasuk ulcerasi epidermal.
dapat memberikan relaksasi kepada Luka dekubitus yang dialami
pasien, memberikan sensasi nyaman oleh kedua pasien lansia (L1 dan L2)
dan mengurangi rasa nyeri. mengalami perkembangan dan
Respon nyaman pasien penyembuhan luka setelah diberikan
dirasakan dari sembuhnya luka terapi massage dengan VCO.
dekubitus yang berada di Sedangkan manfaat dari VCO itu
punggungnya tersebut. Luka yang sendiri adalah sebagai pelumas saat
telah mengalami perkembangan massage, sebagai pelembab kulit agar
setiap hari dan pada akhirnya menjadi tidak kering, dan sebagai anti
menutup akan menimbulkan perasaan mikroba.
yang berbeda dari sebelumnya luka Menurut Sutarmi dan
yang masih dalam kondisi lembab Rozaline (2005) menuliskan bahwa
dan kemerahan. menurut guru besar ilmu gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia,
Pengaruh pemberian teknik Prof. Dr. Walujo S.Soejobroto MSc.,
massage dengan VCO (virgin SpG(K) bahwa minyak kelapa
coconut oil) untuk penyembuhan sebenarnya memiliki banyak
luka dekubitus derajat II kelebihan, 50% asam lemak pada
Keadaan luka dekubitus minyak kelapa adalah asam laurat dan
derajat II pada pasien lansia saat 75% asam kapriat. Kedua asam
dilakukan pengkajian luka pertama tersebut merupakan asam lemak jenuh

11
rantai sedang yang mudah menguatkan gigi, mempercepat
dimetabolisir dan bersifat antimikroba proses penyembuhan luka, melawan
(antivirus, antibakteri dan antijamur) berbagai infeksi dan virus, mencegah
sehingga dapat meningkatkan imun masalah jantung.
tubuh (kekebalan tubuh) dan mudah Menurut Nilansari (2006)
diubah menjadi energi. Dalam tubuh, pemanfaatan VCO (virgin coconut
asam laurat menjadi monolaurin, oil) sebagai dasar krim pelembab
sedangkan asam kapriat menjadi karena VCO banyak mengandung
monokaprin yang mudah diserap pelembab alami dan antioksidan yang
tubuh. penting untuk perawatan kulit dan
Selain itu, menurut Lingga mampu menghasilkan emulsi yang
(2012) salah satu keistimewaan yang relative stabil dan pH mendekati nilai
dimiliki lemak kelapa adalah property yang diinginkan sebagai bahan
antikuman yang dimilikinya. pelembab kulit.
Antikuman tersebut terdapat pada Perkembangan tersebut
MCFA. Semua asam lemak yang terbukti dengan keadaan luka yang
termasuk MCFA dan derivatnya semakin membaik dengan indikator
(MGs: Monoglyseride) memiliki luka terjadi jaringan luka mengalami
kemampuan yang hebat sebagai proliferasi (penutupan jaringan),
antikuman. Caprylic acid (C:8), warna luka kecoklatan, tidak terjadi
capric acid (C:10), dan myristic acid oedema, dan terjadi penurunan
(C:14) memiliki kemampuan yang ukuran panjang maupun lebar luka.
sangat baik dalam membasmi Menurut Ekaputra (2013) Fisiologi
beragam spesies mikroba dari penyembuhan luka adalah adanya
kelompok bakteri, cendawan, ragi, jaringan baru, remodelling
serta virus. ekstraselluler dan penutupan jaringan
Menurut Bogadenta (2013) luka.
VCO berkhasiat untuk meningkatkan Kandungan di dalam VCO
imun tubuh, mencegah penuaan dini, diantaranya adalah asam laurat, asam
membantu penyembuhan virus HIV, miristat, asam kapriat, asam kaprilat
mengendalikan diabetes, membantu dan antioksidan. Beberapa kandungan

12
tersebut adalah zat antimikroba dan gerakan atau aktifitas fisik klien atau
antioksidan yang berperan penting bagian tubuh klien.
dalam proses penyembuhan luka. Menurut Riyadi dan Purwanto (2009)
Adanya zat-zat yang terkandung di Restrain adalah terapi dengan
dalam VCO tersebut berperan sebagai menggunakan alat-alat mekanik atau
antibiotik yang dapat membunuh manual untuk membatasi mobilitas
bakteri pada luka, sehingga jaringan fisik klien.
kulit pada luka dapat mengalami 2. Marah-marah (penolakan massage)
perkembangan dalam proses Pasien lansia II merasa marah
penyembuhan tanpa adanya gangguan dengan melakukan penolakan dan
bakteri yang hanya dapat meminta berhenti saat perawat
memperburuk keadaan luka pasien. memberikan tindakan massage.
Adanya penolakan tersebut
Kendala penurunan derajat luka dikarenakan pasien merasa nyeri saat
dekubitus melalui teknik massage perawat melakukan massage. Nyeri
dengan VCO (virgin coconut oil) tersebut timbul karena bintik-bintik
1. Pergerakan pasien menolak yang sedang diolesi VCO. Adanya
massage penolakan tersebut perawat
Pasien lansia I melakukan memberikan bujukan dan membina
pergerakan yang mengganggu saat hubungan saling percaya (BHSP)
perawat melakukan massage. kepada pasien lansia II tersebut
Tindakan yang dilakukan oleh dimana perawat menjelaskan tujuan
perawat untuk mengatasi pergerakan dari tindakan yang dilakukan.
pasien yang tidak teratur (menggerak- Akhirnya dengan bujukan dan BHSP
gerakkan bahu dan tangan) yaitu yang baik pasien tersebut mau
dengan melakukan restrain, yang dilakukan massage dengan kemauan
dilakukan oleh lansia yang berada di pasien sendiri. Menurut Stuart dalam
sekeliling pasien. Menurut Kozier Suryani (2005) menuliskan bahwa
(2004) restrain adalah alat atau membina rasa saling percaya,
tindakan pelindung untuk membatasi menunjukkan penerimaan, dan
komunikasi terbuka. hubungan saling

13
percaya merupakan kunci dari kedua pasien lansia yang menerima
keberhasilan hubungan terapeutik. terapi tersebut. Respon nyeri
3. Nyeri dirasakan pada minggu awal karena
Perawat II mengalami kendala adanya luka terbuka di dekat area
di minggu keempat (hari ke-23) massage. Nyeri tersebut hilang pada
pemijatan yaitu pasien mengeluhkan luka dikarenakan luka sudah
nyeri. Timbulnya bintik-bintik kecil mengalami penutupan jaringan.
di area massage yang menjadi faktor Teknik, tekanan, dan jarak antara area
nyeri bagi pasien. Perawat dalam massage dengan luka merupakan
mengatasi nyeri yang muncul tersebut komponen dalam terbentuknya terapi
adalah dengan mengajarkan teknik massage yang baik. Adanya massage
relaksasi nafas dalam. Sesuai dengan yang baik menjadikan terapi
teori yang dituliskan Smeltzer & Bare berdampak positif bagi pasien lansia
(2002) menuliskan bahwa teknik dalam mengatasi nyeri. Efek positif
relaksasi nafas dalam merupakan dari massage tersebut adalah sensasi
suatu bentuk asuhan keperawatan, nyaman yang dirasakan oleh pasien
yang dalam hal ini perawat lansia. Kenyamanan yang dirasakan
mengajarkan kepada klien atau pasien oleh kedua pasien adalah perasaan
bagaimana cara melakukan nafas tenang, rileks, mengantuk dan bahkan
dalam, nafas lambat (menahan tertidur.
inspirasi secara maksimal). Pemberian teknik massage
dengan VCO menghasilkan
SIMPULAN kesimpulan bahwa kondisi luka
Simpulan dalam penelitian ini adalah: mengering, warna luka menjadi
Massage yang diberikan kepada kecoklatan, struktur luka menjadi
kedua pasien lansia adalah massage lebih halus dan adanya perbaikan
effleurage yaitu massage dengan jaringan. Perbaikan jaringan tersebut
teknik mengusap atau menggosok. ditandai dengan proses granulasi,
Adanya massage effleurage dengan proliferasi dan kontraksi luka dengan
lembut dan pelan dapat memberikan indikator adanya penutupan jaringan
respon positif dan terapeutik kepada pada luka terbuka dan dimana ukuran

14
luka akan tampak semakin mengecil tengah proses massage berlangsung,
atau menyatu. Adanya proses sehingga perawat memberikan teknik
perbaikan luka tersebut didukung oleh relaksasi nafas dalam kepada pasien
VCO (virgin coconut oil), dengan lansia. Hal tersebut bertujuan untuk
adanya VCO dapat meminimalisir mengurangi nyeri yang pasien
terjadinya infeksi pada luka karena rasakan. Selain itu perawat
VCO mengandung senyawa melakukan BHSP (bina hubungan
antimikroba yaitu asam laurat dan saling percaya) kepada pasien dengan
asam miristat. cara membujuk dan menjelaskan
Ada beberapa kendala yang secara detail tindakan yang akan
ditemui perawat dalam melakukan perawat lakukan serta menjelaskan
teknik massage dengan VCO (virgin tujuan tindakan tersebut. BHSP dan
coconut oil) adalah sebagai berikut : bujukan dari perawat membuahkan
Pertama, pergerakan pasien hasil pada akhirnya pasien mau
yang tidak kooperatif yang bergerak dilakukan massage dengan kemauan
tiba-tiba saat proses massage pasien sendiri.
berlangsung sehingga perawat harus Ketiga, kendala yang muncul
melakukan tindakan restrain kepada pada kulit lansia II yaitu timbulnya
pasien dengan cara meminta bantuan bintik-bintik pada kulit area luka
orang lain untuk memegangkan dan sehingga perawat lebih ekstra
mengkondisikan pasien agar pasien memperhatikan kebutuhan hygiene
lebih tenang supaya mempermudah pasien. Kebutuhan hygiene pasien
perawat dalam melakukan tindakan meliputi verbedent (menggangti sprei
massage. dan selimut pasien), mandi (sibin) dan
Kedua, pasien merasakan nyeri, perawatan luka, serta melakukan
marah dan minta berhenti di tengah- massage dengan VCO secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Bogadenta, A. 2013. Manfaat Air Penerbit Flashbooks.


Kelapa dan Minyak Kelapa. Yogyakarta.

15
Dewi, Prayadni dkk. 2012. Hasibuan, SS. 2011. „Penggunaan
„Efektifitas Pemberian Masase Minyak Kelapa Murni (VCO)
Punggung Terhadap Sebagai Pelembab Dalam
Pencegahan Dekubitus Pada Sediaan Krim‟. Skripsi
Pasien Tirah Baring Di RSUD Program Sarjana. Universitas
Kajen Kabupaten Sumatera Utara. Medan.
Pekalongan‟. Kritikal Jurnal. Lingga, L. 2012. Terapi Kelapa
diakses 5 Desember Untuk Kesehatan dan
2013.<http://www.scribd.com/ Kecantikan. Penerbit PT Elex
doc/109322566/Kritikal- Media Komputindo. Jakarta.
Jurnal-Kel-1-Nova>
Morison, MJ. 2003. Manajemen
Ekaputra, E. 2013. Evolusi Luka . Alih Bahasa Tyasmono
Manajemen Luka. Penerbit A.F. EGC. Jakarta.
CV. Trans Info Media. Jakarta.
Nugroho, HW. 2008. Keperawatan
Fitriani, E. 2012. „Tingkat Gerontik dan Geriatrik Edisi 3.
Keberhasilan Terapi Masase EGC. Jakarta.
Untuk Menyembuhkan Cedera
Lutut‟. Skripsi Sarjana Nurdiana, Haryanto, T & Musfirah.
Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2006. „Perbedaan Kecepatan
Universitas Negeri Yogyakarta. Penyembuhan Luka Bakar
Yogyakarta. Derajat II Antara Perawatan
Luka Menggunakan Virgin
Fitriyani, N. 2009. „Pengaruh Posisi Coconut Oil (Cocos nucifera)
Lateral Inklin 30 Derajat Dan Normal salin Pada Tikus
Terhadap kejadian Dekubitus Putih (Rattus norvegicus)‟.
Pada Pasien Stroke Di Bangsal diakses 5 Desember 2013.
Anggrek I Rumah Sakit Dr. <http://www.google.com/url?s
Moewardi Surakarta‟. Skripsi a=t&rct=j&q=&esrc=s&source
Keperawatan. Universitas =web&cd=1&cad=rja&ved=0
Muhammadiyah Surakarta. CCgQFjAA&url=http%3A%2
Surakarta. F%2Felibrary.ub.ac.id%2Fbitst
ream%2F123456789%2F1803
Handayani, RS. 2010. „Efektifitas 9%2F1%2FPerbedaan-
Penggunaan Virgin Coconut kecepatan penyembuhan-luka-
Oil (VCO) Dengan Massage bakar-derajat-II-antara-
Untuk Pencegahan Luka Tekan perawatan-luka- menggunakan
Grade I Pada Pasien Yang virgin-coconut-Oil-%28Cocos-
Beresiko Mengalami Luka nucifera%29-dan-normal-salin-
Tekan Di RSUD Dr.Hj.Abdoel pada- tikus-
Moeloek Provinsi Lampung‟. putih%28Rattusnorvegicus%29
Tesis Program Magister strainwistar.pdf&ei=AH24Uu3
Keperawatan.Universitas gC4i3rAfbvIDwCg&usg=AQj
Indonesia. Depok. CNGcS2tgV3yMMHF0FqaXc
7Z2XIbTng&bvm=bv.5818717
8.d.bmk>

16
Kedokteran Hewan. Institut
Ramlah. 2011. „Hubungan Pertanian Bogor. Bogor.
Pelaksanaan Tugas Kesehatan
Dan Dukungan Keluarga Suriadi. 2004. Perawatan Luka Edisi
Dengan Pengabaian Lansia Di I. CV. Sagung Seto. Jakarta.
Wilayah Kerja Puskesmas Sutarmi. & Rozaline, H. 2005.
Kassi-Kassi Makasar‟. tesis Taklukan Penyakit Dengan
magister. Universitas VCO. Penebar Swadaya.
Indonesia. diakses 21 Oktober Jakarta.
2013.
<http://lontar.ui.ac.id/file?file= Sutopo, HB. 2006. Metodologi
digital/20281102- Penelitian Kualitatif (Dasar
T%20Ramlah.pdf> Teori dan Terapannya dalam
Penelitian). UNS Press.
Riyadi, S dan Purwanto, T. 2009. Surakarta.
Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Tarihoran, DET. 2010. „Pengaruh
Posisi Miring 30 Derajat
Rizka, A dkk. 2009. „Imobilisasi Terhadap kejadian Luka Tekan
pada PasienUsia Lanjut: Grade I (Non Blanchable
Pendekatan dan Pencegahan Erythema) Pada Pasien Stroke
Komplikasi‟. Divisi Geriatri Di Siloam Hospitals‟. thesis
Department Ilmu Penyakit magister. Universitas Indonesia
Dalam FKUI RSCM. Jakarta.
diakses 4 November 2013. Trisnowiyanto, B. 2012. Ketrampilan
<http://www.papdijaya.org/ima Dasar Massage. Nuha Medika.
ges/file_berita/Imobilisasi.pdf> Yogyakarta.

Salcido, R. 2012. „Pressure Ulcers Utama, H. 2009. Problematika


and Wound Care‟. Department Dermatologi Geriatri dan
of Physical Medicine and Penanganannya. Balai Penerbit
Rehabilitation. University of FKUI. Jakarta.
Pennsylvania School of
Medicine. Philadelphia. Widodo, A. 2007. „Uji Kepekaan
diakses 25 Oktober 2013. Instrumen Pengkajian Risiko
<http://emedicine.medscape.co Dekubitus Dalam Mendeteksi
m/article/319284-overview> Dini Risiko Kejadian
Dekubitus Di RSIS‟. Jurnal
Sari, N. 2009. „Efek Pemberian Penelitian Sains & Teknologi.
Virgin Coconut Oil (VCO) Vol. 8. No. 1. diakses 21
Terhadap Profil Oktober 2013.
Imunohistokimia Antioksidan <http://publikasiilmiah.ums.ac.
Superoxide Dismutase (SOD) id:8080/xmlui/bitstream/handl/
Pada Jaringan Ginjal Tikus 123456789/403/4.%20ARIF20
Diabetes Mellitus‟. Skripsi WIDODO%20SIAP.pdf?seque
nce=1>

17

Anda mungkin juga menyukai