PENDAHULUAN
Sumber 1 : http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Rakyat_Indonesia
[diakses 17/03/2015, 09.34 WIB]
Sumber 2 : http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bbri/
[diakses 19/03/2015, 19.22 WIB]
Setiap pengembangan produk dan/atau aktivitas baru harus dikaji dengan seksama
kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan terkait produk dan/atau
aktivitas baru Bank diatur dalam ketentuan tersendiri.
c. Kebijakan Pengawasan
1. Pengawasan Bank diimplementasikan dengan konsep 3 (tiga) garis pertahanan/three
lines of defense yaitu:
a. First Line of Defense
b. Second Line of Defense
c. Third Line of Defense
2. Kebijakan Pengawasan BRI terdiri dari :
a. Kebijakan pengendalian internal
Kebijakan pengendalian internal disusun dengan memperhatikan ruang lingkup
sebagai berikut :
i. Lingkungan pengendalian, contoh penerapan konsep three line of defense;
ii. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, contoh risk assessment terhadap
produk dan/atau aktivitas bisnis bank;
iii. Aktivitas pengendalian yang dilaksanakan disetiap tingkatan struktur bank,
contoh kebijakan pengawasan atasan langsung,dual control dsb;
iv. Sistem informasi dan komunikasi, contoh informasi yang tersedia di dalam
Data Ware House (DWH);
Evaluasi dan penyempurnaan kebijakan internal Bank dilakukan secara berkala oleh unit
kerja pembuat kebijakan (policy owner) sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Bank.
b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen.
Komisaris independen ditetapkan paling kurang 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris mengacu pada Anggaran dasar Bank, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Direksi
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial. Masing‐masing
anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai
dengan pembagian tugas dan wewenangnya, tetapi pelaksanaan tugas dari
masing‐masing anggota Direksi akhirnya tetap merupakan tanggung jawab
bersama. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi mengacu pada Anggaran
Dasar Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances
dengan prinsip bahwa kedua organ tersebut mempunyai tugas untuk menjaga
kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang dan mempunyai tujuan akhir untuk
kemajuan dan kesehatan Bank.
2) Organ Pendukung
Terdiri dari :
a. Komite-komite
a1. Komite di bawah Dewan Komisaris, antara lain :
a1.1. Komite Audit
a1.2.Komite Nominasi dan Remunerasi
a1.3.Komite Pengawasan Manajemen Risiko.
a2. Komite di bawah Direksi, antara lain :
a2.1. Komite Manajemen Risiko /Risk Management Committee (RMC);
a2.2. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP);
c. Sekretaris Perusahaan
Bank menunjuk Sekretaris Perusahaan untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing terkait dengan
pelaksanaan GCG serta untuk mengelola komunikasi kepada pihak yang berkepentingan
(stakeholders) baik pihak intern maupun pihak ekstern.
g. Audit Ekstern
Pemeriksaan terhadap Bank dilakukan pula oleh eksternal Auditor yaitu Bank Indonesia,
Badan Pemeriksa Keuangan, pemeriksa lain sesuai regulasi dan Kantor Akuntan Publik.
Bank wajib menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank
Indonesia dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank.
Pada dua halaman berikutnya, akan kami gambarkan posisi hierarki struktur
organisasi di Bank BRI.
Sumber : www.idx.co.id–BBRI_Annual_Report_2014 [diakses 17/05/2015,14.12 WIB]
ANALISIS STRATEGI
Dalam bagian ini, kelompok kami akan menjabarkan atau melakukan analisis yang
lebih rinci mengenai strategi yang digunakan oleh Bank BRI. Analisis strategi yang kami
bahas itu antara lain yaitu analisis SWOT, Porter, Forecasting, dan Analisis Industri.
Pertumbuhan yang cukup pesat seperti dalam asset bank umum juga terjadi pada
pertumbuhan asset pada masing-masing bank yang menduduki peringkat 10 besar bank
dengan asset terbesar. Pembahasan mengenai kondisi struktur pasar menggunakan konsep
konsentrasi pasar. Pangsa pasar, dalam pembahasan kami dihitung dengan membagi jumlah
asset yang dimiliki bank dengan jumlah total asset bank umum.
Merujuk pada tabel konsentrasi indeks di atas, 4 bank besar memegang porsi cukup
banyak dalam hal kepemilikan asset yaitu 46%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
industry perbankan di Indonesia cukup terkonsentrasi di 4 besar bank tersebut. Dalam
konteks ini, BRI menduduki peringkat ketiga dengan market share sekitar 10%.
bertransaksi (S6,S7,O2)
3 Memperluas promosi 3. Menjaga kepercayaan 3. Memikirkan strategi atau
iklan (pemasaran) pelanggan dengan inovasi untuk Product Development
memperbaharui terus sistem agar pemasaran dapat
produk yang terkomputerisasi dikembangkan (W2, O1)
(S2, S6, O4)
7 Kecenderungan pola
hidup masyarakat yang
konsumtif, merupakan
salah satu peluang yang
perlu dicermati untuk
meningkatkan jenis
produk jasa kredit
perbankan dan kualitas
pelayanan bagi nasabah
11 Kebijakan pemerintah
yang membatasi jumlah
bank.
Dari matriks SWOT diatas dapat kita lihat bahwa ada lambang di setiap akhir strategi
yang kelompok kami buat. Lambang tersebut berupa : (S3, O3) , yang menandakan bahwa
point strategi 3 dan opportunity 3 merupakan dasar pemikiran untuk strategi alternatif SO
poin 1 dan begitu juga seterusnya. Hal ini melandasi bahwa strategi itu tidak muncul dari
kekosongan melainkan dari faktor internal dan eksternal yang telah disesuaikan untuk
menentukan strategi yang diinginkan. Contohnya, perhatikan strategi WO poin 1 yaitu
“Memanfaatkan jenis branchless banking untuk meningkatkan faktor efisien dan efektifitas
lokasi (W3, O2)” , hal ini menandakan bahwa strategi tersebut muncul karena adanya dasar
berupa kelemahan poin ke 3 dari Bank BRI yaitu fasilitas gedung kurang besar, kemudian
dikolaborasikan dengan peluang poin ke 2 yang dimiliki, berupa Membangun 35 ribu
branchless banking (bank tanpa kantor) di seluruh Indonesia. Dari matriks SWOT diatas,
dapat dilihat bahwa strategi-strategi yang dihasilkan itu bukan untuk menentukan mana
strategi yang terbaik, oleh sebab itu tidak semua strategi dalam matriks SWOT akan
digunakan atau diterapkan.
Kelompok kami menyimpulkan bahwa Bank BRI lebih dominan dalam strategi SO,
dimana Bank BRI menggunakan kekuatan internal yang dimilikinya dan mengambil
kesempatan untuk meraih peluang-peluang yang ada di lingkungan eksternal perusahaan.
BERBAGAI
Penciutan PELUANG Ekspansi /pertumbuhan
3. Mendukung 1. Mendukung
KEKUATAN KEKUATAN
EKSTERNAL INTERNAL
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Strategi
Stabilisasi
BERBAGAI Kombinasi
ANCAMAN
Gambar 2.3. Kuadran Matrik SWOT Bank BRI
Tipe 5
Pada bagian ini, kami akan melakukan analisis industri berupa analisis eksternal dari
Bank BRI dengan meninjau lebih lanjut mengenai Peluang dan Ancaman yang dihadapi.
Peluang merujuk kepada kondisi yang menguntungkan dalam lingkungan yang dapat
menghasilkan manfaat bagi kepentingan organisasi jika ditindaklanjuti dengan benar. Artinya,
peluang adalah situasi yang hadir tetapi harus ditindaklanjuti agar perusahaan dapat
mengambil manfaat darinya. Ancaman mengacu pada kondisi atau hambatan yang dapat
mencegah perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Analisis eksternal dilihat dari pihak Bank BRI merupakan sebuah hal penting yang
harus tetap diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan
pihak luar. Berdasarkan hasil analisis dan data yang kami peroleh mengenai Bank BRI,
berikut ini ringkasan informasi yang kami peroleh.
Pemerintah yang memiliki sepenuhnya bank BRI ini, maka pemerintah mengharapkan
bank ini terus dapat beoperasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dan
dapat terus berkembang dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, dan adanya
kebangkrutan dari beberapa bank swasta akibat dari krisis moneter yang baru-baru ini terjadi
tentunya membuka peluang pangsa pasar bagi bank ini dalam menjalankan dan
mengembangkan produk yang sudah ditinggal oleh bank yang sudah terlikuidasi oleh
pemerintah khususnya Bank Indonesia yang menangani semua permasalahn yang terjadi pada
bank yang ada di Indonesia.
Peluang BRI
BRI adalah sebuah brand yang sangat spesifik di mana banyak orang bilang bahwa
BRI adalah “The King of Micro Banking” yang menguasai pangsa pasar di Indonesia. Oleh
karena itu, BRI melihat hal ini sebagai opportunity khususnya di kota besar untuk masuk ke
bisnis ritel dan consumer. BRI awalnya melihat ada opportunity di 14 kota besar untuk
meraih dana masyarakat, kemudian berdasarkan hal tersebut BRI mulai mengembangkan
produk, fitur, serta layanan secara bertahap. BRI juga menyempurnakan tampilan kantor baik
secara eksterior maupun interior, lalu BRI juga menyempurnakan IT sehingga sejak Q3 2008
BRI dapat mengkoneksikan seluruh outletnya di Indonesia mulai dari teras, unit, kantor kas,
Kantor Cabang Pembantu, Kantor Cabang, Kantor Wilayah, dan Kantor Pusat secara real
time online. BRI juga mengembangkan E-Channel dengan menambah jumlah ATM,
kemudian pengembangan produk EDC (mini ATM), Mobile Banking & Internet Banking,
serta menyempurnakan fitur-fitur di E-Channel tersebut yang disesuaikan dengan consumer
centric (orientasi kebutuhan konsumen). Tidak berhenti sampai dengan di situ, BRI juga
mengembangkan E-Money berupa kartu prepaid Brizzi (card based) & T-Bank (server
based), BRI juga masuk ke dalam sistem pembayaran seperti E-Commerce untuk individual
market, serta E-Tax & Cash Management System untuk institutional market.
(Sumber : http://swa.co.id/business-strategy/bri-raja-mikro-yang-masuk-ke-retail-dan-
consumer-banking, diambil tanggal 06/03/2015, pk. 12.39 WIB)
Sumber : http://ekbis.sindonews.com/read/946198/34/bri-siap-bangun-35-ribu-
cabang-tanpa-kantor-tahun-ini-1420441107 [diakses tanggal 17/03/2015, 19.14 WIB]
Analisis : Hal ini menunjukkan peluang dari Bank BRI untuk membuka jalan
mendekatkan diri dengan para masyarakat sebagai titik target sasaran nasabahnya. Ini
tentu sangat bermanfaat bagi kemajuan dalam implementasi strategis Bank BRI.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, ada sejumlah faktor yang
membuat harga saham BBRI dan BBCA bergerak positif. Pertama, PT Bank
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2145728/4-saham-bank-terbesar-di-bursa-ri-
siapa-beri-imbal-hasil-tinggi [diakses tanggal 17/03/2015, 19.22 WIB]
Analisis : Dari berita diatas dapat kita simpulkan bahwa peluang BRI untuk
maju dengan fokus nya pada sektor UKM dapat terus dikembangkan dan
dipertahankan, sebab fokus strategis tersebut memberikan peluang bagi BRI untuk
menaikkan harga saham dan meningkatkan nilai kredibilitas masyarakat.
Analisis : Bank BRI meraup peluang untuk menjagkau nasabah yang jauh lebih luas.
Berita ini merupakan salah satu tombak bagi BRI untuk melakukan pertahanan dan
pengembangan ynag lebih baik dalammenjaga kepercayaan dari masyarakat atau nasabah
nya, sehingga produk e-banking ini dapat dijadikan peluang untuk perluasan produk dan
inovasi BRI
Sumber : https://dewiayupitaloka.wordpress.com/2010/11/13/bank-lembaga-keuangan/
[Dikutip tanggal 14/03/2015, 13.42 WIB]
5. Munculnya UKM baru yang membutuhkan pinjaman untuk modal 0,09 3 0,27
usaha.
6. Tersebarnya unit-unit BRI pada setiap daerah yang jauh dari 0,10 3 0,30
perkotaan.
Ancaman
1.Banyak bermunculan bank komersil yang menyediakan produk dan 0,09 3 0,27
jasa yang berkualitas tinggi.
2.Tingkat inflasi yang terus meningkat mengurangi minat masyarakat 0,02 1 0,02
untuk menyimpan uang di bank.
3. Bank – bank pesaing asing membuka cabang-cabang sehingga 0,10 3 0,30
menimbulkan kompetitor
4. Kebijakan pemerintah yang membatasi jumlah bank. 0,08 2 0,16
5. Tarif bank pesaing yang lebih kompetitif 0,06 1 0,06
Total Sub Ancaman 0,35 2,01
Total Sub Peluang 0,65 0,81
Total Keseluruhan Faktor Eksternal 1 2,82
Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam Matriks
Evaluasi Faktor Eksternal, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai untuk sebuah
organisasi adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0.Rata-rata skor bobot total adalah
Dari tabel matriks kompetitif diatas, dapat kita lihat bahwa total untuk pembobotan
setiap faktor penentu keberhasilan itu sama dengan 1, dan untuk peringkat dapat kita lihat
bahwa rentang yang digunakan adalah antara 1-4 (1,2,3,4) yang mana menandakan bahwa
peringkat 4 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki posisi yang sangat kuat pada faktor
Berdasarkan matriks tersebut, dapat disimpulkan bahwa bank BCA memiliki total
nilai tertinggi dibanding bank BRI dan Bank Mandiri, hal ini menunjukkan bahwa bank BCA
merupakan kompetitor yang patut diperhitungkan. Namun bank BCA memiliki kelemahan
dalam faktor posisi keuangan dan rasio BOPO, oleh karena itu bank BRI dapat
mempergunakan kesempatan ini untuk mengungguli bank BCA. Bank BRI perlu
memperhatikan setiap faktor kelemahan lawan dan menangkap peluang dari kelemahan
tersebut. Tidak hanya memperhatikan kelemahan lawan, bank BRI juga perlu memperhatikan
dan memperbaiki setiap kelemahan yang dimilikinya agar bank BRI dapat menjadi bank
terbaik yang dapat mengalahkan setiap kompetitor yang ada.
Menurut kelompok kami, kualitas dan pelayanan Bank BRI secara keseluruhan masih
dianggap dalam titik aman dengan nilai bobot 3,19 bila dibandingkan dengan 2 bank lainnya.
Meskipun demikian, Bank BRI harus tetap menjaga standarnya agar tetap berada di titik
aman dibandingkan dengan pesaingnya.
Matrik Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan (matching stage) pada proses
formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif
(Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Strategi yang sesuai untuk
dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing
kuadran dalam matriks.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan
kapabilitas yang dimilikinya. Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui
tingkat daya saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi
internal perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga
kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki. Faktor internal ini memiliki dua variabel
yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
Tabel 3.1. MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL (STRENGTH)
NO FAKTOR STRATEGIS BOBOT RATING SKOR
1 Memiliki ratusan cabang yang tersebar di 0.10 4 0.4
Indonesia
2 Sudah dikenal nasabah dengan fasilitas yang 0.08 4 0.32
diberikan
3 Program marketing lebih lengkap dan variasi 0.05 3 0.15
4 Sumber daya manusia yang kompetitif 0.10 4 0.4
5 Training yang dilakukan secara berkala dan 0.07 3 0.21
pengajar profesional
6 BRI menggunakan sistem yang terkomputerisasi 0.13 4 0.52
7 BRI memperbaruhi system menggunakan flash 0.08 4 0.32
teknologi
5. Munculnya UKM baru yang membutuhkan pinjaman untuk modal 0,09 3 0,27
usaha.
6. Tersebarnya unit-unit BRI pada setiap daerah yang jauh dari 0,10 3 0,30
perkotaan.
Dari matriks tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi internal BRI cukup kuat.
Namun BRI tetap harus memperhatikan dan mengkaji kembali faktor-faktor yang menjadi
kelemahannya agar kelemahan yang ada saat ini dapat teratasi bahkan dapat berubah menjadi
kakuatannya. Selain itu, BRI harus tetap mempertahankan kinerjanya selama ini yang cukup
baik dan diminati oleh masyarakat luas khususnya di bidang kredit mikro.
Dari tabel matrik di atas, dapat kita simpulkan bahwa Bank BRI memiliki faktor
terpenting dalam meningkatkan usaha perusahaan. Kesempatan peluang yang sangat luas
dimiliki Bank BRI untuk Membangun 35 ribu branchless banking (bank tanpa kantor) di
seluruh Indonesia dengan pembobotan 0,15 pada tabel matriks diatas. Sedangkan, untuk
faktor yang menghambat adalah Bank – bank pesaing asing membuka cabang-cabang
sehingga menimbulkan kompetitor dengan pembobotan 0,10. Hal ini perlu menjadi salah satu
perhatian bagi Bank BRI, sebab faktor ini dapat berpengaruh pada pengurangan tingkat
pendapatan serta pangsa pasar Bank BRI secara tidak langsung.
Matrik Grand Strategy mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu
perusahaan. Pada gambar 3.4 diatas diatas terlihat bahwa perusahaan berada pada posisi
kuadran I yang berarti bahwa perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang –
peluang eksternal yang ada, sehingga perusahaan akan bersaing menggunakan strategi –
strategi bisnis yang agresif. Menurut David ( 2006 ) Perusahaan yang berada pada Kuadran I
dalam Matriks Grand Strategy berada pada posisi yang sangat bagus.
Kesimpulan yang dapat kami ambil akan kami uraikan dalam paragraf berikut ini.
Jika perusahaan Bank BRI berkonsentrasi pada pasar saat ini, maka pilihan strategi yang
sesuai adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar, sedangkan jika Bank BRI
berkonsentrasi pada produk yang dimiliki saat ini, maka strategi pengembangan produk
Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan
dimana lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di
dalam internal perusahaan itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus
memperhatikan betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain
memperhatikan faktor eksternal.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan
kapabilitas yang dimilikinya. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui
tingkat daya saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi
internal perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga
kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki. Faktor internal ini memiliki dua variabel
yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
Dari data yang tersedia, perusahaan dapat melakukan analisis strategi untuk
mengetahui posisi atau keberadaan perusahaan. Dalam konteks ini, kami melakukan 3 jenis
analisis terhadap Bank BRI, yaitu analisis SWOT, analisis Porter dan analisis industri. Kami
mengambil kesimpulan dari analisis yang kami lakukan bahwa Bank BRI dapat menerapkan
strategi agresif untuk melakukan ekspansi atau pengembangan pasar, sebab dari analisis yang
kami lakukan, Bank BRI memiliki posisi aman di Kuadran 1 untuk setiap matriks analisis.
Hal ini menunjukkan posisi sehat yang baik untuk perusahaan yang berada dalam persaingan
bisnis yang kompetitif.