Anda di halaman 1dari 5

Adsorpsi Fisika

Pada umumnya, penggunaan kata adsorpsi dan absorpsi sering sekali tertukar padahal jika
dilihat dari pengertiannya masing- masing, kedua kata ini sangatlah berbeda. Adsorpsi memiliki makna
yaitu proses penyerapan yang berlangsung hanya di permukaan zat. Umumnya adsorpsi berlangsung
pada zat yang berwujud padat. Contoh dari proses adsorpsi ini adalah pembersihan air memanfaatkan
karbon aktif. Sedangkan absorpsi bermakna proses penyerapan yang berlangsung tidak hanya di
permukaan melainkan hingga ke bagian dalam zat. Absorpsi berlangsung pada zat yang berwujud cair
atau gas, di mana umumnya zat cair atau gas ini dikenal dengan fluida. Contoh dari absorpsi adalah
absorpsi asam dengan alkohol. Selanjutnya akan dibahas lebih rinci mengenai adsorpsi.
Adsorpsi memiliki beberapa pengertian, di antaranya adalah keadaan di mana molekul yang
membentuk suatu senyawa berikatan dengan permukaan zat yang wujudnya padat, keadaan di mana
suatu zat yang terikat pada permukaan yang dapat mengikat zat tersebut, dan proses memisahkan yang
memindahkan suatu komponen yang berasal dari zat yang brwujud cair atau gas ke dalam permukaan
zat padat.
Pada prinsipnya, molekul- molekul yang menyusun zat padat atau cair mempunyai gaya kohesi
yang lebih besar dari gaya adhesi. Gaya kohesi adalah gaya yang terjadi antara molekul padat dengan
molekul padatan lainnya atau antara molekul cair dengan molekul cair lainnya. Sedangkan adhesi
adalah gaya yang terjadi misalkan antara molekul padat dengan molekul gas atau molekul cair dengan
molekul gas. Karena gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesi maka hal ini menyebabkan
ketidakseimbangan gaya yang terjadi. Sehingga untuk menyeimbangkan gayanya baik molekul padat
atau molekul cair berusaha untuk mengikat molekul gas yang ada di sekelilingnya yang menempel di
permukaan zat padat atau cair tersebut. Peristiwa menempelnya molekul gas di permukaan zat padat
disebut adsorbat. Dan zat padat yang berhasil mengikat molekul gas itu disebut dengan adsorben. Hal
ini tidah hanya berlaku untuk zat padat saja melainkan untuk zat cair juga. Jadi adsorbat juga dapat
digunakan untuk menyatakan peristiwa menempelnya molekul gas pada permukaan zat cair dan
adsorben untuk menyatakan zat cair yang dapat mengikat molekul gas tersebut. Adsorpsi dapat terjadi
antara zat padat dengan cair, zat padat dengan gas, zat cair dengan cair, dan zat cair dengan gas.
Adsorben memiliki arti yang khusus yaitu zat padat atau zat cair yang berhasil mengikat
molekul gas. Namun secara umum, adsorben adalah zat padat yang berhasil mengikat salah satu
komponen dari suatu fluida, baik itu zat cair maupun gas. Bahan- bahan yang digunakan sebagai
adsorben umumnya memiliki banyak pori- pori dengan ukuran yang sangatlah kecil. Tetapi meskipun
ukuran pori- pori di luarnya sangatlah kecil tetapi di dalam pori- pori itu sendiri terdapat permukaan
yang kalau dijumlahkan akan sangatlah lebih besar dari permukaan di luar pori- pori. Adsorpsi
umumnya terjadi di permukaan tepatnya di bagian pori- porinya. Proses pengikatan antara zat dengan
zat yang berhasil diikatnya dikarenakan oleh dua hal. Yang pertama, disebabkan oleh perbedaan berat
molekul yang diikat dan yang kedua yaitu perbedaan kepolaran. Umumnya zat polar akan lebih mudah
terikat pada zat yang non polar dibandingkan dengan zat yang polar lagi. Hal ini berbeda dengan
peristiwa kelarutan dimana zat polar akan lebih mudah larut di dalam zat yang polar lagi, Jadi zat polar
akan lebih susah untuk terikat pada zat polar lagi karena akan terjadi kompetisi antara zat yang ingin
diadsorpsi dengan zat yang mengadsorpsinya sehingga akan sulit untuk menempel di permukaan
zatnya.
Seperti yang telah disebutkan di atas, jadi adsorben terbagi ke dalam dua jenis, yaitu adsorben
polar dan adsorben non polar. Adsorben polar lebih dikenal dengan nama hydrophilic, di mana contoh
dari hydrophilic ini ada silika gel, alumina aktif, dan zeolit. Sedangkan sebutan untuk adsorben non
polar adalah kebalikan dari sebutan untuk adsorben polar yaitu hydrophobic, di mana contoh dari
adsorben non polar adalah karbon aktif dan polimer adsorben. Sebelumnya telah dikatakan bahwa
bahan yang digunakan sebagai adsorben haruslah bahan yang memiliki pori- pori. Untuk pori- pori
sendiri, dapat digolongkan ke dalam tiga kategori. Pertama, makropori di mana bahan adsorben
memiliki pori- pori dengan diameter lebih besar dari 50nm. Kedua, mesopori dengan diameter pori-
pori bahan adsorbennya sekitar 2-50nm. Dan yang ketiga adalah mikropori di mana pori- pori bahan
adsorbennya berdiameter 2nm.
Selain harus memiliki pori- pori, adsorben yang baik juga harus mempunyai kemampuan
adsorpsi yang tinggi, dengan itu maka adsorben mau tidak mau harus mempunyai luas permukaan yang
cukup besar, bahan adsorben juga harus murah dan mudah didapat, memiliki sifat yang tidak ikut
bereaksi dengan bahan kimia dan tidak beracun, selama menggunakan adsorben maka diharapkan tidak
terjadi pertambahan volume yang signifikan, meskipun murah dan mudah didapat tetap saja adsorben
harus mudah untuk dipebaiki susunan pembentuk molekulnya sehingga dapat berfungsi seperti
sediakala atau dengan kata lain adsorben pun harus bisa diregenerasi, dan yang tak kalah pentingnya
suatu bahan adsorben harus dapat berikatan dengan adsorbatnya, jangan sampai memilh adsorben yang
tidak dapat berikatan dengan adsorbat kalau itu terjadi maka tidak ada gunanya dilakukan adsorpsi
sebab mau sampai kapanpun adsorbatnya tidak akan mampu menempel pada permukaan adsorben.
Adsorbat adalah zat yang berhasil berikatan pada permukaan adsorben. Zat yang mungkin
melakukan ikatan dengan adsorben adalah zat yang berwujud cair dan gas. Sama seperti adsorben,
adsorbat juga terbagi ke dalam dua jenis yaitu adsorbat polar dna adsorbat non polar. Adsorbat polar
misalnya air sedangkan adsorbat non polar seperti hidrokarbon, alkohol, dan sejenisnya. Terdapat suatu
contoh, misalkan adsorben yang digunakan adalah karbon aktif maka untuk adsorbatnya dapat
digunakan karbondioksida.
Setelah membahas adsorben dan adsorbat, pembahasan akan kembali ke adsorpsi. Secara
umum, kita mengenal dua jenis adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Namun pembagian
jenis ini didasarkan pada bagaimana hubungan yang terjadi antara adsorbat di permukaan adsorbennya.
Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya akan dibahas mengenai adsorpsi fisika terlebih dahulu. Suatu
molekul memiliki dua buah gaya yaitu gaya intermolekul dan gaya intramolekul. Gaya intermolekul
adalah gaya yang terjadi antara molekul yang berbeda jenis, misalkan dalam hal ini adalah molekul
yang terdapat pada bahan adsorben dengan molekul penyusun adsorbat. Sedangkan gaya intramolekul
adalah gaya yang terjadi antara molekul- molekul sejenis yang menyusun suatu zat. Misalkan interaksi
yang terjadi adalah interaksi antara molekul penyusun adsorben dengan molekul penyusun adsorben
yang lain.
Jadi jika gaya intramolekul yang terjadi lebih kecil daripada gaya intermolekul maka proses
adsorpsi fisika dapat berlangsung. Adsorpsi fisika hanya dapat berlangsung pada suhu di bawah suhu
kritis adsorbatnya. Adsorpsi fisika ini merupakan adsorpsi yang terjadi pada lapisan yang berlapis-
lapis. Yang mana di setiap lapisannya mempunyai konsentrasi kontaminan tertentu. Sehingga semakin
besar konsentrasi kontaminan maka akan semakin banyak lapisan yang terbentuk pada permukaan
sebuah adsorben. Selain itu yang menjadi ciri khas dari adsorpsi fisika adalah kalor yang dibuang ke
lingkungan yang besarnya berkisar 5-10 kkal/gr mol. Umumnya kalor yang dibuang ini dikenal dengan
sebutan panas adsorpsi. Karena proses adsorpsi fisika ini berlangsung pada suhu di bawah suhu kritis
adsorbatnya dan energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses cukup kecil yaitu berkisar 1
kkal/gr mol maka dampaknya prosesnya dapat berlangsung lebih cepat. Adsorpsi fisika ini prosesnya
berlangsung secara reversible. Adapun gaya yang bekerja pada proses adsorpsi ini adalah gaya van der
waals. Oleh karena gaya yang bekerja adalah gaya van der waals maka sudah tentu ikatan yang terjadi
antara adsorben dan adsorbatnya sangat mudah diputuskan, selain itu karena ikatannya tidak kuat maka
molekul adsorbat dapat bergerak dengan cukup bebas di permukaan adsorben, berpindah dari pori- pori
yang satu ke pori- pori yang lainnya. Kenaikan tekanan adsorbat sebanding dengan jumlah adsorbat
yang diserap. Dan pengaruh adsorbat lebih besar dibanding pengaruh adsorben dalam penentuan
jumlah adsorpsi di permukaan.
Beda halnya dengan adsorpsi kimia. Adsorpsi kimia tidak terjadi karena perbedaan gaya
melainkan karena adanya ikatan ion atau kovalen antara molekul penyusun adsorbat dengan molekul
adsorben. Adsorpsi kimia ini menghasilkan lapisan yang monolayer. Proses ini tidak berlangsung
reversible dan biasanya hanya terjadi pada suhu yang tinggi. Oleh karenanya, panas adsorpsi yang
dihasilkan pun sekitar 10-100 kkal/gr mol. Ini berkali- kali lipat lebih besar dibanding panas adsorpsi
yang dihasilkan adsorpsi fisika. Karena ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion atau kovalen maka
energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan ini cukup besar. Selain itu, molekul adsorbat terikat
cukup kuat pada permukaan adsorben sehingga tidak dapat bergerak bebas. Kenaikan tekanan adsorbat
berbanding terbalik dengan jumlah adsorbat yang diserap. Dalam adsorpsi kimia, baik adsorben
maupun adsorbat berpengaruh besar pada jumlah adsorpsi yang terjadi di permukaan.
Jika diringkas maka sebenarnya ada faktor- faktor yang mempengaruhi jumlah adsorbat yang
berikatan di permukaan adsorben, yaitu pertama adalah jenis adsorbat, jenis adsorbat ini terdiri dari
ukuran molekul adsorbat dan kepolaran zat. Molekul dengan diameter yang lebih kecil atau yang sama
dengan diameter pori- pori dari adsorben yang dapat diadsorpsi. Selain itu, jika adsorbatnya merupakan
senyawa yang bersifat non polar maka molekul- molekulnya akan leih mudah berikatan di permukaan
adsorben yang sifatnya polar. Kedua adalah karakteristik adsorben. Adsorben yang baik adalah
adsorben yang memiliki kemurnian yang tinggi karena kemampuan adsorpsinya akan besar. Selain itu,
makin besar luas permukaan di dalam pori- pori dan semakin besar volume dari pori- pori yang
menyusun adsorben maka akan semakin banyak adsorbat yang berhasil berikatan di permukaan pori-
pori tersebut. Ketiga adalah temperatur, jika temperaturnya tinggi maka jumlah yang adsorbat yang
berikatannya akan berkurang. Dan yang terakhir adalah tekanan, jika tekanan dinaikkan maka jumlah
adsorbat yang berikatan di permukaan pori- pori adsorben akan semakin banyak.
Aplikasi adsorpsi fisika di dunia industri, salah satunya adalah penggunaan karbon aktif sebagai
adsorben dalam industri air minum. Karbon aktif sendiri merupakan senyawa yang didominasi oleh
karbon sekitar 87-97% di mana kemampuan adsorpsinya dapat ditingkatkan melalui proses karbonasi
dan aktifasi. Karbon aktif memiliki volume pori- pori lebih besar dari 0,2 cm3/gr dan luas permukaan
bagian dalam pori- porinya sekitar 400-1000 m2/gr. Karbon aktif sendiri merupakan jenis adsorben
yang non polar. Air yang dapat diminum sebenarnya merupakan hasil distilasi dari sumber mata air.
Air yang berasal dari sumber mata air terkadang seperti berwarna misalkan berwarna merah kecoklatan
padahal ini ,umgkin disebabkan oleh suspensi lempung yang mengendap di dasar sumber air tersebut.
Terkadang air juga masih ada yang berwarna kuning kecoklatan sehingga mungkin masih mengandung
bahan- bahan kimia atau pengotor di dalamnya. Oleh karena itu, untuk membersihkan air dari bahan-
bahan kimia dan pengotor yang menyebabkan air berwarna dan berbau, dapat digunakan karbon aktif.
Di mana nantinya pengotor dan bahan kimia itu dapat tersaring dan membentuk ikatan di permukaan
karbon aktif sehingga air yang sudah disaring melalui karbon aktif, akan menjadi lebih bersih sehingga
siap diolah menjadi air yang dapat diminum. Karbon aktif yang digunakan pada industri air minum
untuk water treatment adalah karbon aktif yang bentuknya powder.
TUGAS PENDAHULUAN
MODUL 3

MAKALAH
ADSORPSI FISIKA

Nama Praktikan : Lydia Margaretha Cahyadi

NRP Praktikan : 6208039

Shift : Siang

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2010

Anda mungkin juga menyukai